Anda di halaman 1dari 6

No.33 Vol.1 Thn.

XVII April 2010 ISSN : 0854 - 8471

ANALISIS UNTUK MENENTUKAN FAKTOR KONSENTRASI


TEGANGAN DENGAN EKSPERIMENTAL DAN METODE ELEMEN
HINGGA

NUSYIRWAN
Lab. Konstruksi Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

ABSTRAK
Menentukan faktor konsentrasi tegangan pada suatu material bertakik ada
beberapa cara, antara lain eksperimental dan metode elemen hingga. Secara
eksperimerital yaitu melakukan pengujian tarik setelah sensor regangan strain
gage dipasang didekat takikan material. Cara metode elemen hingga yaitu
melakukan pendekatan suatu fungsi kontinu dari besaran-besaran fisik suatu
elemen untuk memperoleh tegangan material. Elemen yang digunakan berbentuk
segitiga sisi lurus dan perhitungan dilakukan dengan program komputer.
Hasil yang diperoleh terjadi penyimpangan sebesar 21 persen antara teoritis dan
eksperimental.

1. PENDAHULUAN Sebuah elemen yang sangat kecil dalam sumbu


1.1 Latar Belakang koordinat kartesius yang panjang sisinya dinyatakan
Dalam bidang konstruksi mesin, perlu dikaji dengan dx, dy dan dz. Tegangan normal diberi notasi
faktor konsentrasi tegangan, karena hal tersebut σ x, σ y dan σ z sedangkan tegangan geser diberi
berhubungan dengan tingkat kegagalan suatu tanda τ xy, τ yz dan seterusnya.
elemen mesin. Untuk mengetahui dan Momen terhadap sumbu y diberikan dalam persamaan
menganalisis besarnya tegangan yang terjadi yang disederhanakan menjadi :
pada suatu material setelah dipasang sensor τzxdxdydz - τzxdxdydz = 0 (2.2)
regangan pada permukaan material tersebut.
Cara lain dapat juga dilakukan dengan metode Jadi hanya ada tiga komponen tegangan geser yang
elemen analitis seperti metode elemen hingga. harus diperhitungkan.
Setelah diketahui tegangan-tegangan yang 2.1. Kesetimbangan dari Persamaan Gaya
terjadi pada material tersebut, akan dihitung Persamaan kesetimbangan gaya untuk arah x yaitu :
nilai faktor konsentrasi tegangannya, yaitu
δτyx δσy δτzx
perbandingan antara tegangan maksimum + + + Fx = 0
dengan tegangan rata-rata. δx δy δz (2.3)
1.2. Tujuan Penelitian Dengan cara yang sarna dapat diperoleh kesetimbangan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa gaya untuk arah y dan z yaitu:
faktor konsentrasi tegangan pada suatu material δτyx δσy δτzx
berbentuk pelat bertakik yang diberi beban + + + Fy = 0
aksial. Langkah selanjutnya dilakukan metode δx δy δz (2.4)
analitis dengan metode elemen hingga. δτyx δσy δτzx
+ + + Fz = 0
1.3. Manfaat Penelitian δx δy δz (2.5)
Dapat menentukan besarnya nilai faktor
Dimana Fx, Fy dan Fz adalah gaya-gaya badan
konsentrasi tegangan yang terjadi disekitar
persatuan isi (N. mm2 ) dalam arah xyz.
takikan akibat diberi beban luar
Tegangan-tegangan tersebut akan menimbulkan
IL TINJAUAN PUSTAKA regangan normal dan regangan geser. Regangan normal
ε x, ε y dan ε z didefinisikan sebagai berikut :
Tegangan pada tiga dimensi pada suatu titik
δu
didalam kontinum dapat dinyatakan dengan
εx =
sembilan komponen tensor tegangan dan dapat δx (2.6)
ditulis sebagai berikut :
δv
σx τxy τxz  εx =
δy
[σ ] = τyx σy τyz  (2.7)

τzx τzy σz 
(2.1)

TeknikA 15
No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : 0854 - 8471

δw • Persamaan energi potensial


εx = 5. Menyusun persamaan elemen lokal menjadi
δz (2.8) persamaan elemen global.
Dimana u, v, w merupakan translasi dari arah 6. Menyelesaikan persamaan simultan.
xyz. 7. Menghitung perpindahan, gaya, regangan dan
Dari persamaan diatas dapat dilihat ada tiga tegangan.
regangan geser yang bebas. Keenam tegangan Pendiskritisasian
bebas dan keenam regangannya dapat ditulis Dalam pendiskritisasian elemen kita harus mengetahui
dalarn matrik kolom seperti berikut tipe elemen yang akan kita gunakan. Untuk satu
σ 1  σx  dimensi, elemen yang akan kita gunakan disebut
σ 2 σy  elemen garis. Untuk benda dua dimensi kita dapat
    menggunakan elemen-elemen segitiga, elemen-elemen
σ 3  σz  segiempat atau gabungan antara elemen segitiga
σ = =  dengan elemen segiempat. Dalam penelitian ini yang
σ 4 σxy  dipakai adalah elemen berbentuk segitiga.
σ 5  σyz  Menentukan pembagian model atau fungsi
   
σ 6  σzx 
Dalam langkah ini kita pilih pola bentuk distribusi dari
jumlah yang tidak diketahui dapat berpindah dan / atau
(2.9) tegangan untuk masalah-masalah deformasi.
ε 1  εx  Titik nodal dari elemen pada titik-titik strategis
ε 2 εy  digunakan untuk menuliskan fungsi-fungsi matematika
    untuk melukiskan untuk distribusi dari jumlah yang
ε 3  εz  tidak diketahui dari elemen. Sejumlah dari fungsi
ε = =  matematika seperti polinominal dan trigonometri dapat
ε 4 εxy  digunakan untuk anggapan ini, polinominal digunakan
ε 5  εyz  karena kesederhanaannya dalarn memformulasikan
    elemen hingga ini.
ε 6  εzx  (2.10) Menentukan hubungan perpindahan
2.2. Konsentrasi Tegangan regangan dan tegangan regangan
Pada langkah ini menggunakan prinsip dari energi
Suatu diskontinuitas dalam benda misalnya
potensial minimum. Regangan diasumsikan sangat
lubang atau takik, akan mengakibatkan
kecil, hubungannya dengan perpindahan dapat
distribusi tegangan tidak merata disekitar
dituliskan dalam persamaan
diskontinuitas tersebut. Pada beberapa daerah
∂v
didekat diskontinuitas, tegangan akan lebih εy =
tinggi daripada tegangan rata-rata yang jauh ∂y
letaknya dari diskontinuitas. Jadi telah terjadi (2.12)
konsentrasi tegangan pada diskontinuitas. Dimana v adalah deformasi dalam arah y.
Konsentrasi tegangan dinyatakan dengan faktor Penurunan persamaan elemen
tegangan K. Pada umumnya K adalah sebagai Persarnaan energi regangan dalarn benda elastis tiga
perbandingan antara tegangan maksimum dimensi adalah

v {ε }dv
1
Α (e ) =
dengan tegangan nominal terhadap dasar
penampang sesungguhnya.
2∫∫∫ (2.13)
σ maks
K= Persamaan energi potensial
σ nominal (2.11) Energi potensial didefinisikan sebagai potensi jumlah
energi regangan dalam (U) dengan potensial dari
2.3. Metode Elemen Hingga beban-beban luar (Wp) yaitu :
Untuk mendapatkan suatu persarnaan dengan
menggunakan metode elemen hingga dilakukan ∏ p
= U + Wp
(2.14)
langkah-langkah sebagai berikut Kalau kita menggunakan prinsip, potensial minimum,
kita akan dapat turunan dari Wp dan menggunakan
1. Pendiskritisasian elemen. dengan nol.
∂ ∏ p = ∂U + ∂W p
2. Menentukan pemakaian model atau fungsi
bentuk. (2.15)
3. Menentukan hubungan perpindahan Disini kita gunakan hubungan antara potensial beban
regangan dan hubungan tegangan regangan. luar dengan kerja yang dilakukan oleh beban sebagai :
4. Menurunkan persamaan elemen yaitu
• Persamaan energi regangan
∂W = - ∂W p

TeknikA 16
No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : 0854 - 8471

Energi potensial (Wp) merupakan fungsi dari d. Node 56 sampai node 60 masing masing sebesar
perpindahan node. 4166 N
∏ p = ∏ p (u1 , u 2 ,..., u n ) Berikut adalah hasil perhitungan dengan metode
elemen hingga pada node-node dimana dipasang strain
Dimana u1, u2, u3,…un adalah perpindahan
gage
nomor node, dan n adalah total jumlah node
yang diperkirakan, kemudian dpp = 0 maka kita
dapatkan persamaan :
∂∏ ∂∏ ∂∏
= = ... = =0
p p p
Tabel 3.1 Pemodelan Elemen
∂u1 ∂u 2 ∂u n (2.16) No. Node No. Elemen Nilai Tegangan
(x 104) N/mm2
III. KONSENTRASI TEGANGAN
31 48 1,3196
METODE ANALIS FAKTOR
32 50 1,4397
Benda uji yang dianalis adalah pelat segiempat
33 52 2,0938
yang diberi takikan pada kedua sisinya dan
25 40 1,2974
diberi gaya tarik merata secara aksial. Karena
pelat ini adalah simetri maka cukup dianalisis 26 42 1,4445
seperempat bagian saja. 27 44 2,1135
18 30 1,2069
Untuk menyelesaikan banyak persamaan
20 34 1,0102
metode elemen hingga berorientasi pada
program komputer. Untuk mengetahui apakah 21 36 5,3173
hasil program komputer dapat dipercaya, Dari hasil metode elemen hingga didapat tegangan
program ini dapat dicoba dengan memasukkan maksimum pada node 27 elemen 44 yaitu 2,1135x 104
data yang sudah ada jawabannya dan hasilnya N/mm2. Besarnya faktor konsentrasi tegangan (K)
sama, maka program metode elemen hingga ini diberikan dengan persamaan berikut :
dapat dinyatakan benar.
2,1135x10 4 N / mm 2
Pertama memasukkan data sifat fisik, dari K=
material seperti dimensi, modulus, elastisitas, 1,1490x10 4 N / mm 2
poisson ratio dan tebal dari benda uji. Setelah K = 1,8394
nilai-nilai sifat fisiknya dimasukkan selanjutnya
dilakukan diskritisasi elemen, setelah itu 3.2. Analisis faktor konsentrasi tegangan secara
masukkan data gaya tarik atau beban dan eksperimental
akhirnya ditentukan syarat batas dimana pada 3.2.1. Alat-alat yang digunakan
node tersebut tidak terjadi perpindahan. 1. Benda uji tarik : baja (tensile high strength plate)
Pada penelitian ini dibahas sebuah pelat yang 2. Strain gage :
dibagi menjadi 88 elemen dan 61 titik node, - Tipe FLA 5-3LA 1
pemberian gaya tarik dilakukan pada titik node, - Panjang 5 mm
sedangkan syarat batas digantikan dengan - Tahanan gage 120+0,5%
tumpuan roll. - Faktor gage 2,14
Kasus yang dibahas adalah dengan data material 3. Amplifier tegangan
sebagai berikut : 4. Mesin uji tarik
1 .Modulus elastisitas (E) = 0,2 x l06 N/mm2 • Merek : Universal testing machine
2. Panjang 11 cm dan lebar 6 cm • Tipe rat-30P
3. Poisson ratio • Cap 20859
4. Jumlah elemen = 48 • Date August 1992
5. Jumlah node = 61 • Buatan Tokyo testing machine MI7G Co.Ltd
6. Tebal = 0,4 cm • Digital multimeter
Pada analisis tegangan ini gaya tarik yang 5. Digital multimeter
diberikan sebesar 25000 N dan terdistribusi 3.2.2. Prosedur pengujian
merata sebagai berikut :
1. Pemilihan bahan dan dimensi benda uji.
a. Node 1 dan node 7 masing-masing sebesar
2. Pemasangan strain gage.
-2083
3. Membersihkan permukaan benda uji yang akan
b. Node 2 sampai node 6 masing masing sebesar
dipasang strain gage.
-4166
4. Persiapkan lem yang akan dipakai merek Loctite
c. Node 55 dan node 61 masing masing sebesar
401
2083 N
5. Tempelkan strain gage pada benda uji

TeknikA 17
No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : 0854 - 8471

6. Hubungkan kabel strain gage ke jembatan No. Stain Gage ε str


Wheatstone.
7. Kalibrasi mesin uji tarik. 1 0,000623
8. Memasang benda uji pada benda uji tarik. 2 0,000747
9. Hidupkan mesin uji tarik sampai batas 3 0,001215
tertentu. 4 0,000623
10. Catat angka tegangan keluaran pada digital 5 0,000747
multitester. 6 0,001246
11. Konversikan tegangan listrik menjadi 7 0,000623
regangan. 8 0,000747
9 0,000249
Setelah didapatkan nilai regangan maka dapat
diperoleh nilai tegangan dengan persamaan berikut :
3.2.3. Pengujian gaya tarik yang diberikan
Sifat benda uji : σ = ε str ⋅ E (3.3)
Modulus elastisitas (E) = 0,2x106 N/mm2
Tegangan maksimum (Tmax) = 370 Mpa Maka nilai tegangan untuk strain gage nomor 1 adalah :
Tegangan luluh = 240 Mpa
Karena pengujian masih dalam batas elastisitas σ 1 = 0, 000623 ⋅ 0, 2 x106 N mm 2
dimana hukum Hooke masih berlaku maka σ 1 = 124, 6 N mm 2
didapatkan tegangan yield dengan persamaan :
Dengan cara yang sama nilai tegangan untuk strain
σ y = Pmaks A gage selanjutnya dapat ditabelkan
(3.1)
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Tegangan
Dimana a = luas penampang terkecil dari benda
uji 16 m2. Dari persamaan diatas didapatkan No. Stain Gage Tegangan (N/mm2)
2 149,52
Tabel 3.2 Titik Pengukuran
3 242
No. Strain E Awal E Akhir ∆ E 4 124,6
Gage (Volt) (Volt) (Volt) 5 149,5
1 0,5563 0,5568 0,0005 6 250
2 0,6167 0,6173 0,0006 7 124,6
3 0,5788 0,5797 0,0009 8 149,5
9 49,8
4 0,5554 0,5600 0,0005
5 0,5892 0,5898 0,0006 Dari hasil pengujian diatas didapat bahwa tegangan
maksimurn terjadi pada strain gage nomor 6 yaitu
6 0,5321 0,5331 0,0010 sebesar 260 N/mm2, nilai tegangan rata-rata didapat
7 0,5404 0,5409 0,0005 dengan cara menjumlahkan nilai tegangan pada
8 0,0602 0,6080 0,0006 penampang terkecil yaitu nilai tegangan dari strain
9 0,5575 0,5577 0,0002 gage nomor 1, 2 dan 3 karena pelat simetri maka nilai
tegangan dikali 2 lalu dibagi 6, dan didapatkan sebesar
Dengan menggunakan jembatan Wheatstone 172,04 konsentrasi tegangan yang terjadi pada takikan
dimana RI adalah strain gage sedangkan R2, R3 sebagai berikut :
dan R4 adalah tahanan tetap maka besarnya
tegangan keluaran dari jembatan Wheatstone 250 N / mm 2
didekati dengan persamaan sebagai berikut : K=
172,04 N / mm 2
∆e0 = 1 K ⋅ e1 ⋅ ε str = 1,4532
4 (3.2)
Maka regangan yang terjadi pada strain gage
adalah 3.3. Hasil dan Pembahasan
3.3.1. Hasil
ε str = 4∆eo e K Hasil yang didapat dengan pengujian tarik sudah
1
dijelaskan pada bagian 3.2 sedangkan hasil dengan
ε str = 4 ⋅ 0,00051,5 ⋅ 2.14 = 0,000623 metode elemen hingga dapat dilihat sebagai berikut :

Dengan cara yang sama untuk strain gage


selanjutnya dapat ditabelkan sebagai berikut
Tabel 3 3 Hasil Pengukuran

TeknikA 18
No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : 0854 - 8471

Tegangan maksimurn 2,113 51E+04 N/mm2 K 1,4532


=
No. Teg. Maks. (N/mm2) Teg. Min pengujian
pada elemen 44
Tegangan minimum -1,389E+03 N/mm2 pada Elemen (N/mm2) K metode 1,8394
elemen 6 1 1,00E+04 -4,52E+02
Tegangan rata-rata = 1, 1490E+00 5 1,06E+04 -1,02E+03 Terjad
Perbandingan faktor konsentrasi tegangan dari 10 2,11E+2 -6,90E+03 i
pengujian tarik dengan metode elemen hingga 15 1,02E+04 -1,09E+03 penyi
adalah sebagai berikut : 20 1,10E+04 -8,37E+02 mpan
K pengujian 25 6,83E+04 2,24E-08 gan
1,4532
= = 0,7900 30 1,21E+04 -4,34E+02 sebesa
K metode 1,8394 35 1,16E+04 -5,47E+02 r 21%
40 1,30E+04 1,52E+03 3. N
Dari perbandingan diatas didapatkan
45 2,11 E+04 2,53E+03 ilai
penyimpangan sebesar 21 %
50 1,44E+04 2,64E+03 tegang
3.3.2. Pembahasan 55 1,01E+04 -9,79E+02 an
Dengan metode elemen hingga nilai tegangan 60 1,26E+04 1,44E+02 denga
maksimum pada titik node 27 elemen 44 n
65 8,62E+03 -4,3 8E+02
sebesar 2,1135x104 N/mm2 yaitu pada tempat metod
70 1,14E+04 -9,50E+02
terjadinya takikan, makin jauh dari takikan nilai e
75 1,03E+04 -3,55E+02 eleme
tegangan yang didapat semakin kecil, dapat 80 1,07E+04 -4,53E+02
dikatakan pada node 27 elemen 44 telah terjadi n
88 1,00E+04 -4,52E+02 hingg
suatu konsentrasi tegangan (K).
a hampir sama dengan hasil perhitungan
Begitu jauh dengan pengujian talik dengan dengan metode eksperimental ini
menggunakan strain gage sebagai sensor
menunjukkan hasil yang didapat dengan
regangan didapat nilai tegangan maksimum metode elemen hingga dapat dipercaya.
pada strain gage nomor 6 sebesar 250 N/mm2 4. Program kornputer untuk analisis perhitungan
sedangkan untuk strain gage selanjutnya yang tegangan dengan metode elemen hingga ini
semakin jauh dari takikan nilai tegangan yang sudah dapat mendiskritisasi elemen.
didapat semakin kecil, ini berarti pada strain
5. Perhitungan dengan metode elemen hingga
gage nomor 6 juga telah terjadi suatu lebih baik dan teliti dibandingkan dengan
konsentrasi tegangan menimbulkan factor metode eksperimental karena metode elemen
konsentrasi tegangan (K). Dengan metode hingga dapat menentukan nilai tegangan yang
elemen hingga nilai tegangan yang terjadi pada terjadi pada tiap node.
node-node yang berdekatan dapat dilihat
6. Metode pengujian tarik dengan sensor
perbedaannya karena pembacaan dilakukan regangan strain gage hanya dapat mengetahui
dengan komputer sedangkan pada metode
besar tegangan ditempat strain gage dipasang.
pengujian tarik dengan strain gage didapatkan 7. Ketelitian dari hasil pengujian tarik dengan
nilai tegangan yang sama yaitu pada node 1, 4 sensor regangan strain gage banyak factor
dan 7 serta pada node 2, 5 dan 8, disebabkan
yang mempengaruhinya antara lain
oleh pembacaan nilai tegangan keluaran
• Strain gage sensitivitas yang
amplifier dengan multimeter memakai penguat
tinggi
1000 hanya mendapat 4 angka desimal. Karena
• Cara pemasangan strain gage
itu dapat disimpulkan bahwa metode elemen
hingga lebih teliti dibandingkan metode • Kalibrasi alat-alat yang digunakan
pengujian dengan strain gage. • Pemberian gaya tarik pada waktu
pengujian
IV. KESIMPULAN
Dari hasil analisis perhitungan pada bab DAFTAR PUSTAKA
sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : 1. Segerlin J Larry, Applied Finite Element Analys,
1. Nilai tegangan paling tinggi terjadi Second edition, Mon Wiley and Sons, 1994
pada elemen disekitar takikan dan nilai 2. Cook Robert D, Konsep dan Aplikasi Metode
tegangan ini semakin turun untuk Elemen Hingga, PT. Eresco, Bandung
elemen yang semakin jauh dari 3. Johnston Paul R and Weater, Jr. Williarn, Elemen
takikan. Hingga untuk Analisis Struktur, PT. Eresco,
2. Perbandingan factor konsentrasi Bandung
tegangan (K) metode eksperimental 4. Dally James W. and Rilley Williarn F,
dengan metode elemen hingga adalah : Experimental Stress Analysis, McGraw-Hill,
Tokyo, 1991

TeknikA 19
No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN : 0854 - 8471

5. Knight Charles E, Jr, The Finite Element in


Mechanical Design, PWS Kent, 1993
6. Popov Egor E, Mekanika Teknik,
Edisi Kedua, Erlangga Jakarta, 1989
7. H.M. Jugianto, Teori dan aplikasi Program
Komputer Bahasa Pascal, Jilid 1 dan 11,
Andi Offset, Jogjakarta, 1993
8. Kadir Abdul, Turbo Pascal versi 5.5
9. Susanto Agus, Tugas Akhir, Universitas
Andalas Padang, 1991

TeknikA 20

Anda mungkin juga menyukai