Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH BAHASA SEHARI-HARI TERHADAP

PENGGUNAAN BAHASA FORMAL DALAM PRESENTASI

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Welsi Damayanti, M.Pd.

oleh

Selly Ayu Alprila

1501883

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun karya
tulis ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis
membahas mengenai “Pengaruh Bahasa Sehari-hari Terhadap Penggunaan Bahasa
Formal Dalam Presentasi”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun untuk penulis. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Bandung, November 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2
1.5 Kegunaan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori.................................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah Bahasa Indonesia............................................................................ 3
2.1.2 Pengertian Bahasa Indonesia ...................................................................... 5
2.1.3 Pengertian Bahasa Indonesia Formal .......................................................... 5
2.1.4 Pengetian Presentasi.................................................................................... 7
2.2 Pembahasan......................................................................................................... 7
2.2.1 Kata-kata dan Kalimat yang Kurang Efektif ............................................... 7
2.2.2 Perbaikan Kata-kata dan Kalimat yang Kurang Efektif ............................ 11
2.2.3 Penggunaan Bahasa saat Melakukan Presentasi ....................................... 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya manusia tidak lepas dengan
penggunaan bahasa. Bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk
berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa memiliki sifat sosial yang
digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Bahasa bukan individual yang
hanya dapat digunakan dan dipahami oleh seseorang saja, akan tetapi
pemakaian bahasa akan lebih tepat apabila antara satu orang dengan yang
lain saling memahami makna dari bahasa yang digunakan.
Selain digunakan sebagai alat untuk berinteraksi, dengan bahasa,
seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan
dalam menyampaikan pendapat ataupun informasi. Salah satu cara untuk
mengungkapkannya itu adalah dengan presentasi. Presentasi dilakukan
untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru mengenai
suatu masalah agar dapat dipahami oleh pendengar. Biasanya presentasi
dilakukan agar kita bisa berani dan bertanggung jawab untuk
mengemukakan pendapat dikhalayak umum. Dan perlu kita ketahui,
bahwa presentasi merupakan serangkaian acara formal, dan tentunya
dalam penggunaan bahasa yang kita gunakan pun harus menggunakan
bahasa yang formal. Akan tetapi, sering kita temui penggunaan bahasa
yang digunakan tidak formal, kadang ada yang menggunakan bahasa
sehari-hari atau pun bahasa daerah setempat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dari penulisan makalah ini antara lain
1.2.1 Apa saja kalimat atau kata-kata bahasa sehari-hari yang sering
digunakan atau disampaikan pada saat presentasi?

1
1.2.2 Apakah kalimat atau kata-kata bahasa sehari-hari dapat di ganti
penggunaannya dengan bahasa formal?
1.2.3 Bagaimana seharusnya penggunaan bahasa pada saat
berpresentasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain
1.3.1 Mengetahui kalimat atau kata-kata bahasa sehari-hari yang sering
digunakan atau disampaikan pada saat presentasi.
1.3.2 Mengetahui jika kalimat atau kata-kata bahasa sehari-hari dapat di
ganti penggunaannya dengan bahasa formal
1.3.3 Mengetahui seharusnya penggunaan bahasa pada saat berpresentasi

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain:
1.4.1 Kita dapat memahami penggunaan bahasa yang baik dan benar
yang digunakan saat presentasi.
1.4.2 Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi saat
pengucapan kata-kata yang digunakan dalam presentasi.

1.5 Kegunaan Penulisan


Kegunaan dari penulisan makalah ini antara lain:
1.5.1 Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia.
1.5.2 Sebagai alat untuk berintropeksi diri dalam mengucapkan bahasa-
bahasa yang digunakan dalam presentasi.
1.5.3 Sebagai informasi tambahan bagi pihak yang membutuhkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sejarah Bahasa Indonesia


Berdasarkan hasil sejarah, bahasa Indonesia pada awalnya berasal
dari bahasa Melayu Kuno yang berbentuk kesusasteraan atau
berbentuk tulisan. Adapun contoh bahasa Melayu Kuno tersebut dapat
kita saksikan pada prasasti-prasasti dari zaman Sriwijaya (abad ke-7)
yang ditemukan di Palembang, Jambi, dan Pulau Bangka. Prasasti
tersebut berangka tahun Saka 682 M, 683 M, dan 686 M. Ketiga
prasasti itu bahasanya Melayu Kuno dengan tulisan Pallava, yaitu
huruf yang biasa dipakai oleh orang-orang Hindu dari India Selatan.
Bahasa Melayu Kuno tersebut pada zaman Sriwijaya tersebar ke
daerah-daerah kekuasaannya, yakni ke Minangkabau (Sumatera Barat),
Pulau Bangka, dan Malaka. Setelah itu, pada tahu 1641 Malaka
berhasil direbut oleh Belanda yang juga berkuasa di Nusantara. Dalam
berhubungan dengan raja-raja dan rakyat Nusantara, Belanda dengan
resmi menggunakan bahasa Melayu. Dalam pergaulan umum antar
suku maupun antara rakyat dengan orang asing mereka menggunakan
bahasa campuran, yaitu bahasa Melayu dicampur dengan bahasa
daerah setempat maupun bahasa asing yang sudah dikenal oleh umum.
Bahasa campuran itu disebut bahasa Melayu pasar. Dengan perkataan
lain, bahasa Melayu merupakan lingua franca, yakni bahasa perantara
orang yang latar budayanya berbeda satu sama lain.
Timbulnya surat-surat kabar dan wartawan-wartawan bangsa
Indonesia ikut memperluas dan meningkatkan penggunaan bahasa
Melayu. Hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan timbulnya
pergerakan nasional yang dirintis oleh para pejuang bangsa Indonesia
sejak tahun 1908 (Budi Utomo) yang disusul oleh pergerakan-

3
pergerakan lainnya. Misalnya, pergerakan-pergerakan pemuda dari
berbagai daerah yang tergabung dalam Indonesia Muda. Dan akhirnya,
dalam Kongres Pemuda ke-II di Jakarta tahun 1908 diikarkanlah
Sumpah Pemuda yang salah satu ikrarnya berbunyi: “Kami poetera dan
poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia”. Pada saat inilah secara resmi bahasa Melayu ditasbihkan
sebagai bahasa Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut masih merupakan
pengakuan sepihak saja dari pemuda/bangsa Indonesia. Adapun
pemerintah Belanda masih menyebutnya dengan istilah “bahasa
Melayu”.
Perkembangan selanjutnya pada masa pendudukan Jepang di
Indonesia, bahasa Indonesia yang belum ‘dewasa’ itu dengan serentak
harus digunakan di semua bidang kehidupan. Dengan demikian, segala
bentuk perintah, propaganda, dan rapat-rapat wajib menggunakan
bahasa Indonesia. Di samping itu, rakyat diwajibkan belajar bahasa
Jepang. Adapun bahasa Belanda dan Inggris dilarang sama sekali
untuk digunakan.
Pada zaman kemerdekaan, ejaan Ch.A van Ophuysen
disederhanakan oleh Mr. Soewandi (Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan) sesuai surat keputusan tanggal 19 Maret 1947,
namun pelaksanaanya baru pada tahun 1948. Perubahannya adalah
penggantian fonem /eo/ menjadi /u/ yang disesuaikan dengan prinsip
ejaan yang baik, yakni satu fonem diwakili oleh satu huruf (lambang).
Setelah itu pada tahun 1972, pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan peraturan tentang penyempurnaan ejaan Soewandi. Saat
ini kita mengenalnya dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
Dalam ejaan tersebut yang mengalami penyempurnaan adalah fonem
/tj/ menjadi /c/ dan fonem /dj/ menjadi /j/. Jadi, demikianlah sejarah
singkat mengenai lahirnya bahasa Indonesia.

4
2.1.2 Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan
sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuanbangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari
sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu
dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalahbahasa
Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme
bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang
terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah danbahasa asing.

2.1.3 Pengertian Bahasa Indonesia Formal


Bahasa Indonesia yang digunakan dalam komunikasi ilmiah berciri
formal. Hal itu berarti bahwa unsur-unsur Bahasa Indonesia yang
digunakan dalam Bahasa Indonesia keilmuan adalah unsur-unsur
bahasa yang berlaku dalam situasi formal atau resmi. Ciri formal itu
tampak pada berbagai lapis unsur bahasa, kosa kata, bentukan kata,
dan bentukan kalimat. Pada lapis kosa kata dapat ditemukan kata-kata
yang berciri formal dan kata-kata yang berciri informal.

5
Kalimat formal dan informal adalah kata yang lazim kita dengar.
Kalimat formal adalah kalimat yang sesuai kaidah, sementara kalimat
informal adalah kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah.
Bentuk Kalimat Formal dan Informal
Kata berciri formal – informal:
1. korps – korp
2. berkata – bilang
3. hanya – cuma, cuman
4. olahraga – olah raga
5. daripada – ketimbang

Ciri formal juga ditampakkan pada unsur bentukan kata. Bentukan


kata tertentu menandai ciri formal. Sementara bentukan kata yang lain
menandai ciri informal, sebagaimana tampak pada contoh berikut:

Bentukan kata formal – informal:


1. berdagang – dagang
2. ditemukan- diketemukan
3. perajin – pengrajin
4. membantah – mbantah
5. melarang – ngelarang

Setelah orientasi bahasa donor beralih dari bahasa Belanda ke


bahasa lnggris, bentukan kata dengan afiks -ir merupakan bentukan
berciri informal, sedangkan bentukan dengan aifiks -isasi merupakan
bentukan berciri formal.

Bentukan berciri formal – informal:

1. legalisasi – legalisir
2. lokalisasi – lokalisir
3. organisasi – organisir
4. realisasi – realisir

6
2.1.4 Pengertian Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak
hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. presentasi merupakan
kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang
lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara
resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara
bisnis.
Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk
membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk
memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk
meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin
membantah pendapat tertentu).

Keahlian berbicara di hadapan hadirin merupakan hal yang sangat


penting bagi siapa pun yang ingin maju. Banyak presiden, manajer,
wiraniaga, dan pengajar yang menjadi sukses dan terkenal lewat
keahlian berpresentasi.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Kata-kata dan Kalimat yang Kurang Efektif


Sering kali kita jumpai kata-kata yang kurang efektif yang
disampaikan pada saat presentasi, ata-kata tersebut biasanya
dipergunakan dalam bahasa sehari-hari (non formal). Berikut adalah
ilustrasi dari tiga orang penyaji yang melakukan presentasi :

“Kita dari kelompok 5 mau menjelaskan Manajemen Bab 6


Perencanaan Manajerial Dan Penetapan Tujuan. Perkenalkan diri
yah, nama saya Raihan Kemal, saya Bianca Stephany, dan Dwi
Restu Pratiwi.
Pengenalan Tujuan dan Rencana . Yang ke satu Tujuan. Tujuan
dahulu yah, Tujuan sebagai kondisi dimasa depan yang diinginkan
dan coba diwujudkan oleh perusahaan. Rencana adalah cetak biru

7
yang digunakan untuk mencapai tujuan, menentukan alokasi,
sumber daya, waktu, lugas, serta tindakan lain yang diperlukan.
Perencanaan biasanya mencakup kedua konsep tersebut, dan
didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan. Trus, Tingkatan Tujuan dan Rencana. Yang ke
satu. Misi Formal Proses perencanaan dimulai dengan misi formal
yang menentukan maksud dasar perusahaan, yang ditujukan
terutama untuk kalangan luar, jadi misi formal itu sendiri yang
emang ditujukan oleh kalangan luar. Trus yang kedua, manajemen
puncak bertanggung jawab untuk menentukan tujuan dan secara
strategis yang mencerminkan komitmen terhadap efesiensi dan
etika perusahan. Trus yang ketiga ada manajer divisi, manajer
divisi harus menyusun rencana taktis yang berfokus pada langkah-
langkah utama yang harus dikerjakan oleh divisinya sebagai bagian
dari rencana strategis yang ditetapkan oleh manajemen
puncak.Trus manajer lini depan dan supervisor menyusun rencana
operasional yang berfokus kepada tugas dan proses tertentu serta
membantu mewujudkan tujuan taktis dan strategis. Trus ada
manfaat dan tujuan rencana, ada legitimasi yah, legitimasi itu misi
perusahaan menggambarkan maksud dan alasan keberadaannya.
Selain melambangkan legitimasi bagi kalangan internal, investor,
pelanggan, pemasok, membantu merekamemantenkan perusahaan
agar tetap berdiri. Lalu ada Sumber Motivasi dan Komitmen itu
adalah tujuan dan rencana meningkatkan motivasi dan komitmen
pegawai dengan meminimalisasi ketidakpastian dan memperjelas
hal-hal yang mesti mereka capai. Trus Alokasi Sumber Daya
adalah Tujuan membantu para manajer memutuskan untuk bidang
apa mereka harus mengalokasikan sumber daya, termasuk pegawai,
modal, dan peralatan. Ada yang mau ditanyaakan? Gak ada?
Nah kita sekarang ngebahas tentang Tujuan perusahaan , yang
pertama ada Misi Perusahaan, Misi yang berarti dasar keberadaan

8
perusahaan, berada dipuncak hierarki tujuan. Pernyataan misi
formal adalah gambaran umum tujuan yang membedakan suatu
perusahaan dari perusahaan lain yang sejenis. Jadi antara
perusahaan A sama perusahaan B itu pasti punya misi yang
bedakan?, tujuan yang beda jugakan? Nah ini ada tujuan
perusahaan, ini tuh ada 6 tujuannya, nah disini mau ngejelasin
tujuannya, yang pertama ada tujuan strategis, tujuan strategis itu
yang disebut tujuan resmi, adalah pernyataan umum mengenai
masa depan yang ini dicapai perusahaan, nah tujuan ini terkait
dengan perusahaan secara keseluruhan bukan dengan divisi atau
departemen tertentu, jadi tujuan ini tuh tujuan semua satu
perusahaan itu, bukan kayak misalnya tujuan dari divisi keuangan
gitu, bukan. Jadi satu perusahaan. Yang kedua rencana strategis
menentukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang akan
diambil perusahaan untuk mencapai tujuan strategis. Ini tuh
bersifat jangka panjang, dan bisa menentukan perusahaan hingga 2-
5 tahun yang akan mendatang,nah tujuan dari rencana strategis itu
sendiri tujuan untuk mewujudkan perusahaan dalam periode waktu
yang telah ditetapkan. Yang ketiga ada Tujuan Taktis yaitu hasil-
hasi yang hendak dicapai oleh divisi-divisi dan departemen-
departemen utama Nah kalo yang ini cuman divisi-divisi sama
departemen aja, ini mah perpoint. Rencana taktis dibuat untuk
membantu melaksanakan rencana strategis utama dan mencapai
bagian tertentu dari strategi perusahaan. Nah ini mah jangka
pendek, cuman setahun. Tujuan operasional adalah hasil yang
diharapkan dari departemen, kelompok kerja, dan individu
pegawai. Tujuan operasional ini bersifat pasti dan terukur,
misalnya ada satu pabrik yang bilang, kalo hasil ini harus 100
buah. Yang terakhir ada rencana operasional, rencana operasional
ini disusun ditingkat perusahaan yang lebih rendah untuk
menentukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan untuk

9
mencapai tujuan operasional dan untuk mendukung rencana taktis.
Rencana operasional merupakan sarana bagi manajer departemen
untuk melakukan pekerjaan harian dan tujuan. Tujuannya
dinyatakan secara kualitatif dan rencana departemen
menggambarkan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Ada yang
nanya?”

Kata-kata yang kurang efektif


Kita
Mau
Trus
Emang
Gak
Ngebahas
Kayak
Cuman
Kalo
Aja
Bilang

Kalimat Yang kurang Efektif


Ada yang mau ditanyain? Gak ada?
Ada yang nanya?

Dapat kita perhatikan ilustrasi dari presentasi yang disampaikan oleh para
penyaji, banyak sekali menggunakan kata-kata serta yang kurang efektif
yang diucapkan. Kata-kata dan kalimat yang kurang efektif itu cenderug
digunakan dalam sehari-hari. Dan pada umumnya, kata-kata tersebut
sering kali kita dengarkan dalam keadaan yang tidak formal, seperti

10
berbincang dengan rekan-rekan sebaya. Memang penggunaan bahasa
tersebut sudah baik, akan tetapi apabila disampaikan pada saat presentasi,
kata-kata tersebut kurang efektif, karena kita berbicara secara ilmiah,
tentunya kita harus berbicara dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, sesuai kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD).

2.2.2 Perbaikan Kata-kata dan Kalimat yang Kurang Efektif


a. Berikut merupakan perbaikan kata-kata yang kurang efektif pada saat
penyampaian presentasi:
Kata-kata yang kurang efektif Perbaikan
Kita Kami
Mau Ingin
Trus Lalu, Selanjutnya
Emang Memang
Gak Tidak
Membahas, Mempelajari,
Ngebahas
Menjelaskan, Memaparkan
Kayak Seperti
Cuman Hanya
Kalo Jika, Kalau
Aja Saja
Bilang Mengatakan, Menyampaikan

b. Berikut merupakan perbaikan kalimat yang kurang efektif pada saat


penyampaian presentasi:
Kalimat yang kurang efektif Perbaikan
Apakah ada yang ingin
Ada yang mau ditanyain? Gak ada?
ditanyakan? Atau tidak ada?
Apakah ada yang ingin
Ada yang nanya?
ditanyakan?

11
2.2.3 Penggunaan Bahasa saat Melakukan Presentasi
Pada saat melakukan presentasi dituntut agar bahasa Indonesia
lisan yang digunakan diwarnai oleh ragam bahasa yang cendikia, lugas,
dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal
dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Penggunaan bahasa lisan
tetap bisa dimanfaatkan misalnya adanya kesempatan untuk mengulang-
ngulang, menekan dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur
suprasegmental lainnya. Penggunaan bahasa Indonesiapada saat presentasi
dengan menggunakan bahasa yang resmi, dikarenakan peserta presentasi
terdiri dari beberapa kalangan atau pun suku, jadi penggunaan bahasa
Indonesia yang resmi digunakan dalam presentasi, agar peserta presentasi
dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh penyaji
presentasi.
Meskipun dalam presentasi menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, akant tetapi lebih baik jika bahasa yang digunakan
sederhana sehingga semua kalangan yang terlibat dalam forum tersebut
dapat mengerti apa yang akan penyaji presentasi sampaikan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan bahasa pada saat melakukan presentasi menggunakan
bahasa Indonesia yang resmi, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tujuannya, agar semua kalangan yang terlibat dalam presentasi dapat
mengerti tentang pokok permasalahan atau pembicaraan yang disampaikan
oleh penyaji presentasi.

3.2 Saran
Sebaiknya, kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar pada saat melakukan presentasi, dan gunakan pula bahasa Indonesia
yang sederhana agar dapat dimengerti oleh semua kalangan yang terlibat
sebagai peserta forum presentasi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. Wawan, Hermawan. 2012. Perkembangan Bahasa Indonesia.
Bandung: CV Thursina

Umroh, ST. 09 Mei 2015. Pengertian Kalimat non Formal, Kalimat Formal dan
Contohnya [online] tersedia: http://www.astalog.com/1192/pengertian
-kalimat-non-formal-kalimat-formal-dan-contohnya.htm

Wikipedia. 18 November 2015 . Bahasa Indonesia [online] tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

Wikipedia. 18 November 2015. Presentasi [online] tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Presentasi

14

Anda mungkin juga menyukai