Disusun Oleh:
a. Servik uteri, seperti erosi porsio, ulkus pada porsio, karsinoma servisitis uteri,
polip uteri.
c. Tuba falopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
dengan sebab organik. Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap umur
adanya kelainan organik alat reproduksi. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai
sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita
2
dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid
Serviks adalah bagian dari uterus (rahim). Uterus adalah sebuah organ berongga
dengan dinding muskular yang tebal, terletak di dalam rongga panggul antara
dengan kedua tuba uterina sedang bagian bawah menjadi serviks uterin yang
Serviks uteri (leher rahim). Serviks adalah bagian bawah rahim yang
belakang. Serviks menonjol ke dalam vagina, menjadikan dia terbagi dua bagian
yakni portio supravaginalis dan portio vaginalis. Portio vaginalis menonjol bebas
di dalam vagina, di antara forniks anterior dan posterior. Pada ujungnya terdapat
lobang kecil, cekung dan agak bundar, disebut orifisium uteri eksternum (OUE)
3
eksternum dibatasi oleh dua bibir yakni bibir depan dan belakang, yang dalam
Kanalis servikalis berbentuk fusiform, pipih dari belakang ke depan dan melebar
bercabang-cabang.
Histologi serviks
.
4
Zona transformasi
1. Lapisan basal, terdiri atas satu lapis sel imatur dengan nukleus besar dan
2. Lapisan parabasal, meliputi dua sampai empat lapisan sel-sel imatur yang
epitelium di atasnya.
4. Lapisan superfisial meliputi lima sampai delapan lapis sel-sel pipih yang
berisi inti yang kecil dan uniform dengan sitoplasma yang mengandung
I. EROSI PORSIO
A. Pengertian
Erosi porsio ialah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi
pada daerah portio, serviks uteri (mulut rahim). Erosi porsio merupakan
dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia/
Erosi porsio disebut juga erosi serviks adalah hilangnya sebagian atau
dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi
granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi, dan terinfeksi. Erosi
B. Penyebab
Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang
volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembang
nanah.
D. Penanganan
antiseptik yang dimasukkan melalui vagina, mulut (oral) dan parenteral. Jika
terjadi erosi terlalu luas, selain diberikan obat-obatan antibiotik juga perlu di
lakuan kauterisasi. Pengobatan yang baik ialah dengan jalan kauterisasi radial
yang akan timbul. Jika sobekan dan infeksi sangat luas perlu dilakukan
akhir ini sebaiknya dilakukan pada wanita yang tidak ingin hamil lagi.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kasus erosi porsio, antara
a. Pap Smears
Pap Smear disebut juga dengan Pap Test. Setiap saat sel-sel tubuh
mati, lalu mengelupas. Sekali pun sel-sel ini telah lepas dari tubuh, sel ini
8
diketahui sesuatu yang tidak normal, suatu proses yang tidak normal
sedang terjadi pada mulut rahim. Hal inilah yang dikerjakan dalam
pemeriksaan pap smear. Dengan sikat yang sangat halus, mulut rahim
wanita yang sudah melakukan hubungan seksual dan berusia lebih dari
b. Kolposkopi
akan melihat kedalam saluran serviks melalui sebuah alat yang disebut
kolposkop.
c. Percobaan Schiller
A. Pengertian
Ulkus porsio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna
merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum (Bencoolen,
2011).
B. Etiologi
1. Penggunaan IUD
2. Pemakaian pil
4. Trauma
C. Gejala
1. Adanya fluxus
F. Penanganan
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali
A. Pengertian
(Bencoolen, 2011).
B. Penyebab
1. Perlukaan obstetri
persalinan.
ialah perineum.
b. Robekan vagina
Robekan pada vagina dapat bersifat luka tersendiri, robekan pada 1/3
jalan lahir yang berlebih-lebih dan terjadi secara tiba-tiba ketika janin
c. Robekan serviks
lateral sebab ditempat itu terdapat ramus desenden dari arteri uterina.
memanjang maka luka dijahit dari ujung yang paling atas terus
sebagai ruptura uteri karena robekan dapat terus meluas ke atas dan
pada persalinan normal, tetapi yang paling sering ialah akibat upaya
d. Ruptur uterus
13
merupakan penyulit yang tidak jarang dijumpai. Hal ini terutama terjadi
misalnya pada kala II yang lama, vagina serta dasar kandung kemih
et all, 2008).
1. Nulipara
2. Bayi besar
3. Partus presipitatus
4. Episiotomi
14
5. Perlukaan ginekologi
Letak jalan lahir yang terlindung menjadi sebab tidak seberapa seringnya
akibat patah tulang panggul terutama simfisis pubis, atau akibat jatuh
tajam.
1) Hematoma
darah.
dan himen yang tebal. Penolakan ini disertai adduksi pada kedua paha
1) Hematom vulva
2) Robekan hymen
4) Perforasi uterus
C. Gejala
2. Perdarahan
3. Pembengkakan
maka IUD harus dicabut dan diganti dengan alat kontrasepsi lain. Sedangkan
1. Menghentikan perdarahan
DAFTAR PUSTAKA
Risanto. 2012. Anatomi Serviks Uteri. Seminar Deteksi IVA tanggal 10 Agustus
2012. Bagian Obstetri dan Ginekologi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.