ABSTRAK
Penelitian tentang perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam terhadap variasi plankton yang dimakan
ikan Pelangi (Melanotaenia parva) bertujuan untuk mengetahui efektivfitas jumlah kotoran ayam terhadap
penumbuhan jenis-jenis fitoplankton dan zooplankton yang mampu dikonsumsi oleh ikan pelangi
(Melanotaenia parva). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Januari 2010 di
Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok. Adapun metode penelitian yang dipergunakan adalah secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Pelangi merupakan ikan yang bersifat omnivor, terbukti dengan
ditemukannya 4 kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae,
serta 3 kelas zooplankton yaitu Crustaceae, Rotifera, dan Protozoa. Jumlah pemberian kotoran ayam sebanyak
1,5 kg/m3 menghasilkan fitoplankton (Closterium sp.) paling banyak ditemukan dalam pencernaan ikan
pelangi, sedangkan pemberian jumlah kotoran ayam sebanyak 1,25 kg/m3 menghasilkan zooplankton (Moina
sp.) paling banyak dalam pencernaan ikan.
PENDAHULUAN
Genus Melanotaenia merupakan salah satu jenis dari Rainbowfish yang dikategorikan punah oleh
IUCN (Anonymous, 2011). Oleh karena itu, diperlukan sebuah langkah konservasi untuk menjaga
kelestarian keragaman biodiversitas Rainbowfish. Selain dengan menjaga kelestarian habitat,
diperlukan sebuah cara untuk dapat mengurangi eksploitasi Rainbowfish di alam.
Studi tentang keanekaragaman ikan pelangi telah dilakukan melalui ekspedisi oleh IRD-APSOR-
BRKP dimulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Selanjutnya Kadarusman (2010) menyatakan
bahwa satu dari sekian banyak ikan pelangi yang ditemukan di perairan Papua, salah satu yang
status keberadaannya sudah mengkhawatirkan adalah ikan pelangi asal Danau Kurumoi, sehingga
pengembangan ikan tersebut sangat mutlak diperlukan.
Dalam kegiatan pembudidayaan ikan pakan menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam
membudidayakan ikan. Pakan alami sebagai salah satu pakan yang dapat dikonsumsi ikan saat ini
menjadi pilihan utama, selain memiliki gizi yang tinggi, pakan alami juga lebih ramah lingkungan.
Keragaman dan kelimpahan plankton sebagai salah satu pakan alami dalam kolam pemeliharaan
sangat berperan bagi kehidupan ikan. Jenis plankton yang tepat dapat menentukan keberhasilan
usaha budidaya.
Salah satu cara dalam menumbuhkan jenis plankton yang lazim dilakukan adalah pemberian
pupuk kandang, salah satunya adalah pemberian kotoran ayam. Penelitian tentang perbedaan jumlah
pemberian kotoran ayam terhadap variasi plankton yang dimakan ikan pelangi (Melanotaenia parva)
bertujuan untuk mengetahui efektivitas jumlah kotoran ayam terhadap penumbuhan jenis-jenis
fitoplankton dan zooplankton yang mampu dikonsumsi oleh ikan.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 862
ikan pelangi. Kemudian berturut-turut diikuti nauplius Cyclop dan Cyclop, serta jenis Crustacea dan
protozoa. Pada perlakuan 1,5 kg, jenis zooplankton yang ditemukan dalam saluran cerna pada saluran
cerna ikan pelangi yaitu, Moina dengan jumlah yang mendekati perlakuan 1,25 kg. Kemudian berturut-
turut diikuti nauplius Cyclop dan Cyclop dalam jumlah yang lebih banyak dari perlakuan 1,25 kg,
serta Protozoa. Pada perlakuan pemberian kotoran ayam 1,75 kg, dalam saluran cerna ikan pelangi
terdapat Moina sebagai jenis terbanyak, jumlahnya sedikit dibawah perlakuan 1,5 kg. Kemudian
berturut-turut diikuti nauplius Cyclop dan Cyclop, serta Protozoa. Pada jumlah Moina yang terdapat
pada saluran cerna benih ikan pelangi pada masing-masing perlakuan, terdapat sebuah pola yang
menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian 1,0 kg menghasilkan jumlah Moina paling sedikit.
Kemudian pada perlakuan pemberian 1,5 kg memberikan Moina paling banyak, dan menurun secara
bertahap seiring dengan penambahan pemberian pupuk. Sementara Cyclop yang membahayakan
kehidupan ikan akibat sulit tercernanya organism tersebut menunjukkan kenaikan jumlah hingga
pemberian 1,5 kg pupuk kotoran ayam, selanjutnya menurun pada perlakuan pemberian pupuk 1,75
kg.
Closterium yang merupakan jenis fitoplankton yang memiliki jumlah terbanyak ditemukan dalam
saluran ikan pada pemeliharaan di kolam dengan perlakuan C (1.5 kg/m 3), sedangkan Zooplankton
yang paling banyak ditemukan adalah kelas Crustaceae yaitu genus Moina pada pemeliharaan di
kolam dengan perlakuan B (1.25kg/m3).
Fitoplankton yang memiliki jumlah individu terbesar kedua berasal dari kelas Cyanophyceae, yaitu
genus Rhapidium, sedangkan pada zooplankton beasal dari kelas protozoa yaitu Frontonia. Genus
Frontonia mulai ditemukan pada minggu ketiga hingga akhir pemeliharaan yaitu minggu kelima.
Hasil analisis kualitas air menunjukkan bahwa secara keseluruhan media pemeliharaan masih
dalam batas toleransi daya hidup ikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa 24 jenis plankton telah teridentifikasi
dalam saluran cerna benih ikan Pelangi, yang terdiri dari 13 jenis Fitoplankton dan 11 jenis Zooplankton.
Jenis Fitoplankton yang paling banyak ditemukan berasal dari kelas Desmidiaceae yaitu Closterium sp
pda kolam yang diberi pupuk dengan dosis 1.5 kg/m 3. Sedangkan jenis Zooplankton yang paling
banyak ditemukan berasal dari kelas Crustaceae yaitu Moina sp, pada kolam yang dipupuk dengan
jumlah 1,25 kg/m3.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini.
DAFTAR ACUAN
Allen, G.R. 1990. Les poissons arc-en-ciel (Melanotaenidae)de la péninsule de Vogelkop, Irian Jaya, avec
description de trois nouvelles espèces. Rev. Fr. Aquariol., 16(4): 101-112.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 866
Allen, G.R. 1995. Rainbowfishes in Nature and the Aquarium. Melle, Germany: Tetra-Verlag, 180 pp.
Allen, G.R., Unmack, P.J., & Hadiaty, R.K. 2008. Two new species of rainbowfishes (Melanotaenia:
Melanotaeniidae), from western New Guinea (Papua Barat Province, Indonesia). Aqua, Int. J. Ichthyol.,
14(4): 209-224.
Anggun, G. 2008. Data Ikan Pelangi (Melanotaenia spp.) Asal Danau Kurumoi. Universitas Padjadjaran,
Bandung.
APSOR. 2010. Penemuan Jenis Baru Ikan Pelangi Papua Melanotaenia fasinensis dari Sorong Selatan, Penemuan
Kembali M. ajamaruensis dan Status Kritis Hampir Punah M. parva di Danau Kurumoi Kabupaten Bintuni.
Warta Riset-12 Juli 2010. Akademi Perikanan Sorong. http://www.apsordkp.ac.id., 3 pp.
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Waterwarm Fish pond. Alabama: Auburn University, Agriculture
Experiment Station, USA.
Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta, 163 hlm.
Kadarusman, Sudarto, Paradis, E., & Pouyaud, L. 2010. Description of Melanotaenia fasinensis, a new
species of rainbowfish (Melanotaeniidae) from West Papua, Indonesia with comments on the rediscovery
of M. ajamaruensis and the endangered status of M. parva. Cybium, 34(2): 207-215.
Lestari, S. P.2007. Pengaruh Pemupukan Kolam Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Plankton
Dalam Usus Benih Ikan Balashrak. Skripsi. Universitas Nasional, Jakarta.
Marmani, S. 1994. Pengaruh Jenis-Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas dan Kuantitas Pakan Alami di
Kolam Air Tawar (Studi Tentang Rekonsoliasi Massa Air oleh Plankton). Skripsi. Fakultas Perikanan
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Syachrial, A. 2008. Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton Pada Kolam Budidaya Dengan Pemupukan
Yang Berbeda. Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.