Anda di halaman 1dari 5

Amonia bersumber dari eksresi ikan,sehingga hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan

kandungan amonia adalah mengurangi jumlah pakan yang dikonsumsi,peningkatan kadar aerasi media
untuk mempercepat proses difusi amonia ke udara,mengganti air secara perlahan juga bisa untuk
mengendalikan kadar ammonia.

- Aseksual

1. Sporangiospora adalah spora yang dihasilkan di dalam sporangium. Spora ini bersifat endogen karena
dihasilkan dan disimpan di dalam sporangium sampai matang dan siap untuk disebarkan. [3] Spora
aseksual ini digunakan pada reproduksi Jamur Chytridiomycota dan Zygomycota. Terdapat dua jenis
utama sporangiospora, yaitu zoospora (motil) dan aplanspora (non-motil).

2.Konidia (konidiospora) adalah spora eksogen yang terbentuk pada ujung hifa yang disebut konidiofor.
Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi Jamur Ascomycota dan Basidiomycota. Kadang spora yang
dihasilkan dapat memiliki dinding tebal, spora ini disebut dengan klamidospora atau klamidokonidia

-Seksual

1.Plasmogami, merupakan penyatuan (fusion) sitoplasma dari dua sel induk tanpa penyatuan inti,
sehingga terdapat dua inti haploid dalam satu sel.

2.Kariogami, merupakan penyatuan dua inti (haploid) sehingga membentuk inti baru (zigot) yang
diploid.

3.Meiosis, merupakan pembelahan sel yang mereduksi kromosom menjadi setengahnya (diploid
menjadi haploid). Inti yang haploid dari meiosis ini umumnya dimasukkan ke dalam spora yang disebut
meiospora.

Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium
agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang
terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal
yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni. Prinsip
metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga
mempermudah proses isolasi.

Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada
sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan
dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api
bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan
ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan
petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).

Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para siswa yang baru mulai mempelajari
mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik
teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masingmasing
laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng
medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).

melawan patogen,menghambat pertumbuhan patogen,dan kompetisi dalam memanfaatkan senyawa


terntentu

Abiogenesis adalah kepercayaan kuno tentang asal usul kehidupan.

Biogenesis adalah teori yang diterima saat ini mengenai asal usul kehidupan baru

Tidak,karena harus diberi pewarnaan agar lebih mudah

Pada pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak
protein-protein atau biasa disebut denaturasi protein. Dengan terjadinya proses denaturasi, protein
secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk menahan cairan. Akibatnya, cairan tubuh tersebut
akan lepas dan mengalir keluar dari bahan pangan. Cairan ini kaya akan nutrien sehingga akan
digunakan oleh mikroba sebagai sumber makanan untuk tumbuh dan berkembang. Mekanisme
pembusukan ini sangat kompleks. Bakteri tumbuh/berkembang pada daging dengan memanfaatkan
komponen-komponen (dengan berat molekul rendah) yang terlarut dalam daging. Konsentrasi
komponen tersebut dalam daging dan penggunaannya oleh jenis mikroba tertentu yang akan
menentukan waktu terjadinya (onset) dan jenis pembusukan (Pelczar dan Chan, 2005).

1. Fase Adaptasi (Lag Phase)

Merupakan periode penyesuaian diri bakteri terhadap lingkungan dan lamanya mulai dari satu jam
hingga beberapa hari. Lama waktu ini tergantung pada macam bakteri, umur biakan, dan nutrien yang
terdapat dalam medium yang disediakan. Pada fase ini bakteri beradaptasi dengan lingkungan, belum
mampu mengadakan pembiakan, terapi metabolisme sel bakteri meningkat dan terjadi perbesaran
ukuran sel bakteri.

2. Fase Pertumbuhan (Log Phase)

Fase ini merupakan periode pembiakan yang cepat dan merupakan periode yang didalamnya dapat
teramati ciri khas sel-sel yang aktif. Selama fase ini pembiakan bakteri berlangsung cepat, sel-sel
membelah dan jumlahnya meningkat secara logaritma sesuai dengan pertambahan waktu, beberapa
bakteri pada fase ini biasanya menghasilkan senyawa metabolit primer, seperti karbohidrat dan protein.
Pada kurva, fase ini ditandai dengan adanya garis lurus pada plot jumlah sel terhadap waktu.

3. Fase Stasioner (Stationer Phase)

Fase ini merupakan suatu keadaan seimbang antara laju peryumbuhan dengan laju kematian, sehingga
jumlah keseluruah bakteri yang hidup akan tetap. Beberapa bakteri biasanya menghasilkan senyawa
metabolit sekunder seperti antibiotika dan polimer pada fase ini.

4. Fase Kematian (Death Phase)

Pada fase ini, laju kematian bakteri melampaui laju pembiakan bakteri. Hal ini disebakan karena
habisnya jumlah makanan dalam medium sehingga pembiakan bakteri terhenti dan keadaan lingkungan
yang jelek karena semakin banyaknya hasil metabolit yang tidak berguna dan mengganggu
pertumbuhan bakteri.

spora spora jamur tumbuh,dan citarasa dan aroma sudah berubah

Mikroba bisa melawan bahkan membunuh patogen serta mikroba pembusukan

Suhu serta pH media bisa menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan mikroba

1. Transformasi

Dengan metode ini bakteri akan mengambil fragment DNA bakteri lain dari lingkungan lalu
merekontruksi dengan DNA ia dia miliki. Bakteri rekombinan yang terbentuk selanjutnya akan
melakukan reproduksi dengan cara saeksual utnuk mengahsilkan spesies bakteri yang sejenis.

2. Transduksi

Rekomendasi genetik yang diperantai oelh bakteriofage virus, virus bakteriofage ialah kelompok virus
yang menyerang baktero. virus jenis ini meminjam tubuh bkateri untuk melakukan perkembang biakan.
Virus ini membawa DNA dari bakteri yang sebelumnya sudah diinfeksi kedalam tubuh bakteri lain.
Fragmen DNA antar bakteri selanjutnya akan menyatu sehingga akan membentuk bakteri rekombinan.

3. Konjugasi

Konjugasi melibatkan dua sel bakteri yang dengan langsung akan melakukan tranfer genetik. Teknik jenis
ini pertama kali dikenalkan oleh Lederberg dan Tatum pada bakteri E.COli Plasmid merupakan DNA
ekstra yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri. Pertukaran akan melalui jembatan konjungan yang
dibentuk oleh bakteri konjungna yang menembus sel bakteri penerima atau F-. Pili akan ditarik kembali
setelah plasmid sudah selesai ditransfer. Sebelum itu terjadi, bakteri donor atau F+ akan menggandakan
plasmid sehingga terbentuk dua plasmid yakni asli dan replika. Plasmid replika akan ditransfer pada
bakteri recipient atau F- sehingga bakteri penerima sekarang bermutasi mempunyai kombinasi gen dari
bakteri F+.
Fungsi garam dalam proses fermentasi berperan dalam menghambat aktivitas bakteri pembusuk dan
sebagian besar enzim proteoliti

1. Mereka menguraikan bahan organik mati. Saprotrof adalah organisme yang memperoleh nutrisi yang
dari bahan organik non-hidup, biasanya tumbuhan atau hewan mati dan membusuk, dengan menyerap
senyawa organik terlarutlarut. Jamur Saprotrof memainkan peran yang sangat penting dengan mendaur
ulang dalam aliran energi ekosistem dan siklus biogeokimia. Jamur saprofit, seperti shiitake (Lentinula
edodes) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus), menguraikan tanaman mati dan jaringan hewan dengan
melepaskan enzim dari hifa yang tipis. Dengan cara ini mereka mendaur ulang bahan organik kembali ke
lingkungan sekitarnya. Karena kemampuan ini, jamur adalah pengurai utama di hutan (lihat Gambar di
bawah).

2. Mereka memakan inang hidup. Sebagai parasit, jamur hidup di atau pada organisme lain dan
mendapatkan nutrisi dari tuan rumah mereka. Jamur parasit menggunakan enzim untuk memecah
jaringan hidup, yang mungkin menyebabkan penyakit pada host. Penyebab penyakit jamur yang parasit.
Ingat parasitisme yang merupakan jenis hubungan simbiosis antara organisme dari spesies yang berbeda
yang salah satu yaitu parasit, mendapat manfaat dari hubungan dekat dengan yang lain, tuan rumah,
yang dirugikan.

3.Mereka tinggal secara mutualisme dengan organisme lain. Jamur mutualistik hidup tanpa bahaya
dengan organisme hidup lainnya. Ingat mutualisme yang merupakan interaksi antara individu dari dua
spesies yang berbeda, di mana kedua individu memperoleh menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai