OLEH :
1741A0015
KEDIRI
2017
MAL PRAKTIK
A. Pengertian Malpraktik
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu
berarti “pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Meskipun arti harfiahnya demikian
yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi. Sedangkan difinisi malpraktek
profesi kesehatan adalah “kelalaian dari seseorang dokter atau tenaga keperawatan
terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama”
1956).
Menurut Hanafiah dan Amir (1999) kelalaian adalah sikap yang kurang
hati-hati, yaitu tidak melakukan sesuatu yang seharusnya seseorang lakukan dengan
sikap hati-hati dan wajar, atau sebaliknya melakukan sesuatu yang dengan sikap
bersikap hati-hati yang pada umumnya wajar dilakukan seseorang dengan hati-hati
sengajaan, kurang teliti, kurang hati-hati, acuh tak acuh, sembrono, tidak peduli
tujuannya.
terkait dengan status profesional dan pemberi pelayanan dan standar pelayanan
dan perawat) untuk melakukan praktik sesuai dengan standar profesi yang berlaku
bagi seseorang yang karena memiliki keterampilan dan pendidikan (Vestal, K.W,
1995). Malpraktik lebih luas daripada negligence karena selain mencakup arti
arti kesengajaan tersirat adanya motif (guilty mind) sehingga tuntutannya dapat
1. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan;
(negligence)
undangan.
B. Masalah Kasus Kesehatan dalam bidang Kebidanan
Contoh Kasus
terakhir spontan, umur anak usia terakhir 2 tahun, HPHT (Hari Pertama Haid
terakhir) lupa, tidak pernah dirujuk selama kehamilan. Saat ditolong umur
kehamilan 24 minggu, diagnosa sewaktu datang letak kepala, lahir spontan tidak
dalam kala 1 lama persalinan 30 menit, tempat persalinan di rumah Bidan, keadaan
ibu sampai pulang hidup. Tanggal lahir bayi 08-03-2010, berat lahir 700 gr, jenis
kelamin bayi perempuan, asfiksia berat, kematian bayi akibat dari premature.
Pembahasan Kasus
Bidan pada kasus di atas tidak memberikan informasi tentang keadaan pasiennya
serta bidan tidak merujuk pasien yang bukan wewenangnya atau kompetensinya.
Kesimpulan sementara, Bidan tersebut melanggar kode etik, wewenang bidan dan
1. Menurut Hukum
dan pelayanan yang dibutuhkan, merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau
tidak dapat ditangani dengan tepat waktu, meminta persetujuan tindakan yang akan
dan kematian.
kesehatan bagi ibu dan anak di dalam Pasal 126 dan Pasal 131 UU No.36 tahun
dalam Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12, bidan yang menjalankan program
bahwa usia kehamilan masih tergolong premature bidan tersebut tidak melakukan
rujukan hal ini selain diatur dalam KepMenKes diatas dan wewenang bidan
dijelaskan juga pada UU No. 44 Tahun 2009 Pasal 41 dan Pasal 42. Ketiga,
orang lain. Unsur ketiga dan empat ini tidak terpenuhi dalam kasus diatas. Jadi
kesimpulan sementara pada kasus di atas, bidan tersebut memenuhi unsur pertama
dan kedua.
bidang kesehatan. Bidan sebagai tenaga kesehatan memilki tiga hal tanggung
jawab di dalam upaya pelayanan kesehatan meliputi: tanggung jawab etis yang
landasannya adalah kode etik, yang pada dasarnya memuat bahwa kewajiban
umum, kewajiban terhadap penderita, kewajiban terhadap sejawat dan terhadap diri
hukum, yang didasarkan pada hu-kum perdata, hukum administrasi, dan hukum
pidana
Pada kasus diatas, Bidan telah melanggar Kode Etik bidan yang ke 2 yaitu
Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir), pada butir 1 dan butir 2, dimana:
yakni Bidan hanya melakukan pertolongan persalinan yang normal. Kasus diatas
Kemudian, kasus diatas juga melanggar Kode Etik Bidan yang ke 7 yaitu
Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah, Bangsa dan Tanah Air (2 butir). Pada butir
dibidang medik dalam hal ini dapat berupa perbuatan yang dapat disengaja seperti
pada mis condact tertentu, tindakan kelalaian atau ketidak kompetenan diluar
kompetennya yang tidak beralasan yang berupa luka atau menderita kerugian pada
sudah diatur oleh pemerintah sebagai berikut: pemberian kewenangan lebih luas
obstetri dan neonatal kepada setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0
– 28 hari) agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat
4. Saran
Bidan harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam agar
kebutuhannya.
sekitarnya.