OLEH :
GHINA FITRIA (D121 15 015)
DZIKRI FAJRIAH SALEH (D121 15 017)
WIKI SEPTIAN SAIPUL (D121 15 317)
Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan usia dan waktu sehingga kami dapat
mengerjakan makalah sederhana ini.
Tak lupa pula, saya kirimkan shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad saw
tanpanya,manusia akan terus tenggelam dalam kemaksiatan dan kebodohan.
Dalam makalah ini, saya membahas mengenai “Air Baku” berupa system pengolahannya
dan perencanaannya. Makalah ini merupakan tugas individu dari Mata Kuliah Plumbing dan
Instrument
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Dalam perencanaan Instalasi Pengolahan Air Minum, Air bersih merupakan kebutuhan
pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga ketersediaannya
amatlah penting. Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi
juga untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Air bersih yang digunakan sehari-hari
harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di
Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Begitu pentingnya
air bersih bagi kehidupan manusia,sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila
pemanfaatannya tidak diatur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan
yang tertata baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata kesetiap konsumen. Secara
umum kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan prasarana penyediaan air bersih
direalisasikan dengan membangun sistem perpipaan. Sasaran pembangunan prasarana air
bersih meliputi kota-kota besar maupun perdesaan baik dengan sistem perpipaan ataupun non
perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan
sistem non perpipaan dikelola oleh penduduk setempat.Salah satu cara untuk memperoleh air
bersih adalah dengan memanfaatkan pelayanan PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ).
Untuk mencapai pengadaan air bersih yang merata sangatlah tidak mudah, hal ini
dikarenakan banyaknya resiko maupun biaya dalam pemenuhan kebutuhan ini. Resiko ini
dapat bersifat teknis maupun non teknis. Misalnya masalah teknis banyaknya daerah yang
tidak memungkinkan dipasang saluran pipa air bersih dan kemudian juga masalah nonteknis
yaitu kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mengerti tentang pipa air
bersih.
PEMBAHASAN
Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri air minum. Air
baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan
air bersih. Sekarang apa yang disebut dengan air baku. Berdasar SNI 6773:2008 tentang
Spesifikasi unit paket Instalasi pengolahan air dan SNI 6774:2008 tentang Tata cara
perencanaan unit paket instalasi pengolahan air pada bagian Istilah dan Definisi yang
disebut dengan Air Baku adalah : “Air yang berasal dari sumber air pemukaan, cekungan air
tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum” Sumber air baku bisa berasal dari sungai, danau, sumur air dalam, mata
air dan bisa juga dibuat dengan cara membendung air buangan atau air laut. Evaluasi dan
pemilihan sumber air yang layak harus berdasar dari ketentuan berikut :
Dalam jumlah yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang dikumpulkan dengan cara
rembesan, bisa dipertimbangkan sebagai sebuah sumber air. Kualitas air bawah tanah secara
umum sangat baik bagi air permukaan dan dibeberapa tempat yang memiliki musim dingin bisa
memanfaatkan salju sebagai sumber air. Hal ini bisa menghemat biaya operasional dan
pemeliharaan karena secara umum kualitas air bawah tanah sangat baik sebagai air baku. Khusus
untuk air bawah tanah yang diambil dengan cara pengeboran tentunya melalui perijinan. Hal ini
untuk mencegah terjadinya eksploitasi secara besar-besaran. Akibat dari ekplotasi secara besar-
besaran bisa mengakibatkan kekosongan air dibawah tanah karena tidak seimbangnya antara air
yang masuk dengan air yang diambil, sehingga menyebabkan pondasi bangunan yang berada
diatasnya bisa turun atau settlement seperti yang terjadi dibeberapa gedung di Jakarta, juga bisa
mengakibatkan intrusi air laut yang masuk merembes menggantikan air tanah tersebut, akibatnya
air menjadi asin dan tidak layak pakai seperti di utara Jakarta. Disebutkan diatas bahwa tidak
semua air baku bisa diolah, oleh karena itu dibuatlah ketentuan sebagai standar kualitas air baku
yang bisa diolah. Dalam SNI 6773:2008 bagian Persyaratan Teknis kualitas air baku yang bisa
diolah oleh Instalasi
1. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbidity unit) atau 400 mg/l SiO2
2. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan warna
sementara mengikuti kekeruhan air baku.
3. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai PP No. 82 tahun 2000 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
4. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi dan atau bahan
organic melebihi syarat tersebut diatas tetapi kekeruhan rendah (<50 NTU) maka
digunakan IPA system DAF (Dissolved Air Flotation) atau system lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Perhitungan proyeksi kebutuhan air suatu kota akan dilakukan untuk setiap wilayah
kelurahan dengan tujuan untuk mendapatkan angka kebutuhan berdasarkan ruang
administrasi yang lebih kecil. Dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya air yang ada
juga akan dapat dipaparkan sampai dengan ruang administrasi kelurahan. Khusus untuk
kawasan permukiman, terlebih dahulu harus ditetapkan standar kepadatan penduduk agar
proyeksi jumlah penduduk yang ada dapat disebar secara merata di seluruh kawasan
permukiman yang direncanakan, sehingga dapat dicapai distribusi penduduk yang ideal.
1. Proyeksi kebutuhan air bersih Kebutuhan air bersih suatu daerah dihitung berdasarkan
kebutuhan satuan unit yang direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan tingkat
perekonomian.
2. Proyeksi kebutuhan air baku Kebutuhan air baku dihitung berdasarkan kebutuhan air
bersih yang direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan pentahapan produksi air
bersih yang diinginkan.
Pengertian kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan
pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan
air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari
pemakaian air. Kebutuhan air baku meliputi :
Sedangkan besar Kebutuhan untuk tiap jiwa perhari berdasarkan standar dari Direktorat
Jenderal Cipta Karya adalah : Kebutuhan untuk penduduk perkotaan sebesar 100 l/jiwa/hari.
Kebutuhan untuk penduduk pedesaan sebesar 60 l/jiwa/hari. Standar Kualitas Air Rumah
Tangga
Standar baku mutu kualitas air dapat dilihat pada PP No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Klasifikasi mutu air yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga adalah kelas satu. Kriteria kualitas
air yang digunakan untuk kebutuhan air rumah tangga terdiri dari kriteria fisika, radiokatif
dan kimia organik.
II.11. Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air bersih yang memiliki
fungsi untuk menampung dan menyimpan air untuk digunakan pada kondisi tertentu.
Pengisian tampungan tandon dilakukan apabila kebutuhan air bersih tidak mencapai
puncak atau dibagi antara keduanya apabila kapasitas debitnya mencukupi. Sumber
air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk penyediaan air bersih adalah: mata
air air tanah dalam air permukaan danau atau waduk air permukaan sungai.
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah tandon adalah : Aspek kuantitas
dan kontinuitas Kapasitas tampungan dari sebuah tandon nantinya harus mampu
untuk melayani areal pelayanan yang direncanakan dan mampu beroperasi sesuai
rencana pengembangan seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih setiap
tahunnya Aspek kualitas air Mata air yang digunakan untuk mengisi tandon sebagai
air baku harus memenuhi standar kualitas air baku golongan A atau minimal
golongan B.
II.12. Perencanaan
A. Mekanisme Pengaliran Dalam Sistem Jaringan Distribusi Air
1. Pipa Dengan Bantuan Pompa
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan pada suatu
titik agar dapat melayani area tertentu yang cukup luas. Jika pompa digunakan
ntuk menaikkan air dari suatu tandon A ke tandon B, maka akan dibutuhkan
suatu daya pompa untuk mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut :
2. Sistem Perpipaan
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi dua
yaitu hubungan seri dan hubungan paralel. Penggunaan dua sistem pemipaan
ini bergantung pada kondisi lapangan dan melihat tingkat kebutuhan airnya.
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dalam perencanaan Distribusi Air Baku dan pengolahannya terdapat unsur-unsur yang
telah ditetapkan. Seperti jenis air baku yang dapat di gunakan, tempat konstruksi, elevasi,
kebutuhan penduduk, proyeksi penduduk dan jenis pipa.
DAFTAR PUSTAKA
______. 2013. Detail Desain Prasarana Air Baku Pedesaan Di Kabupaten Karawang.
Karawang. Sribd.
Novita, S. 2012. Pengaruh Variasi Kuat Arus Listrik Dan Waktu Pengadukan Pada
Proses Elektrokoagulasi Untuk Penjernihan Air Baku Pdam Tirtanadi Ipa
Sunggal. Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.