Permasalahan kali ini yang saya ingin bahas adalah permasalahan seorang anak yang manja dan
kurang mandiri. Orang tua sering mengeluhkan kepada saya. Aduh anak saya ini kurang mandiri,
gimana caranya ya membuat dia mandiri. Kayaknya dia ini terlalu manja dech. Saya dulu
dibesarkan orang tua dengan ekonomi yang pas-pasan. Akhirnya saya jadi berjuang sendiri
untuk melakukan segala sesuatu. Anak saya ini sepertinya terlalu enak.
Biasanya ketika orang tua mulai mengeluhkan seperti itu, saya hanya berbalik menanyakan
kepada mereka. “Pak, Bu.. sebenarnya Anda sudah tahu kan jawabannya harus bagaimana?”,
“Lho maksud Anda bagaimana?” Mereka balik bertanya, “tadi Bapak Ibu sudah mengatakan
bahwa ketika Anda dulu di besarkan pas-pasan dan Anda harus melakukannya semua sendiri.
Dan anak Anda sekarang terlalu nyaman karena semua sudah Anda sediakan. Justru itulah
permasalahannya, Anda menyediakan segala sesuatunya bagi anak Anda tanpa membuat dia
berjuang. Anda sudah tahu permasalahannya tapi Anda masih lakukan”. Mereka mulai
menyadari permasalahannya sekarang. “Tapi bagaimana lagi kan kasihan? Daripada dia repot-
repot”. Justru itulah permasalahannya, kita tidak mau membuat anak kita repot. Sebenarnya itu
tidak membuat anak kita repot. Sebenarnya itu untuk latihan yang perlu di jalaninya agar dia
bisa mengembangkan dirinya.
Anak-anak yang kurang mandiri dan manja, adalah anak-anak yang tidak mengembangkan
otonominya. Anda perlu tahu bahwa pada satu tahap perkembangan anak, mereka mempunyai
sebuah tahap dimana mereka ingin otonomi lebih besar. Ini dimulai ketika mereka berusia 2 atau
3 tahun. Dia ingin melakukan sesuatu saat itu. Tetapi biasanya kita orang tua terkadang terlalu
melindungi anak. Ketika dia ingin memanjat kursi, kita larang dia, “jangan nanti jatuh”. Ketika
dia memegang sesuatu tidak kita perbolehkan karena takut pecah dan lain sebagainya. Nah,
akhirnya anak ini menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang kita berikan atau apa yang
diberikan oleh pengasuhnya. Ketika hal ini terjadi bertahun-tahun maka kita sudah mulai
membentuk sebuah pola dalam diri anak kita. Untuk menjadi pasif dan tidak mandiri. Cobalah
Anda memberikan sebuah latihan agar anak-anak mengerjakan sendiri.
Jika Anda mempunyai anak yang sudah menginjak kelas 1 SD, sebaiknya jangan bawakan
tasnya ketika dia turun dari mobil. Anda mungkin berpendapat, “aduh.. saya kan harus
berangkat kerja, kalau tunggu dia lama banget”. Itu tidak boleh di lakukan. Anda bisa berangkat
lebih awal jika Anda tahu itu akan membuat Anda terlambat dan biarkan dia bawa tasnya sendiri
masuk ke kelasnya. Jangan hanya karena kita tidak mau repot akhirnya “udah sini tak bawain
sudah masuk di kelas”. Itulah hal-hal kecil yang membuat anak Anda jadi kurang mandiri. Jika
dia sudah bisa mengembalikan piring yang dia gunakan untuk makan ke tempat cucian, biar dia
melakukannya. “Lho.. kalau begitu apa gunanya pembantu yang saya bayar”. Justru itulah
masalahnya Anda tidak memberikan kesempatan anak Anda untuk mengembangkan dirinya.
Semua itu perlu latihan. Anda tidak bisa membuat seorang anak mandiri tanpa sebuah proses.
Sama seperti ketika dulu kita di besarkan oleh kondisi susah payah oleh orang tua kita. Saat
itu orang tua kita mungkin tidak sengaja melakukan hal tersebut pada kita. Bahkan mungkin
mereka merasa bersalah karena tidak bisa melayani kita sebaik mungkin. Tetapi justru itulah
yang baik ternyata bagi kita, bagi perkembangan kita. Kita akhirnya menjadi seorang yang
mandiri. Dan kemudian ketika kita sekarang sudah menjadi orang yang berhasil kita tidak
melakukan itu pada anak, dengan alasan kasian.
Para pembaca yang budiman, inilah permasalahannya kita harus melatih anak kita untuk
memiliki karaktermandiri. Kita harus memberikan kesempatan pada mereka seluas-luasnya untuk
mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal kecil-kecil yang sangat-sangat berguna
bagi perkembangan karakternya. Ketika seorang anak mengembalikan piring makannya di
tempatnya, mengangkat tasnya sendiri, mengembalikan sepatunya pada saat dia telah selesai
pakai, atau melakukan kegiatan kecil-kecil maka si anak akan merasakan sebuah harga diri yang
positif. Dia akan merasa bahwa dirinya sejajar dengan orang dewasa yang melakukan hal-hal
tersebut. Ini akan membuat percaya dirinya melambung tinggi. Oleh karena itu berikanlah
kesempatan ini pada anak-anak anda. Anda tidak akan pernah kecewa melihat mereka
bertumbuh dan berkembang dengan semangat kemandirian ketika mereka mulai menginjak
masa-masa remaja.
Jadi pastikanlah Anda memberikan suatu kesempatan pada anak Anda untuk melakukan apa-apa
yang dia telah mampu lakukan. Itulah kunci untuk membantu seorang anak
memiliki karakter mandiri, percaya diri dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan
tanggung jawab penuh.
Salam
Timothy Wibowo