Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
Para ahli menyatakan bahwa lelang telah dikenal bangsa Yunani sejak 450
SM. Lelang dimaksud adalah lelang terhadap anak perempuan yang telah
dikenal pula lelang terhadap harta rampasan perang dan penduduk yang kalah
perang untuk dijadikan budak. Hasil dari lelang ini ditujukan untuk membiayai
perang-perang selanjutnya. Bahkan pada masa ini dikenal lelang yang masyur
Praetorian).
pada abad XIII, Raja Henry VII pada masa itu telah mempunyai juru lelang yang
penjualan secara lelang, pemerintah Perancis telah mempunyai Juru Sita yang
lelang pada tahun 1674 yang pada masa itu dikenal dengan nama “English
8
Auctions” yang dilakukan secara terbuka dan lisan. Sistem penjualan secara
lelang terhadap barang-barang rumah tangga pun ada yang dikenal dengan
Auction Candle. Pada tahun 1766 di London didirikan Balai Lelang Christie yang
terdapat Balai Lelang Sotheby yang sangat terkenal yang didirikan pada tahun
sarana teknologi yang menjadikan bisnis lelang semakin berkembang dan mudah.
Pada awal tahun 1995, seorang pria Jepang bernama Masatakan Fujisaki
lahirnya situs lelang Onsale yang diresmikan pada bulan Mei 1995. Kemudian
pada bulan September di tahun yang sama, situs lelang barang melalui internet
Staatsblad 1908 Nomor 190 tentang Vendu Instructie oleh pemerintah Hindia
9
Belanda. Latar belakang dikeluarkannya peraturan tersebut adalah untuk
tingkat daerah dibentuk unit operasional yang dinamakan Kantor Lelang Negeri
(Vendu Kantoren) yang baru terbatas pada beberapa kota besar, yakni: Batavia
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi Lelang Berdasarkan Vendu Reglement 1908
Vendu
Reglement
(1908)
Direktuur van Financient
daerah-daerah yang tidak terdapat kantor operasional lelang, maka pada tahun
10
1919 Gubernur Jenderal Nederlandsch Indie mengangkat Pejabat Lelang Kelas II
(Vendumesteer Klas II) yang dijabat oleh Pejabat Notaris setempat juga Pejabat
Selain Kantor Lelang Negeri dan Kantor Pejabat Lelang Kelas II, terdapat
Balai Lelang atau Komisioner Lelang yang memberikan pelayanan jasa lelang.
Lembaga ini dikelola oleh swasta dan lokasinya hanya terbatas di Surabaya,
rakyat paska penjajahan. Kebijakan ini digariskan oleh Panitia Pemikir Siasat
Ekonomi yang didirikan oleh Muhammad Hatta pada tahun 1946. Dalam
pemerintah tersebut tidak dapat dikembalikan tepat pada waktunya, bahkan dana
pertimbangan tersebut dan mengingat sistem penyelesaian perkara yang ada pada
saat itu berdasarkan pasal 195 HIR tidak mampu melakukan fungsinya dalam
melakukan pengamanan terhadap keuangan dan kekayaan negara. Oleh karena itu
11
berdasarkan Keputusan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat
putusannya seperti surat paksa, sita, lelang, dan keputusan hukum lainnya tanpa
Akan tetapi, dengan terbitnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, negara
Indonesia kembali ke keadaan tertib sipil yang dimulai pada tanggal 16 Desember
1950) menjadi tidak berlaku lagi, termasuk dasar hukum pembentukan P3N.
piutang negara secara cepat dan efisien masih dipandang relevan untuk tetap
1. Penerimaan negara yang dihimpun unit lelang negara berupa bea lelang
12
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1959 tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa baru terbit yang menjadikan lembaga lelang sebagai unit yang
Sejak tahun 1971, penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit
investasi cukup banyak, namun struktur organisasi dan sumber daya manusia
PUPN sangat terbatas. Atas dasar itu dibentuklah Badan Urusan Piutang Negara
negara.
yang berasal dari perbankan yang memiliki aguanan mau pun nonperbankan.
yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari Direktorat Jenderal
Pajak ke dalam organisasi BUPN sehingga organisasi ini berubah menjadi Badan
maka peran serta balai lelang oleh pihak swasta kembali dihidupkan dengan
Januari 1996. Balai lelang dalam menjalankan usahanya berada dalam pembinaan
13
Seiring dengan proses reorganisasi yang ditandai dengan terbitnya
Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 tanggal 15 Desember 2000, BUPLN
berubah menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) sebagai
(KP2LN).
Gambar 2.2
Alur Perubahan Organiasi Unit Lelang
yang dimaksud dengan lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum
14
dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat
Pengumuman Lelang.
menyebutkan bahwa lelang adalah cara penjualan barang yang terbuka untuk
menurut Henry Campbell Black bahwa lelang adalah penjualan di muka umum
atas satu properti kepada penawar tertinggi oleh seorang yang mempunyai lisensi
Dari definisi-definisi di atas ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan
bahwa suatu penjualan dapat diartikan sebagai lelang jika mengandung unsur-
peserta lelang;
peminat lelang;
15
5. Jika penjualan barang telah memenuhi unsur-unsur tersebut di atas, maka
lelang.
Lelang menyusun suatu berita acara yang ditandangani oleh para pihak yang
merupakan subjek lelang, yaitu: Pejabat Lelang, Penjual, dan Pembeli Lelang.
hukum terhadap jalannya penjualan melalui lelang yang memuat subjek dan objek
Dalam pelaksanaannya pun proses penjualan melalui lelang dapat dikatakan lebih
cepat dan efektif. Biaya yang dikeluarkan untuk terhadap pengajuan lelang ke
KPKNL pun relatif murah dan pasti dikarenakan hanya dikenakan bea lelang saja
pengumuman lelang menjadi tanggung jawab dari pemohon lelang atau penjual
dalam hal ini kreditur. Dengan adanya penawaran secara kompetisi dari para
formal, penjual atau kreditur sangat diuntungkan karena akan menurunkan non
performing loan perusahaan. Pembeli lelang pun aman terlindungi akan adanya
16
prosedural telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga
terdapat Risalah Lelang sebagai akta otentik dan alat pembuktian yang sempurna
di muka pengadilan.
Kekayaan Negara (2010: 10) disebutkan bahawa secara normatif sebenarnya tidak
a. Asas Keterbukaan
lelang dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti lelang sepanjang
tidak dilarang oleh Undang-Undang. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan lelang
harus didahului dengan pengumuman lelang. Asas ini juga untuk mencegah
b. Asas Keadilan
dapat memenuhi rasa keadilan secara proporsional bagi setiap pihak yang
Lelang kepada peserta lelang tertentu atau berpihak hanya pada kepentingan
17
menentukan harga limit secara sewenang-wenang yang berakibat merugikan pihak
tereksekusi.
lelang. Setiap pelaksanaan lelang dibuat Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang yang
pembeli dan Pejabat Lelang untuk mempertahankan dan melaksanakan hak dan
kewajibannya.
d. Asas Efisiensi
biaya yang relatif murah karena lelang dilakukan pada tempat dan waktu yang
e. Asas Akuntabilitas
Asas ini menghendaki agar lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang
uang lelang.
18
1. Fungsi Public
hukum perpajakan, dan lain-lain, yaitu sebagai bagian dari eksekusi suatu
putusan;
2. Fungsi Private
Fungsi ini terletak pada hakekat lelang dilihat dari tinjauan perdagangan di
mana lelang merupakan sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli dalam
3. Fungsi Budgetair
lelang. Lelang juga dibebani tugas mengamankan pajak dalam kaitannya dengan
pelaksanaan eksekusi lelang, yakni Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 atas lelang
tanah atau tanah dan bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan (BPHTB).
sebagai berikut:
a. Lelang Eksekusi
19
pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau
Jaminan Fidusia, Lelang Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasi atau Barang
Ada pun pokok bahasan yang penulis ingin jadikan bahan penelitian termasuk
dalam jenis lelang ini, yakni Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak
Tanggungan (UUHT).
1) Noneksekusi Wajib
20
Dalam Pasal 6 disebutkan bahwa lelang noneksekusi wajib termasuk tetapi
Muatan Kapal Yang Tenggelam (BMKT), dan Lelang Kayu dan Hasil
2) Noneksekusi Sukarela
sukarela.
Persero, Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali ditentukan lain
barang secara lelang. Dalam praktek di lapangan Penjual dapat juga disebut
21
sebagai Pemilik Barang di mana dia adalah orang atau badan hukum/usaha
b. Peserta Lelang, yaitu orang atau badan hukum/badan usaha yang telah
2) Pejabat Lelang Kelas II, yaitu Pejabat Lelang swasta yang berwenang
Kedua jenis pejabat lelang ini sama-sama harus dikukuhkan terlebih dahulu
Setiap proses pelaksanaan lelang memiliki tahapan yang harus dilalui dan
tidak boleh ada satu tahapan yang terlewati. Jika satu tahapan saja terlewati, maka
dapat dikatakan proses lelang tidak dapat berjalan. Begitu halnya dalam proses
dimohonkan oleh kreditur perbankan seperti yang dijelaskan oleh Susanto dalam
22
Modul Pengetahuan Lelang (2014: 5) memiliki beberapa tahapan yang dapat
Gambar 2.3
Prosedur Pelaksanaan Lelang
1a 4
5c 3
2
Bank/Bendahara/
Pengumuman Kas Negara Pejabat Lelang
Lelang
Keterangan:
Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berikatan Dengan Tanah yang dimaksud
23
dengan hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah yang selanjutnya disebut hak tanggungan terutama pada Pasal 1 adalah
adalah suatu bentuk jaminan pelunasan utang, dengan hak mendahulu, dengan
objek (jaminan)-nya berupa hak-hak atas tanah yang diatur dalam UU Nomor 5
Pokok Agraria.
Dasar Pokok-Pokok Agraria terutama Pasal 16, yang dimaksud dengan hak atas
tanah antara lain adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
pakai, hak sewa, hak membuka tanah, dan hak memungut hasil hutan.
Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual
objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta
dengan lelang eksekusi hak tanggungan adalah lelang eksekusi atas hak jaminan
24
yang dibebankan atas tanah berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah tersebut sebagai pelunasan hutang oleh debitur kepada
kreditur. Sesuai dengan bahasan dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan
kreditur adalah perbankan. Sedang debitur bisa orang atau badan hukum dan/atau
usaha.
sistem penjualan ini telah diakui masyarakat sebagai sistem penjualan yang sah
karena itu perlu adanya dukungan perangkat peraturan yang mengatur tentang
sistem penjualan melalui lelang agar proses dan hasil dari sistem penjualan ini
pelaku lelang, baik pejabat lelang, penjual lelang, mau pun pembeli lelang.
kreditur dan debitur dengan jaminan hak tanggungan. Disebabkan adanya cidera
janji yang dilakukan oleh debitur kepada debitur yang menyebabkan tidak
25
dipayungi dengan perangkat-perangkat peraturan, tentunya akan timbul
Staatsblad 1941:3);
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen
Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
26
Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Keuangan dinyatakan berlaku
2013;
27
p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
6/KN/2013;
Pada dasarnya, permohonan lelang dapat diajukan oleh siapa saja. Namun
dalam lelang eksekusi hak tanggungan, sebagai pemohon lelang adalah kreditur
yang mempunyai piutang macet terhadap debitur. Khusus untuk tulisan ini
harus mengajukan surat permohonan lelang secara tertulis kepada Kepala KPKNL
28
Dalam tahap persiapan lelang, sebelum suatu objek dilaksanakan lelang
lelang tersebut telah lengkap persyaratannya dan memenuhi legalitas formal baik
subjek mau pun objek lelangnya, maka Kepala KPKNL tidak boleh menolak
waktu paling lama dua hari sejak surat permohonan diterima. Ada pun yang
dimaksud dengan legalitas formal di sini adalah suatu kondisi di mana dokumen
lelangnya dan tidak ada perbedaan data, menunjukkan hubungan hukum antara
pemohon lelang/Penjual (subjek lelang) dengan barang yang akan dilelang (objek
Oleh karena itu, tidak akan terjadi jual beli secara lelang atas suatu objek
jaminan hak tanggungan tanpa didahului oleh adanya permohonan lelang secara
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa objek lelang adalah barang-
barang yang akan dijual secara lelang (Susanto, H. Y., 2014: 2). Pada tulisan ini
29
yang dimaksud dengan objek lelang adalah hak tanggungan yang dikuasai oleh
Lelang/Penjual/Pemilik Barang.
yang dimaksud dengan hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang
berkaitan dengan tanah yang selanjutnya disebut hak tanggungan terutama pada
Pasal 1 adalah
bahwa yang dimaksud dengan hak tanggungan adalah suatu bentuk jaminan
pelunasan utang, dengan hak mendahulu, dengan objek (jaminan)-nya berupa hak-
hak atas tanah yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria terutama Pasal 16, yang dimaksud dengan hak atas
tanah antara lain adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
pakai, hak sewa, hak membuka tanah, dan hak memungut hasil hutan.
dimintakan untuk dijual secara lelang. Objek ini dapat diajukan untuk dijual
30
2.6. Kerangka Teori
Bank adalah salah satu jenis lembaga keuangan, yaitu merupakan suatu
keuangan dari pihak pemilik dana dan pihak pengguna dana. Berdasarkan fungsi
bank tersebut, maka bank disebut dengan lembaga penyaluran dana. Secara
umum bank dapat melakukan dua kegiatan keuangan, yaitu penghimpun dana
(funding) dengan cara menerima simpanan uang masyarakat dalam bentuk giro,
deposito dan tabungan serta penyalur dana (lending) dengan cara memberikan
bisa saja terjadi meski prinsip kehatian-hatian dalam penyaluran kredit telah
diterapkan. Ketika hal tersebut terjadi perlu ditempuh upaya demi menjaga
likuiditas bank tetap pada posisi yang aman. Dengan adanya jaminan yang
eksekusi atas jaminan tersebut sehingga kreditur mendapatkan kembali dana yang
Salah satu sarana dan merupakan sarana yang paling efektif, efisien, dan
aman adalah melalui lelang. Persyaratan lelang telah diatur dengan adanya
lelang.
31
“Kepala KPKNL/Pejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang
dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang. Sebelumnya dalam
Ketentuan Umum Pasal 1 disebutkan bahwa Legalitas formal subjek dan objek
lelang adalah
lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat permohonan lelang secara tertulis
merupakan kantor yang memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan lelang.
Dalam penelitian ini penulis mengambil objek KPKNL Medan sebagai salah satu
32
Ada pun kerangka pemikiran penulis untuk menulis tulisan ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.4
Skema Kerangka Pemikiran
2.7. Hipotesis
jumlah objek lelang yang dimohonkan lelang oleh kreditur perbankan yang
33