Anda di halaman 1dari 12

7.

PERSAMAAN DIFERENSIAL

PENDAHULUAN
Penyelesaian suatu persamaan diferensial adalah suatu fungsi yang
memenuhi persamaan diferensial dan juga memenuhi kondisi awal yang
diberikan pada persamaan tersebut.
Penyelesaian persamaan diferensial secara analitis, biasanya mencari
penyelesaian umum yang mengandung konstanta sembarang dan kemudian
mengevaluasi konstanta tersebut sedemikian sehingga hasilnya sesuai
dengan kondisi awal.
Misal suatu persamaan diferensial orde satu:
dy
=y (7.1)
dx
Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah:
y = C.ex (7.2)
Untuk mendapatkan penyelesaian tunggal, diperlukan informasi tambahan,
misalnya persamaan (7.1) disertai dengan kondisi awal:
di x = 0 y(x=0) = 1 (7.3)
Substitusi persamaan (7.3) ke persamaan (7.2) memberikan:
C=1
Sehingga penyelesaian tunggal dari persamaan diferensial tersebut adalah:
y = ex

Penyelesaian persamaan diferensial dengan metoda numerik dilakukan pada


titik-titik yang ditentukan secara berurutan. Untuk mendapatkan hasil yang
lebih teliti, maka jarak (interval) antara titik-titik yang berurutan tersebut
dibuat semakin kecil.

METODA SATU LANGKAH


Akan diselesaikan persamaan diferensial dengan bentuk:
dy
= f(x, y)
dx
Persamaan tersebut dapat didekati dengan bentuk berikut:
dy ∆y yi +1 − yi
≈ = = f(x, y)
dx ∆x xi +1 − xi
atau
yi+1 = yi + f(x,y).(xi+1 – xi)
atau
yi+1 = yi + Φ.∆x (7.4)
dengan Φ adalah perkiraan kemiringan yang digunakan untuk ekstrapolasi
dari nilai yi ke yi+1 yang berjarak ∆x, dengan ∆x = x i+1 – xi. Persamaan di
atas dapat digunakan untuk menghitung langkah demi langkah nilai y.
Semua metoda satu langkah dapat ditulis dalam bentuk umum tersebut,
perbedaannya adalah dalam mengestimasi kemiringan Φ.

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 1


METODA EULER
Metoda Euler dapat diturunkan dari deret Taylor,
∆x 2
yi+1 = yi + yi’.∆x + yi’’. +…..
2!
Apabila nilai ∆x kecil, maka suku yang mengandung pangkat ≥ 2 menjadi
sangat kecil dan dapat diabaikan, sehingga:
yi+1 = yi + yi’.∆x (7.5)
Dengan metoda Euler, Φ = yi’ = f(xi, yi), sehingga persamaan (7.5) dapat
ditulis menjadi:
yi+1 = yi + f(xi, yi).∆x (7.6)
dengan i = 1, 2, 3, …..
Sehingga pada metoda Euler, nilai yi+1 diprediksi dengan menggunakan
kemiringan (sama dengan turunan pertama) untuk diekstrapolasi secara
linear pada pias ∆x.

yi+1

yi

∆x

xi xi+1
Gambar 7.1

Contoh 7.1:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.
Penyelesaian:
i xi yi f(xi,yi)
0 0,0 1,000 8,50
1 0,5 5,250 1,25
2 1,0 5,875 -1,50
3 1,5 5,125 -1,25
4 2,0 4,500 0,50
5 2,5 4,750 2,25
6 3,0 5,875 2,50
7 3,5 7,125 -0,25
8 4,0 7,000

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 2


Contoh 7.2:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.
Penyelesaian:
i xi yi f(xi,yi)
0 2,00 2,000000 2,828427
1 2,25 2,707107 3,701990
2 2,50 3,632604 4,764848
3 2,75 4,823816 6,039877
4 3,00 6,333785 7,550104
5 3,25 8,221311 9,318669
6 3,50 10,550979 11,368795
7 3,75 13,393177 13,723759
8 4,00 16,824117

METODA HEUN
Metoda Heun merupakan modifikasi dari metoda Euler. Modifikasi dilakukan
dalam memperkirakan kemiringan Φ. Metoda ini memperkirakan dua
turunan pada interval, yaitu pada ujung awal dan ujung akhir. Kedua
turunan tersebut kemudian diratakan untuk mendapatkan perkiraan
kemiringan yang lebih baik.
yi’
y'
yi+1’

∆x

xi xi+1
Gambar 7.2

Berdasarkan metoda Euler, kemiringan pada ujung awal interval,


yi’ = f(xi, yi) (7.7)
digunakan untuk ekstrapolasi linear ke nilai yi+1
yi+10 = yi + f(xi, yi).∆x (7.8)
0
Nilai yi+1 dari persamaan (7.8) digunakan untuk memperkirakan kemiringan
pada ujung akhir interval,

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 3


yi+1’ = f(xi+1, yi+10) (7.9)
Kemudian dicari kemiringan rerata pada interval dari kedua kemiringan pada
persamaan (7.7) dan (7.9).
yi' + yi+1' f(xi , yi ) + f(xi+1 , yi+10 )
y' = =
2 2
Kemiringan rerata tersebut kemudian digunakan untuk ekstrapolasi linear
dari yi ke yi+1 dengan menggunakan metoda satu langkah,
f(xi , yi ) + f(xi+1, yi +10 )
yi+1 = yi + Φ.∆x = yi + .∆x (7.10)
2

Contoh 7.3:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.
Penyelesaian:
i xi yi f(xi,yi) yi+10 f(xi+1,yi+10) y'
0 0,0 1,0000 8,50 5,250 1,250 4,875
1 0,5 3,4375 1,25 4,063 -1,500 -0,125
2 1,0 3,3750 -1,50 2,635 -1,250 -1,375
3 1,5 2,6875 -1,25 2,063 0,500 -0,375
4 2,0 2,5000 0,50 2,750 2,250 1,375
5 2,5 3,1875 2,25 4,313 2,500 2,375
6 3,0 4,3750 2,50 5,625 -0,250 1,125
7 3,5 4,9375 -0,25 4,813 -7,500 -3,875
8 4,0 3,0000

Contoh 7.4:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.
Penyelesaian:
i xi yi f(xi,yi) yi+10 f(xi+1,yi+10) y'
0 2,00 2,0000 2,8284 2,7071 3,7020 3,2652
1 2,25 2,8163 3,7759 3,7603 4,8479 4,3119
2 2,50 3,8943 4,9335 5,1276 6,2272 5,5803
3 2,75 5,2894 6,3246 6,8705 7,8635 7,0941
4 3,00 7,0629 7,9728 9,0561 9,7803 8,8766
5 3,25 9,2820 9,9016 11,7574 12,0012 10,9514
6 3,50 12,0199 12,1344 15,0535 14,5495 13,3420
7 3,75 15,3553 14,6947 19,0290 17,4489 16,0718
8 4,00 19,3733

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 4


METODA EULER YANG DIMODIFIKASI (POLIGON YANG DIPERBAIKI)
Dalam metoda ini, metoda Euler digunakan untuk memprediksi kemiringan
nilai y pada titik tengah interval. Untuk itu pertama kali dihitung nilai yi + 1 .
2

∆x
yi + 1 = yi + f(xi,yi).
2 2
Kemudian nilai tersebut digunakan untuk mengestimasi kemiringan pada
titik tengah interval,
yi + 1 ' = f  xi+ 1 , yi+ 1 
2  2 2 

Kemiringan tersebut merupakan perkiraan dari kemiringan rerata pada


interval, yang kemudian digunakan untuk ekstrapolasi linear dari xi ke xi+1
dengan menggunakan metoda Euler,
yi+1 = yi + f  xi+ 1 , yi + 1  .∆x
 2 2 

yi’
yi+ 1 '
2

∆x
2

xi xi+1
∆x
Gambar 7.3

Contoh 7.5:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 5


Penyelesaian:
i xi yi f(xi,yi) yi + 1 f  xi+ 1 , yi + 1 
2  2 2 

0 0,0 1,0000 8,50 3,125000 4,218750


1 0,5 3,1094 1,25 3,421875 -0,593750
2 1,0 2,8125 -1,50 2,437500 -1,656250
3 1,5 1,9844 -1,25 1,671875 -0,468750
4 2,0 1,7500 0,50 1,875000 1,468750
5 2,5 2,4844 2,25 3,046875 2,656250
6 3,0 3,8125 2,50 4,437500 1,593750
7 3,5 4,6094 -0,25 4,546875 -3,218750
8 4,0 3,0000

Contoh 7.6:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.
Penyelesaian:
i xi yi f(xi,yi) yi + 1 f  xi+ 1 , yi + 1 
2  2 2 

0 2,00 2,0000 2,828427 2,353553 3,260025


1 2,25 2,8150 3,775046 3,286887 4,305821
2 2,50 3,8915 4,931697 4,507924 5,573366
3 2,75 5,2848 6,321892 6,075040 7,086184
4 3,00 7,0563 7,969137 8,052491 8,867785
5 3,25 9,2733 9,896928 10,510411 10,941671
6 3,50 12,0087 12,128757 13,524808 13,331332
7 3,75 15,3415 14,688107 17,177560 16,060255
8 4,00 19,3566

METODA RUNGE-KUTTA
Metoda Runge-Kutta memberikan ketelitian hasil yang lebih besar dan tidak
memerlukan turunan dari fungsi. Bentuk umum dari metoda Runge-Kutta
adalah
yi+1 = yi + Φ(xi,yi,∆x).∆x (7.11)
dengan Φ(xi,yi, ∆x) adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan
rerata pada interval. Fungsi pertambahan dapat ditulis dalam bentuk umum
Φ = a1.k1 + a2.k2 + ….. + an.kn (7.12)
dengan a adalah konstanta dan k adalah:
k1 = f(xi,yi)
k2 = f(xi+p1.∆x, yi+q11.k1.∆x)
k3 = f(xi+p2.∆x, yi+q21.k1.∆x+q22.k2.∆x) (7.13)
M
kn = f(xi+pn.∆x, yi+qn-1,1.k1.∆x+qn-1,2.k2.∆x+…..+ qn-1,n-1.kn-1.∆x)

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 6


Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai k mempunyai hubungan
berurutan. Ada beberapa tipe metoda Runge-Kutta yang tergantung pada
nilai n yang digunakan.
Untuk n = 1, yang disebut metoda Runge-Kutta orde satu,
Φ = a1.k1 = a1.f(xi,yi)
untuk a1 = 1, maka
yi+1 = yi + f(xi, yi).∆x
yang sama dengan metoda Euler.

METODA RUNGE-KUTTA ORDE 2


Metoda Runge-Kutta orde 2 mempunyai bentuk
yi+1 = yi + (a1.k1 + a2.k2).∆x (7.14)
dengan
k1 = f(xi,yi)
k2 = f(xi+p1.∆x, yi+q11.k1.∆x)
nilai a1, a2, p1 dan q11 dievaluasi dengan menyamakan persamaan (7.14)
dengan deret Taylor orde 2, yang mempunyai bentuk
∆x 2
yi+1 = yi + f(xi,yi).∆x + f’(xi,yi). (7.15)
2
dengan f’(xi,yi) dapat ditentukan dari aturan rantai (chain rule)
∂f ∂f ∂y
f’(xi,yi) = + (7.16)
∂x ∂y ∂x
Substitusi persamaan (7.16) ke persamaan (7.15)
 ∂f ∂f ∂y  ∆x 2
yi+1 = yi + f(xi,yi).∆x +  +  . (7.17)
 ∂x ∂y ∂x  2
Di dalam metoda Runge-Kutta ini dicari nilai a1, a2, p1 dan q11 sedemikian
sehingga persamaan (7.14) ekivalen dengan persamaan (7.17). Untuk itu
digunakan deret Taylor untuk mengembangkan k2. Deret Taylor untuk fungsi
dengan dua variabel,
∂g ∂g
g(x+r,y+s) = g(x,y)+r. +s. +…..
∂x ∂y
Dengan cara tersebut persamaan k2 dapat ditulis dalam bentuk
∂f ∂f
f(xi+p1.∆x+q11.k1.∆x) = f(xi,yi)+p1.∆x. +q11.k1.∆x +0(∆x2)
∂x ∂y
Bentuk di atas dan persamaan k1 disubstitusikan ke persamaan (7.14),
 ∂f ∂f 
yi+1=yi+[a1.f(xi,yi)+a2.f(xi,yi)].∆x+ a2.p1. + a2.q11.f(xi , yi ).  .∆x2+0(∆x2)
 ∂x ∂y 
(7.18)
Dengan membandingkan persamaan (7.17) dan (7.18) dapat disimpulkan
bahwa kedua persamaan akan ekivalen jika,
a1 + a2 = 1
a2.p1 = ½ (7.19)
a2.q11 = ½

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 7


Sistem persamaan di atas mengandung 4 bilangan yang tidak diketahui,
sehingga tidak bisa diselesaikan. Untuk itu salah satu bilangan yang tidak
diketahui ditentukan, dan kemudian dicari ketiga bilangan lainnya.
Dianggap a2 ditetapkan, sehingga persamaan (7.19) dapat diselesaikan,
a1 = 1 – a2
1
p1 = q11 =
2.a2
Karena nilai a2 dapat dipilih sembarang, maka akan terdapat banyak metoda
Runge-Kutta orde 2.

METODA HEUN
Apabila a2 dianggap ½, maka a1 = ½ dan p1 = q11 = 1.
Parameter tersebut apabila disubstitusikan ke persamaan (7.14) akan
menghasilkan
yi+1 = yi + (½.k1 + ½.k2).∆x (7.20)
dengan
k1 = f(xi,yi)
k2 = f(xi+∆x, yi+k1.∆x)
dengan k1 adalah kemiringan pada awal interval dan k2 adalah kemiringan
pada akhir interval. Dengan demikian metoda Runge-Kutta orde 2 ini sama
dengan metoda Heun.

Contoh 7.7:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.
Penyelesaian:
i xi yi k1 k2
0 0,0 1,0000 8,50 1,25
1 0,5 3,4375 1,25 -1,50
2 1,0 3,3750 -1,50 -1,25
3 1,5 2,6875 -1,25 0,50
4 2,0 2,5000 0,50 2,25
5 2,5 3,1875 2,25 2,50
6 3,0 4,3750 2,50 -0,25
7 3,5 4,9375 -0,25 -7,50
8 4,0 3,0000

Contoh 7.8:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 8


Penyelesaian:
i xi yi k1 k2
0 2,00 2,0000 2,828427 3,701990
1 2,25 2,8163 3,775914 4,847861
2 2,50 3,8943 4,933479 6,227183
3 2,75 5,2894 6,324615 7,863498
4 3,00 7,0629 7,972819 9,780327
5 3,25 9,2820 9,901579 12,001177
6 3,50 12,0199 12,134384 14,549543
7 3,75 15,3553 14,694713 17,448910
8 4,00 19,3733

METODA POLIGON YANG DIPERBAIKI


Apabila a2 dianggap 1, maka a1 = 0 dan p1 = q11 = ½.
Parameter tersebut apabila disubstitusikan ke persamaan (7.14) akan
menghasilkan
yi+1 = yi + k2.∆x (7.21)
dengan
k1 = f(xi,yi)
k2 = f(xi+½.∆x, yi+½.k1.∆x)

Contoh 7.9:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.
Penyelesaian:
i xi yi k1 k2
0 0,0 1,0000 8,50 4,2188
1 0,5 3,1094 1,25 -0,5938
2 1,0 2,8125 -1,50 -1,6563
3 1,5 1,9844 -1,25 -0,4688
4 2,0 1,7500 0,50 1,4688
5 2,5 2,4844 2,25 2,6563
6 3,0 3,8125 2,50 1,5938
7 3,5 4,6094 -0,25 -3,2188
8 4,0 3,0000

Contoh 7.10:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 9


Penyelesaian:
i xi yi k1 k2
0 2,00 2,0000 2,828427 3,260025
1 2,25 2,8150 3,775046 4,305821
2 2,50 3,8915 4,931697 5,573366
3 2,75 5,2848 6,321892 7,086184
4 3,00 7,0563 7,969137 8,867785
5 3,25 9,2733 9,896928 10,941671
6 3,50 12,0087 12,128757 13,331332
7 3,75 15,3415 14,688107 16,060255
8 4,00 19,3566

METODA RALSTON
Apabila a2 dianggap 2/3, maka a1 = 1/3 dan p1 = q11 = 3/4.
Parameter tersebut apabila disubstitusikan ke persamaan (7.14) akan
menghasilkan
yi+1 = yi + (1/3.k1 + 2/3.k2).∆x (7.22)
dengan
k1 = f(xi,yi)
k2 = f(xi+3/4.∆x, yi+3/4.k1.∆x)

Contoh 7.11:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.
Penyelesaian:
i xi yi k1 k2
0 0,0 1,0000 8,50 2,5820
1 0,5 3,2773 1,25 -1,1523
2 1,0 3,1016 -1,50 -1,5117
3 1,5 2,3477 -1,25 0,0039
4 2,0 2,1406 0,50 1,8945
5 2,5 2,8555 2,25 2,6602
6 3,0 4,1172 2,50 0,8008
7 3,5 4,8008 -0,25 -5,1836
8 4,0 3,0313

Contoh 7.12:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 10


Penyelesaian:
i xi yi k1 k2
0 2.00 2.0000 2.828427 3.479659
1 2.25 2.8156 3.775474 4.575459
2 2.50 3.8928 4.932573 5.898865
3 2.75 5.2870 6.323228 7.473408
4 3.00 7.0595 7.970939 9.322602
5 3.25 9.2776 9.899199 11.469950
6 3.50 12.0141 12.131499 13.938945
7 3.75 15.3483 14.691320 16.753071
8 4.00 19.3647

METODA RUNGE-KUTTA ORDE 3


Metoda Runge-Kutta orde 3 diturunkan dengan cara yang sama dengan orde
2 untuk nilai n=3. Hasilnya adalah 6 buah persamaan dengan 8 bilangan
yang tidak diketahui. Oleh karena itu 2 bilangan tidak diketahui harus
ditetapkan untuk mendapatkan 6 bilangan tidak diketahui lainnya. Hasil
yang biasa digunakan adalah
yi+1 = yi + 1/6.(k1 + 4.k2 + k3).∆x (7.23)
dengan
k1 = f(xi,yi)
k2 = f(xi+1/2.∆x, yi+1/2.k1.∆x)
k3 = f(xi+∆x, yi–k1.∆x+2.k2.∆x)

Contoh 7.13:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = –2.x3 + 12.x2 – 20.x + 8,5
dx
dengan kondisi awal y(0) = 1, dari x = 0 sampai x = 4 dan ∆x = 0,5.
Penyelesaian:
i xi yi k1 k2 k3
0 0,0 1,0000 8,50 4,2188 1,25
1 0,5 3,2188 1,25 -0,5938 -1,50
2 1,0 3,0000 -1,50 -1,6563 -1,25
3 1,5 2,2188 -1,25 -0,4688 0,50
4 2,0 2,0000 0,50 1,4688 2,25
5 2,5 2,7188 2,25 2,6563 2,50
6 3,0 4,0000 2,50 1,5938 -0,25
7 3,5 4,7188 -0,25 -3,2188 -7,50
8 4,0 3,0000

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 11


Contoh 7.14:
Selesaikan persamaan
dy
= f(x,y) = x. y
dx
dengan kondisi awal y(2) = 2, dari x = 2 sampai x = 4 dan ∆x = 0,25.
Penyelesaian:
i xi yi k1 k2 k3
0 2,00 2,0000 2,828427 3,260025 3,846714
1 2,25 2,8215 3,779376 4,310406 5,019853
2 2,50 3,9065 4,941219 5,583392 6,427530
3 2,75 5,3108 6,337403 7,102439 8,093128
4 3,00 7,0958 7,991371 8,890996 10,040046
5 3,25 9,3289 9,926567 10,972509 12,291696
6 3,50 12,0834 12,166432 13,370422 14,871498
7 3,75 15,4384 14,734407 16,108174 17,802877
8 4,00 19,4788

Ferianto Raharjo Analisa Numerik Persamaan Diferensial – 12

Anda mungkin juga menyukai