Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Perilaku Konsumen dan Teori Permintaan”

Mata Kuliah Ekonomi Manajerial


Dosen Pengampu : Rila Anggraeni, S.E., M.M.

Nama :
Farhan Alif Daffa (165020200111014)
Desta Putra Khoirudin (165020207111066)
Annas Krisna Bachtiar (165020207111086)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita senantiasa ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat serta
karunianya lah kami akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah dengan judul ” Perilaku
Konsumen dan Teori Permintaan”.

Makalah ini telah diselesaikan dengan maksimal berkat kerjasama kelompok yang baik. Oleh
karena itu kami banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara
maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini akan membahas mengenai Resiko, Ketidakpastian, dan Pengambilan


Keputusan. Dengan makalah ini adapun maksud dan tujuannya adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam bentuk tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah Ekonomi Manajerial yang
diampu oleh Ibu Rila Anggraeni, S.E., M.M..

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini.

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. 1


DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 2
ISI …………………………………………………………………. 3

1. Perilaku Konsumen …………………………………………………………………. 3


2. Teori Permintaan …………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 16

2
ISI

PERILAKU KONSUMEN

Pengertian
Perilaku konsumen adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh konsumen apakah mereka
membeli sebuah produk atau tidak. Dalam pengambilan keputusan biasanya konsumen
memikirkan keunggulan sampai kelemahan produk ; seperti harga, kualitas, fungsi atau
kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya. Selain memikirkan keunggulan sampai
kelemahan produk, konsumen juga memikirkan mengenai kemampuan / daya beli konsumen itu
sendiri. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama
membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika
harga suatu barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut
akan memberikan usaha lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut akan semakin lama
melakukan perilaku konsumen, seperti melihat, menanyakan, mengevaluasi, dan
mempertimbangkan.
Difinisi perilaku konsumen menurut para ahli
Engel, Blackwell dan Miniard
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan produk dan jasa, termasuk didalamnya adalah
proses keputusan yang mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan
tersebut adalah terlibat secara langsung dalam proses memperoleh, mengkonsumsi bahkan
membuang atau tidak jadi menggunakan suatu produk atau jasa tersebut.
The American Marketing Association
Perilaku konsumen adalah proses membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran,
perilaku dan lingkungan dimana seseorang melakukan pertukaran aspek kehidupannya.
Mowen
Perilaku konsumen merupakan aktivitas ketika seseorang mendapatkan, mengkonsumsi atau
membuang barang atau jasa pada saat proses pembelian.
Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh seorang pembeli dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi serta bertindak pada konsumsi produk dan jasa, maupun
ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seseorang tersebut.

3
Jenis Jenis Perilaku Konsumen
Konsumen produk
Konsumen pada jenis produk biasanya lebih mengutamakan kepuasan kepada
penggunaannya. Mengecek barang dahulu sebelum membeli apakah sesuai dengan yang di
inginkan atau ada kecacatan pada produk ; contoh bila ingin membeli mangga maka konsumen
akan mengetes terlebih dahulu dengan cara mencium, melihat bentuknya, dan sebagainya. Hal
ini juga berlaku untuk produk jangka panjang seperti elektronik

Konsumen Jasa
Konsumen jenis jasa lebih mengutamakan kepuasan dalam hal pengalaman penggunaan
jasa tersebut. Contoh : bila ingin membeli nomor SIM, hal pertama yang dipikirkan adalah
apakah operator sudah menjangkau wilayahnya, kemudian berapa harga paket, apakah keluarga
juga memaikanya, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perilaku konsumen yang
bersifat rasional dan irrasional. Yang dimaksudkan dengan perilaku konsumen yang bersifat
rasional adalah tindakan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa yang
mengedepankan aspek-aspek konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan mendesak,
kebutuhan utama/primer, serta daya guna produk itu sendiri terhadap konsumen pembelinya.
Sedangkan perilaku konsumen yang bersifat irrasional adalah perilaku konsumen yang mudah
terbujuk oleh tawaran diskon atau marketing dari suatu produk tanpa mengedepankan aspek
kebutuhan atau kepentingan.

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

4
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise

5
Proses Pembentukan Perilaku Konsumen
Pembentukan perilaku konsumen didasarkan pada pengalaman konsumen terhadap suatu produk
atau jasa. Dalam perilaku konsumen tersebut, seorang pembeli akan melakukan penilaian yang
kemudian pada akhirnya akan mempengaruhi proses pengambilan keputusannya atas pembelian
barang atau jasa tersebut.

1. Pengenalan Masalah.
Biasanya seorang konsumen melakukan pembelian atas dasar kebutuhan atau untuk
menyelesaikan keperluan, masalah dan kepentingan yang dihadapi. Jika tidak ada pengenalan
masalah terlebih dahulu, maka konsumen juga tidak akan tahu produk mana yang harus dibeli.
2. Pencarian Informasi.
Setelah mengetahui permasalahan yang dialami, maka pada saat itu seorang konsumen akan aktif
mencari tahu tentang bagaimana cara penyelesaian masalahnya tersebut. Dalam mencari sumber
atau informasi, seseorang dapat melakukannya dari diri sendiri (internal) maupun dari orang lain
(eksternal) seperti masukan, sharing pengalaman, dan lain sebagainya.
3. Mengevaluasi Alternatif.
Setelah konsumen mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan, maka hal selanjutnya yang dilakukan oleh konsumen tersebut adalah mengevaluasi
segala alternatif keputusan maupun informasi yang diperoleh. Hal itu lah yang menjadi landasan
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
4. Keputusan Pembelian.
Proses selanjutnya setelah melakukan evaluasi pada alternatif-alternatif keputusan yang ada
adalah konsumen tersebut akan melalui proses yang disebut dengan keputusan pembelian. Waktu
yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan ini tidak sama, yaitu tergantung dari hal-
hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelian atau pengambilan keputusan tersebut.
5. Evaluasi Pasca-Pembelian.
Proses lanjutan yang biasanya dilakukan seorang konsumen setelah melakukan proses dan
keputusan pembelian adalah mengevaluasi pembeliannya tersebut. Evaluasi yang dilakukan
mencakup pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti apakah barang tersebut sudah sesuai dengan
harapan, sudah tepat guna, tidak mengecewakan, dan lain sebagainya. Hal ini akan menimbulkan
sikap kepuasan dan ketidakpuasan barang oleh konsumen, mengecewakan dan tidak
mengecewakan. Hal tersebut akan berdampak pada pengulangan pembelian barang atau tidak.
Jika barang memuaskan dan tidak mengecewakan, maka konsumen akan mengingat merk produk
tersebut sehingga akan terjadi pengulangan pembelian di masa mendatang. Namun jika barang
tidak memuasakan dan mengecewakan, maka konsumen juga akan mengingat merk barang
tersebut dengan tujuan agar tidak mengulang kembali membeli barang tersebut di masa yang
akan datang.

6
Cara Mengenali Perilaku Konsumen
Terdapat 3 cara dalam mengenali perilaku konsumen menurut disiplin ilmu ekonomi :

1. Pendekatan Interpretif.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang membahas secara mendalam hal-hal mendasar mengenai
perilaku konsumen. Dalam pendekatan ini menggunakan teknik observasi langsung yaitu
menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara mendalam dan menyeluruh. Selain
wawancara, pendekatan ini juga mengutamakan diskusi kelompok terfokus. Semua hal tersebut
dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai makna suatu produk atau jasa bagi
konsumen, serta perasaan yang dialami konsumen ketika membeli kemudian menggunakan
produk maupun jasa tersebut.
2. Pendekatan Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Psikologi Kognitif,
Sosial dan Behavioral serta Ilmu Sosiologi.
Pendekatan ini menggunakan studi lapangan berupa eksperimen yang didukung dengan survei
dengan tujuan untuk menguji hipotesa penelitian yang berkaitan dengan teori. Kemudian dicari
sebuah pemahaman mengenai proses seorang konsumen menganalisa beberapa informasi,
membuat keputusan, dan pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen tersebut.
Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode yang relatif.
Yang mana akan digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen serta pembuatan keputusan
konsumen.
3. Pendekatan Sains Pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Ekonomi dan
Statistika.
Penelitian dalam pendekatan ini menggunakan pengembangan teori dari Abraham Maslow yaitu
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Teori tersebut berisi tentang hierarki kebutuhan manusia
yang kemudian diuji coba dengan model Ilmu Matematika. Pendekatan ini dilakukan untuk
memprediksi analisis pergerakan atau pengaruh startegi marketing terhadap pilihan dan pola
konsumsi.

Semua pendekatan yang dijelaskan diatas mempunyai nilai-nilai tertentu yang dapat memberikan
pemahaman mengenai perilaku konsumen. Selain itu dapat pula diterapkan untuk strategi
marketing jika dilihat dari tingkatan maupun sudut pandang analisis yang berbeda-beda. Ketiga
pendekatan ini dapat digunakan oleh suatu pemilik bisnis atau perusahaan, baik dengan
menggunakan salah satu dari pendekatan tersebut maupun dengan menggunakan ketiga
pendekatan sekaligus. Semuanya tergantung dari jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh masing-
masing bisnis dan suatu perusahaan.

7
Roda Analisis Konsumen
Afeksi & Kognisi
Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah
konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen,
misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem
yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, suasana
hati/mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat
tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang
dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh,
misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernapasan, keluarnya air mata, atau rasa
sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan,
memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti
dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan
apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai
atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah
untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah
masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktivitas kognisi yang
terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan
mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi ke dua adalah
memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan,
mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih
alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,
produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif,
dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah
produk.

8
9
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Terdapat empat faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.

10
TEORI PERMINTAAN

Pengertian
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli atau diminta pada suatu harga dalam
jangka waktu tertentu. Permintaan dilakukan oleh konsumen (pembeli) yang melakukan kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut T.Gilarso (2003) permintaan merupakan jumlah dari suatu barang yang mau dan
mampu dibeli pada pelbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan
anggapan hal-hal lain tetap sama (cateris paribus).

11
Hukum Teori Permintaan
Hukum permintaan ( the law of demand ) pada hakikatnya adalah makin rendah harga suatu
barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Dan sebaliknya makin tinggi
harga suatu barang maka makin rendah permintaan akan barang dan jasa tersebut. Hukum
berlaku dengan asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan
atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

12
Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
1. Harga barang-barang lain
Hubungan antara suatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan
kepada tiga golongan, yaitu: (i) barang lain itu merupakan pengganti, (ii) barang lain itu
merupakan pelengkap, (iii) kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang
netral). Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat
menggantikan fungsi barang lain tersebut.Apabila sesuatu barang selalu digunakan bersama
dengan barang lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang
lain tersebut.
2. Pendapatan para pembeli
Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis
barang. Berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan
berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi empat golongan: barang inferior, barang
esensial, barang normal dan barang mewah.
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan
rendah. Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Sesuatu barang dinamakan barang normal apabila ia mengalami
kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.jenis-jenis barang yang
dibeli orang apabila pendapatan mereka relatif tinggi termasuk dalam golongan barang
mewah.
3. Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan juga dapat mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai jenis
barang. Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan menimbulkan corak
permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak
distribusinya.
4. Cita rasa masyarakat
Cita rasa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk
membeli barang-barang.
5. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan
tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja.
Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya
beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan.
6. Ekspektasi tentang masa depan
Ramalan para konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi pada masa
depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini, untuk
menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang.
Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan kerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan
ekonomi akan mengalami resesi , akan mendorong orang lebih berhemat dalam
pengeluarannya dan mengurangi permintaan.

13
Jenis Jenis Permintaan
Jenis – Jenis Permintaan
Berdasarkan Daya Beli Konsumen
 Permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai dengan daya beli dan dilaksanakan.
Contohnya, ketika ingin makan pepaya, anda pergi ke toko buah dan membelinya.
 Permintaan Potensial, yaitu permintaan yang disertai dengan daya beli tetapi belum
dilaksanakan. Contohnya anda bisa dan ingin membeli sebuah buku, tetapi anda tidak
berencana membeli buku itu sekarang.
 Permintaan Absolut, yaitu keinginan konsumen yang tidak disertai dengan daya
belinya, permintaan absolut inilah yang sering disebut dengan angan-angan. Contohnya
seorang pemulung yang ingin mempunyai mobil.

Berdasarkan Jumlahnya
 Permintaan Individu, yaitu jumlah permintaan yang dilakukan oleh satu orang.
 Permintaan Pasar, yaitu hasil penjumlahan dari setiap permintaan individu atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu
Kurva Permintaan

14
Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah kajian matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan harga yang untuk suatu barang atau jasa. Karena fungsi ini
mengikuti hukum permintaan dimana permintaan berbanding terbalik dengan harga, yaitu
semakin meningkat harga maka permintaan menurun, dan jika harga menurun maka permintaan
meningkat, maka gradien permintaan bernilai negatif.
Bentuk Fungsi Permintaan

15
Rumus Permintaan

DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2015/6/11/perilaku-konsumen
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://www.ilmudasar.com/2017/09/Pengertian-Teori-Jenis-Kurva-Rumus-Permintaan-dan-
Penawaran-adalah.html
http://www.startkampus.net/2016/10/teori-permintaan-dan-penawaran.html

16
http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2015/09/teori-permintaan-dan-teori-penawaran.html
https://matakuliah.files.wordpress.com/2007/09/te-mik-1.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai