Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan
medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatan tersebut akan menimbulkan
dampak positif dan negatif. Oleh karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit
yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan petugas rumah sakit akan bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit (Darmadi,2008:28). Rumah sakit
merupakan salah satu penghasil limbah B3. Limbah B3 yang ditimbulkan dari kegiatan rumah
sakit berasal dari seluruh aktifitas yang dilakukan rumah sakit dan kegiatan laboratorium berupa
sisa proses penyembuhan orang sakit seperti bahan tambahan untuk pencucian luka, cucian
darah, proses terapi kanker, praktek bedah, produk farmasi dan residu dari proses insenerasi.
B. Identifikasi limbah B3 dapat dilakukan dengan cara: (Imam Hendro A. Ismoyo, 2009:5)
a) Mencocockan limbah B3 dengan daftar jenis limbah B3. Apabila cocok dengan
daftar jenis limbah B3 maka limbah tersebut limbah B3.
b) Apabila limbah tidak cocok dengan daftar jenis maka diperiksa apakah limbah
tersebut memiliki karakteristik: mudah meledak atau mudah terbakar dan atau
beracun dan atau bersifat reaktif dan atau bersifat korosif.
c) Apabila kedua tahapan tersebut sudah dilakukan dan tidak memenuhi limbah B3,
maka dilakukan dan tidak memenuhi ketentuan limbah B3, maka dilakukan uji
toksikologi sifat akut dan kronis.
2.1.7 Label
Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan informasi dasar
mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas. Terdapat tiga
jenis label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3 yaitu :
a. Label identitas
b. Label untuk penandaan kemasan kosong
c. Label penunjuk tutup kemasan
BAB III
HASIL
Tabel Hasil Implementasi Program Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya
Rumah Sakit dr G.L Tobing
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 1(satu) dapat diketahui bahwarumah sakit
mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya dengan mempunyai daftar terbaru/ mutakhir dari
bahan berbahaya tersebut di rumah sakit mendapatkan skor daristudi dokumentasi sebesar 5 poin,
wawancara sebesar 5 poin dan observasi sebesar 5 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh
yaitu 15 poin yang selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan
maka skor yang diperoleh adalah 50%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 2(dua) dapat diketahui bahwauntuk rencana untuk
penanganan, penyimpanaan dan penggunaan yang aman disusun dan diimplementasikan/
diterapkanmendapatkan skor daristudi dokumentasi sebesar 5 poin, wawancara sebesar 10 poin
dan observasi sebesar 5 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 20 poin yang
selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang
diperoleh adalah 66,6%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 3(tiga) dapat diketahui bahwarencana untuk pelaporan
dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainya disusun dan diterapkan mendapatkan
skor daristudi dokumentasi sebesar 10 poin, wawancara sebesar 5 poin dan observasi sebesar 10
poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 25 poin yang selanjutnya dibagi dengan skor
maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah 83,3%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 4(empat) dapat diketahui bahwarencana penanganan
limbah yang benar di RS dan pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan
hukum mendapatkan skor daristudi dokumentasi sebesar 10 poin, wawancara sebesar 10 poin
dan observasi sebesar 10 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 30 poin yang
selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang
diperoleh adalah 100%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 5(lima) dapat diketahui bahwarencana untuk alat dan
prosedur perlindungan yang benar dan penggunaan, ada tumpahan dan paparan disusun dan
diterapkan mendapatkan skor daristudi dokumentasi sebesar 10 poin, wawancara sebesar 5 poin
dan observasi sebesar 5 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 20 poin yang
selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang
diperoleh adalah
66,6%
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 6(enam) dapat diketahui bahwarencana untuk
pendokumentasian persyaratan, izin, lisensi atau ketentuan lain disusun dan ditetapkan
mendapatkan skor dari studi dokumentasi sebesar 5 poin, wawancara sebesar 10 poin dan
observasi sebesar 5 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 20 poin yang selanjutnya
dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah
66,6%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 7(tujuh) dapat diketahui bahwarencana pemasangan
label pada bahan dan limbah berbahaya disusun dan ditetapkan mendapatkan skor dari studi
dokumentasi sebesar 10 poin, wawancara sebesar 5 poin dan observasi sebesar 10 poin, jadi
pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 25 poin yang selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30
poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah 83,3%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 8(delapan) dapat diketahui bahwamendapatkan skor
dari studi dokumentasi sebesar 5 poin, wawancara sebesar 10 poin dan observasi sebesar 10 poin,
jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 25 poin yang selanjutnya dibagi dengan skor
maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yangdiperoleh adalah 83,3