Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan

pada klien dengan


PANKREATITIS AKUT DAN KRONIS

Dosen Pembimbing: Bu Asrina Pitayanti,S.kep,Ns. M.kes

Di Susun Oleh :

1. Ifa Nita Safitri


2. Lailatul Fitrikha
3. Leni Ayu Windari
4. Nirwana
5. Ria Aprilia S
S1 KEPERAWATAN
III- B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2015
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar
yang telah memberikan banyak masukkan, kritik dan saran agar dapat menyelesaikan karya
makalah ini sebaik mungkin. Dan terima kasih juga kepada kedua orang tua dan teman-teman
penulis yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan, isi maupun pemilihan ide. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca yang dapat membangun penulis agar dapat menulis makalah yang lebih
baik lagi.
Dan penulis berharap, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca baik itu dari dosen pengajar, teman-teman kuliah dan seluruh pembaca yang sudah mau
menyempatkan diri untuk membaca makalah ini.
Terima kasih.

Jombang , 28 September 2015

Penyusun

ii
Daftar Isi
Cover…………………………………………………………………………………... i
Kata Pengantar............................................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II: TINJAUAN MEDIS
2.1 Pengertian Pankreatitis.......................................................................................3
2.2 Struktur Pankreatitis............................................................................................
2.3 Klasifikasi Pankreatitis......................................................... ..............................7
2.4 Etiologi Pankreatitis ...................................................................... ..................... 8
2.5 Patofisiologi Pankreatitis................................................................. ...................9
2.6 Komplikasi....................................................................................... ................... 11
2.7 Pemeriksaan Diagnostik...................................................................................... 12
2.8 Penatalaksanan................................................................................. ................... 13
2.9 Diagnosa Banding ............................................................................................... 13
BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan..................................................................................... 14
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................... ... 16
3.3 Intervensi Keperawatan.................................................................................... .. 17
3.4 Implementasi Keperawatan................................................................................. 27
3.5 Evaluasi Keperawatan......................................................................................... 27
BAB IV: KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 28
4.2 Saran .................................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan kedua
fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses
pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum proksimal. Sekretin dan
kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormon traktus gastrointestinal yang
membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekret pankreas. Sekresi
enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500-2500 mm/hari.
Insidensi pankreatitis sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain, di negara Barat
penyakit ini sering ditemukan dan berhubungan erat dengan penyalahgunaan pemakaian alkohol
dan penyakit hepatobilier. Frekuensi berkisar antara 0,14-1% atau 10-15 pasien pada 100.000
penduduk. Di negara Barat penyebab utama kejadian pankreatitis adalah penyalahgunaan
pemakaian alkohol dan sakit batu empedu. Kelompok ke-3 penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik). Ketiga penyebab ini merupakan 90% penyebab utama pankreatitis akut. Sisanya 10%
antara lain karena trauma pada pankreas, tukak peptik yang menembus pankreas, obstruksi
saluran pankreas oleh fibrosis atau konkrema, penyakit-penyakit metabolik antara lain
hiperlipoproteinemia, hiperkalsemia, diabetes, gagal ginjal, kehamilan (0.025%), pemakaian
obat-obat tertentu, infeksi virus (Aru W, 2006).
Di negara Barat, pankreatitis jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Batu empedu
merupakan penyebab utama pancreatitis akut pada perempuan (75%) pada usia sekitar 60 tahun,
namun bila dihubungkan dengan pemakaian alkohol yang berlebihan maka pria lebih banyak
yang terserang (80-90%)(Aru W, 2006).
Keperawatan merupakan bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar
yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis
dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkat kan kemampuan yang ada pada
individu, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadan yang di
persepsikan sakit oleh individu ( Nursalam,2008).Dalam hal ini peran perawat sangat dibutuhkan
dalam membantu klien yang mengalami pankreatitis akut dan kronis agar dapat memaksimalkan
kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan aktivitas Daily Living dan memenuhi
kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu kami sangat tertarik untuk membahas asuhan
keperawatan pada klien dengan pankreatitis akut dan kronis

1.1 RUMUSAN MASALAH


Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka terdapat masalah yang
akan dirumuskan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah tinjauan medis klien dengan pankreatitis akut dan kronis?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan klien dengan pankreatitis akut dan kronis?

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasitinjauan medis klien dengan pankreatitis akut dan kronis.
2. Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan klien dengan.pankreatitis akut dan kronis.
BAB II
TINJAUAN MEDIS

2.1 DEFINISI
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan
intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga
penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.
(Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas
diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000;558)
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat alkoholisme dan
penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis. (Sandra M. Nettina, 2001)

Gambar 1.1 Pankreatitis


2.2 ANATOMI PANKREAS
Hati, saluran empedu, dan pankreas berkembang dari cabang usus depan fetus dalam suatu
tempat yang kelak menjadi duodenum, ketiganya terkait erat dengan fisiologi pencernaan. Ketiga
struktur ini memiliki letak yang berdekatan, fungsi yang saling terkait, dan terdapat kesamaan
kompleks gejala akibat gangguan ketiga struktur ini (Sylvia price, 2006).
Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel-
sel eksokrin yang berkelompok-kelompok disebut sebagai asini yang menghasilkan unsur getah
pankreas. Sel-sel endokrin atau pulau Langerhans menghasilkan sekret endokrin, yaitu insulin
dan glukagon yang penting untuk metabolisme karbohidrat (Sylvia price, 2006).
Pankreas eksokrin mengandung banyak asinus, yang mengeluarkan getah pankreas ke dalam
duodenum melalui ductus pankreatikus. Getah pankreas mengandung sejumlah enzim, dan
sebagian di antaranya dibuat mula-mula dalam keadaan inaktif. Setelah teraktifkan, enzim-enzim
ini membantu mencerna makanan dan mempersiapkannya untuk diserap di usus. Penyakit yang
mengganggu aktivitas enzimatik pankreas normal (insufisiensi pankreas) menyebabkan
maldigesti lemak dan steatorea (tinja berlemak) (Ganong, 2011).
2.3 STUKTUR DAN FUNGSI NORMAL PANKREAS EKSOKRIN
Pankreas adalah suatu organ padat yang terletak melintang di dinding abdomen belakang
jauh di dalam epigastrium. Organ ini terfiksasi erat di rertroperineum di depan aorta abdominalis
dan vertebrae lumbalis pertama dan kedua. Karena itu, nyeri pankreatitis akut atau kronik terasa
jauh di dalam regio epigastrium dan sering menyebar ke punggung. Normalnya pankreas
memiliki panjang sekitar 15 cm meskipun beratnya kurang dari 110 gram. Organ ini ditutupi
oleh simpai tipis jaringan ikat yang membentuk sekat-sekat ke dalamnya, dan memisahkan
pankreas menjadi lobules-lobulus.
Pankreas dapat dibagi menjadi empat bagian kepala (caput), leher (collum), badan (corpus), dan
ekor (cauda). Caput pankreas terletak di ruang lengkung antara bagian pertama, kedua, dan
ketiga duodenum. Processus uncinatus adalah bagian kepala yang meluas kekiri di belakang
pembuluh mesentrik superior. Badan pankreas terletak horizontal di ruang retroperineum dengan
bagian ekor yang memanjang ke hilus limpa.
Produk pankreas eksokrin dilahirkan oleh suatu saluran sentral utama yang disebut ductus
Wirsungi, yang berjalan di sepanjang kelenjar. Duktus ini normalnya berdiameter sekitar 3-4mm.
Pada sebagian besar orang, duktus pancreaticus memasuki duodenum di papilla duodenum di
samping ductus biliaris comunis. Sfingter Oddi mengelilingi kedua duktus tersebut. Pada sekitar
sepertiga orang, ductus Wirsungi dan ductus biliaris communis menyatu untuk membentuk
sebuah saluran bersama sebelum berakhir di ampulla Vateri (Ganong, 2011).

2.4 Klasifikasi
Pancreatitis dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: pancreatitis akut dan pancreatitis kronik
1. Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa bersifat
ringan atau berakibat fatal. Secara normal pankreas mengalirkan getah pankreas melalui saluran
pankreas (duktus pankreatikus menuju ke usus dua belas jari (duodenum). Getah pankreas ini
mengandung enzim-enzim pencernaan dalam bentuk yang tidak aktif dan suatu penghambat
yang bertugas mencegah pengaktivan enzim dalam-perjalanannyamenuju ke duodenum.
Sumbatan pada duktus pankreatikus (misalnya oleh batu empedu pada sfingter Oddi)akan
menghentikan aliran..getah pankreas. Biasanya sumbatan ini bersifat sementara dan
menyebabkan kerusakan kecil yang akan segera diperbaiki.Namun bila sumbatannya berlanjut,
enzim yang teraktivasi akan terkumpul di pankreas, melebihi penghambatnya dan mulai
mencerna sel-sel pankreas, menyebabkan peradangan yang berat
Kerusakan pada pankreas bisa menyebabkan enzim keluar dan masuk ke aliran darah atau
rongga perut, dimana akan terjadi iritasi dan peradangan dari selaput rongga perut (peritonitis)
atau organ lainnya. Bagian dari pankreas yang menghasilkan hormon, terutama hormon insulin,
cenderung tidak dihancurkan atau dipengaruhi. .
2. Pankreatitis kronis adalah peradangan pankreas yang tidak sembuh-sembuh, yang semakin
parah dari waktu ke waktu dan mengakibatkan kerusakan pankreas yang permanen. Penyebab
paling umum adalah menkonsumsi alkohol yang berlebihan selama bertahun-tahun, tetapi
kondisi seperti gangguan herediter (keturunan), gangguan autoimun (Imunitas tubuh).
Pankreatitis kronis memiliki kesamaan gejala dengan Pankreatitis akut, dan gejala tambahan
berupa diare, kotoran berminyak dan penurunan berat badan.
2.5 ETIOLOGI
1. Batu saluran empedu
2. Infeksi virus atau bakteri
3. Alkoholisme berat
4. Obat seperti steroid, diuretik tiazoid
5. Hiperlipidemia, terutama fredericson tipe V
6. Hiperparatiroidisme
7. Asidosis metabolic
8. Uremia
9. Imunologi seperti lupus eritematosus
10. Pankreatitis gestasional karena ketidakseimbangan hormonal
11. Defisiensi proteinToksin
12. Lain-lain seperti gangguan sirkulasi, stimulsi vagal ( Arief Mansjoer, 2000).
2.6 TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri abdomen hebat melintang dan tembus ke bagian punggung
2. Muntah
3. Nyeri peri umbilikal
4. Kembung
5. Ileus paralitik
6. Suhu aksila > 37,5ºC
7. Nyeri hipogastrium kiri/kanan
8. Radang pankreas akut yang sudah berat gejala disertai dengan dehidrasi dan tekanan
darah rendah
9. Radang pankreas kronis gejalanya disertai dengan diare, kotoran yang berminyak dan
juga penurunan berat badan.

2.7 Penatalaksanaan medis


Penatalaksanaan pankreatitis akut bersifat simtomatik dan ditujukan untuk mencegah atau

mengatasi komplikasi.Semua asupan per oral harus dihentikan untuk menghambat stimulasi dan

sekresi pankreas.Pelaksanaan TPN (total parental nutrition) pada pankreatitis akut biasanya

menjadi bagian terapi yang penting, khusus pada pasien dengan keadaan umum yang buruk,

sebagai akibat dari stres metabolik yang menyertai pankreatitis akut. Pemasangan NGT dengan

pengisapan (suction) isi lambung dapat dilakukan untuk meredakan gejala mual dan muntah,

mengurangi distensi abdomen yang nyeri dan ileus paralitik serta untuk mengeluarkan asam

klorida.

a) Penanganan Nyeri. Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan tindakan yang
esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena akan mengurangi rasa nyeri dan
kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas.
b) Perawatan Intensif. Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang
rendah diperlukan untuk mempertahankan volume cairan serta mencegah gagal ginjal akut.
c) Perawatan Respiratorius. Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan karena risiko untuk
terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru dan atelektasis cenderung
tinggi.
d) Drainase Bilier. Pemasangan drainase bilier dalam duktus pankreatikus melalui endoskopi
telah dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas. Terapi ini akan membentuk kembali
aliran pankreas dan akibatnya, akan mengurangi rasa sakit serta menaikkan berat badan.
e) Penatalaksanaan Pasca-akut. Antasid dapat diberikan ketika gejala akut pankreatitis mulai
menghilang. Pemberian makanan makanan per oral yang rendah lemak dan protein dimulai
secara bertahap. Kafein dan alkohol tidak boleh terdapat dalam makanan pasien.
f) Pertimbangan Gerontik. Pankreatitis akut dapat mengenai segala usia meskipun demikian,
angka mortalitas pankreatitis akut meningkat bersamaan dengan pertambahan usia.
g) Tindakan Bedah
Tindakan segera untuk eksplorasi bedah pada umumnya tidak dilakukan, kecuali pada kasus-
kasus berat di mana terdapat:
1. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi intensif.
2. Pada kasus pankreatitis hemoragik nekrosis yang disertai dengan rejatan yang sukar
diatasi.
3. Timbulnya sepsis.
4. Gangguan fungsi ginjal yang progresif.
5. Tanda-tanda peritonitis.
6. Bendungan dari infeksi saluran empedu.
7. Perdarahan intestinal yang berat.

Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan beberapa waktu (kebanyakan
sesudah 2-3 minggu perawatan intensif) bilamana timbul penyulit seperti pembentukan
pseudokista atau abses, pembentukan fistel, ileus karena obstruksi pada duodenum atau kolon,
pada perdarahan hebat retroperitoneal atau intestinal.

2.8 Pemeriksaan penunjang


1. Scan-CT : menentukan luasnya edema dan nekrosis
2. Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pankreas, abses,
pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
3. Endoskopi : penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa fistula, penyakit
obstruksi bilier dan striktur/anomali duktus pankreas. Catatan : prosedur ini dikontra indikasikan
pada fase akut.
4. Aspirasi jarum penunjuk CT : dilakukan untuk menentukan adanya infeksi.
5. Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan pankreas
atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra peritoneal disebabkan
oleh perforasi atau pembekuan abses, kalsifikasi pankreas.
6. Pemeriksaan seri GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran pankreas/inflamasi.
7. Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar normal
tidak menyingkirkan penyakit).
8. Amilase urine : meningkat dalam 2-3 hari setelah serangan.
9. Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih lama.
10. Bilirubin serum : terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh penyakit hati
alkoholik atau penekanan duktus koledokus).
11. Fosfatase Alkaline : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit bilier.
12. Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan permeabilitas kapiler dan
transudasi cairan kearea ekstrasel).
13. Kalsium serum : hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit (biasanya
menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis pankreas).
14. Kalium : hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster; hiperkalemia dapat terjadi
sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis, insufisiensi ginjal.
15. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab pankreatitis
akut.
16. LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena gangguan bilier
dalam hati.
17. Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin menurun karena
perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi) sehubungan dengan muntah atau dari
efusi cairan kedalam pankreas atau area retroperitoneal.
18. Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi khususnya selama serangan awal atau
akut. Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan sel beta dan nekrosis pankreas dan
tanda aprognosis buruk. Urine analisa; amilase, mioglobin, hematuria dan proteinuria mungkin
ada (kerusakan glomerolus).
19. Feses : peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal pencernaan lemak dan
protein (Dongoes, 2000).
2.9 KOMPLIKASI
a. Atelektasis
b. Sindrom gagal pernafasan akut
c. Syok hipotensif
d. Depriesi miokardial
e. Gagal ginjal akut
f. Koagulasi intravaskular diseminata
g. Hipokalsemia
h. Metabolik asidosis
i. Pseudokis pankreatik
j. Abses pankreas
k. Pendarahan gastrointestinal

2.10 Proses Keperawatan Pankreatitis


1. Pengkajian
Riwayat kesehaan difokuskan pada karakteristik nyeri abdomen serta adanya gangguan
rasa nyaman yang dialami pasien. Status cairan serta nutrisi pasien dan riwayat serangan batu
empedu serta konsumsi alkohol harus dikaji. Riwayat masalah gastrointestinal, yang mencakup
mual, muntah, diare dan pengeluaran feces berlemak harus ditanyakan. Pemeriksaan abdomen
harus dilakukan untuk mengkaji rasa sakit, nyeri tekan, ketegangan muskuler dan bising usus.
Status emosional serta psikologis pasien dan anggota keluarganya serta upaya mereka untuk
mengatasinya harus dikaji karena mereka sering merasa takut dan cemas mengingat beratnya
gejala pasien serta rasa sakit yang dideritanya.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Pada Pankreatitis


Berdasarkan semua data hasil hasil pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien pankreatitis
mencakup yang berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi, edema, distensi pada pankreas dan iritasi
peritoneum.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan rasa nyeri akut, infiltrat paru, efusi pleura
dan atelektasis.
c. Perubahan status nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan
peningkatan kebutuhan metabolisme.
d. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan status nutrisi yang buruk, tirah
baring dan luka akibat operasi serta pemasangan drain yang lebih dari satu.
INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan:  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara
inflamasi, edema, distensi  pain control, komprehensif termasuk lokasi,
pada pankreas dan iritasi  comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
peritoneum Setelah dilakukan kualitas dan faktor presipitasi
tinfakan keperawatan  Observasi reaksi nonverbal dari
DS: selama 2x24 Jam Pasien ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal tidak mengalami nyeri,  Bantu pasien dan keluarga untuk
DO: dengan kriteria hasil: mencari dan menemukan
- Posisi untuk menahan  Mampu dukungan
nyeri mengontrol nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat
- Tingkah laku berhati-hati (tahu penyebab mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Gangguan tidur (mata nyeri, mampu ruangan, pencahayaan dan
sayu, tampak capek, sulit menggunakan kebisingan
atau gerakan kacau, tehnik  Kurangi faktor presipitasi nyeri
menyeringai) nonfarmakologi  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Respon autonom (seperti untuk mengurangi menentukan intervensi
diaphoresis, perubahan nyeri, mencari  Ajarkan tentang teknik non
tekanan darah, perubahan bantuan) farmakologi: napas dala,
nafas, nadi dan dilatasi  Melaporkan relaksasi, distraksi, kompres
pupil) bahwa nyeri hangat/ dingin
- Tingkah laku ekspresif berkurang dengan  Berikan analgetik untuk
(contoh : gelisah, merintih, menggunakan mengurangi nyeri: ……...
menangis, waspada, iritabel, manajemen nyeri
 Tingkatkan istirahat
nafas panjang/berkeluh  Mampu mengenali
kesah)  Berikan informasi tentang nyeri
nyeri (skala,
- Perubahan dalam nafsu seperti penyebab nyeri, berapa
intensitas, lama nyeri akan berkurang dan
makan dan minum frekuensi dan antisipasi ketidaknyamanan dari
tanda nyeri) prosedur
 Menyatakan rasa  Monitor vital sign sebelum dan
nyaman setelah sesudah pemberian analgesik
nyeri berkurang
pertama kali
 Tanda vital dalam
rentang normal

Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC:


berhubungan dengan :  Respiratory status  Posisikan pasien untuk
rasa nyeri akut, infiltrat : Ventilation memaksimalkan ventilasi
paru, efusi pleura dan  Respiratory status  Lakukan fisioterapi dada jika
atelektasis. : Airway patency perlu
DS:  Vital sign Status  Keluarkan sekret dengan batuk
- Dyspnea atau suction
- Nafas pendek Setelah dilakukan  Auskultasi suara nafas, catat
DO: tindakan keperawatan adanya suara tambahan
- Penurunan tekanan selama 2x24 Jam pasien  Berikan bronkodilator :
inspirasi/ekspirasi menunjukkan keefektifan  Berikan pelembab udara Kassa
- Penurunan pertukaran pola nafas, dibuktikan basah NaCl Lembab
udara per menit dengan kriteria hasil:  Atur intake untuk cairan
- Menggunakan otot  Mendemonstrasik mengoptimalkan keseimbangan.
pernafasan tambahan an batuk efektif  Monitor respirasi dan status O2
- Orthopnea dan suara nafas  Bersihkan mulut, hidung dan
- Tahap ekspirasi yang bersih, tidak secret trakea
berlangsung sangat lama ada sianosis dan  Pertahankan jalan nafas yang
- Penurunan kapasitas vital dyspneu (mampu paten
- Respirasi: < 11 – 24 x mengeluarkan
 Observasi adanya tanda tanda
/mnt sputum, mampu hipoventilasi
bernafas dg
 Monitor adanya kecemasan pasien
mudah, tidakada
terhadap oksigenasi
pursed lips)
 Monitor vital sign
 Menunjukkan
jalan nafas yang  Informasikan pada pasien dan
keluarga tentang tehnik relaksasi
paten (klien tidak
untuk memperbaiki pola nafas.
merasa tercekik,
irama nafas,  Ajarkan bagaimana batuk efektif
frekuensi  Monitor pola nafas
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal)
 Tanda Tanda vital
dalam rentang
normal (tekanan
darah, nadi,
pernafasan)

2.11 Masalah Kolaborasi (Komplikasi Potensial)


Berdasarkan dari data-data hasil pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi
mencakup:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit
b. Nekrosis pankreas
c. Syok dan kegagalan organ yang multipel
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pankreatitis adalah keadaaan dari pankreas dengan gejalanya yang khas yakni nyeri
perut hebat yang timbul tiba-tiba, dan peningkatan enzim amilase atau lipase. Perjalanan
penyakitnya sangat bervariasi dari yang ringan yang self limited sampai yang sangat berat
disertai renjatan dengan gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal
Pankreatitis yang berat, enzim-enzim pankreas, bahan-bahan vasoaktif dan bahan-bahan toksik
lainnya keluar dari saluran-saluran pankreas dan masuk ke dalam ruang pararenal anterior dan
ruang-ruang lain seperti ruang-ruang pararenal posterior, lesser sac dan rongga peritoneum.
Adapun diagnosa dalam proses keperawatan yang dapat diambil Nyeri berhubungan dengan
proses Inflamasi dan Pola Pernafasan Yang Tidak Efektif Berhubungan Dengan Imobilisasi
Akibat Rasa Nyeri Yang Hebat, Infiltrat Pulmoner, Efusi Pleura, Dan Atelektasis
SARAN
Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga dengan
makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami mengharapkan kritik dan
saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiin.
Daftar pustaka

Nonim, 2001, Introduction to Pankreatitis, http://www.oncolink.org diakses pada tgl 7 Nopember


2004.
Fong, Tse-Ling, 2002. Pankreatitis, dalam www.medicinet.com, September 2007
Kerr, M., 2004, Pankreatitis US, http//:www.nlm.nih.gov diakses pada tgl 2 Desember 2004.

Anda mungkin juga menyukai