,ßIOêduKASI
Hasan, dkk. (2014). Kelimpahan dan Dominansi Arthropoda Tanah di Hutan Lindung Jailolo ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
ABSTRAK
Hutan lindung adalah hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, dan memelihara kesuburan tanah.
Arthropoda merupakan hewan tanpa tulang dan memiliki kaki beruas-ruas. Filum Arthropoda
terdapat 5 kelas utama yaitu kelas Crustacea, kelas Chilopoda, kelas Diplopoda, kelas Arachinida,
dan kelas Insekta. Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi relatif
spesies organisme dalam komunitas, sedangkan dominansi adalah parameter yang menyatakan
tingkat terpusatnya (penguasaan) spesies dalam suatu komunitas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan dominansi Arthropoda tanah
di kawasan hutan lindung Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Metode penelitian ini
bersifat deskriptif, dengan menggunakan plot dan pithfall-trap, dan berlangsung pada bulan Mei
2010.
Telah dilaksanakan penelitian, dan ditemukan jumlah spesies secara keseluruhan berjumlah
15 spesies yang tergolong dalam 13 famili. Ke-13 famili tersebut meliputi Belostomatidae,
Phaneuidae, Lulusidae, Melolonthidae, Lycosidae, Loxoscelidae, Scutigeridae, Chrysomelidae,
Prorhinotermidae, Therididae, Oedipodidae, Forficulidae. Dari ke-13 famili tersebut hanya famili
Formicidae ditemukan 3 spesies (Formicida latreille, Entylia sinvata, Oecophylla saragilina),
sedangkan 12 famili lainnya hanya ditemukan 1 spesies dengan jumlah individu yang bervariasi.
Jumlah total individu dari 13 Famili yang ditemukan adalah 308 individu dengan nilai indeks
dominansinya 0,11197.
238
Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, tumbuhan dan golongan Arthropoda lainnya
mencegah banjir, mengendalikan erosi, (Adianto, 1982).
mencegah intrusi air laut, dan memelihara Borror (1996) dalam Rahmadiah (2005)
kesuburan tanah. menjelaskan bahwa salah satu peranan tanah
Penetapan kawasan hutan lindung dapat adalah sebagai habibat makhluk hidup, baik
dilakukan secara langsung apabila di dalam manusia, hewan, dan tumbuhan. Bagi beberapa
kawasan hutan tanaman terdapat kawasan jenis hewan tanah menyediakan tempat bagi
lindung yang telah ditetapkan oleh pemerintah, mereka untuk membuat sarang, pertanaan dan
sungai, danau, curam, pinggir laut dan mata seringkali juga merupakan tempat untuk
air. Apabila di hutan tanam berbatasan secara mencari makanan.
langsung dengan CA/SW/TN maka pengelola
Di Maluku Utara informasi tentang
hutan dapat membuat kawasan buffer zone dari Arthropoda Tanah di Kawasan Hutan Lindung
kawasan lindung tersebut. Kawasan buffer baik jumlah spesies, maupun kelimpahannya
zone tersebut merupakan kawasan yang belum didapatkan, sehingga penulis merasa
menjadi hutan lindung dari unit management tertarik untuk melakukan penelitian dengan
hutan tanaman. Pada kawasan ini, merupakan judul “Kajian Kelimpahan dan Dominansi
kawasan yang berfungsi sebagai kawasalan Arthropoda Tanah Di Kawasan Hutan Lindung
pelestarian biodiversity. Hal tersebut juga Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera
berlaku untuk kawasan di sepanjang sungai, Barat”. Tujuan dalam penelitian ini adalah
danau, kemiringan curam, pinggir laut, dan untuk mengetahui kelimpahan dan dominansi
sekitar mata air, namun fungsi kawasannya Arthropoda tanah di kawasan hutan lindung
adalah sebagai kawasan pelidungan fungsi Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera
hidrologis, pengendali, banjir, erosi dan Barat.
sendimentasi.
METODE PENELITIAN
Dwijoseputro (1991), menyatakan
bahwa fungsi hutan merupakan vegetasi Penelitian ini bersifat deskriptif atas
penyangga penyakit dan hama, dapat menyerap data yang menggambarkan suatu objek yang
CO2, sebagai perlindungan terhadap angin, teramati (Leiwakabessy dan Hasan, 2002).
pengatur tata-air, dan pengatur suhu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-
lingkungan. Di kawasan hutan lindung terdapat April 2010. Alat yang digunakan antara lain;
berbagai macam jenis tumbuhan seperti meter roll, pithfall trap, mikroskop, buku
sengon, matoa, samama, binguang dan di hutan identifikasi serangga karangan Borror, (1996),
lindung juga terdapat berbagai macam hewan kamera digital, termometer, soiltester,
seperti serangga, ular, dan lain-lain. altimeter, parang, dan gelas ukur. Bahan yang
Keberadaan Arthropoda tanah sangat digunakan meliputi; alkohol 5 %, larutan
bergantung pada faktor lingkungan yaitu formalin 2 %, dan aquades
lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. 3.3.1 Teknik pengambilan data
Faktor lingkungan abiotik dapat berasal dari
faktor fisika seperti suhu, kadar air, porositas, Pengambilan sampel Artharopoda tanah
struktur tanah. Sedangkan faktor kimia seperti dilakukan dengan menggunakan alat pitfall
salinitas, pH, kadar bahan organik tanah, dan trap.
unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan 3.3.2 Prosedur pengumpulan data
biotik yang mempengaruhi keberadaan dan
kerapatan populasi Arthropoda tanah adalah Prosedur pengumpulan data dengan
organisme lain yang juga terdapat di habitat menggunakan pitfall trap adalah sebagai
tersebut, seperti mikroflora, tumbuhan- berikut :
239
Jurnal ßIOêduKASI
Hasan, E., dkk. (2014). Kelimpahan dan Dominansi Arthropoda Tanah di Hutan Lindung Jailolo ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
240
Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
241
Jurnal ßIOêduKASI
Hasan, E., dkk. (2014). Kelimpahan dan Dominansi Arthropoda Tanah di Hutan Lindung Jailolo ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
242
Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
243
Jurnal
Hasan, E.,ßIOêduKASI
dkk. (2014). Kelimpahan dan Dominansi Arthropoda Tanah di Hutan Lindung Jailolo ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
244
Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
245
JurnalE.,ßIOêduKASI
Hasan, dkk. (2014). Kelimpahan dan Dominansi Arthropoda Tanah di Hutan Lindung Jailolo ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
yang aktif pada pagi, siang, sore, atau berkisar antara 5,9-6,5. Keadaan iklim juga
malam hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi perubahan pH, curahan air
mempengaruhi aktifitas dan distribusi hujan juga akan mengecerkan tanah sehingga
lokalnya. akan terjadi perubahan pH dan tanah akan
sedikit lembab.
d. Angin
Menurut Rao (1994), perubahan pH
Angin berperan dalam membantu
tanah dapat mempengaruhi kelarutan unsur
penyebaran Arthropoda terutama bagi
hara dalam tanah. Tanah yang netral atau basa
Arthropoda yang berukuran kecil. Selain
dapat lebih melarutkan unsur hara dari pada
itu juga dalam tubuh serangga, karna
tanah yang asam. Kelarutan unsur hara yang
angin dapat mempercepat penguapan dan
tinggi dalam tanah akan mempermudah
penyebaran udara.
mikroorganisme tanah dalam menggunakan
PEMBAHASAN unsur hara tersebut sehingga kelimpahannya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah meningkat. Kelembaban tanah merupakan
diperoleh, terlihat bahwa dari jumlah spesies faktor utama selain ketersediaan karbon,
yang ditemukan, yang lebih mendominansi nitrogen, fosfat, kalium, suhu, pH serta aerasi
kawasan Hutan Lindung di Kabupaten yang mempengaruhi laju dekomposisi bahan
Halmahera Barat yaitu, jenis Formicida organik di dalam tanah.
latreille dengan nilai kelimpahan 2,33, dan Suhu tanah merupakan salah satu faktor
indeks dominansi 0,0516, serta kelimpahan fisik tanah yang sangat menentukan kehadiran
relatifnya 22,727 yang tergolong dalam kriteria dan kepadatan organisme tanah, dengan
sangat tinggi. Hal ini didukung oleh demikian suhu tanah akan menentukan tingkat
tersedianya nutrisi/makanan yang sangat baik dekomposisi material organik tanah, fluktuasi
dan suhu lingkungan yang ada di kawasan ini suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan
sangat mendukung kehidupan dari spesies suhu tanah sangat tergantung dari suhu udara.
Formicida latreille, sedangkan spesies yang Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi
memiliki nilai kelimpahan indeks dominansi dalam satu malam dan tergantung musim
serta kelimpahan relatif yang sangat rendah (Suin,1997)
yaitu, Valanga nigricornis yang memiliki nilai
Perbedaan jumlah ini menunjukan
kelimpahan 0,2, indeks dominansi 0,00037,
bahwa spesies-spesies tersebut memiliki
serta kelimpahan relatifnya 1,948. Jenis ini
kemampuan beradaptasi berbeda pada
tidak mendominansi Kawasan Hutan Lindung
lingkungannya, dalam hal ini jumlah individu
karena faktor lingkungan tanah, pH tanah serta
tiap spesies akan bertambah sesuai dengan
suhu tanah yang tidak memenuhi ambang batas
kemampuan beradaptasi untuk memperbanyak
normal.
spesies.
Lingkungan tanah yang ada di kawasan
Tinggi rendah dominansi dan
hutan lindung Jailolo memiliki tanah yang
kelimpahan di pengaruhi oleh faktor-faktor
selalu lembab dan sedikit basah, sehingga
lingkungan. Faktor lingkungan lingkungan
aktivitas biologis (termasuk metabolisme)
yang dimaksud adalah suhu, pH, dan
dalam tanah serta ketersediaan bahan organik
kelembaban tanah. Menurut Hardjadi dalam
maupun bahan anorganik tidak sessuai dengan
Rukmana (1997), suhu maksimum dan
kehidupan dari jenis Valanga nigricornis.
minimum yang mendukung pertumbuhan
Kawasan hutan lindung mempunyai fungsi
tanaman berkisar 5-300C (sangat baik), suhu
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
pertumbuhan optimum berbeda menurut
kehidupan untuk mengatur tata air. Hutan
tanamannya dan berbeda pula sesuai dengan
lindung berada pada ketinggian 550 dpl
tahap perkembangan tumbuhan. Selain itu
dengan suhu rata-rata 380C, dengan pH
246
Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
setiap tumbuhan besar kecilnya kisaran nilai sebanyak 15 spesies dan tergolong dalam 13
suhu. Populasi Arthropoda tanah sifatnya famili yaitu Lethocerus griseus, Phaneeus
dinamis, jumlah tersebut bisa naik bisa turun vindex, Formicida latreille, Entylia sinvata,
atau tetap seimbang tergantung keadaan Oecophylla saragilina, Lulus sp, Holotrichia
lingkungan. Bila kondisi lingkungan yang javana, Lycosa pseudoannulata, Loxosceles
cocok populasi Arthropoda tanah berkembang reelusa, Scutigera sp, Pheadonia inclusa,
cepat, perkembangan populasi Arthropoda Prorhinotermes simplex, Latrodectus mactans,
tanah dipengaruhi oleh tanaman inang. Valanga nigricornis, Chelisoches morio.
Tanaman yang menjadi makanan dan tempat
Kesimpulan
organisme Arthropoda tanah, bila tanaman
yang disukai terdapat dalam kondisi baik dalam Dari hasil penelitian dan pembahasan
jumlah yang banyak, maka populasi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
Arthropoda akan cepat meningkat, begitu pula bahwa tingkat kelimpahan Arthropoda tanah
sebaliknya. pada kawasan hutan lindung dengan kategori
tinggi terdapat pada spesies Formicida latreille
Hasil pengukuran parameter lingkungan (2,33), sedangkan yang terendah pada spesies
berupa suhu lingkungan dan pH tanah sebagai Valangan nigricornis (0,2). Nilai dominansi di
berikut : kawasan hutan lindung yang terukur adalah
a. Suhu Lingkungan 0,11197, ini menunjukkan bahwa tidak ada
spesies yang mendominansi.
Pada hasil pengukuran parameter
lingkungan pada transek 1,2,3 kisaran suhu DAFTAR PUSTAKA
lingkungan adalah 380 C. Menurut Jumar Adianto. 1982. Biologi Pertanian. Alumni.
(2000), Arthropoda memiliki kisaran suhu Bandung Indonesia.
tertentu yang mampu bertahan, umumnya Arief, A. 1994. Hutan: Hakikat dan
berada pada kisaran suhu yang efektif, yakni Pengaruhnya Terhadap Lingkungan.
suhu minimum 150 C, suhu optimum 250 C dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarata.
suhu maksimum 450 C. Apabila suhu Anonim. 1995. Tinjauan Beberapa Aspek
lingkungan tidak sesuai dengan ambang batas Yang Berkaitan Dengan Rencana
toleransi, maka Arthropoda akan mati Pengelolaan Pulau Pombo. Ambon.
kedinginan atau kepanasan. Hal ini sesuai Borror. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
dengan suhu lingkungan terukur pada tiga titik UGM. Yogyakarta.
pengamatan, sehingga masih memungkinkan Dwidjosaputro, D. 1991. Ekologi Manusia
bagi kehidupan Arthropoda tanah. Dengan Lingkungan. PT Erlangga.
b. pH Tanah Jakarta.
Hanafiah, K. A. 2001. Dasar-dasar Ilmu
Untuk tingkat kesamaan (pH) pada Tanah. Diktat Kuliah PS Ilmu Tanah FP
transek 1 (6,5). Transek 2 (6,0). Dan transek 3 Unsri, Indralaya, Sumatera Selatan.
(5,9). Keberadaan dan fauna tanah sangat Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara.
tergantung pada pH tanah sebagaimana Jakarta.
dijelaskan o1eh Suin (1997). Bahwa sebagian Kadri, W. dkk. 1992. Manual Kehutanan.
besar hewan tanah memiliki hidup pada tanah Departemen Kehutanan Republik
yang pHnya asam dan ada pula basah, sesuai Indonesia. Jakarta.
dengan pH tanah yang terukur pada ketiga Kimball. 2004. Biologi. PT Erlangga. Jakarta
transek diatas yaitu pHnya rata-rata 6,2 maka Soerianegara, I. Dan A. Indrawan. 1982.
pH ini tergolong basah, Arthropoda Tanah Ekologi Hutan Indonesia. Bogor
yang ada di Kawasan Hutan Lindung Departemen Manajemen Hutan Fakultas
Kabupaten Halmahera Barat yang terperangkap Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
247
Jurnal ßIOêduKASI
Hasan, E., dkk. (2014). Kelimpahan dan Dominansi Arthropoda Tanah di Hutan Lindung Jailolo ISSN : 2301-4678
Vol 2 No (2) Maret 2014
248