Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan staf

Essay_posttest_mairoel

Pemerintah mengambil terobosan penting untuk bersaing dengan dengan negara maju
dengan membuat Visi Indonesia 2025 yaitu menjadi negara maju pada tahun 2025. Dan
keberhasilan visi pemerintah tersebut juga harus juga berbarengan dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang masih menjadi maslah besar pemerintah kita saat ini.
Para pakar di bidang SDM menyatakan bahwa kualitas SDM secara dominan ditentukan oleh
kemudahan akses pada pendidikan dan fasilitas kesehatan yang berkualitas.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel merupakan rumah sakit umum pendidikan
yang menjadi rumah sakit rujukan seluruh kabupaten kota yang ada di provinsi aceh yang
menjadi pusat fasilitas kesehatan terbesar dan terlengkap yang ada di aceh saat ini. Berbagai
hal telah dilakukan manajemen rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit
diantaranya peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit dimulai dengan membuat gedung
sesuai standar internasional, menyediakan peralatan canggih yang belum ada sebelumnya
diantaranya perlengkapan MRI, OK Hybryd dengan alat canggih yang merupakan satu satu
nya perlengkapan yang ada di sumatera, sistem pelayanan yang terintegrasi dan sekarang
sudah dikembangkan sistem pendaftaran online. Kelengkapan sarana dan prasarana tanpa
dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia juga tidak mungkin berjalan. Berbagai
hal bisa dilakukan untuk peningkatan kuliatas pelayanan menyangkut dengan SDM salah
satunya adalah pengembangan staf yang berkelanjutan.
Pengembangan staf berpengaruh besar terhadap kualitas kinerja perawat. Pelayanan
keperawatan makin hari makin berkembang seiring dengan bertambah baiknya pengetahuan
masyarakat akan pentingnya peningkatan derajat kesehatan.
Berbagai macam model pengembangan staf yang dapat dilakukan oleh manajer adalah
memberikan pelatihan secara berkesinambungan, pendidikan berkelanjutan sesuai dengan
bidang nya masing-masing, pemberian reward terhadap pencapaian kinerja yang maksimal,
adanya kesesuaian antara kompetensi yang di miliki dengan reward yang diterima,
penempatan tempat kerja sesuai dengan keahlian dan pendidikan yang telah dicapai staf.
Pelatihan yang berkesinambungan sangat di butuhkan staf untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Karena semakin hari ilmu kesehatan
dan keperawatan semakin berkembang dengan berbagai evidence base terbaru. Menyikapi hal
tersebut perawat diharuskan mengupdate ilmu dan skill terbaru juga dalam dunia kesehatan
dan keperawatan . Tanpa pelatihan maka pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien
hanya terpaku pada ilmu yang didapat semasa pendidikan dulu. Selama pelatihan perawat
akan dibekali dengan cara merawat pasien dengan benar sesuai dengan standar, akan dibekali
dengan evidence base terbaru, dan yang tidak kalah penting adalah merubah mindset kearah
yang lebih baik serata mendapatkan pengalaman baru. Pelatihan hendaknya dimulai dari
pelatihan dasar sampai ke pelatihan tertinggi sesuai dengan bidangnya, supaya pelayanan
yang diberikan juga akan lebih baik. Selain berfungsi sebagai peningkatan pelayanan
pelatihan juga dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk perpanjangan STR, mengikuti
kredensial RS sebagai suatu syarat menilai layak tidaknya perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan.
Selain pelatihan, pendidikan berkelanjutan juga sangat menentukan kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan. Senang atau tidak, diterima atau tidak perawat harus mengikuti
regulasi pemerintah dalam hal meningkatkan derajat pelayanan yang lebih baik yaitu
melanjutkan pendidikan keparawatan yang lebih tinggi dengan memperhatikan harus linear
dengan pendidikan keperawatan sebelumnya kalau masih ingin tetap di pelayanan.
Menyikapi regulasi pemerintah dan derasnya persaingan kedepan, maka dari pihak akademisi
sekarang melakukan pendataan perawat yang masih berpendidikan SPK untuk melanjutkan
pendidikan ke DIII keperawatan, yang berpendidikan DIII melanjutkan ke S1 keperawatan
baik dari jalur reguler maupun jalur khusus. Selain itu untuk menjawab kebutuhan SDM yang
berkualitas dari pihak menajemen RS pun melakukan kerja sama dengan fakultas
keperawatan Unsyiah pada tahun 2018 ini untuk membuka Pendidikan Magister manajemen
keperawatan jalur khusus pegawai RS dr. Zainoel Abidin. Pihak perawat pun menyambut
baik langkah yang dilakukan pihak manajemen dengan langsung mendaftar sebagai
mahasiswa yang berjumlah 18 orang. Diharapkan nantinya 18 orang perawat yang
melanjutkan pendidikan tadi dapat menjadi pilot project contoh manajer yang baik dalam
pengembangan staf dan meningkatkan akreditasi RS yang tengah berjuang dalam mencapai
akreditasi JCI. Langkah manajemen RSUZA ini diharapkan juga diikuti oleh manajemen RS
lain yang ada di Aceh dalam pengembangan karir staf perawat dengan melakukan kerjasama
dengan institusi keperawatan terakreditasi nasional dengan membuka kelas khusus bagi
karyawannya.
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan manajer dalam pengembangan staf adalah
memberikan reward sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki serta pencapaian
prestasi yang telah dicapai perawat selama dia bekerja. Pemberian reward bisa dilakukan
dengan memberikan penghargaan kepada perawat teladan dan berprestasi dibidang nya
masing-masing, memberikan imbalan jasa tambahan selain gaji rutin yang diterima perawat
setiap bulan dan penghargaan lain yang sifatnya situasional seperti mengucapkan terima
kasih kepada staf yang bertugas pada saat melakukan pergantian shift, melakukan promosi
kepada staf yang berprestasi. Menyangkut kriteria pengelompokan pemberian imbalan jasa
tambahan bagi perawat yang hanya melihat tingkat pendidikan dan masa kerja dengan tidak
melihat kempetensi yang dimiliki perawat dan area tempat perawat bekerja merupakan Salah
satu kemunduran RSZA yang berefek pada berkurang nya minat mengikuti pelatihan dan
banyak staf yang meminta pindah ke bagian lain yang kerja nya lebih santai dan tingkat stres
nya minimal. Penyebabnya adalah formula yang digunakan sebagai acuan pemberian jasa
antara ruangan biasa dengan ruangan khusus seperti OK, IGD, ruang intensif tidak ada
perbedaan. Diharapkan kedepan dalam pemberian jasa tambahan tersebut juga melihat
kompetensi apa yang telah dimiliki perawat dan tempat perawat bekerja dengan
mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan.
Penempatan tempat kerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki juga sangat
berpengaruh terhadap kinerja perawat dan kepercayaan diri perawat dalam memberiakn
pelayanan. Ini berkaitan dengan pelatihan dan pendidikan yang sudah dilalui perawat. Karena
yang namanya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan menghabiskan biaya yang besar. Salah
satu contoh perawat yang sudah mengikuti pelatihan operasi jantung keluar negeri yang di
biayai RS tidak ditempatkan di ruang yang relevan, tapi ditempatkan di ruangan lain yang
tidak relevan dengan pelatiha yang diikuti dengan berbagai alasan yang tidak profesional.
Selain menghabiskan biaya besar juga dapat menurunkan minat perawat lain untuk mengikuti
pelatihan yang ujung-ujungnya juga tidak diakui. Langkah seperti itu harusnya dihindari oleh
pengambil kebijakan dalam penempatan staf. Kedepan diharapkan lebih profesional dalam
penempatan staf di bidang yang sesuai.
Pengembangan staf tidak akan berhasil sesuai harapan jika tidak adanya tim akreditasi
rumah sakit yang akan terus memantau kinerja staf sesuai dengan perencanaan dan peraturan
ketenagaan yang dibuat RS dengan menjaga kualitas staf dan kualitas pelayanan yang di
berikan kepada masyarakat. Dan apabila pihak manajemen rumah sakit bisa mempertahankan
kualitas stafnya akan berdampak pada bertambahnya kunjungan pasien kerumah sakit dan
tingkat kepuasan masyarakat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai