Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak jaman dahulu telah dikenal adanya proyek, apakah proyek itu
berupa mendirikan tempat hunian sederhana atau membangun candi-
candi raksasa. Makin maju peradaban manusia, makin banyak macam
proyek yang dikerjakan, bukan hanya proyek fisik seperti proyek
pembangunan pabrik dan jalan, tetapi juga proyek non fisik seperti
proyek studi kelayakan, desain, capacity building dan sebagainya.
Pembangunan yang dijalankan di negara manapun di dunia ini,
termasuk di Indonesia, dilaksanakan pada mulanya dalam bentuk proyek.
Oleh karenanya, keberhasilan pembangunan akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan penyelenggaraan proyek-proyek pembangunan.
Pembangunan di Indonesia sekarang ini masih tertinggal jika
dibandingkan dengan negara tetangga. Keadaan yang demikian, di satu
sisi mengakibatkan daya saing kita sebagai Bangsa di Era kompetisi
global yang keras seperti sekarang ini menjadi rendah, di sisi lain pelayan
publik menjadi tidak seperti yang diharapkan.
Jeda pembangunan yang telah terjadi setelah krisis ekonomi dan
keterbatasan kemampuan pembiayaan, mengakibatkan tingkat
ketertinggalan kita semakin jauh. Agaknya, konsolidasi dan
pembangkitan semangat membangun dengan di landasi penerapan kaidah
good governance dalam mengatur kegiatan pengelolaan pembangunan
menjadi mutlak harus dilaksanakan. Pemanfaatan segala sumber daya
secara akuntabel dan transparan dalam program/kegiatan pembangunan
perlu ditegakkan. Pengerahan potensi Sumber Daya Manusia secara
profesional sesuai dengan kompetensinya tanpa memberikan batasan
gender akan sangat menunjang proses percepatan pembangunan.

1
I.2 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah definisi dan konsep manajemen proyek?
2. Bagaimanakah prinsip umum manajemen proyek?
3. apa sajakah aspek-aspek dalam manajemen proyek?
I.3 Tujun
1. mahasiswa dapat memahami definisi dan konsep manajemen proyek.

2. mahasiswa dapat memahami prinsip umum manajemen proyek.

3. mahasiswa dapat memahami aspek-aspek dalam manajemen proyek.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan KonsepManajemen Proyek
a. Definisi Manajemen
Suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang
terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan
sasaran yang efektif dan efisien.
 Tujuan Manajemen
Mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik agar
dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam
hal ketetapan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif.
 Unsur-unsur Manajemen
Tujuan : sasaran yang hendak dicapai dalam optimasi biaya, mutu, waktu,
dan keselamatan.
Pemimpin : mengarahkan organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan.
Sumber-sumber daya yang terbatas : manusia, modal/biaya, peralatan dan
material.
Kegiatan: Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengendalain.
b. Definisi manajemen proyek
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu
proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya
seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi
dasar manajeman proyek terdiri dari pengolahan-pengolahan lingkup kerja
waktu, biaya, da mutu.Pengolahan aspek-aspek tersebut dengan benar
merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan
mengenai tugas, wewenang, dan tamggumg jawab dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga
tidak akan terjadi adanya tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara
bersama (overlappimg).

3
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan
jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah
terwujud yaitu:
1. Tepat waktu
2. Tepat kualitas
3. Tepat kuantitas
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak adanya gejolak social dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya k3 dengan baik

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar


organisasi secara solit dan terstruktur .dan hal inilah yang menjadi kunci
pokok agar tujuan akhir proyek dapat selesai sesuai dengan schedule yang
telah direncanaan.

Terdapat 3 (tiga) garis besar untuk menciptakan berlangsungnya suatu


proyek, diantaranya meliputi:

1. Perencanaan

Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan suatu


perencanaan yang benar-bebar matang.Yaitu dengan meletakkan dasar dari
tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan semua
program teknis dan menyiapkan administrasi supaya dapat
diimplementasikan.Tujuannya yaitu supaya memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya maupun
keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dilakukan dengan cara studi
kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area dari manajemen proyek
(Seperti: waktu, biaya, mutu, kesehatan, lingkungan,keselamatan kerja,
sumber daya, resiko dan 4ystem informasi).

4
2. Penjadwalan

Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan


informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi
sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, dan material), durasi dan juga
5ystem55 waktu untuk menyelesaikan proyek.Penjadwalan proyek yang
mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai macam
permasalahannya.Proses monitoring dan juga updating selalu dilakukan
untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis supaya sesuai dengan
tujuan proyek tersebut.Terdapat beberapa metode untuk mengelola
penjadwalan proyek, diantaranya yaitu Kurva S (hanumm Curve),
Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network Planning serta
waktu dan durasi kegiatannya.Jika terjadi penyimpangan terhadap rencana
awal, maka dilakukanlah evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek
tetap berada di jalur yang diharapkan.

3. Pengendalian Proyek

Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek.Tujuan


utamanya yaitu untuk meminimalisasi segala penyimpangan yang
mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek.Tujuan dari pengendalian
proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan juga keselamatan

5
kerja harus memiliki 6ystem66 sebagai tolak ukur. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengendalian ialah berupa pengawasan,
pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan selama proses
implementasi.

c. Konsep Manajemen Proyek

Manajemen proyek 6ystem informasi ditekankan pada tiga 6ystem,


yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan 6ystem informasi
6 ystem manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen
proyek. Pentingnya 6ystem manusia dinyatakan dalam model kematangan
kemampuan manajement manusia (a people management capability
maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan
organisasi perangkat lunak ( 6 ystem informasi) dalam menyelesaikan
masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja
manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan
rancangan kerja serta pengembangan tim.

1. Manusia
Model kematangan manajemen manusia membatasi area praktik
berikut kunci bagi masyarakat perangkat lunak : rekruitmen , seleksi ,
manajemen untuk kerja , pelatihan, kompensasi , perkembangan karir,
desain kerja , dan organisasi dan perkembangan tim/ kultur. Organisasi
mencapai tingkat kematangan yang tinggi dalam area manajemen
manusia memiliki kemiriipan yang lebih tinggi dari implementasi
praktik rekayasa perangkat lunak yang efektif.
2. Masalah
Sebelum memulai project, kita memerlukan untuk mengidentifikasi
obyektifitasnya dan ruang lingkupnya, pemecahan 6ystem66ive harus
dipertimbangkan, teknik dan batas pun harus didefinisikan.
Tanpa informasi ini tidak mungkin melakukan estimasi biaya yang dapat
dipertanggung jawabkan dan akurat, penilaian yang efektif terhadap

6
resiko, merinci secara realistis tugas-tugas proyek, atau jadwal proyek
yang dapat dikelola yang memberikan indikasi kemajuan yang berarti.
3. Proses
Proses perangkat lunak memberikan suatu kerangka kerja dimana
rencana komprehensif bagi pengembangan perangkat lunak dapat
dibangun. Sejumlah kecil aktivitas kerangka kerja yang dapat
diaplikasikan pada semua proyek perangkat lunak, tanpa
mempedulikan ukuran dan kompleksitasnya. Sejumlah kumpulan tugas
yang berbeda tugas-tugas, milestone, kemampuan penyampaian dan
jaminan kualitas memungkinkan aktivitas kerangka kerja disesuaikan
dengan karakterisitik proyek perangkat lunak serta kebutuhan tim
proyek. Akhirnya aktivitas pelindung seperti jaminan kualitas
perangkat lunak, manajemen konfigurasi perangkat lunak, dan
pengukurannya melapisi model proses yang ada. Aktivitas pelindung
tidak tergantung pada satu aktivitas kerangka kerja dan ada pada
keseluruhan proses.
Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat
keputusan manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional),
manajemen tingkat menengah (perencanaan dan 7ystem7 manajerial) dan
manajemen tingkat atas(strategi). Setiap level memiliki tanggung
jawabnya sendiri-sendiri dan semuanyabekerja sama dalam mencapai
tujuan dan sasaran.
Agar dapat mencapai suatu tujuan, proyek perlu suatu perencanaan yang
terencana dengan baik. Dengan cara memberikan sasaran dan tujuan
proyek sekaligus membuat administrasi dan program, supaya dapat
diterapkan. Dengan tujuan, untuk memenuhi segala syarat yang ditentukan
dalam batasan waktu, termasuk biaya, mutu dan keselamatan kerja.
Perencanaan suatu proyek dikerjakan dengan cara melakukan studi
kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan dalam lingkup Manajemen Proyek
(didalamnya termasuk waktu, biaya, mutu, sumberdaya, keselamatan kerja
dan kesehatan, lingkungan, 7ystem informasi dan resiko).

7
d. Tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen
konstruksi.

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen


atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya
yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini
selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu( Quality Control )

B. Prinsip Umum Manajeman Proyek


1. Planning (Perencanaan)
Proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi
tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang
tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Nantinya, yang akan dilaporkan adalah berdasarkan planning atau
perencanaan ini. Pegang teguh jobdesk yang anda terima. Hanya kerjakan
apa yang menjadi tanggung jawab anda. Atur time schedule.
Time schedule meliputi :
a. Tahap awal(persiapan)
b. Tahap action(pelaksanaan)
c. Tahap akhir(evaluasi)

2. Organizing (Pengorganisasian)

Dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan


oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu
wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan
struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung
jawab, sumber daya maupun data.

Fungsinya adalah :

1. Menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.

8
2. Membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.

3. Mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada
di dalam kordinasinya.

Dilaksanakan selama pelaksanaan. Kesesuaian dengan jadwal yang telah


dibuat dan disepakati.

3. Actuating (Penggerakan)

Fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam


organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada
tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan;
mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya untuk
secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen
proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Bagaimana antara individu satu dengan individu yang lain dapat saling
bersinergi, bagaimana seharusnya sebuah tim bisa mewujudkan teamwork yang
optimal.

4. Controling (Pengendalian)

Kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan


rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap
pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana
pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum
(General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara
berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya
yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant,
Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-
masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality
assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan
dapat dipenuhi.

C. Aspek-aspek Dalam Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek


sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi
berbagai masalah yang mungkin timbul ketika proyeek dilaksanakan. Beberapa

9
aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek
serta membutuhkan penanganan yang cermat adalah sebagai berikut :

 Aspek Keuangan : Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan


pembiayaan proyek. Biasanya berasal dari modal sendiri dan/atau
pinjaman dari Bank atau investor dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Pembiayaan proyek menjadi sangat krusial bila proyek berskala
besar dengan tingkat kompleksitas yang rumit, yang membutuhkan
analisis keuangan yang cepat dan terencana.
 Aspek Anggaran Biaya : Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan
pengendalian biaya selama proyek berlangsung. Perencanaan yang matan
dan terperinci akan menudahkan proses pengendallian biaya, sehingga
biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yng direncanakan. Jika
sebaliknya, akan terjadi peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila
proses perencanaannya salah.
 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia : Masalh ini berkaitan dengan
kebutuhan dan alokasi SDM selama proyek berlangsung yang
berfluktuatif. Agar tidak menimbulkan masalah yang kompleks,
perencanaan SDM didasarkan atas organisasi proyek yeng dibentuk
sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah, proses staffing SDM,
deskripsi kerja, perhitungan beban kerja, deskripsi wewenang dan
tanggung jawab SDM serta penjelasan tentang sasaran dan tujuan proyek.
 Aspek Manajemen Produksi : Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir
dari proyek; hasil akhir proyek negative bila proses perencanaan dan
pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan
berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan
efisiensi prose produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui
jaminan mutu dan pengendalian mutu.
 Aspek Harga : Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal
persaingan harga, yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang

10
diahasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing
dengan produk lain.
 Aspek Efektifitas dan Efisiensi : Masalah ini dapat merugikan bila fungsi
produk yang dihasilakn tidak terpenuhi/tidak efektif atau dapat juga terjadi
bila factor efisiensi tidak terpenuhi, sehingga usah produksi membutuhkan
biaya yang besar.
 Aspek Pemasaran : Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan
factor eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi,
mutu produk serta analisi pasar yang salah terhadap produksi yang
dihasilkan.
 Aspek Mutu : Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang
nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi
pelanggan.
 Aspek Waktu : Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila
terlambat dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat
dipercepat.

D. Tahapan-Tahapan Dalam Proyek
1. TahapPerencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau
rencana dan dibangun berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat
adalah pemilik.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
• Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
• Menyusun analisis kelayakan proyek
• Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan
manajemen konstruksi (MK)

11
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan
biaya yang diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat
menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
• Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih
mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar
rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan,
dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan :
-Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
-Memeriksa masalah teknis.
-Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
-Mempersiapkan :
a. Rancangan terinci
b. Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
c. Daftar kuantitas
d. Taksiran biaya akhir
e. Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK,
konsultan rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan
mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub
kontraktornya
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Prakulaifikasi

12
• Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor),
konsultan MK.

6. Tahap Pelaksanaan (Construction)


Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di lapangan :
• Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:
Perencanaan dan pengendalian
Jadwal waktu pelaksanaan
Organisasi lapangan
Tenaga kerja
Peralatan dan material
• Kegiatan Koordinasi
Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan
Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK,
kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.

7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance &


Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang
telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
• Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
• Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
• Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
• Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam istilah manajemen proyek, suatu proyek adalah pekerjaan
yang memiliki waktu mulai dan waktu akhir. A project is a temporary and
one-time endeavor undertaken. Proyek, merupakan kegiatan yang :
1. Memiliki sasaran yang jelas.
2. Mengkonsumsi sumber daya.
3. Memiliki batas waktu; ada waktu mulai dan waktu selesai.
4. Menghasilkan perubahan.
Ciri khas proyek adalah bahwa kegiatan-kegiatannya tidak
berulang. Waktu proyek yang terbatas dan banyaknya macam kegiatan
yang ditangani, mengakibatkan pergantian dari satu kegiatan ke kegiatan
lain termasuk pergantian tenaga pelaksananya berlangsung secara cepat.
Meskipun jenis, ukuran dan kompleksitas proyek sangat bervariasi, akan
tetapi tahapan-tahapan penyelenggaraan proyek mengikuti suatu prosedur
umum, yang dikenal dengan Siklus Proyek. Pada umumnya tahapan
proyek mencakup: identifikasi, formulasi, analisis, implementasi,
operasi/utilisasi, dan evaluasi.
B. SARAN

Dalam manajemen proyek kita harus mengelola fungsi manajemen


atau mengatur pelaksanaan pembangunan dengan baik sehingga diperoleh
hasil optimal sesuai pencapaian tujuan yang ingin dicapai dan dalam
manajemen proyek juga harus selalu memerhatikan soal mutu bangunan, biaya
yang digunakan dan waktu pelaksanaan supaya mengahasilkan produk jadi
yang berkualitas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Selamat Datang di Juniarto Blog_ MANAJEMEN PROYEK.html

Audi Prasetiya_ Prinsip umum manajemen proyek.html

Manajemen proyek - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html

MANAJEMEN PROYEK _ _MANAJEMEN INTEGRAL _ SEBUAH


DOKUMENTASI BLOG_.html

MANAJEMEN PROYEK.html

Pengertian Manajemen Proyek Dan Contohnya Lengkap - Pengertian


Apapun.html

https://hinggakujenuh.wordpress.com/manajemen-proyek-sistem-info/konsep-
manajemen-proyek/

http://4gp.blogspot.co.id/2011/05/tahapan-tahapan-dalam-proyek-konstruksi.html

15

Anda mungkin juga menyukai