PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah definisi dan konsep manajemen proyek?
2. Bagaimanakah prinsip umum manajemen proyek?
3. apa sajakah aspek-aspek dalam manajemen proyek?
I.3 Tujun
1. mahasiswa dapat memahami definisi dan konsep manajemen proyek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan KonsepManajemen Proyek
a. Definisi Manajemen
Suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang
terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan
sasaran yang efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen
Mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik agar
dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam
hal ketetapan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif.
Unsur-unsur Manajemen
Tujuan : sasaran yang hendak dicapai dalam optimasi biaya, mutu, waktu,
dan keselamatan.
Pemimpin : mengarahkan organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan.
Sumber-sumber daya yang terbatas : manusia, modal/biaya, peralatan dan
material.
Kegiatan: Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengendalain.
b. Definisi manajemen proyek
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu
proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya
seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi
dasar manajeman proyek terdiri dari pengolahan-pengolahan lingkup kerja
waktu, biaya, da mutu.Pengolahan aspek-aspek tersebut dengan benar
merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan
mengenai tugas, wewenang, dan tamggumg jawab dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga
tidak akan terjadi adanya tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara
bersama (overlappimg).
3
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan
jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah
terwujud yaitu:
1. Tepat waktu
2. Tepat kualitas
3. Tepat kuantitas
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak adanya gejolak social dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya k3 dengan baik
1. Perencanaan
4
2. Penjadwalan
3. Pengendalian Proyek
5
kerja harus memiliki 6ystem66 sebagai tolak ukur. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengendalian ialah berupa pengawasan,
pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan selama proses
implementasi.
1. Manusia
Model kematangan manajemen manusia membatasi area praktik
berikut kunci bagi masyarakat perangkat lunak : rekruitmen , seleksi ,
manajemen untuk kerja , pelatihan, kompensasi , perkembangan karir,
desain kerja , dan organisasi dan perkembangan tim/ kultur. Organisasi
mencapai tingkat kematangan yang tinggi dalam area manajemen
manusia memiliki kemiriipan yang lebih tinggi dari implementasi
praktik rekayasa perangkat lunak yang efektif.
2. Masalah
Sebelum memulai project, kita memerlukan untuk mengidentifikasi
obyektifitasnya dan ruang lingkupnya, pemecahan 6ystem66ive harus
dipertimbangkan, teknik dan batas pun harus didefinisikan.
Tanpa informasi ini tidak mungkin melakukan estimasi biaya yang dapat
dipertanggung jawabkan dan akurat, penilaian yang efektif terhadap
6
resiko, merinci secara realistis tugas-tugas proyek, atau jadwal proyek
yang dapat dikelola yang memberikan indikasi kemajuan yang berarti.
3. Proses
Proses perangkat lunak memberikan suatu kerangka kerja dimana
rencana komprehensif bagi pengembangan perangkat lunak dapat
dibangun. Sejumlah kecil aktivitas kerangka kerja yang dapat
diaplikasikan pada semua proyek perangkat lunak, tanpa
mempedulikan ukuran dan kompleksitasnya. Sejumlah kumpulan tugas
yang berbeda tugas-tugas, milestone, kemampuan penyampaian dan
jaminan kualitas memungkinkan aktivitas kerangka kerja disesuaikan
dengan karakterisitik proyek perangkat lunak serta kebutuhan tim
proyek. Akhirnya aktivitas pelindung seperti jaminan kualitas
perangkat lunak, manajemen konfigurasi perangkat lunak, dan
pengukurannya melapisi model proses yang ada. Aktivitas pelindung
tidak tergantung pada satu aktivitas kerangka kerja dan ada pada
keseluruhan proses.
Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat
keputusan manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional),
manajemen tingkat menengah (perencanaan dan 7ystem7 manajerial) dan
manajemen tingkat atas(strategi). Setiap level memiliki tanggung
jawabnya sendiri-sendiri dan semuanyabekerja sama dalam mencapai
tujuan dan sasaran.
Agar dapat mencapai suatu tujuan, proyek perlu suatu perencanaan yang
terencana dengan baik. Dengan cara memberikan sasaran dan tujuan
proyek sekaligus membuat administrasi dan program, supaya dapat
diterapkan. Dengan tujuan, untuk memenuhi segala syarat yang ditentukan
dalam batasan waktu, termasuk biaya, mutu dan keselamatan kerja.
Perencanaan suatu proyek dikerjakan dengan cara melakukan studi
kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan dalam lingkup Manajemen Proyek
(didalamnya termasuk waktu, biaya, mutu, sumberdaya, keselamatan kerja
dan kesehatan, lingkungan, 7ystem informasi dan resiko).
7
d. Tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen
konstruksi.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsinya adalah :
8
2. Membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
3. Mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada
di dalam kordinasinya.
3. Actuating (Penggerakan)
Bagaimana antara individu satu dengan individu yang lain dapat saling
bersinergi, bagaimana seharusnya sebuah tim bisa mewujudkan teamwork yang
optimal.
4. Controling (Pengendalian)
9
aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek
serta membutuhkan penanganan yang cermat adalah sebagai berikut :
10
diahasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing
dengan produk lain.
Aspek Efektifitas dan Efisiensi : Masalah ini dapat merugikan bila fungsi
produk yang dihasilakn tidak terpenuhi/tidak efektif atau dapat juga terjadi
bila factor efisiensi tidak terpenuhi, sehingga usah produksi membutuhkan
biaya yang besar.
Aspek Pemasaran : Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan
factor eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi,
mutu produk serta analisi pasar yang salah terhadap produksi yang
dihasilkan.
Aspek Mutu : Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang
nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi
pelanggan.
Aspek Waktu : Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila
terlambat dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat
dipercepat.
D. Tahapan-Tahapan Dalam Proyek
1. TahapPerencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau
rencana dan dibangun berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat
adalah pemilik.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
• Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
• Menyusun analisis kelayakan proyek
• Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan
manajemen konstruksi (MK)
11
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan
biaya yang diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat
menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
• Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih
mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar
rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan,
dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan :
-Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
-Memeriksa masalah teknis.
-Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
-Mempersiapkan :
a. Rancangan terinci
b. Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
c. Daftar kuantitas
d. Taksiran biaya akhir
e. Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK,
konsultan rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan
mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub
kontraktornya
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Prakulaifikasi
12
• Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor),
konsultan MK.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam istilah manajemen proyek, suatu proyek adalah pekerjaan
yang memiliki waktu mulai dan waktu akhir. A project is a temporary and
one-time endeavor undertaken. Proyek, merupakan kegiatan yang :
1. Memiliki sasaran yang jelas.
2. Mengkonsumsi sumber daya.
3. Memiliki batas waktu; ada waktu mulai dan waktu selesai.
4. Menghasilkan perubahan.
Ciri khas proyek adalah bahwa kegiatan-kegiatannya tidak
berulang. Waktu proyek yang terbatas dan banyaknya macam kegiatan
yang ditangani, mengakibatkan pergantian dari satu kegiatan ke kegiatan
lain termasuk pergantian tenaga pelaksananya berlangsung secara cepat.
Meskipun jenis, ukuran dan kompleksitas proyek sangat bervariasi, akan
tetapi tahapan-tahapan penyelenggaraan proyek mengikuti suatu prosedur
umum, yang dikenal dengan Siklus Proyek. Pada umumnya tahapan
proyek mencakup: identifikasi, formulasi, analisis, implementasi,
operasi/utilisasi, dan evaluasi.
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN PROYEK.html
https://hinggakujenuh.wordpress.com/manajemen-proyek-sistem-info/konsep-
manajemen-proyek/
http://4gp.blogspot.co.id/2011/05/tahapan-tahapan-dalam-proyek-konstruksi.html
15