Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam bahasa Indonesia, selalu dipakai kata modern, modernisasi dan modernism.
Seperti yang terdapat umpamanya dalam aliran – aliran modernism Islam dan Islam dan
Modernisasi. Istilah – istilah ini masuk ke dalam dunia Islam bersamaan dengan masuknya
kebudayaan Barat ke dunia timur, tertutama setelah di populerkan oleh para orientalis untuk
menggambarkan situasi umat Islam pada abad ke – 19 dan 20 M. Sebenarnya, jauh sebelum
istilah modern dan modernisasi dipopulerkan oleh para orientalis, dalam Islam telah
ditemukan istilah tajdid (jaddada, yujaddidu, tajdid) yang memiliki arti lebih kurang sama
dengan modernisasi. Tajdid secara etimologis bisa diartikan sebagai gagasan yang
mengandung tiga makna yang berkesinambungan, tidak mungkin dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Ketiga makna tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sesuatu yang
dperbaharui itu sebelumnya sudah ada, jelas eksistensinya yang diketahuui oleh manusia,.
Kedua, sesuatu itu telah dimakan zaman sehingga menjadi kuno, tidak up to date, tertinggal
dan elan vitalnya. Ketiga, sesuatu itu kemudian dikembalikan kepada keadaan semula yang
up to date, aktual dan relevan. Pembaharuan dalam Islam dapat didefinisikan sebagai
pemikiran, gagasan, gerakan dan usaha untuk merubah ajaran – ajaran Islam ke dalam bentuk
paham – paham, tradisi – tradisi, institusi – institusi lama, untuk disesuaikan dengan suasana
baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.1

Pembaharuan memungkinan terjadi diakibatkan oleh kondisi umat Islam itu sendiri,
yang pada abad ke 13 telah dilanda bid’ah dan khufarat, sehingga menjadikan umat Islam
buta terhadap ajaran orisinal Islam, yakni ajaran yang tertuang dalam Al – Qur’an dan hadits,
semuanya telah dimuat sejak pertentangan ortodoksi dan sufisme yang berlangsung cukup
lama, sehingga dapat dikatakan kemunduran umat Islam diakibatkan oleh umat Islam sendiri.
Bangkitnya umat Islam juga bisa terjadi disebabkan kesadaran umat Islam akan
kelemahannya sendiri.2

1
Ismail Fahmi Arrauf, Pemikiran Modern di Dunia Islam, (Banda Aceh: PeNa, 2013), hlm. 3
2
Ibid, hlm. 8- 9

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Muhammad Ali Pasya?
2. Bagaimana pemikiran Muhammad Ali Pasya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Biografi Muhammad Ali Pasya
2. Untuk mengetahui pemikiran Muhamad Ali Pasya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Muhammad Ali Pasya

Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan Turki yang lahir pada bulan Januari
1765 M, di Kawalla, sebuah kota yang terletak di bagian utara Yunan dan meninggal di Mesir
pada tahun 1849. Negeri inti telah menjadi bagaian negara Turki Utsmani sejak ditaklukkannya
oleh Sultan Muhammad II al - Fatih (855/886 H - 1451/1481 M pada tahun 857 H /1453 M dan
baru dapat melepaskan diri dari kekuasaan Istanbul pada tahun 1245/1829 M. Ayah Muhammad
Ali Pasha bernama Ibrahim Agha, seorang imigran Turki, kelahiran Yunani. Ia mempunyai 17
orang putera dan salah seorang diantaranya bernama Muhammad Ali Pasha Pekerjaan ayahnya
disamping sebagai penjual rokok juga sebagai kepala petugas juga (wathman) pada sebuah kota
didaerahnya.3

B. Pemikiran Muhammad Ali Pasya

Pada awal Muhammad Ali Pasya di mesir, hubungannya bejalan baik dengan rakyat dan
para pemuka agama, sehingga ia dengan mudah menyesuaikan diri dengan masyarakat. Hamper
setiap masala yang muncul dapat ia selesaikan, karena ia dikenal sebagai seorang perwira yang
luas dan mempunyai wawasan masa depan. Tetapi ketika ia memunculkan ide – ide nya maka
mulailah muncul tantangan dari penduduk mesir terutama dari kaum ulama. Namun karena
kearifannya ia mampu meredam setiap reaksi yang muncul sehingga dalam waktu singkat dapat
mewujudkan program pembaharuannya dalam berbagai bidang antara lain dalam bidang militer,
ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Pertama, bidang militer. Muhammad Ali Pasya pertama tama melakukan rekonstruksi
terhadap kekuatan militernya, ia yakin bahwa kekuasaan hanya dapat dipertahankan dan
diperbesarkan dengan kekuatan militer. Ia mengerti bahwa dibalik kekuatan militer mesti ada
kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan dalam bidang militer dan bidang –
bidang yang berhubungan dengan urusan militer. Pada tahun 1816, Muhammad Ali Pasya
membubarkan pasukan Albanaia yang dianggap lebih loyal terhadap kerajaan Ustmani.

3
http://digilib.uinsby.ac.id/1790/6/Bab%203.pdf, diakses 20 Desember 2017 pada pukul 17.00 wib.

3
Kemudian, ia membentuk pasukan – pasukan baru yang anggotanya terdiir dari petani – petani
Mesir yang telah terlatih dikenal dengan nama Fallahin di bawah pimpinan colonel Steve,
seorang berasal dari Prancis yang kemudian masuk Islam dan berganti nama menjadi Sulaiman
Pasya. Tentara mesir dilatih dengan teknik Barat, para ahli diberi tugas sesuai dengan
keahliannya dan seorang insyinyur perkapalan Prancis diserahi tugas untuk membagun angkatan
laut Mesir. Perhatian Muhammad Ali Pasya terhadap bidang militer ini lebih diutamakan
sebelum memperbaharui bidang yang lainnya. Menurut Tonybee, Muhammad Ali Pasya ini lebih
sukses dari Sultan Mahmud II dalam membentuk tentara modern. Ia enyerahkan pada koloel
Steve untuk melatih 1000 orang tentara di Aswan. Tentara tersebut dilatih sealama tiga tahun
sehingga menghasilkan panglima yang terlatih secara modern. Selain itu Muhammad Ali pasya
juga mendirikan sekolah untuk mendidik panglima – panglima, di Tharrah didirika sekolah
Kaveleri (tentara berkuda) untuk melatih panglima tentara darat. Tatkala tentara sudah dianggap
kuat maka Muhammad Ali Pasya mulai melakukan perluasan kekuasaannya keluar perbatasan
Mesir, tentara di bawah pimpinannya berhasil menginvasi Nubila, Sengar, Dongola, dan Darfur
di Sudan, kemudian bersatu dengan Sultan Ottoman untuk menaklukan orang – orang wahabi di
Arabia da beberapa negeri tetangga lain.4

Kedua, bidang ekonomi. Selama masa pemerintaha Muhammad Ali Pasya, hubugan
perekonomian Mesir dengan Eropa berkembang dengan pesat. Pindahnya orang – orang asing ke
Mesir, antarala lain, karena tertarik dengan sistem perekonomian mereka, kaum kapitalis asing
muncul di Mesir dan turut berpartisipasi dalam mewujudkan hubungan antara Barat dan Timur
dengan membuka jalan melalui daratan. Pada tahun 1812, tanah wakaf dijadikan milik negara,
orang – orang yang dahulunya diberi hak untuk menguasai tanah, kini berstatus penyewa tanah –
tanah negara. Kemudian pada tahun 1815 semua hasil kapas da bhan – bahan pakaian dikuasai
oleh negaa, selanjutnya hasil biji – bijian dan hasil tambang juga berada di bawah penguasaan
negara. Kebijaksanaan Muhamad Ali Pasya ini pda tahun pertama mendapatkan protes dari
rakyatnya, namun ia sadar bahwa konsekuensi logis dari kemajuan suatu bangsa adalah
kesediaan rakyatnya untuk menyerahkan sebagian hasil miliknya pada negara. Muhammad Ali
Pasya membangun irigasi – irigasi, kemudian diterapkan model pertanian modern, kebun –
kebun dan tanaman – tanaman ekspor diperluas dan ditingkatkan produksinya. Pada tahun 1812

4
Ismail Fahmi Arrauf, Pemikiran Modern di Dunia Islam, (Banda Aceh: PeNa, 2013), hlm. 11 - 13

4
dibuka perkebunan kapas dengan menggunaan bibit unggul dari India dan Sudan. Pelauhan
Alexsandria (Iskandaria) diperluas dan dilengkapi alat – alat transportasi dan komunikasi yang
modern. Kemudian, digalinya terusan yang menghubungkan Sungai Nil agar hasil barang dari
pedalaman Mesir dapat langsung di kapalkan. Tak hanya itu kaum mamluk yang telah
dimusnahkannya dirampas. Demikian harta – hartanya orang kaya di Mesir telah dikuasai oleh
Negara, untuk mengembangkan perekonomian di Mesir, Muhamad Ali Pasya juga berupaya
untuk membangun bidang – bidang pengangkutan, mendirikan industry – industry modern,
namun pada akirnya gagal. Kegagalan ini terjadi dikarenakan kekurangan tenaga ahli dan
kesulitan untuk memasarkan hasil perekonomian.5

Ketiga, bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Meskipun Muhammad Ali Pasya buta
huruf namun ia mengerti akan arti penting pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan
negara. Bukti kelebihan Muhammad Ali Pasya terlhat ketika seorang dari menterinya
menerjemahkan buku Machievelli yang mengungkap sebab naik dan jatuhnya negara dan
bagaimana cara untuk menggalakan keruntuhan tersebut. Muhammad Ali Pasya hanya
menyimak 40 lembar dari buku tersebut. Kemudian ia berkata “Bagiku buku Machieveli tersebut
tidak mengandung suatu yang baru, semuanya hal – hal biasa saja. Pengetahuan saya tentang tipu
muslihat pemerintahan lebih banyak dari isi kandungan buku tersebut, karena itu buku tersebut
tidak usah di terjemahkan lagi. Muhammad Ali Pasya mempunyai obsesi untuk memajukan
Mesir, ia mendirikan kementrian pendidikan dan memperbaharui sistem pendidikan dengan cara
memadukan antara nilai – nilai ajaran Islam dengan penerapan sistem pendidikan Barat,
meskipun di antara rakyat Mesir ada yang tidak menyetujui konsep pembaharuannya dalam
bidang pendidikan ini. Disamping itu ia juga mendirikan sekolah militer pada tahun 1815. Di
sekolah militer pada tahun 1815. Di sekolah militer ini, diajarkan teknik menunggang kuda,
taktik militer, Al – Qur’an, bahasa Arab, Persia, Turki dan bahasa Italia. Ini menjukan
bahwasannya sudah meluasnya kurikulum dengan masuknya hal – hal yang bersifat teknis
terutama pada militer yang disini merujuk pada teknik militer seperti yang dikembangkan dunia
Barat. Kemudian tahun 1827 ia mendirikan sekolah kedokteran. Guru – guru dari kedua sekolah
tersebut didatangkan dari Barat karena mereka tidak bisa berbahasa Arab, maka ceramah –
ceramah mereka di terjemahkan oleh penerjemah – penerjemah Arab dan Turki. Selain

5
Ibid, hlm. 13 -15

5
mendatangkan dari ahli – ahli dari Eropa, ia juga mengirim 311 pelajar ke Italia, Inggris,
Australia, Prancis. Di Paris didirikan satu rumah Mesir ke sana diarahkan untuk menekuni ilmu –
ilmu yang dekat hubungannya dengan sosial kemiliteran seperti ilmu – ilmu kemiliteran darat
dan laut, arsitek, kedokteran dan obat – obatan. Pada fase – fase itulah Muhammad Ali Pasya
dikenal sebagai pembaharu Mesir, orang – orang yang tadinya menyangsikan keberadaannya di
Mesir berbalik mendukungnya.6

6
Ibid, hlm. 15 -17

6
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pembaharuan dalam Islam dapat didefinisikan sebagai pemikiran, gagasan, gerakan dan
usaha untuk merubah ajaran – ajaran Islam ke dalam bentuk paham – paham, tradisi – tradisi,
institusi – institusi lama, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan memungkinan terjadi diakibatkan oleh kondisi umat
Islam itu sendiri, yang pada abad ke 13 telah dilanda bid’ah dan khufarat, sehingga menjadikan
umat Islam buta terhadap ajaran orisinal Islam, yakni ajaran yang tertuang dalam Al – Qur’an
dan hadits, semuanya telah dimuat sejak pertentangan ortodoksi dan sufisme yang berlangsung
cukup lama, sehingga dapat dikatakan kemunduran umat Islam diakibatkan oleh umat Islam
sendiri. Bangkitnya umat Islam juga bisa terjadi disebabkan kesadaran umat Islam akan
kelemahannya sendiri. Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan Turki yang lahir pada
bulan Januari 1765 M, di Kawalla, sebuah kota yang terletak di bagian utara Yunan dan
meninggal di Mesir pada tahun 1849. Negeri inti telah menjadi bagaian negara Turki Utsmani
sejak ditaklukkannya oleh Sultan Muhammad II al - Fatih (855/886 H - 1451/1481 M pada tahun
857 H /1453 M dan baru dapat melepaskan diri dari kekuasaan Istanbul pada tahun 1245/1829
M. Ayah Muhammad Ali Pasha bernama Ibrahim Agha, seorang imigran Turki, kelahiran
Yunani. Ia mempunyai 17 orang putera dan salah seorang diantaranya bernama Muhammad Ali
Pasha Pekerjaan ayahnya disamping sebagai penjual rokok juga sebagai kepala petugas juga
(wathman) pada sebuah kota didaerahnya. Muhammad Ali Pasya adalah seorang yang buta
huruf, walu demikian semngatnya sebagai pembahar Islam di Mesir ia sanggup menjadikan
Mesir mengalami kemajuan baik di bidang militer, ekonomi ataupun pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Sebelumnya Muhammad Ali Pasya mendapat protes dari rakyat Mesir karena
kebijakan – kebijakannya, namun pada akhirnya ia dikenal oleh rakyat Mesir sebagai seorang
pembaharu Islam karena kebijakannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arrauf, Ismail Fahmi. 2013. Pemikiran Modern di Dunia Islam, Banda Aceh: PeNa

http://digilib.uinsby.ac.id/1790/6/Bab%203.pdf

Anda mungkin juga menyukai