Anda di halaman 1dari 4

ESSAY PENGANTAR LINGKUNGAN PESISIR

Ekosistem Pesisir Terumbu Karang Pulau Rubiah, Kota Sabang


Yusrina Amaliah (08161090)

Pulau Rubiah merupakan bagian dari wilayah kota Sabang, Provinsi Aceh dengan letak
astronomis pada 5º52‟ 59.000 „‟ LU dan 95º 15‟ 28.000‟‟ BT. Pulau Rubiah memiliki perairan
seluas 2600 ha. Hamparan laut yang luas ini menjad salah satu potensi bagi Kota Sabang untuk
mengembangkan sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Salah satu sumberdaya
tersebut adalah ekosistem pesisir dalam hal ini adalah terumbu karang (Kementerian Kelautan
dan Perikanan, 2017). Menurut Surokin (1993) terumbu karang sebagai ekosistem dasar laut
dengan mempunyai arsitektur yang mengagumkan dan dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang
disbut poli.
Terbentuknya terumbu karang pada Pulau Rubiah sebelum tahun 2004 terjadi secara
alami akibat adanya faktor-faktor pembentuknya yang telah terpenuhi. Menurut Brotowidjojo
(1994), pertumbuhan terumbu karang disuatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
suhu, salinitas, intensitas cahaya, sedimen, gelombaang. Berikut disajikan perbandingan faktor
faktor pembentuk terumbu karang berdasarkan acuan teori gabungan Brotowidjojo pada tahun
1994 dan Connel Miller pada tahun 1995 dengan kondisi eksisting perairan Pulau Rubiah pada
tahun 2007 untuk mengetahui lebih jelas faktor yang menyebabkanterbentuknya terumbu karang
pada Pulau Rubiah.
Tabel 1 Perbandingan faktor pembentuk terumbu karang Pulau Rubiah dengan Teori
Brotowidjojo dan Connel Miller
Faktor Pembentuk Terumbu
Teori Kondisi Eksisting
Karang
Suhu air permukaan 20ºC hingga 30ºC 28ºC hingga 30ºC
Kedalaman perairan 2 meter hingga 70 meter 3 meter hingga 7 meter
Intensitas cahaya 15- 20 % dari Permukaan 15 % dari permukaan.
DO (Kadar oksigen didalam air) 2 mg/L hingga >6.5 mg/L 4.7 mg/L hingga 7 mg/L
Salinitas 30 hingga - 35 ppt 32 - 33 ppt
Tingkat PH 6.5- 8.5 7.5
(Sumber: Muhammad Nasir 2007)
Adapun spesies yang terbentuk pada perairan ini di tahun 2007 terdiri dari 6 jenis spesies
yaitu jenis Acropora, Montipora,, Posilopora (Posilopora, Porites), Siriatopora, Goniastrea and
Peudosiderastrea (Nasir,2007). spesies ini tergolong kedalam jenis terumbu karang keras.
Akibat perairan yang luas dan keanekaragaman terumbu karang, menjadikan Pulau Rubiah
sebagai salah satu objek wisata di Kota Sabang. Kondisi pantai yang landai dan berpasir putih,
laut dangkal dengan terumbu karang yang jernih dan berwarna kebiruan menjadikan pulau ini
sebagai salah satu tujuan para wisatawan (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2017). Dilansir
pada media elektronik Antara News tanggal 31 desember 2017, Dinas Pariwisata Kota Sabang
menyatakan setidaknya terdapat 20000 pengunjung tiap tahunnya pada Pulau Rubiah. Adapun
tujuan utama wisatawan saat berkunjung ke pulau rubiah adalah untuk melihat keindahan
terumbu karang di perairan Pulau Rubiah dengan snorkeling. Berikut merupakan gambar
ekosistem terumbu karang di Pulau Rubiah

Gambar Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Rubiah


Sumber: Nasir, 2007
Ketika membahas tentang ekosistem pesisir, kita tidak bisa terlepas dari kerentanan
bencana yang akan terjadi. Salah satu bencana yang pernah terjadi pada kawasan ini adalah
terjadinya Tsunami pada tahun 2004. Mengacu pada berita elektronik Kompasiana pada tanggal
2 Februari 2011, Pak Doden selaku ketua tim konservasi terumbu karang Kota Sabang
menyatakan bahwa akibat dari gelombang tsunami tersebut, menyebabkan75% ekosistem
terumbu karang di Pulau Rubiah mengalami kerusakan parah. Selain itu, akibat dari tsunami
tersebut menyebabkan hilangnya beberapa spesies terumbu karang yang ada. dari 14 spesies
menjadi 3 spesies. Kerusakan terumbu karang ini juga berdampak terhadap ikan-ikan karang
yang berada di wilayah tersebut. Untuk menanggapi hal tersebut Pemerintah Kota Sabang mulai
melakukan penanganan dengan metode transplantasi untuk mempercepat serta memperbaiki
kondisi ekosistem terumbu karang yang ada. akibat hal tersebut perlahan lahan kondisi ekosistem
terumbu karang mengalami perkembangan.
Menurut Ir. Anas Fachruddin selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang
menyatakan bahwa kondisi perairan Pulau Rubiah pada tahun 2017 masih dalam kodisi
pencemaran ringan. Adapun pencemaran yang terjadi adalah adanya sedimentasi tingkat rendah
serta sampah padat yang berada pada terumbu karang. Setiap tahunnya, Pemerintah Kota Sabang
selalu mengadakan aksi Sail Sabang. salah satu kegiatan dalam acara ini adalah membersihkan
sampah oleh kelompok volunter. Aksi ini untuk membersihkan sampah pada pesisir pantai
hingga membersihkan sampah pada terumbu karang.yang berada didalam laut. Didalam aksi ini
juga, pemerintah memberikan reward bagi siapa yang mampu mengumpulkan sampah terbanyak.
Untuk menjaga kondisi ekosistem terumbu karang pada Pulau Rubiah, penulis
memberikan rekomendasi untuk Pemerintah Kota Sabang yaitu dibuatnya “Bank Sampah
Pesisir” di Pulau Rubiah seperti yang telah diterapkan di Kota Bandar Lampung. adapun skema
program ini adalah diawali dengan sosialisasi pada pintu masuk pulau. Selanjutnya bagi yang
berminat akan diberikan wadah untuk menampung sampah yang akan diambil. Selanjutnya
sampah yang telah dikumpulkan oleh pengunjung akan diberikan penghargaan oleh pihak bank
sampah baik berupa hadiah barang maupun uang. Program ini di rencanakan agar kebersihan
ekosistem pesisir Pulau Rubiah tetap terjaga karena sejauh ini aksi menjaga perairan pada Pulau
Rubiah hanya terjadi setahun sekali pada acara Sail Sabang. Selain itu, pemerintah hendaknya
melakukan pengawasan yang lebih ketat terkait pembangunan yang terjadi di daratan mengingat
ketika suatu pembangunan di darat dilakukan tanpa mementingkan lingkungan, maka yang
terjadi adalah permasalahan pada perairan seperti sedimentasi yang saat ini sudah terjadi. salah
satunya adalah pembangunan cottage di Pulau Rubiah karena hal ini akan berdampak langsung
pada ekosistem pesisir yang ada. Hal lainnya yang harus diperhatikan seiring banyaknya
wisatawan yang berkunjung menuju Pulau Rubiah adalah adanya aktivitas perjalanan perahu
yang terjadi. untuk hal tersebut perlu adanya suatu manajemen pelatihan dan penanggulangan
untuk mengatasi pencemaran akibat kendaraan laut seperti oli yang tumpah mengingat hal
tersebut bisa saja terjadi di Pulau Rubiah seperti yang terjadi di daerah pesisir lainnya.
https://www.academia.edu/36213362/ESSAY_PENGANTAR_LINGKUNGAN_PESISIR_TER
UMBU_KARANG_PULAU_RUBIAH_KOTA_SABANG

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjojo, 1994 . Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga

Connel,Miller. 1995. Kimia dan Ekosiktologi Pencemaran Terjemahan. Universitas Indonesia.


Hal 520

Nasir, Muhammad. 2007. A Repport To Small Grant (For Nature Conservation). Universitas
Syiah Kuala

Ulfah, Maria . 2013. Waktu Reproduksi Karang Acroporidae di Kawasan Taman Wisata Laut
Pulau Rubiah Sabang. Program Studi Teknologi Produksi Benih dan Pakan Ikan. Aceh.

WEBSITE

Frediansyah, Andri. “Mooring Bouuy Selamatkan Terumbu Karang Kita” diakses pada tanggal
10 Maret 2017 pukul 12 : 15 WITA. https://www.kompasiana.com/andrifrediansyah/
mooring-bouy-selamatkan-terumbu-karang-kita_550078aba333112f75510db3

Indriani, Cahya. “Objek Pariwisata Kota Sabang” diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
11.43 WITA. https://www.antaranews.com/cahyaindriani/objek-pariwisata-kota-
sabang/ich/548a9998aba699112f7738510da9

Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang. “Kondisi Perikanan Kota Sabang” diakses pada
tanggal 10 Maret 2017 pukul 13.00 WITA http://dkp.sabangkota.go.id/2013/04/kondisi-
perikanan-kota-sabang/

Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Pulau Rubiah” diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
12.15 WITA http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktoripulau/index.php/publicc/pulau_info/

#ESSAY INI TELAH DI PUBLIKASIKAN PADA SITUS PRIBADI PADA ALAMAT BERIKUT :
https://www.academia.edu/36213362/ESSAY_PENGANTAR_LINGKUNGAN_PESISIR_TERUM
BU_KARANG_PULAU_RUBIAH_KOTA_SABANG

Anda mungkin juga menyukai