Proposal Pengajuan JUDUL
Proposal Pengajuan JUDUL
PR O PO SAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Seminar Proposal Judul Skripsi
Pada Jurusan Pendidikan Matematika
Oleh :
NUR SYARA ZUNAIZAH
NIM. 206 200 680
seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Syah, 2004:32).
Pendidikan dalam arti sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat dibutuhkan (Sagala, 2007:11). Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122 :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Dari ayat di atas disampaikan bahwa dalam ajaran Islam menuntut ilmu juga
merupakan kewajiban dan memiliki nilai ibadah. Menuntut ilmu dalam hal ini melaksanakan
kegiatan pendidikan memiliki nilai jihad yang tidak kalah besar dibandingkan dengan
oramg-orang yang berperang mempertaruhkan jiwa raganya. Karena dengan ilmu kita dapat
Dalam upaya pengembangan pendidikan ini bukanlah hal yang mudah. Banyak
masalah yang masih perlu penyelesaian lebih lanjut dan penanganan segera demi
tercapainya kualitas pendidikan yang sesuai dengan standar internasional, sehingga dapat
Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia yang masih sangat
memerlukan perhatian semua pihak adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari
rendahnya rata-rata hasil belajar. Hal ini bisa diasumsikan dari penggunaan pendekatan dan
metode serta media dalam proses pembelajaran yang masih didominasi oleh guru.
Proses pembelajaran yang menempatkan guru sebagai satu satunya sumber ilmu
pengetahuan masih banyak kita jumpai. Dengan cara ini seolah-olah siswa sebagai botol
kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh sang guru apapun atau bagaimanapun
kondisinya. Hasil yang dicapai melalui proses ini menjadikan siswa kurang kreatif dan
kurang bisa mengembangkan diri serta sukar untuk mengaplikasikan apa yang telah
diperolehnya dalam kehidupan sehari hari. Belajar juga menjadi kurang bermakna karena
jauh dari apa yang dihadapi siswa setiap hari dan tidak menyenangkan.
memikirkan metode dan media yang dapat membuat siswa memahami materi apa yang akan
disampaikan. Proses pembelajaran di pendidikan formal saat ini tidak lagi bersifat Teaching
Oriented tetapi children oriented / learner oriented dituntut untuk dapat berinteraksi dan
bantu atau media untuk pembelajaran, khususnya pada pembelajaran Matematika yang
merupakan bagian dari ilmu sains. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
guru menggunakan berbagai jenis media pembelajaran dan memanfaatkannya secara tepat,
yakni disesuaikan dengan pengalaman belajar yang akan ditempuh siswa sehingga dapat
masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa, karena biasanya
matematika disajikan dalam bentuk tulisan yang memerlukan ketajaman nalar karena banyak
hal yang bersifat abstrak. Sehingga hanya anak-anak yang berkategori cerdas yang bisa
memahaminya, sedangkan anak-anak berkategori biasa saja, yang cenderung lebih menyukai
hal-hal yang bersifat kongkret, akan lambat memahami pelajaran ini. Akibatnya, nilai yang
diperoleh pada pelajaran matematika tidak bagus. Hal ini akan menambah ketidaksukaan
siswa, bahkan sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu, para guru mengajarkan
materi matematika biasanya kurang menarik, sehingga menambah terpuruknya minat siswa
keinginan dan minat siswa yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
Pencapaian keberhasilan belajar siswa berkaitan erat dengan pemilihan metode dan media
belajar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan metode dan media
pembelajaran harus relevan dengan bahan pelajaran serta karakteristik siswa. Karena hal ini
akan mempengaruhi hasil belajar siswa terutama dalam ranah kognitif siswa, karena di sini
Berdasarkan studi pendahuluan di salah satu sekolah ketika melaksanakan PPL, pada
kurang memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan di sekolah itu dengan alasan guru
cenderung ingin lebih fleksibel dalam proses pembelajarannya. Ini berpengaruh terhadap
hasil belajar yang diperoleh siswa, dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa
masih sangat jauh dari standar KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar) yang ditentukan.
Padahal pada masa sekarang ini penggunaan media atau alat bantu dalam proses
pembelajaran sudah berkembang dengan pesat. Sebagai contoh adanya buku-buku pelajaran
dalam bentuk komik yang sudah beredar dan dipergunakan di beberapa negara sebagai
upaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal ini tentunya akan sangat menarik jika
buku komik itu dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Kegiatan belajar
mengajar akan lebih menyenangkan apabila siswa turut secara aktif, tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi dapat mengeksplor kemampuan imajinasi siswa
dalam memahami penjelasan yang disajikan dalam bentuk cerita-cerita bergambar. Dengan
adanya buku dalam bentuk komik seperti ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan
Akan tetapi, keberhasilan penggunaan media komik ataupun media charta ditentukan
oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Media komik dan media
charta dapat digunakan secara baik jika merencanakannya dengan seksama dan penggunaan
konsep, informasi, atau situasi sehingga dapat menarik perhatian dan mampu menyampaikan
perubahan-perubahan sikap dan perilaku yang mungkin terjadi karena interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Pembelajaran pada
materi sub pokok bahasan lingkaran dengan menggunakan media komik ini diharapkan
siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk mempelajari materi ini, serta siswa lebih
memahami apa yang disampaikan oleh guru dan diharapkan pula dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan media komik dan
menggunakan media komik dengan media charta pada pada materi sub pokok
bahasan lingkaran ?
media komik dengan media charta pada pada materi sub pokok bahasan lingkaran ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
komik dan media charta pada materi sub pokok bahasan lingkaran.
2. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar kognitif siswa antara yang
menggunakan media komik dengan media charta pada materi sub pokok bahasan
lingkaran.
menggunakan media komik dengan media charta pada pada materi sub pokok
bahasan lingkaran.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut:
belajar dan hasil belajar kognitif siswa serta dapat mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran antara yang menggunakan media komik dengan media charta
hasil belajarnya.
E. Kerangka Pemikiran
2004 (KBK), yaitu kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan sekolah (Muslich, 2008:10). Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan lingkaran yang
pada lingkaran dalam pemecahan masalah. Salah satu indikatornya adalah menentukan
pendekatan nilai phi dan rumus luas lingkaran dengan pendekatan persegi panjang.
Selama ini metode ceramah dengan penggunaan saran papan tulis ataupun dengan
demonstarsi dengan media seadanya menjadi pilihan yang dilakukan guru. Guru lebih
memegang peran utama dalam proses pembelajaran dengan sedikit melibatkan siswa untuk
berperan aktif, sehingga siswa cenderung menjadi pasif. Siswa hanya sebagai objek, dalam
hal ini guru tidak memperhatikan kondisi siswa, apakah siswa dapat mengerti dan
menggunakan media sebagai alat bantunya. Media pembelajaran adalah sesuatu yang
maksud-maksud pengajaran (Azhar, 2007: 4). Penggunaan media sangat penting sekali,
apalagi jika media ini dikemas dalam bentuk unik dan menarik perhatian siswa. Adapun
media yang digunakan dalam pembelajaran materi ini adalah media komik dan media charta.
Media pembelajaran komik dan charta sangat baik jika digunakan dalam proses belajar
mengajar, karena menurut penelitian Spaulding (Sudjana, 2009:12) tentang bagaimana siswa
Media komik dan charta dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan oleh
guru dengan kata-kata atau kalimat. Dengan adanya media komik dan charta maka siswa
dalam menyerap materi diharapkan tidak akan terlalu sulit. Selain itu, dengan media komik
dan charta siswa dapat memahi konsep dari materi dan diharapkan juga dapat melahirkan
ini dan siswa bisa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru serta dapat
Peningkatan hasil belajar kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
meningkatnya hasil belajar siswa yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk
suatu masalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom (Sukmara, 2007: 56).
Ranah kognitf yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan
media komik dan media charta pada sub materi pokok sistem ekskresi manusia (kulit) ini,
diperoleh dengan melakukan suatu tes hasil belajar berupa soal-soal pilihan ganda dan yang
menjadi indikator dari soal-soal tersebut adalah berupa hafalan, pemahaman, penerapan dan
analisis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari skema berikut ini:
Bagan 1.1
KTSP
Skema Kerangka Pemikiran
Media Komik Media Charta
Pembelajaran Matematiaka Pada Sub Pokok Bahasan Lingkaran
Kelebihan : Kelebihan :
Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya
Konkret, lebih realitas
Mempermudah menangkap hal yang abstrak Dapat mengatasi batas ruang dan waktu
Mengembangkan minat baca Dapat mengatasi keterbatasan indera
Dapat memperjelas suatu hal
Kekurangan : Murah dan mudah diperoleh
Kemudahan orang membaca kimik membuat orang(Sudjana dan Rivaiyang
malas membaca dalam
lainMaryanah, 2005: 28)
Kekurangan :
Kata-kata dalam komik biasanya kurang dapat dipertanggungjawabkan
Penggunaannya kurang efektif jika terlalu sering digunakan
Kebanyakan komik banyak menonjolkan aksi kekerasan
(Timo dalam Maryanah, 2005: 27) Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi
Langkah-langkah pembelajaran: (Hamalik dalam Maryanah, 2005: 28-29)
Melihat komik Langkah-langkah pembelajaran:
Mengamati Melihat charta
Mengingat Mengamati
Menyimpulkan Mengingat
Mengkomunikasikan Menyimpulkan
Mengkomunikasikan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 1999: 67).
Dalam hal ini hipotesis yang dirumuskan adalah: "terdapat perbedaan peningkatan motivasi
dan hasil belajar kognitif siswa antara yang menggunakan media komik dengan yang
G. Langkah-langkah Penelitian
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif akan bersumber pada hasil pengumpulan data melalui observasi. Sedangkan
data kuantitatif adalah data dependen yang bersumber pada sejumlah siswa sebagai teknik
2. Sumber Data
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Cililin Kabupaten Bandung Barat.
Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut karena terdapat permasalahan yang
Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2006: 91), di sini karena
terdapat 9 kelas maka yang menjadi populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Cililin Kabupaten Bandung Barat. Adapun sampelnya adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti. Dari sembilan kelas dipilih dua kelas yaitu satu sebagai
kelas media komik dan satu lagi sebagai kelas media charta.
a. Metode Penelitian
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu, dengan kata lain
tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan antara satu
kelas yang diberikan media komik dan satu kelas yang diberikan media charta. Pada
mulanya siswa diberikan suatu tes awal (pretest) yang kemudian dilakukan suatu
pembelajaran dengan penggunaan media (komik dan charta) setelah itu dilakukan suatu
tes akhir (postest), maka aka diperoleh suatu nilai peningkatan atau penurun yang biasa
disebut gain. Untuk lebih jelasnya alur penelitian ini digambarkan seperti skema berikut
ini:
Bagan 1.2.
Skema Alur Penelitian
Siswa
Hasil
b. Teknik Pengumpulan Data
1). Test
siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan maupun
perbuatan (Sudjana, 2009: 35). Tes ini dilakukan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar kognitif siswa dari hasil pre-test dan post-test. Instrumennya berupa soal
Pretest yaitu tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai. Pretest diberikan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang
akan disampaikan. Sedangkan post-test yaitu test akhir yang diberikan kepada siswa
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Sebelum tes ini dilaksanakan, soal tersebut diuji
coba terlebih dahulu untuk menentukan daya pembeda tingkat kesukaran, validitas,
dan reliabilitas soal. Agar diperoleh soal yang baik dan layak digunakan, maka rumus
Keterangan:
γ p bi : koefisien korelasi biseral
Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
Mt : rerata skor soal
St : standar deviasi dari skor total
p : proporsi siswa menjawab benar
q : proporsi siswa menjawab salah
(Arikunto, 2002: 79)
Indeks validitas diklasifikasikan sebagai berikut:
Antara 0,80 – 1,00: Sangat tinggi
Antara 0,60 – 0,80: Tinggi
Antara 0,40 –0,60 : Cukup
Antara 0,20 –0,40 : Rendah
Antara 0,00 –0,20 : Sangat rendah
(Arikunto, 2002: 75)
Dengan keterangan:
r1 1 : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r 1 1 : korelasi skor-skor antara belahan tes
22
B
P=
J
Dengan keterangan:
B : subjek yang menjawab betul
J : banyaknya subjek yang mengerjakan tes
(Arikunto, 2006: 176)
B A BB
D= −
J A JB
Dengan keterangan:
D : daya pembeda butir
BA : banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab betul
JA : banyaknya subjek kelompok atas
BB : banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul
JB : banyaknya subjek kelompok bawah
(Arikunto, 2006: 177)
2). Angket
tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dari responden tentang tanggapam siswa dalam
ragu), TS (Tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Angket ini diberikan kepada siswa
setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media komik dan
charta.
3). Observasi
yang tampak pada objek penelitian (Sudjana, 2009: 84). Observasi dilakukan terhadap
masalah yang terkait dengan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
dilakukan. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berisi
aktivitas yang dilakukan oleh siswa kegiatan belajar mengajar. Meskipun bukan
merupakan data primer, data observasi sangat diperlukan untuk menggali informasi
mengenai aktivitas siswa selama selama kegiatan belajar mengajar yang tidak tergali
oleh angket. Data hasil observasi dianalisis secara kualitiatif sebagai informasi untuk
melengkapi dan memperkuat data angket mengenai aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Dengan demikian, jika data dari observasi relevan
dengan data angket, maka ada tidaknya hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan
terdapat dalam berbagai literatur untuk menggali konsep dasar yang ditemukan para
a. Analisis Soal
Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah pengolahan data. Data yang
bersifat kualitatif diolah dengan metode historikal atau studi kasus dan menganalisis data
secara induktif (Moleong, 2005:45). Sedangkan data kuantitatif diolah dengan statistik di
mana teknik yang digunakan adalah teknik analisis komparatif bivariat yaitu analisis yang
digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan antarvariabel yang diteliti dengan
Pengolahan hipotesis komparatif dengan uji t-test, uji t-test yang digunakan untuk
( n1−1 ) V 1 + ( n2 −1 ) V 2
d sg=
n1 +n 2−2
Keterangan : n1 = banyaknya data kelompok 1
n2 = banyaknya data kelompok 2
V1 = varians data kelompok 1 (Sd1)2
V2 = variasns data kelompok 2 (Sd2)2
(Subana, 2005: 171)
2). Menentukan t hitung, dengan rumus :
X́ 1− X́ 2
t=
Keterangan :
d sg
√ 1 1
+
n 1 n2
X́ 1 = rata-rata data kelompok 1
X́ 2 = rata-rata data kelompok 2
d sg = nilai standar deviasi gabungan
(Subana, 2005: 171)
3). Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus :
d b=n1+ n2−2
4). Menentukan t tabel
terhadap sampel:
X=
∑ f ix ���
(Subana, 2005: 87)
∑ fi
b). Menghitung Standar Deviasi
√
2
( ∑ f i xi )
∑ f i xi − 2
(Subana, 2005: 92)
S=
∑ fi
∑ f 1 −1
c). Menghitung Chi kuadrat dengan rumus:
2
( Oi−E i )
χ =∑
2
(Subana, 2005: 124)
Ei
d). Menentukan derajat kebebasan
d k=k−3
e). Mencari 2 dari daftar
f). Menentukan Normalitas dengan kriteria uji , Diterima jika : 2 hitung 2 daftar
(Sulistiyono, 2009) :
db = n - 1
c). Menentukan Ftabel
Dengan kriteria uji: Fhitung < Ftabel maka tidak berbeda signifikan / data
homogen dan Fhitung > Ftabel maka berbeda signifikan / data tidak homogen.
b. Analisis Angket
tanggapan siswa per aspek terhadap pembelajaran sub materi pokok sistem ekskresi
manusia (kulit) dengan menggunakan media komik dan charta. Analisis angket ini
Kualifikasi :
1,5 – 2,5 = rendah
2,5 – 3,5 = sedang
3,5 – 4,5 = tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Maryanah, Nur. 2005. Efektivitas Media Komik dengan Media Gambar Dalam
Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Pengangkutan dan Perhubungan. Jurusan
Geografi Universitas Negeri Semarang. Tersedia {(http://docs.google.com/gview?
a=v&q=cache:uuXmwej5tmgJ:digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/1074.
pdf+kelebihan+komik+sebagai+media+pembelajaran...)}Online
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sudjana, Nana dan Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru
Algesindo.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.
Sukmara, Dian. 2007. Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera.
Sulistiyono. Statistika Psikologi II. Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. [tersedia :
http://pksm.mercubuana.ac.id/modul/61014-5-477428844066.doc.] -02 - 12 - 2009.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Rosda
Karya.