Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Hakekat Pendidikan Jasmani

Menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sri Milfayetty,

dkk 2011: 8)” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Dalam Kamus Besar bahasa

Indonesia, pendidikan yang berarti “Education” adalah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui pengajaran dan pelatihan.

Pada hakekatnya Pendidikan jasmani adalah proses interaksi yang bersifat

manusiawi, upaya mempersiapkan peserta didik, upaya untuk peningkatan

kualitas hidup, kegiatan yang dilakukan seumur hidup, serta upaya dengan

senantiasa menerapkan prinsip- prinsip iptek. Penerapan interaksi yang dimaksud

adalah hubungan timbal balik (komunikasi dua arah).

Toto Subroto, (2000: 3) menjelaskan, Pendidikan jasmani merupakan

proses pedidikan artinya bahwa melalui proses pendidikan jasmani yang kondusif

siswa dibantu untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan tahap pertumbuhan dan

perkembangannya secara optimal, sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan

11
12

tersebut mengandung arti bukan hanya ditandai oleh tumbuhnya aspek fisik yang

optimal dan proporsional. Nadisah (1992: 16) mengutip pendapat Bucher bahwa

pendidikan jasmani merupakan bagian terpadu dari proses pendidikan secara

keseluruhan, yang menuju kepada keserasian antara segi- segi jasmani, mental,

emosional dan sosial, melalui aktivitas jasmani yang terpilih dengan maksud

untuk merealisasi hasil- hasil pendidikan tersebut.

Rusli Lutan (2000: 1) menjelaskan, pendidikan jasmani adalah wahana

untuk medidik anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik

tentang aktifitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sepanjang

hayat. Pedidikan jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-

potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk isi

dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita- cita kemanusiaan (Adang

Suherman, 2000: 20).

Sedangkan menurut Samsudin dalam bukunya tentang Pembelajaran


Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (2006: 2-3) bahwa Pendidikan
Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di
desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara sak sama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan
afektif setiap siswa.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan kedalam


empat kategori (Adang Suherman, 2000: 23), yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan aktivitas- aktivitas yang melibatkan kekauatan- kekuatan
fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna
(skillful).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berfikir dan menginterpretasikan keseluruh pengetahuan tentang
pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan
13

tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab


siswa.
4. Perkembangan social. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Karena hasil- hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya

terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, defenisi penjas

tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktifitas fisik. Kita harus

dapat melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih

abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani yang

rencanakan secara sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial, dan

emosional.

2. Hakekat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan, pengetahuan, sikap,

keterampilan. Hamalik (1990: 189).

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Seperti yang sitegaskan

oleh Moh. Surya yang dikutip dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/

2014/3/12/hakikat-belajar/ mengatakan bahwa “ Belajar dapat diartikan sebagai

suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
14

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya ”.

Selanjutnya menurut Slameto (2010: 62) mengemukakan bahwa faktor-


faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa untuk berhasil ada dua yaitu :
a. Faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, meliputi:
- Faktor jasmaniah, yaitu keadaan kesehatan, keadaan fisik
- Faktor psikogis, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan dan kesiapan.
b. Faktor eksternal yang berasal dari luar siswa, meliputi:
- Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, hubungan antar
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan
latar belakang kebudayaan.
- Faktor sekolah seperti metode mengajar, relasi guru dengan siswa,
kurikulum, relasi antar siswa, disiplin, alat pengajaran dan keadaan
gedung.
- Faktor masyarakat seperti keadaan siswa dalam masyarakat
massmedia, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi

kapabilitas yang baru, dan proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil

belajar, dimana hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan

kognitif, afektif dan psikomotor.

Oleh sebab itu seseorang dikatakan belajar bila diasumsikan didalam diri

orang tersebut telah terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah

laku. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu perubahan dalam tingkah laku yang terjadi melalui latihan dengan

pengalaman. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku

merupakan proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku merupakan hasil

belajar. Dalam belajar ini akan terjadi suatu proses interaksi peserta didik dengan
15

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang disebut

pembelajaran.

Winkel dalam http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-

belajar/ diakses pada tanggal 20/03/2014 mengatakan “Pembelajaran adalah

seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,

dengan memperhitungkan kejadian- kejadian ekstrim yang berperan terhadap

rangkaian kejadian- kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”. Dengan

kata lain pembelajaran adalah suatu proses atau tata cara pelaksanan mengajar

yang dilaksanakan dan dilakukan oleh guru dalam memberikan pelajaran atau

ilmu pengetahuan kepada siswa untuk suatu tujuan yang lebih baik dalam proses

pemberian ilmu pengetahuan itu sendiri.

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan, pengetahuan, sikap,

keterampilan (Hamalik, 1990 : 189). Hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Seperti yang diungkapkan oleh

Dimyati dan Mudjiono (2006 : 200) bahwa: “Hasil belajar merupakan penentuan

nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran dari proses belajar”

Selanjutnya menurut Purwanto (2011 : 48- 52) hasil belajar secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu :
1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual
meliputi hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
2) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap meliputi penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar meliputi
gerakan refleks, gerakan fundamental dasar, kemampuan
perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan
komunikasi tanpa kata.
16

Dari pengertian diatas perubahan pada siswa akibat proses belajar bukan

hanya berkaitan pada bidang intelektual saja, tetapi meliputi sikap dan

keterampilan. Namun menurut Nana Sudjana (2004: 23), dari berbagai aspek yang

ada, aspek kognitif dan intelektual yang paling banyak dinilai guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan

pembelajaran. Perubahan- perubahan kearah yang lebih baik merupakan

keberhasilan belajar yang diorientasikan pada prestasi belajar.

Dari beberapa pengertian diatas menurut penulis dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa

setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar yang merupakan bentuk

perubahan- perubahan kearah yang lebih baik yang diorientasikan pada prestasi

belajar. Dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil belajar siswa dalam

mengikuti proses belajar mangajar pada suatu jenjang yang diikutinya.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

dalam pelajaran pendidikan jasmani yaitu diperoleh dari hasil penerapan melalui

penguatan umpan balik menggunakan media audio visual yang diberikan kepada

sampel.

Dalam hasil tes tersebut biasanya dikatakan hasil belajar baik bila tes yang

diperoleh siswa tinggi, sebaliknya jika hasil tes rendah maka hasil belajarnya

rendah.
17

3. Hakekat Permainan Bola Voli

Tidak bisa dipungkiri, bahwa mulai dari sekolah tingkat dasar sampai

tingkat menengah (SMA/ SMK) terdapat mata pelajaran pendidikan jasmani, dan

didalam mata pelajaran tersebut dibahas atau dipelajari olahraga permainan besar

yaitu Bola Voli dan ini merupakan olahraga permainan yang selalu ada didalam

kurikulum sekolah.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, kurikulum sekarang

sudah ada yang terbaru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum ini sudah mulai

diterapkan oleh beberapa sekolah, dan pada kurikulum tersebut jam untuk mata

pelajaran pendidikan jasmai disekolah sudah ditambahkan menjadi tiga jam dalam

setiap pertemuan, yang sebelum- sebelumnya hanya dua jam, ini membuktikan

bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani semakin diperhatikan oleh pemerintah

dan sangat penting juga disekolah demi untuk meningkatkan kebugaran siswa

juga mengetahui berbagai macam cabang olahraga yang ada didunia ini, termasuk

salah satunya cabang olahraga permainan Bola Voli. Untuk itu sesuai dengan

kedudukan dan fungsi pendidikan jasmani dalam konteks pendidikan secara

keseluruhan, maka kedudukan dan fungsi permainan bola voli dalam pendidikan

jasmani adalah sebagai alat dan sarana pendidikan, khusunya untuk meningkatkan

kebugaran siswa.

Permainan Bola Voli merupakan suatu cabang olahraga berbentuk

memvoli bola diudara bolak balik diatas jarring/ net, dengan maksud menjatuhkan

bola didalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Memvoli dan

memantulkan bola keudara dapat menggunakan bagian tubuh mansa saja, asalkan
18

perkenaannya harus sempurna (tidak ganda/ double). Permainan bola voli

dimainkan dua regu, yang masing- masing regu terdiri dari enam orang pemain,

dengan asas gotong- royong, kesenangan, dan kemampuan fisik.

Permainan Bola Voli merupakan suatu alat untuk meningkatkan kesegaran

jasmani, kesehatan statis, dinamis, dan prestasi bagi para pemain, dengan bermain

bola voli akan berkembang unsure - unsur daya fikir, kemampuan, dan perasaan.

Disamping itu juga, kepribadian berkembang dengan baik termasuk self control,

disiplin, rasa kerja sama, dan ras tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.

Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama

Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang

instruktur pendidikan jasmani (Director of Physycal Education) yang bernama

William G. Morgan di Young Men`s Christain Association (YMCA) pada tanggal

9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). William G.

Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada

tahun 1942. (http://www.scribd.com/doc/15194604dalam/ sejarah-bola voli.

Diakses pada tanggal 22 mei 2014)

Tahun 1922 Y.M.C.A. berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli

dinegara Amerika Serikat. Pada saat Perang Dunia I tentara- tentara sekutu

menyebar luaskan permainan ini ke negara- Negara Asia dan Eropa terutama

Negara Jepang, Cina, India, Filipina, Rusia, Prancis, Estonia, Latvia,

Cekoslowakia, Rumania, Yugoslavia dan Jerman.

Dalam Perang Dunia II permainan ini tersebar luas diseluruh dunia

terutama di Eropa dan Asia. Setelah Perang Dunia II, prestasi dan popularitas bola
19

voli di Amerika Serikat menurun, sedangkan dinegara- Negara lain terutama

Eropa Timur dan Asia berkembang sangat cepat dan missal. Mengingat turnamen

bola voli yang pertama pada tahun 1947 di Polandia pesertanya cukup banyak,

maka pada tahun 1948 I.V.B.F. (International Voly Ball Federation) didirikan

yang beranggotakan 15 negara. (Suharno HP, 1974: 2)

Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1928 pada jaman

penjajahan belanda. Guru- guru pendidikan jasmani didatangkan dari Belanda

untuk mengembangkan olahraga pada umumnya dan bola voli khususnya.

Disamping itu juga, Guru- guru pendidikan jasmani, tentara Belanda

banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola boli di Indonesia, terutama

dengan bermain di Asram- asrama, di Lapangan terbuka dan mengadakan

pertandingan antara Kompeni- kompeni Belanda sendiri.

Permainan Bola Voli di Indonesia berkembang sangat pesat diseluruh lapisan-

lapisan masyarakat, sehingga bermunculan klub- klub dikota besar di seluruh

Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 Januari 1955 Organisasi

Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) didirikan di Jakarta bersamaan dengan

kejuaraan Nasional yang pertama . PBVSI sejak itu aktif mengembangkan

kegiatan- kegiatan biak kedalam maupun keluar negeri sampai sekarang.

Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games

ke IV dan Ganefo I di Jakarta baik untuk pria dan wanita

Indonesia.(http://www.kawandnews.com/2012/02/sejarah-perkembangan -bola-

voli-di.html.diakses pada tanggal 22 mei 2014.)


20

Dengan melihat perkembangan permainan bola voli yang begitu pesat

sangatlah tepat bila pemerintah memilih permainan bola voli sebagai olahraga

pendidikan si sekolah- sekolah. Hanya pada umumnya permainan bola voli sedikit

mengalami kesulitan didalam memperkenalkan pada anak didik. Kesulitan ini

terletak pada gerakan dasar permainan bola voli.

Lapangan permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan ukuran

panjang 18 meter dan lebar 9 meter, semua garis batas lapangan, garis tengah,

garis daerah serang adalah 3 meter (daerah depan). Garis batas itu diberi tanda

batas dengan menggunakan tali, kayu, cat/ kapur, kertas yang lebarnya tidak lebih

dari 5 cm. lapangan permainan bola voli terbagi menjadi dua bagian sama besar

yang masing- masing luasnya 9 x 9 meter. Ditengah lapangan dibatasi garis

tengah yang membagi lapangan menjadi dua bagian sama besar. Masing- masing

lapangan terdiri dari atas daerah serang dan daerah pertahanan.

Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Bola Voli

(Sumber: http://www.sarjanaku.com/ bola-voli-sejarah- pengertian-teknik.html)


21

Bola harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit

sintesis yang bagian dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Warna bola

harus satu warna atau kombinasi dari beberapa warna. Bahan kulit sintesis dan

kombinasi warna pada bola dipergunakan pada pertandingan resmi internasional

harus sesuai dengan standar FIVB. Keliling bola 64 – 67 cm dan beratnya 260 –

280 gram, tekanan didalam bola harus 0,39 – 0,325 kg/ cm2 (4,26 – 4,61 Psi)

(294,3 – 318,82 mbar/ hpa).

Gambar 2.2 Bola Voli

(Sumber : http:// wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/defenisi-pendidikan

jasmani.html)

Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

beregu, yang dimainkan masing- masing regu terdiri dari enam orang pemain.

Dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik dasar yaitu passing, servis,

smash dan bloking. Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai untuk dapat

bermain bola voli dengan baik adalah teknik dasar passing. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Durrwachter (1986 : 4) yaitu: “ Tahap awal permainan


22

bola voli sudah memadai apabila pemain sudah menguasi teknik dasar yang terdiri

dari servis, passing bawah, passing atas, block dan smash”.

a. Servis
Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir

lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulas servis dilakukan

pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan. Karena pukulan servis

berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus:

- Meyakinkan
- Terarah
- Keras
- Menyulitkan lawan
Ada beberapa jenis servis dalam permainan bola voli, diantaranya servis

tangan bawah (underhand service), servis tangan samping (side hand service),

servis atas kepala (over hand service), servis mengambang (floating service),

servis topspin, dan servis loncat (jump service). Yang pasti, prioritas dalam servis

adalah menyeberangkan bola melewati net setiap kali melakukan servis.

b. Passing

passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik

tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya

untuk dimainkan dilapangan sendiri. Set-up atau umpan adalah usaha atau upaya

seorang pemain bola voli dengan menggunakan suatu teknik tertentu yang

memiliki tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregu yang

selanjutnya dapat melakukan serangan (smash) terhadap regu lawan. Dalam


23

permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan

passing atas.

1. Passing Bawah

Memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah merupakan teknik

bermaian yang cukup penting. Kegunaan teknik lengan bawah antara lain :

- Untuk penerimaan bola servis


- Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa serangan/smash
- Untuk pengambilan bola setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net
- Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh diluar
lapangan permainan
- Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya
2. Passing Atas
Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar

dan kedua tangan membentuk mangkuk hamper saling berhadapan. Sebelum

menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi

hidung. Sudut antara sikut dan badan ± 45º. Bola disentuhkan dengan cara

meluruskan keduan kaki dengan lengan. Sikap pergelangan tangan dan kaki tidak

berubah.

c. Blocking (Bendungan)

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan lawan. Jika ditinjau dari ternik gerakan, block bukanlah merupakan

teknik yang sulit. Namun persentase keberhasilan suatu block relative kecil karena

arah bola smash yang akan di block, dikendalikan oleh lawan. Keberhasilan blok

ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang

dipukul lawan. Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif (saat
24

melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga pasif

(tangan pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan). Block dapat

dilakukan oleh satu, dua atau tiga pemain.

d. Smash

Pukulan keras atau smash, disebut juga spike, merupakan bentuk serangan

yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim.

Pukulan smash banyak macam dan variasinya. Smash adalah pukulan bola yang

keras dari atas ke bawah, jalannya bola menukik.

Pendapat ini menegaskan bahwa seseorang bila ingin dapat bermain bola

voli dengan baik harus dapat menguasai teknik passing dengan benar dan juga

dapat melakukan servis dengan baik. Bila teknik dasar passing ini tidak dikuasai

dengan baik, maka seseorang tidak akan dapat bermain bola voli dengan baik.

4. Hakekat Passing Bawah Bola Voli

Permainan bola voli adalah suatu cabang olahraga yang berbentuk

memvoli/ memantulkan bola diudara bolak- balik diatas jaring/ net, dengan

maksud dapat menjatuhkan bola didalam petak lapangan lawan untuk mencari

kemenangan. Muhajir (2004 : 16) mengemukakan bahwa “memvoli dan

memantulkan bola dapat menggunakan bagian tubuh mana saja, asalkan

perkenaannya harus sempurna ”(tidak ganda/ double)”.

Untuk dapat bermain bola voli dengan baik dan benar, seorang pemain

harus menguasai teknik- teknik dasar permainan. Menurut Kleinman dan Dieter

(1998: 9), “Teknik dasar bola voli adalah servis, passing, smass, dan blok”.

Sejalan dengan itu, Stokes dan Helley (1984: 26) mengtakan bahwa “ Teknik
25

dasar yang harus dikuasai seorang pemain bola voli adalah passing bawah,

passing atas, servis, penyerangan, membendung dan menangkis serangan”.

Menurut Tim Dosen Bola voli dalam Diktat perkuliahan bola voli (2012: 16)

bahwa passing adalah mengoper bola kepada teman sendiri dalam satu regu

dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan

kepada regu lawan.

Kemudian Roji (1989: 33) menyatakan bahwa “Passing dalam permainan

bola voli adalah mengambil bola atau mengoperkan bola atau mengumpan bola

pada teman, tetapi bila ada kesempatan yang baik, langsung diteruskan kepada

lawan”. Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 79) membagi pelaksanaan teknik

passing tersebut kedalam beberapa hal, diantaranya “Passing bola voli terdiri atas

dua jenis yaitu: 1) Passing bawah dan Passing atas”. Teknik pelaksanaanya terdiri

atas tiga tahap yaitu: 1) Sikap permulaan, 2) Sikap perkenaan bola dan 3) Sikap

akhir “. Passing bawah dilakukan pada saat bola yang datang berada dibawah

bahu, sedangkan passing atas dilakukan pada saat bola yang datang atau

melambung diatas bahu.

Tahap- tahap pelaksanaan teknik- teknik operan yang perlu dipelajari

siswa dalam permainan bola voli menurut Viera dan Barbara L (2004: 20) yaitu a)

Tahap persiapan, b) Tahap pelaksanaan, c) Gerakan lanjutan.


26

a. Persiapan

Gambar 2.3. Teknik Persiapan Passing Bawah Bola Voli


Viera dan Barbara L (2004 : 20)

1. Bergerak kearah datangnya bola dan atur posisi tubuh.


2. Genggam jemari tangan
3. Kaki dalam posisi merenggang dengan santai, dan bahu terbuka lebar.
4. Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.
5. Bentuk landasan dengan lengan.
6. Siku terkunci.
7. Lengan sejajar dengan paha.
8. Punggung lurus.
9. Pandangan kearah bola.

b. Pelaksanaan

Gambar 2.4. Teknik Pelaksanaan Passing Bawah Bola Voli


Viera dan Barbara L (2004 : 20)
27

1. Menerima bola didepan badan.


2. Kaki sedikit diulurkan.
3. Berat badan dialihkan kedepan.
4. Pukulan bola jauh dari badan.
5. Pinggul bergerak kedepan.
6. Perhatikan bola saat menyentuh tangan. Perkenaan pada lengan bagian
dalam pada permukaan yang luas diantara pergelangan tangan dan siku.

c. Gerak Lanjutan

Gambar 2.5. Teknik Lanjutan Passing Bawah Bola Voli


Viera dan Barbara L (2004 : 20)
1. Jari tangan tetap digenggam.
2. Siku tetap terkunci.
3. Landasan mengikuti bola kesasaran.
4. Pindah berat badan kearah sasaran.
5. Perhatikan bola bergerak kearah sasaran.

Kemudian Viera dan Barbara L (2004: 21) mengemukakan kesalahan dan

perbaikan dari teknik operan lengan depan (underhand passing) yaitu:

Kesalahan :

1. Lengan terlalu tinggi ketika memukul bola, lanjutan lengan anda berada
diatas bahu.
2. Merendahkan tubuh dengan menekuk pinggang bukan lutut, sehingga bola
yang diperoleh terlalu rendah.
3. Anda tidak memindahkan berat badan kearah sasaran, sehingga bola tidak
bergerak kemuka.
28

4. Lengan terpisah sebelum pada saat atau sesaat sesudah menerima bola
sehingga operan bola salah.
5. Bola mendarat dilengan daerah siku, atau menyentuh tubuh anda.
Perbaikan :

1. Biarkan bola bergerak sampai sejajar pinggang sebelum memukulnya,


cobalah untuk menghentikan gerak lengan dengan “mendorong bola”.
2. Tekuk lutut, jaga punggung tetap lurus pada saat berada dibawah bola,
sentuh lantai dengan tangan dapat bertahan pada posisi rendah.
3. Pastikan berat badan bertumpu pada kaki depan dan tubuh membungkuk.
4. Tetap satukan lengan dengan menggenggam jari atau membungkus jemari
yang satu dengan jemari yang lain dengan ibu jari sejajar.
5. Tahapan lengan pada posisi sejajar paha dan terima bola jatuh dari badan.
Dari pendapat diatas, maka dalam permainan bola voli passing mutlak

dibutuhkan terutama pada kelompok yang belajar bola voli, Nampak jelas adanya

kecenderungan para pemula untuk melakukan pengoperan bola dengan cara

melakukan passing bawah.

5. Hakekat Umpan Balik (Feed Back)

Menurut http://tiwikarim.blogspot.com/2011/05 yang diakses pada tanggal

14/03/2014 Umpan balik adalah merupakan reaksi, respon atau efek yang

ditimbulkan sebagai diterima atau ditolaknya suatu informasi atau pesan oleh

komunikan maupun komunikator. Umpan balik tersebut karena merupakan hasil

yang ditimbulkan maka dapat merubah tindakan yang akan ditimbulkan

kemudian.

Selanjutnya menurut http://dery-jamaludin.blogspot.com/2012/04 yang

diakses pada tanggal 14/03/2014, Umpan balik adalah perilaku guru untuk

membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan

cara menanggapi hasil belajar siswa sehingga lebih menguasai materi yang

diberikan dan telah disampaikan oleh guru.


29

Sementara itu umpan balik digunakan untuk membantu siswa dalam

mengatasi kesulitan baik secara klasikal maupun secara individual disesuaikan

dengan kebutuhan masing- masing siswa. Dengan umpan balik maka guru dapat

membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individual

dengan cara memberikan pujian, arahan dan memberikan contoh passing bawah

dengan baik dan benar ketika siswa melakukan passing bawah dengan tidak

benar. dan seorang guru hendaknya menempatkan diri berdampingan dengan

siswa sebagai senior yang selalu siap menjadi nara sumber atau konsultan.

Umpan balik dalam proses belajar mengajar gerak sangatlah penting,

karena dengan umpan balik dapat diukur sejauh mana siswa dapat melakukan

gerakan yang telah diajarkan atau dilatih dengan baik dan benar. Selama ini siswa

saat melakukan tugas gerak, karena keterbatasan waktu yang dipunyai guru

kurang mendapatkan kesempatan umpan balik dari guru. Keterbatasan ini

menyebabkan hasil belajar bola voli yang dicapai siswa kurang maksimal.

Salah satu unsur yang menjadi tujuan perkembangan pribadi anak adalah

konsep diri. Pembinaan konsep diri sangatlah penting. Melalui program

pendidikan jasmani yang berkualitas, konsep diri dapat diajarkan atau

dikembangkan. Beberapa cara mengajarkan konsep diri dalam penjas menurut

Rusli Lutan (2001: 95- 96) yaitu: anak saling menghargai, guru dan anak saling

menghargai, dan penetapan tujuan yang realistik. Berdasarkan pengertian tersebut

maka salah satu cara mengembangkan konsep diri yang positif adalah melalui

komunikasi yang efektif. Indicator terpenting dari komunikasi yang efektif adalah

berterus terang, mendengar, dan merasakan perasaan orang lain.


30

Dengan adanya umpan balik kepada siswa melalui penggunaan media

Audio visual diharapkan dapat meningkatkan keinginan, minat siswa, untuk

membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar dengan

memperlihatkan hasil Video Passing Bawah siswa dilapangan atau di kelas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa umpan balik

merupakan suatu pemberian perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa

baik secara individu maupun kelompok. Dalam hal ini pemberian untuk satu

orang termasuk untuk semua orang dalam kelompok. Hal ini bertujuan untuk

menghemat waktu dalam pemberian pelajaran yang waktu pertemuannya sangat

terbatas, siswa selalu dapat memperbaiki kesalahan yang diberikan, tidak berlarut-

larut melakukan kesalahan.

I. Umpan Balik Langsung

Umpan balik langsung adalah pemberian respon secara langsung kepada

siswa yang berbuat kesalahan dalam melakukan suatu cara atau teknik dalam

suatu permainan, seperti teknik dasar passing bawah bola voli. Jadi guru langsung

memberikan respon kepada siswa dengan cara memperbaiki kesalahan yang

dilakukan siswa tersebut.

Pemberian umpan balik langsung dapat dilakukan dengan cara koreksi

langsung bagaimana melakukan teknik dasar passing bawah bola voli, sehingga

siswa tidak berlarut- larut melakukan kesalahan dalam melakukan passing bawah

dalam permainan bola voli.


31

Adapun kelebihan dari umpan balik langsung adalah: 1) Siswa dapat

mengetahui dan menguasai cara melakukan passing bawah bola voli dengan baik

dan benar. 2) Siswa dibina untuk dapat melakukan dan mempraktekkan cara

melakukan passing bawah bola voli dengan baik dan benar. Sedangkan kelemahan

umpan balik langsung ini adalah: 1) Siswa tidak dapat menemukan kebenaran

dalam melakukan passing bawah secara sendiri. 2) Guru akan melakukan kerja

keras untuk memberikan perbaikan atas kesalahan- kesalahan yang dilakukan

siswa dalam melakukan passing bawah bola voli.

II. Umpan Balik Tidak Langsung

Umpan balik tidak langsung adalah pemberian respon secara tidak

langsung atau dengan kata lain siswa diberikan kebebasan dengan dipantau oleh

Guru yang bersangkutan dalam beberapa waktu, setelah itu barulah secara

bersama- sama mengoreksi mana cara yang benar dan mana cara yang salah.

Adapun kelebihan dari pemberian umpan balik secara tidak langsung

adalah: 1) Siswa dituntut untuk menemukan sendiri bagaimana cara yang benar

dalam melakukan teknik dasar passing bawah bola voli dengan benar. 2) Siswa

dapat memahami kesalahan- kesalahan yang dibuatnya. 3) Siswa tidak kaku untuk

melakukan teknik dasar passing bawah bola voli dengan benar. Sedangkan

kelemahannya adalah dilihat dari segi pengetahuan siswa yaitu apabila

pengetahuan siswa rendah atau cara berfikirnya lambat, otomatis siswa tersebut

sulit untuk membedakan mana gerakan yang benar dan mana yang salah.
32

6. Hakekat Penggunaan Media Audio Visual

Media pembelajaran Audio Visual merujuk kepada media pembelajaran

yang padanya mengandung komponen (unsur) berupa visual (pemandangan/

gambar/ dilihat) dan audio (suara/ didengar). Jadi media pembelajaran audio

visual adalah perantara atau penyampai pesan pembelajaran yang mengandung

komponen visual dan suara. Karena menggunakan lebih dari satu indera dalam

pemanfaatannya, maka media audiovisual seringkali juga dimasukkan ke dalam

kelompok multimedia. Media pembelajaran Audio Visual terdiri dari beragam

bentuk. Jika kita menengok ke beberapa dekade yang lalu maka kitapun sudah

mengenal media pembelajaran Audio Visual tradisional seperti:

 Media Pembelajaran Audio Visual jenis taktil (sentuh) seperti globe ( bola

bumi), beragam bentuk peta dan relief, serta berbagai bentuk media

pembelajaran manipulatif lainnya.

 Media Pembelajaran visual seperti slide, foto-foto, film, dan rekaman

video.

 Media Pembelajaran audio seperti rekaman pita kaset, CD (Compact

Disc), dan sebagainya.

Menurut Soepartono (2000: 3- 4) “ Media adalah kata jamak dari medium,


berasal dari bahasa latin yang berarti perantara atau pengantar. Dan seperti yang
dikatakan Dosen Program D2 PGSD Penjas (1991), AECT (Association for
Education and Communication Technology) mendefenisikan media sebagai segala
bentuk yang dipergunakan untuk memproses penyaluran informasi. Sedangkan
NEA (National Education Association) mendefenisikan media adalah segala hal
yang dapat dimaipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
perantinya untuk kegiatan tersebut ”.
Media sering disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat

pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat
33

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada dirinya. Dengan demikian media harus digunakan

secara kreatif dalam arti Guru harus menyiapkan dan merancang dengan tepat

agar memungkinkan siswa belajar lebih banyak, mencamkan lebih baik apa yang

dipelajari dan meningkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang diingin

dicapai.

Selanjutnya menurut Wina Sanjaya (2011: 172) bahwa Media Audio


Visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur gambar yang bias dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung
kedua unsur jenis media yang auditif dan visual.
Penyebutan Audio Visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi

sasaran dari media tersebut. Media Audio Visual mengandalkan pendengaran dan

penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk Audio Visual dapat menjadi

media media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai

media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu

peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk Ausio Visual

melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar

dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah

contoh media audio visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi.

Media komunikasi sering menjadi salah satu elemen dari media

komunikasi, karena melibatkan elemen media, maka produk Audio Visual yang

diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.

Audio dan visual ialah gabungan komponen- komponen yang saling melengkapi

yang yang memproduksi suatu gambar dan suara yang dikombinasikan satu sama
34

lain. Contoh perangkat audio visual yang megkombinasikan elemen audio dan

visual secara seimbang ialah televisi. (www.idonbiu.com/2009/03/ pembelajaran

media komunikasi-audio-visual). Yang diakses pada tanggal 02/04/2014.

Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah


memperlancar poses interaksi antar guru dengan siswa untuk membantu siswa
belajar secara optimal. Lebih khusus manfaat media diidentifikasi oleh Kemp dan
Dayton (1985) sebagai berikut :
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
b. Proses instruksional menjadi lebih menarik
c. Proses belajar siswa menjadi lebih efektif
d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
g. Sikap positif siswa terhadap materi belajar maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
h. Para guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif.
Menurut Suprijanto (2005: 171) “ Pembelajaran Audio Visual adalah suatu

pembelajaran yang menggunakan alat atau bahan pembelajaran (media

pembelajaran) dalam situasi belajar untuk membantu kegiatan belajar ”.

Dalam pembelajaran, guru sering tidak memanfatkan media Audio Visual.

Beberapa guru mata pelajaran lain mungkin menggunakan media secara intensif.

Sedangkan beberapa sama sekali tidak menggunakan, seperti guru penjas

misalnya. Kita tahu bahwa pembelajaran dapat ditingkatkan dengan menggunakan

bantuan visual kerena tampilan gambar dan simbol, misalnya akan menambah

penjelasan verbal dan memudahkan daya ingat siswa. Guru efektif selalu

merencanakan bagaimana agar melibatkan rasa visual sebagai sebuah bagian yang

penting dalam proses pembelajaran.


35

Menurut Caly dalam Suhaidi (2010: 33) ada beberapa manfaat media
Audio Visual dalam mendukung aktifitas pengajaran yaitu: 1) meningkatkan
perhatian. 2) Membantu mengingat pelajaran sebelumnya. 3) Menyajikan tujuan
pembelajaran kepada siswa. 4) Menyajikan bahan pelajaran baru. 5) Mendukung
pembelajaran melalui contoh dalam elaborasi visual. 6) Menggali tanggapan
siswa. 7). Menyediakan umpan balik. 8) Meningkatkan daya ingat dan transfer. 9)
Meningkatkan dan menilai hasil belajar.

7. Langkah- Langkah Pembelajaran Dengan Media Audio Visual.

Mekanisme belajar motorik melalui penggunaan media audio visual

pembelajaran pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pemahaman tentang

mekanisme belajar motorik. Sebab dengan memahami mekanisme belajar motorik

tersebut guru tentu tidak akan mengalami kegagalan dalam penyampaian materi

pembelajaran kepada anak didiknya. Hal itu juga berlaku pada pembelajaran

dengan menggunakan media audio visual tersebut. Melalui mekanisme belajar

motorik kita akan mengetahui bagaimana caranya pembelajaran menggunakan

media audio visual tersebut dapat memberikan pemahaman kepada anak didik.

Metode pembelajaran menggunakan media Audio Visual merupakan

metode pembelajaran yang mengajarkan keterampilan motorik dalam suatu

gerakan yang utuh daru suatu bahan pengajaran yang ingin disampaikan melalui

media video. Metode pembelajaran ini adalah latihan yang mengacu pada belajar

dengan melihat pola dan organisasi bagian- bagian kedalam suatu keseluruhan

yang berada didalam situasi permasalahan, selain itu juga dapat mengamati

stimulus atau rangsangan dalam suatu rangkaian gerak yang terorganisir pada

video.

Tahap Proses Integrasi Sensorik


36

1. Registration: otak menyadari datangnya suatu input. Misalnya siswa


diberitahu mereka akan diberikan materi pembelajaran melalui
penggunaan media audio visual.
2. Orientation: otak memperhatikan atau mengabaikan input. Misalnya siswa
memperhatikan materi pembelajaran yang ditampilkan oleh guru melalui
penggunaan media tersebut.
3. Interpretation: otak mengartikan input. Misalnya siswa- siswa mencerna
informasi yang diberikan oleh guru melalui pemberian materi tersebut.
4. Organization: otak memutuskan input dan apa yang dilakukan terhadap
input tersebut. Misalnya siswa kemudian merespon terhadap informasi
yang masuk kedalam otak untuk diteruskan keseluruh saraf agar saraf
mampu untuk melakukan gerak.
5. Execuation: tindakan nyata terhadap input tersebut. Tindakan yang
dilakukan bias berupa respon motorik, emosi maupun kognitif. Misalnya
siswa kemudian melakukan seperti apa yang ia dapatkan melalui
pembelajaran menggunakan media audio visual tersebut. Menurut Schmidt
dalam Syarifuddin (1989) http://syarifudinteta.wordpress.com/2009/04/07
yang diakses pada tanggal 04/04/2014.
Jadi inti dari mekanisme pembelajaran motorik melalui media Audio

Visual yaitu siswa mendapatkan informasi melalui objek visual dan audio (mata

dan telinga), selanjutnya informasi yang didapat diteruskan kedalam otak,

kemudian otak yang mencerna dan mengatur infut yang masuk kedalamnya untuk

melakukan gerakan seperti materi pembelajaran yang diberikan melalui

penggunaan media Audio Visual tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan umpan balik

menggunakan media Audio Visual merupakan salah satu alternatif dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran terutama untuk materi Passing Bawah pada

permainan bola voli. Melalui Umpan Balik dengan menggunakan media Audio

Visual, pembelajaran menjadi lebih hidup, jauh dari bosan dan menarik. Melalui

media Audio Visual, siswa dapat melihat dan mendengarkan langsung apa yang

dijelaskan oleh guru. Penggunaan media Audio Visual pada pembelajaran passing
37

bawah akan memudahkan siswa dalam memahami teknik- teknik dasar passing

bawah seperti sikap permulaan, sikap perkenaan, dan sikap akhir dengan baik.

B. Kerangka Berpikir

Teknik dasar passing bawah permainan bola voli merupakan hal yang

mutlak harus dikuasai pemain karena passing bawah merupakan awal dari sebuah

penyerangan dalam bola voli. Dalam melakukan passing bawah hasil bola yang di

passing tergantung kemampuan seseorang dalam melakukan passing bawah.

Apakah bola melewati net dan tidak tepat pada sasaran atau tujuan. Bola yang

dihasilkan pada saat melakukan passing bawah tidak baik adalah suatu kesalahan

seseorang atau siswa yang belum memiliki teknik gerakan passing bawah yang

baik. Masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa pada saat melakukan passing

bawah.

Untuk itu maka perlu diadakan pembelajaran passing bawah bola voli

melalui umpan balik menggunakan media audio visual guna mengurangi tingkat

kesalahan teknik atau bola yang dihasilkan dan memperbaiki hasil belajar passing

bawah bola voli. Kesalahan ini sering terjadi dikarenakan siswa tidak menguasai

teknik passing bawah dengan baik, dan siswa cenderung merasa bosan dengan

pembelajaran yang dilakukan di sekolah selama ini. Pembelajaran melalui umpan

balik menggunakan audio visual lebih mengutamakan pembelajaran yang

interaktif dan dinamis, yang berlangsung secara timbal balik antara guru dengan

siswa.
38

Dalam pembelajaran melalui umpan balik menggunakan media audio

visual konsep-konsep yang dipelajari dibuat lebih menarik dalam suasana rileks

dan santai sehingga siswa lebih berminat dalam belajar. Dan menggunakan media

audio visual, siswa dapat melihat dan mendengar langsung apa yang di jelaskan

oleh guru.

Didalam penelitian ini diharapkan dengan penerapan pembelajaran dengan

menggunakan media audio visual dapat membantu guru melaksanakan proses

pembelajaran. Dimana siswa berperan aktif mencari sumber referensi belajarnya

dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga lebih bermakna dalam

diri siswa dan hasil belajar pendidikan jasmani siswa dapat menjadi lebih baik.

Dengan demikian siswa akan termotivasi dan berminat dalam belajar

sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lama. Dengan adanya

pembelajaran Passing Bawah Melalui Penguatan Umpan Balik Menggunakan

Audio Visual yang di lakukan siswa kelas XI SMK YAPIM Taruna Sei Rotan

Kabupaten Deli Serdang, diharapkan dapat meningkatkan hasil Passing Bawah

bola voli dan mengurangi tingkat kesalahan dalam melakukan Passing Bawah

bola voli dan untuk meningkatkan proses belajar siswa yang lebih interaktif.

Anda mungkin juga menyukai