Anda di halaman 1dari 8

Artikel Riset

Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2015;5(2):90-97 Jurnal Kefarmasian Indonesia


Vol.5 No.2-Agustus. 2015:90-97
p-ISSN: 2085-675X
e-ISSN: 2354-8770

Profil Disolusi Terbanding, Penetapan Kadar, dan Kualitas Fisik


Tablet Atorvastatin Inovator, Generik Bernama Dagang, dan Generik

Comparative Dissolution Profile, Assay, and Physical Quality of Innovator, Branded


Generic, and Generic Atorvastatin Tablets

Nurul Aini*, Ratih Dian Saraswati, Intan Sari Oktoberia

Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan,Jakarta,Indonesia
*E-mail: aini.nurul.21@gmail.com

Diterima: 9 Maret 2015 Direvisi: 5 Mei 2015 Disetujui: 28 Agustus 2015

Abstrak
Atorvastatin merupakan obat golongan statin yang digunakan sebagai lini pertama pengobatan hiperlipidemia.
Paten obat ini habis pada tahun 2011. Saat ini di Indonesia beredar sediaan atorvastatin tablet inovator, beberapa
nama dagang, dan satu generik. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui mutu sediaan atorvastatin yang
beredar di Indonesia melalui uji kualitas fisik berupa uji waktu hancur, keseragaman bobot, kekerasan dan
kerapuhan; uji disolusi; dan penetapan kadar menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode
uji disolusi diadopsi dari Food and Drug Administration (FDA) dan filtrat sampel diujikan menggunakan
KCKT. Pengujian dilakukan terhadap tiga sampel, yaitu satu sampel tablet atorvastatin inovator dan dua sampel
produk copy atorvastatin (atorvastatin generik bernama dagang dan atorvastatin generik). Sampel tablet inovator
dan generik bernama dagang memenuhi semua kriteria fisik, sementara sampel generik tidak memenuhi kriteria
uji waktu hancur. Tablet generik bernama dagang memiliki profil disolusi yang serupa dengan tablet inovator,
sedangkan tablet generik memiliki profil disolusi yang berbeda dengan inovator. Hasil penetapan kadar
atorvastatin untuk tablet inovator, generik bernama dagang, dan generik secara berturut-turut adalah 97,54%,
106,36% dan 97,65% sehingga dapat dinyatakan bahwa ketiga tablet memenuhi persyaratan jumlah kandungan
bahan aktif obat dalam tablet.
Kata kunci: Tablet atorvastatin; Profil disolusi; KCKT; Penetapan kadar; Kualitas fisik

Abstract
Atorvastatin is one of the statins which is used as the first line therapy for hyperlipidemia. The patent of
atorvastatin innovator ended in 2011. Besides the innovator brand of atorvastatin, several brand and one
generic atorvastatin tablet are currently marketed in Indonesia. In this research, dissolution profiles, assay and
physical quality were investigated for three atorvastatin tablet samples consist of one innovator sample, two
atorvastatin copy layer products (branded generic atorvastatin sample and atorvastatin generic sample). The
dissolution testing were done using FDA (Food and Drug Administration) method. The result shows that the
innovator and branded generic samples meet all the requirements for physical quality, meanwhile the generic
sample failed to meet the disintegration test criteria. The branded generic sample has similar dissolution profile
with the innovator, while the generic tablet was not similar. The assay were conducted using High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) method. The assay result of the innovator, branded generic, and generic
samples respectively were 97,54%, 106,36% and 97,65% which means that all samples comply with general
requirement of active pharmaceutical ingredient in tablet.
Keywords: Atorvastatin tablets; Dissolution profile; HPLC; Assay; Physical quality

90
Profil Disolusi Terbanding ..........(Nurul Aini dkk)

PENDAHULUAN 2011.5-7 Harga obat ini pun tergolong


Hiperlipidemia secara umum diartikan mahal. Oleh karena itu, begitu paten
atorvastatin habis, langsung bermunculan
sebagai tingginya kadar lemak dalam
banyak produk copy (generik bernama
darah. Kolesterol yang tinggi merupakan
faktor risiko yang kuat untuk stroke dagang dan generik). Obat copy
iskemik sehingga pemberian obat penurun didefinisikan sebagai obat yang
mengandung zat aktif dengan komposisi,
kolesterol pada pasien dengan risiko tinggi
kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian,
sangat bermanfaat karena dapat
menurunkan iskemik dan kejadian indikasi, dan posologi yang sama dengan
kardiovaskular. Statin merupakan golon- obat yang sudah disetujui.8 Adanya produk
copy generik bernama dagang dan generik
gan obat yang paling efektif dan paling
atorvastatin bisa menjadi pilihan alternatif
dapat ditoleransi untuk mengobati hiper-
lipidemia. Di samping itu, obat golongan bagi pasien hiperlipidemia untuk
statin merupakan pilihan lini pertama (first mengurangi beban biaya obat yang mahal.
Pada tahun 2010, pemerintah melalui
line) dalam terapi hiperlipidemia yang
Kementerian Kesehatan ingin mere-
menjadi rujukan tenaga tenaga kesehatan.
Obat-obat golongan statin bekerja sebagai vitalisasi penggunaan obat generik dengan
penghambat HMG-CoA reduktase yang mengeluarkan kebijakan yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan
mengkatalisis biosintesis kolesterol.
Nomor HK.02.02/Menkes/068/1/2010
Penghambatan ini kemudian mengurangi
biosintesis kolesterol hepatik. Statin juga tentang kewajiban menggunakan obat
dapat menurunkan kadar low density generik di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah.9 Penggunaan obat generik
lipoprotein (LDL) dengan cara
akan sangat menghemat biaya penanganan
meningkatkan penghilangan prekursor
LDL dan mengurangi produksi very low penyakit. Selama ini, biaya yang dikeluar-
density lipoprotein (VLDL) hepatik.1 kan untuk obat mencapai lebih dari 50%
dari total biaya pengobatan yang
Terapi dengan statin efektif untuk
seharusnya dapat ditekan lebih rendah.
pencegahan primer dan sekunder
terjadinya stroke dan mungkin juga Sebanyak 453 obat generik yang harga
memiliki efek yang tidak merugikan, eceran tertingginya dikontrol pemerintah
sudah dapat mengatasi sekitar 70 %
seperti neuroprotektif.2 Sebelumnya, obat
golongan statin yang paling banyak penyakit yang ada. Pengetahuan dan
digunakan adalah simvastatin, namun kini pemahaman yang kurang terhadap mutu
obat generik mengakibatkan rendahnya
sudah mulai bergeser ke artovastatin
penggunaan obat generik di fasilitas
karena memiliki efek yang lebih baik.
Beragam studi telah dilakukan mengenai pelayanan kesehatan.10 Begitu pula dengan
hal tersebut, di antaranya membandingkan atorvastatin, dengan mulai banyak muncul
obat copy di Indonesia maka diperlukan
atorvastatin dengan simvastatin. Hasil
penelitian untuk membandingkan mutu
studi tersebut menunjukkan progresivitas
aterosklerosis menurun signifikan pada obat inovator dengan obat copy.
atorvastatin. Hasil studi juga Berdasarkan kelarutan dan permea-
bilitasnya, atorvastatin termasuk ke dalam
memperlihatkan terjadi penurunan kadar
senyawa yang tidak mudah larut namun
LDL secara agresif pada kelompok
atorvastatin dibandingkan simvastatin.3,4 memiliki permeabilitas tinggi (Biophar-
Atorvastatin merupakan salah satu maceutics Classification System case 2,
BCS II).11 Disolusi umumnya menjadi rate
statin sintetik dengan penggunaan paling
limiting step pada senyawa BCS II. Uji
banyak di dunia. Paten obat ini habis pada
tahun 2011. Obat ini berada pada puncak disolusi merupakan salah satu kendali
daftar obat dengan penjualan terbesar mutu yang sangat penting untuk sediaan
farmasi yang dapat digunakan untuk
selama bertahun-tahun hingga tahun

91
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2015;5(2):90-97

memprediksi bioavailabilitas. Sifat diso- (Socorex, Eppendorf), penyaring, dan alat-


lusi suatu obat berhubungan langsung alat gelas.
dengan aktivitas farmakologinya karena Bahan yang digunakan dalam
merupakan prasyarat terjadinya absorpsi penelitian ini meliputi sampel tablet
obat dan respons klinis. Hubungan atorvastatin yang dibeli dari apotek
kecepatan disolusi in vitro dan bio- (inovator, generik bernama dagang dan
availabilitasnya dirumuskan dalam bentuk generik), baku pembanding atorvastatin
IVIVC (invitro invivo correlation).12 (Sigma Aldrich), metanol HPLC-grade
Penelitian ini bertujuan untuk (Merck), Kalium fosfat monobasa
membandingkan profil disolusi tablet (Merck), NaOH (Merck), aquadest,
atorvastatin inovator, generik bernama asetonitril HPLC-grade (Merck), metanol
dagang, dan generik. Selain itu, adanya p.a (Merck), asam asetat glasial p.a
banyak penelitian dan kajian tentang obat (Merck), natrium asetat trihidrat (Merck),
generik akan meningkatkan pengetahuan dan pita pengukur pH universal (Merck).
masyarakat dan tenaga kesehatan men- Asam asetat 2N, dapar fosfat 0,05M pH
genai obat generik. 6,8, dan dapar natrium asetat disiapkan
menurut metode baku yang tertera pada
METODE United States Pharmacopoeia (USP) edisi
ke-34.
Penelitian yang dilakukan mencakup
uji disolusi, penetapan kadar, dan uji Uji kualitas fisik
kualitas fisik yang terdiri dari uji Uji kualitas fisik yang dilakukan
keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji meliputi uji keseragaman bobot, waktu
kekerasan tablet, dan uji kerapuhan tablet. hancur, kekerasan dan kerapuhan tablet.
Sampel yang digunakan adalah satu Uji kekerasan tablet merupakan uji non-
sampel tablet atorvastatin innovator dan compendium yang biasanya menggunakan
dua sampel tablet produk copy atorvastatin spesifikasi in-house dari pabriknya
yang terdiri atas satu sampel tablet masing-masing. Akan tetapi, beberapa
atorvastatin generik bernama dagang, dan literatur mengajukan batasan kekerasan
satu sampel tablet atorvastatin generik. agar suatu tablet dinyatakan memiliki
Masing-masing sampel terdiri atas 100 kualitas fisik yang baik.13,14
tablet untuk mengakomodasi keperluan Untuk uji kerapuhan, 20 tablet dari
semua pengujian dan sampel pertinggal. masing-masing sampel ditimbang seksama
Sampel dibeli dari apotek di Jakarta kemudian dimasukkan ke dalam drum alat
dengan asumsi bahwa semua tablet yang uji kerapuhan. Drum diputar seratus kali.
telah diluluskan oleh pabrik akan sama Selanjutnya, tablet dikeluarkan dan
kualitasnya di seluruh Indonesia. ditimbang kembali dengan seksama. Uji
ini dilakukan satu kali. Sampel dinyatakan
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian memenuhi syarat jika bobot yang hilang
ini adalah alat uji kekerasan tablet (Erweka tidak lebih dari 1,0% bobot awal dan tidak
ada tablet yang hancur.15
TBH 28), alat uji kerapuhan tablet
(Erweka TAR), alat uji waktu hancur Untuk uji keseragaman bobot, 20
tablet (Charles Ischi AG DISI 4), alat tablet dari masing-masing sampel
ditimbang dengan seksama menggunakan
disolusi tipe II (Hanson Research SR8
neraca analitik, kemudian dihitung bobot
Plus), KCKT analitik (Waters Alliance
2695), detektor KCKT photo diode array rata-rata tiap sampel. Tidak boleh lebih
(Waters 2996), komputer yang dilengkapi dari dua tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
dengan pengolah data KCKT (Empower),
lebih besar ari 5% dan tidak satu tablet pun
neraca analitik (Precisa), mikropipet

92
Profil Disolusi Terbanding ..........(Nurul Aini dkk)

yang bobotnya menyimpang dari 10%


bobot rata-ratanya.16
Uji waktu hancur dilakukan dengan
cara satu tablet ditempatkan pada masing- Dalam rumus ini, n adalah jumlah titik
masing keranjang alat uji waktu hancur waktu penarikan filtrat, Rt adalah nilai
dengan medium air yang dipertahankan disolusi dari produk pembanding atau
suhunya pada 37 ± 2°C. Keranjang ditutup inovator pada waktu t dan Tt adalah nilai
dengan penghancur yang sekaligus disolusi untuk produk uji pada waktu t.
berfungsi sebagai sensor untuk komputer. Profil disolusi kedua sampel dapat
Mesin dinyalakan selama 30 menit. Jika 1 dinyatakan serupa jika nilai f1 berada
atau 2 tablet belum hancur sempurna, antara 0 dan 15 serta f2 berada di antara 50
prosedur diulangi menggunakan 12 tablet. dan 100.
Persyaratan uji waktu hancur terpenuhi Penetapan kadar
jika tidak kurang dari 16 tablet dari total 20 tablet dari masing-masing sampel
18 tablet telah hancur sempurna dalam diserbukkan dan ditimbang sejumlah yang
waktu yang ditentukan.15 ekivalen dengan 5 mg atorvastatin
Uji disolusi kemudian dilarutkan dalam 10,0 ml
Disolusi tablet atorvastatin dilakukan metanol p.a. Larutan ini kemudian dipipet
menggunakan alat disolusi tipe II dengan sebanyak 0,5 ml dan diencerkan
kecepatan 75 rpm, medium dapar fosfat menggunakan metanol p.a hingga 10,0 ml.
0,05 M, pH 6,8, volume 900 ml. Larutan hasil pengenceran ini lalu
Pengambilan filtrat disolusi dilakukan dianalisis menggunakan KCKT.
pada menit ke-5, 10, 15, 30, dan 60. Filtrat Kondisi KCKT yang digunakan
diambil dari daerah antara permukaan dan Analisis atorvastatin dengan KCKT
dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dilaksanakan menggunakan kolom C18
dinding tabung. Setelah filtrat diambil, dengan fase gerak asetonitril-dapar
medium disolusi segera ditambahkan natrium asetat (55:45) yang dialirkan
sejumlah volume filtrat yang diambil. dengan kondisi isokratik pada laju alir 1,2
Filtrat sampel diujikan menggunakan ml/menit. Kromatogram dideteksi
KCKT.15,17 menggunakan detektor PDA pada panjang
Data kadar yang didapatkan dari tiap gelombang 241 nm.13
titik pengambilan sampel disolusi
Pertimbangan Etik Penelitian
digambarkan ke dalam sebuah grafik untuk
Penelitian ini tidak menggunakan
melihat profil disolusinya. Penilaian profil
subjek manusia maupun hewan namun
disolusi sampel generik bernama dagang
tetap mengajukan kaji etik ke Komisi Etik
dan generik dilakukan dengan cara
Badan Litbangkes. Persetujuan etik untuk
membandingkan dengan profil disolusi
penelitian ini telah diperoleh dengan no.
sediaan inovatornya. Penilaian ini
LB.02.01/5.2/KE625/2013.
dilakukan dengan menghitung faktor
perbedaan dan faktor kesamaan.18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor perbedaan dihitung
menggunakan rumus: Tiga sampel tablet atorvastatin yang
terdiri dari satu sampel inovator, satu
sampel generik bernama dagang, dan satu
sampel generik diteliti untuk diketahui
profil disolusi, kadar, dan kualitas
fisiknya. Kualitas fisik sampel diuji dalam
Faktor kesamaan dihitung menggunakan beberapa parameter, yaitu keseragaman
rumus: bobot, kekerasan, kerapuhan, dan wakt
hancur.

93
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2015;5(2):90-97

Hasil uji fisik dari ketiga sampel Hasil uji keseragaman bobot pada
ditampilkan dalam Tabel 1. penelitian ini ditampilkan dalam bentuk
bobot rata-rata dan persen deviasi dari
Tabel 1. Hasil uji fisik sampel tablet bobot rerata. Dengan kandungan zat aktif
atorvastatin dalam jumlah yang sama, sampel generik
Sampel Kekeras- Kerapuhan Bobot Waktu memiliki bobot tablet yang paling besar.
an (%) rerata hancur Hal ini menunjukkan bahwa tablet generik
(Newton) (mg) (menit) menggunakan eksipien dalam jumlah yang
Inovator 85,7 0,08 307,3 0,9 lebih besar dibandingkan dengan sampel
± 2,3 tablet inovator dan generik bernama
Generik 70,8 0,27 257,7 0,7
Bernama ± 2,0
dagang.
dagang Uji waktu hancur dilakukan pada
Generik 76,5 0,06 403,4 35,6 masing-masing sampel, enam tablet per
± 5,8 sampel sekali pengujian. Untuk tablet salut
selaput, dipersyaratkan setiap tablet uji
Tablet yang baik harus cukup keras telah hancur sempurna dalam waktu
untuk dapat tahan, tidak pecah, dan tidak maksimal 30 menit.15 Jika 1 atau 2 tablet
rapuh selama proses pengemasan, belum hancur sempurna, prosedur diulangi
distribusi, penyimpanan, hingga saat menggunakan 12 tablet. Sampel inovator
digunakan. Untuk itu, dilakukan uji dan generik bernama dagang memenuhi
kekerasan dan kerapuhan tablet. persyaratan tersebut. Sementara itu,
Berdasarkan literatur, kekerasan tablet sampel generik memiliki waktu hancur
yang dianggap baik ialah minimal 4 kg yang melewati 30 menit sehingga dapat
atau sekitar 39,33 Newton.14 Ketiga dikatakan tidak memenuhi persyaratan.
sampel uji memiliki kekerasan rata-rata Waktu hancur merupakan prasyarat untuk
yang berkisar antara 70 dan 85 Newton terjadinya disolusi. Tablet mula-mula akan
sehingga dapat dikatakan bahwa ketiganya hancur, kemudian zat aktif terlepas,
memiliki kekerasan yang baik. Untuk uji terdisolusi, diserap, dan didistribusikan ke
kerapuhan, sampel yang merupakan tablet tempat kerjanya. Waktu hancur yang lama
salut selaput dinyatakan memenuhi syarat akan berakibat pada waktu disolusi yang
jika bobot yang hilang tidak lebih dari lama pula sehingga onset obat akan
1,0% bobot awal dan tidak ada tablet yang tertunda.19,20 Lamanya waktu hancur ini
hancur.15 Ketiga sampel juga memenuhi berkaitan juga dengan banyaknya eksipien
kriteria ini. yang digunakan pada sampel generik.

Tabel 2. Hasil uji disolusi pada tiap titik pencuplikan dan penetapan kadar (PK) sampel
tablet atorvastatin

Hasil disolusi (%) PK


Sampel
5' 10' 15' 30' 45' 60' (%)
Inovator 74,52 ± 3,02 84,50 ± 3,18 89,33 ± 2,65 90,38 ± 1,85 90,65 ± 1,98 90,57 ± 1,66 97,54
Generik
Bernama 69,72 ± 1,24 82,99 ± 0,96 87,16 ± 1,09 88,92 ± 0,83 89,37 ± 0,74 89,75 ± 0,74 106,36
dagang
Generik 16,05 ± 3,74 31,95 ± 9,85 45,15 ± 13,49 70,96 ± 13,06 87,05 ± 5,75 93,57 ± 1,80 97,65

94
Profil Disolusi Terbanding ..........(Nurul Aini dkk)

Uji disolusi tablet atorvastatin menit ke-30. Pada akhir waktu pengujian
dilakukan menggunakan metode yang (60 menit), dapat dilihat bahwa kadar zat
didapat dari FDA karena belum ada aktif yang dilepaskan dari sampel generik
metode uji disolusi untuk tablet ini di buku ternyata lebih besar dibandingkan sampel
rujukan seperti Farmakope Indonesia, inovator dan generik bernama dagang.
USP, maupun British Pharmacopoeia. Untuk menyatakan kesamaan profil
Pengujian dilakukan pada setiap sampel disolusi antara tablet copy dan
dengan pengambilan cuplikan filtrat pada inovatornya, digunakan perhitungan faktor
menit ke-5, 10, 15, 30, 45, dan 60. perbedaan (f1) dan faktor kesamaan profil
Sementara itu, kadar zat aktif yang (f2).18 Perbedaan pola disolusi yang
terkandung dalam ketiga sampel tampak jelas pada sampel generik
memenuhi persyaratan umum untuk dikonfirmasi menggunakan perhitungan f1
kandungan zat aktif dalam tablet, yakni dan f2, dan didapat hasil bahwa nilai f1
berada dalam rentang 90-110%. Tabel 2 dan f2 sampel generik terhadap inovator
menyajikan hasil disolusi pada tiap titik secara berturut-turut adalah 34,81 dan
pengambilan cuplikan dan hasil penetapan 21,2. Nilai tersebut berada di luar syarat
kadar pada ketiga sampel. kesamaan sehingga dapat dinyatakan
Hasil disolusi ketiga sampel diplotkan bahwa profil disolusi sampel generik
dalam bentuk grafik dan dapat dilihat pada berbeda dari sampel inovator.
Gambar 1. Hubungan antara waktu hancur dan
disolusi dapat terlihat dari hasil ini.
Sampel generik yang berdasarkan
pengujian memiliki waktu hancur rata-rata
di atas 30 menit juga membutuhkan waktu
yang lama untuk terdisolusi. Sampel ini
baru terdisolusi 85% pada waktu sekitar 45
menit.
Disolusi yang lambat dapat berakibat
pada waktu yang dibutuhkan obat untuk
menimbulkan efek menjadi lebih lama.
Profil disolusi produk generik yang
Gambar 1. Grafik profil disolusi berbeda dengan inovator dan produk
sampel generik bernama dagang dapat
Keterangan: ■ Profil disolusi sampel inovator menyebabkan waktu yang dibutuhkan
▲ Profil disolusi sampel generik
bernama dagang
hingga obat menimbulkan efek berbeda
● Profil disolusi sampel generik pula, dalam hal ini timbulnya efek menjadi
lebih lambat.
Dari grafik pada Gambar 1 dapat Ada banyak faktor yang dapat menjadi
dilihat dengan jelas bahwa profil disolusi penyebab perbedaan profil disolusi antara
sampel generik tidak serupa dengan obat inovator dan generiknya, antara lain
sampel inovator dan generik bernama formulasi, cara pembuatan tablet, jumlah
dagang. Pada sampel generik, zat aktif dan jenis eksipien yang dipakai.21,22 Oleh
terdisolusi dengan perlahan tanpa lonjakan sebab itu, sifat akhir suatu sediaan, seperti
tajam pada 5 menit pertama seperti pada ketersediaan hayati dan stabilitasnya,
sampel inovator dan generik bernama sangat bergantung pada eksipien yang
dagang. Umumnya, zat aktif dalam tablet dipilih, jumlah eksipien yang dipakai, dan
salut selaput telah terdisolusi lebih dari interaksinya dengan zat aktif atau sesama
70% pada menit ke-15. Akan tetapi, eksipien. Disolusi tablet generik yang
sampel generik pada penelitian ini baru lebih lambat juga dapat dikaitkan dengan
mencapai angka 70% terdisolusi pada bobot eksipien yang lebih banyak

95
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2015;5(2):90-97

dibandingkan dengan yang digunakan atorvastatin generik bernama dagang


dalam tablet inovator dan tablet generik serupa dengan inovator, sedangkan profil
bernama dagang sehingga sifat dan disolusi atorvastatin generik tidak serupa
kualitas eksipien akan sangat berpengaruh dengan profil disolusi inovator. Ketiga
pada waktu hancur dan disolusi yang sampel yang diuji memenuhi persyaratan
akhirnya memengaruhi pelepasan zat aktif. kadar zat aktif dalam tablet.
Sediaan tablet oral lepas-segera yang
disukai biasanya adalah tablet yang keras UCAPAN TERIMA KASIH
namun cepat hancur. Hal ini agar tablet Ucapan terima kasih penulis
memiliki ketahanan selama proses sampaikan kepada Sekretariat Badan
produksi, pengemasan, dan distribusi, Litbang Kesehatan yang telah membiayai
namun cepat hancur agar zat aktif dapat penelitian ini melalui hibah Riset
segera dilepaskan dan tidak menunda Pembinaan Kesehatan 2014, ibu Dra. Ani
waktu yang dibutuhkan obat untuk Isnawati, M.Kes, Apt dan bapak Drs.
menimbulkan efek. Eksipien yang Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt selaku
berpengaruh pada pelepasan zat aktif pembimbing dalam pelaksanaan penelitian
antara lain pengikat, penghancur, dan ini, Laboratorium Kimia Doping Labkesda
pelincir. Zat pengikat dibutuhkan karena DKI Jakarta, dan Laboratorium Farmasi
tablet diharapkan memenuhi syarat Fisika Fakultas Farmasi UI tempat penulis
friabilitas yang bertujuan untuk tidak rusak melaksanakan beberapa bagian penelitian
pada saat obat didistribusikan. Sementara ini.
itu, zat penghancur bertujuan agar obat
cepat hancur, biasanya melalui mekanisme DAFTAR RUJUKAN
menyerap cairan yang membuat obat
1. Brunton L, Parker K, Blumenthal D,
menggelembung kemudian hancur. Selain
Buxton I, editors. Terapi obat untuk
pengikat dan penghancur, eksipien lain hiperkolesterolemia dan dislipidemia,
yang dapat memengaruhi disolusi adalah dalam Goodman & Gilman: Manual
pelincir. Terlalu banyak pelincir, yang farmakologi dan terapi. Jakarta: Penerbit
biasanya bersifat hidrofobik, akan Buku Kedokteran EGC; 2010.
menghalangi hancurnya tablet dan 2. Van der Most PJ, Dolga AM, Nijholt IM,
pelepasan zat aktif. Luiten PGM, Eisel ULM. Statins:
Penelitian mengenai disolusi sediaan Mechanisms of neuroprotection. Prog
tablet atorvastatin sebelumnya pernah Neurobiol [Internet]. 2009 [cited 2013
dilakukan di beberapa negara, antara lain Oct 29];88(1):64–75. Available from:
di Bangladesh, Iraq, Brasil, dan http://www.sciencedirect.com/science/arti
cle/pii/S0301008209000318
Nigeria.13,23-25 Dalam artikel hasil
3. Smilde TJ, van Wissen S, Wollersheim H,
penelitian di negara-negara tersebut, Trip MD, Kastelein JJ, Stalenhoef a F.
diperoleh juga hasil yang menunjukkan Effect of aggressive versus conventional
bahwa profil disolusi beberapa tablet lipid lowering on atherosclerosis
generik dan generik bernama dagang tidak progression in familial hyper-
serupa dengan profil disolusi tablet cholesterolaemia (ASAP): a prospective,
inovator. randomised, double-blind trial. Lancet
[Internet]. 2001 Feb 24;357(9256):577–
KESIMPULAN 81. Available from: http://www.ncbi.
nlm.nih.gov/pubmed/11558482
Sampel tablet atorvastatin inovator dan 4. Farnier M, Portal JJ, Maigret P. Efficacy
generik bernama dagang memenuhi semua of atorvastatin compared with simvastatin
persyaratan fisik tablet, sementara tablet in patients with hypercholesterolemia. J
atorvastatin generik tidak memenuhi salah Cardiovasc Pharmacol Ther.
satu persyaratan fisik tablet, yaitu waktu 2000;5(1):27–32.
hancur. Profil disolusi sampel tablet

96
Profil Disolusi Terbanding ..........(Nurul Aini dkk)

5. Harper M, Kang P. The world’s ten best 16. Farmakope Indonesia III. Jakarta:
selling drugs [Internet]. Available from: Departemen Kesehatan RI; 1979.
www.forbes.com 17. Food and Drug Administration. FDA
6. Bartholow M. Top 200 drugs of 2010 dissolution methods for drug products
[Internet]. Available from: www. [Internet]. Available from: http://www.
pharmacytimes.com accessdata.fda.gov/scripts/cder/dissolutio
7. Top 100 drugs for 2011 [Internet]. n/dsp_SearchResults_Dissolutions.cfm
Available from: www.drugs.com 18. Food and Drug Administration. Guidance
8. Badan POM RI. Peraturan Kepala Badan for industry: dissolution testing of
POM RI No. HK.03.1.23.10.11.08481 immediate release solid oral dosage forms
tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata [Internet]. 1997. Available from:
Laksana Registrasi Obat. Jakarta: Badan http://www.fda.gov/downloads/Drugs/Gui
POM RI; 2011. danceComplianceRegulatoryInformation/
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Guidances/ucm070237.pdf
Indonesia No. HK.02.02/MENKES/068/ 19. Krämer J. Establishing a relationship
2010 tentang Kewajiban Menggunakan between disintegration and dissolution
Obat Generik di Fasilitas Pelayanan [Internet]. 2009 [cited 2014 Dec 18].
Kesehatan Pemerintah. Jakarta: Available from: https://www.aaps.org/
Kementerian Kesehatan Republik uploadedFiles/Content/Sections_and_Gro
Indonesia; 2010. ups/Focus_Groups/KramerSA2.pdf
10. Yunarto N. Revitalisasi obat generik: 20. Brunton LL, Parker KL, Blumenthal DK,
hasil uji disolusi obat generik tidak kalah Buxton ILO, editors. Goodman &
dengan obat bermerk. Media Penelit dan Gilman: manual farmakologi dan terapi.
Pengemb Kesehat. 2010;20(4):198–202. Jakarta: EGC; 2010.
11. Popy FA, Dewan I, Parvin N, Islam 21. Jones D. Fasttrack pharmaceutics: Dosage
SMA. Evaluation of in vitro equivalence form and design. London: Pharmaceutical
for tablets containing the poorly water- Press; 2008.
soluble compound atorvastatin. 22. Augsburger L, Hoag S, editors.
Dissolution Technol. 2012;30–3. Pharmaceutical Dosage Forms - Tablets
12. Cardot J, Beyssac E, Alric M. In vitro–in Volume 1 [Internet]. 3rd ed. New York:
vivo correlation: importance of dis- Informa Healthcare; 2008. Available
solution in IVIVC. Dissolution Technol. from:http://www.crcnetbase.com/isbn/978
2007;15–9. 1420025989
13. Oishi TS, Nimmi I, Islam SMA. 23. De Oliveira MA, Lacerda CD, Bonella
Comparative in vitro bioequivalence AF. Developing methods to compare
analysis of some generic tablets of tablet formulations of atorvastatin.
atorvastatin, a BCS class II compound. Brazillian J Pharm Sci [Internet].
Bangladesh Pharm J. 2011;14(1):61–6. 2012;48(4):801–10. Available from:
14. Allen L V, Popovich NG, Ansel HC. http://www.scielo.br/pdf/bjps/v48n4/v48n
Ansel’s pharmaceutical dosage forms and 4a24.pdf
drug delivery systems. 9th ed. Troy DB, 24. Hasson K. Enhancement of atorvastatin
editor. Philladelphia: Lippincott Williams tablet dissolution using acid medium
& Wilkins; 2011. introduction. Iraqi J Pharm Sci.
15. The United States Pharmacopeial 2010;19(1):82–5.
Convention. The United States 25. Akinleye MO, Idris O, Nwachukwu PN,
Pharmacopeia-National Formulary. 34th Oyetunde OO. Quality of brands of
ed. Maryland: The United States atorvastatin calcium tablets marketed in
Pharmacopeia Convention; 2011. Lagos, Nigeria. Int J Pharm Pharmacol.
2012;1(1):1–7.

97

Anda mungkin juga menyukai