Anda di halaman 1dari 4

Potensial listrik pada berbagai keadaan sel (transduksi sinyal : potensial

membrane istirahat, depolarisasi, hiperpolarisasi, potensial aksi)

A. Potensial membrane istirahat


Telah diketahui bahwa sel mempunyai lapisan yang disebut membrane sel, didalam sel
ini terdapat ion Na,K,Cl dan protein (A-). Sel mempunyai kemampuan memindahkan
ion dari satu sisi kesisi yang lain, kemampuan sel ini disebut aktifitas kelistrikan sel.
Sel saraf yang sedang beristirahat , seperti sel lain dalam tubuh , mempertahankan
perbedaan potensial listrik (voltase) pada membran sel diantara bagian dalam sel dan
cairan ekstraseluler di sekeliling sel. Voltase dalam sel relatif pada keadaan istirahat
berkisar antara -50 mv sampai -80 mv terhadap voltase diluar, bergantung pada kondisi
neuron dan ekstraselulernya yang mengelilingi sel. Dalam keadaan biasa konsentrasi
ion Na+ lebih besar diluar sel dari pada didalam sel. potensial didalam sel relatif negatif
dibanding dengan potensial diluar sel , dalam keadaan demikian disebut potensial
membrane negatif. Jika konsentrasi ion na+ terdapat banyak didalam sel dari pada
diluar sel, perbedaan potensial listrik di dalam sel lebih positif daripada diluar sel
keadaan ini disebut potensial membrane positif. Membran sel dalam keadaan istirahat
dianggap bermuatan listrik atau terpolarisasi. Polarisasi (potensial istirahat )
disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (Na+) dan kalium (K+) yang tidak seimbang
didalam dan di luar sel konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel dari pada didalam
sel; di dalam sel akan lebih negatif dibanding dengan diluar sel, serta perbedaan
permeabilitas membran terhadap terhadap ion ini dan ion yang lain.
1. Membran neuron sangat permeabel terhadap ion K+ dan klor Cl- serta relatif
impermeabel terhadap ion Na+
2. Membran ini impermeabel terhadap molekul protein intraseluler besar yang
bermuatan negatif
3. Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel lebih tinggi dari pada diluar membran
sel , konsentrasi ion Na+ diluar membran lebih tinggi dari pada di dalam sel
4. Karena tingkat permeabelitas membran terhadap ion K+ sekitar 75 kali lebih besar
dari pada ion Na+ maka difusi ion K+ keluar dari sel lebih cepat dari pada difusi
ion Na+ kedalam sel.
5. Saat ion K+ bermuatan positif keluar dari sel, ion tersebut meninggalkan molekul
protein bermuatan negatif yang terlalu besar untuk dapat berdifusi melalui
membran, hal ini mengakibatkan bagian dalam sel mengalami elektronegativitas.
B. Depolarisasi
Suatu saraf atau membrane otot pada keadaan isirahat (tidak adanya proses konduksi
impuls listrik), konsentrasi Na+ lebih banyak di luar sel daripada di dalam sel. Di dalam
sel akan lebih negatif dibandingkan dengan di luar sel. Apabila perbedaan potensial
diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membran sel ini disebut dalam
keadaan potensial, dengan suatu potential membran istirahat -90m Volt.
Apabila suatu rangsangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik, mekanik
atau zat kimia, butir-butir membran akan berubah dan beberapa ion Na+ akanmasuk
dari luar sel ke dalam sel. Di dalam sel akan menjadi berkurang negatif daripada di lur
sel dan potensial membran akan meningkat. Keadaan membran ini dikatakan menjadi
Depolarisasi.
Kesimpulannya depolarisasi merupakan penurunan beda potensial listrik antara
ekstrasel dan intrasel.
C. Repolarisasi
Setelah depolarisasi berakhir, maka ada tahap yang disebut dengan repolarisasi.
Dimana membran menjadi permeable terhadap ion kalium. Berakhirnya tahap
depolarisasi adalah ketika kanal ion natrium tertutup secara lambat. Intinya repolarisasi
itu beda potensial listrik antara ekstrasel dan intrasel ke polarisasi.
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal dengan suatu kondisi yang disebut dengan
positive after potential. Kondisi ini merupakan kondisi potensial membran yang lebih
negatif dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah berakhirnya potensial
aksi. Hiperpolarisasi itu merupakan peningkatann beda potensial listrik antara ekstrasel
dan instrasel.
D. Potensial aksi

Potensial aksi timbul karena membran plasma sel-sel yang dapat dirangsang, mempunyai
saluran ion bergerbang voltase. Saluran ion jenis ini mempunyai gerbang yang membuka dan
menutup sebagai respons terhadap perubahan potensial membran. Dua jenis saluran ini
memberikan sumbangan terhadap potensial aksi yaitu masing-masing saluran kalium dan
natrium. Masing- masing saluran kalium mempunyai sebuah gerbang tunggal yang sensitif
terhadap perubahan voltase, gerbang itu tertutup saat fase istirahat dan membuka secara
perlahan-laan sebagi respon terhadap depolarisasi. Masing- masing saluran natrium memiliki
dua gerbang yang sensitif terhadap perubahan voltase, satu gerbang aktivasi yang meutup saat
fase istirahat dan merespon terhadap depolarisasi yang menutp secara perlahan.

Mekanisme terjadinya potensial aksi :

1. Jika serabut saraf cukup terstimulasi, maka gerbang Na+ akan terbuka
2. Ion natrium bemuatan positif bergerak kedalam sel, mengubah potensial istirahat
(polarisasi) menjadi potensial aksi ( depolarisasi) ditunjukkan dengan pergeseran
diferensial dari – 65 Mv ke potensial puncak yang hampir mencapai +40 mv.
Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak gerbang natrium yang
kemudian akan mempercepat respons dalam siklus umpan balik postitif
3. Potensial aksi sangat singkat hanya bertahan kurang dari seperseribu detik
4. Gerbang natrium kemudian menutup menghentikan aliran deras ion Na+, kemudian
gerbang kalium membuka meyebabkan ion K+ mengalir keluar sel dengan deras.
5. Repolarisasi adalah pemulihan daya potensial untuk kembali pada keadaan istirahat
- Pompa natrium-kalium membantu pengembalian gradien konsentrasi ion asal yang
melewati membran sel
- Pompa yang dijalankan dengan energi ini akan menghancurkan kelebihan ion Na+
yang memasuki sel dan mengembalikan ion K+ yang telah berdifusi keluar sel
6. Respon all or none
- Stimulus ambang untuk depolarisasi biasanya terjadi saat ada perubahan sekitar 15
mv sampai 20 mv dari keadaan potensial istirahat
- Begitu ambang depolarisasi tercapai, potensial aksi akan terbentuk ini yang disebut
respon all or none : neuron akan merespon secara keseluruhan atau tidak merespon
sama sekali
7. Periode refaktori
- Periode refaktori absolut adalah waktu selama ion gerbang Na+ tertutup dan
gerbang K+ terbuka dan serabut saraf sama sekali tidak responsif terhadap
kekuatan stimulus lain
- Periode refaktori relatif adalah masa setelah refaktori absolutdan merupakan waktu
dimana stimulus dengan kekuatan yang lebih tinggi memicu pontensial aksi yang
kedua
Daftar pustaka

Sloane, E.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta: EGC

Campbell, N, A., Reece, J, B & Mitchell, L,G. 2004. Biologi.(edisi kelima).Jakarta:Erlangga

Ruslan, A. 2010. Teori dan Aplikasi Fisika Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Bali:EGC

Anda mungkin juga menyukai