Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
EKA NOORSHANTI
NIM. 170104044
I. Topik
Stimulasi persepi hal sesi III: Taat minum obat
II. Latar belakang
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap
sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan
sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan
dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial
manusia. Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan mental telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbdaan
tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah
digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara
melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah
satu atau beberapa tipe umum dari kelainan mental.
Terapi Aktivitas KelompoK (TAK) merupakan upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
sensori persepsi: Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang
dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala
gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang
diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Prof. dr. Soerojo
Magelang khususnya di Wisma Utari sebagian besar pasien mengalami
halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan halusinasi persepsi dapat tertolong dalam
hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti
therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi
sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat menyebutkan 5 prinsip taat minum obat untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
b) Klien dapat memahami pentingnya taat minum obat untuk mencegah munculnya
halusinasi.
IV. Seleksi Klien
1. Kriteria Klien:
a. Klien dengan masalah keperawatan halusinasi
b. Pasien halusinasi yang sudah kooperatif.
c. Klien bersedia mengikuti TAK.
d. Klien yang sehat secara fisik.
2. Jumlah Klien: 6 klien
3. Nama Klien:
Ny. FT
Ny. SK
Nn. SR
Nn. NK
Ny. SM
Ny. RD
Ny. ER
A. Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal pelaksanaan : Rabu, 21 Maret 2018
Tempat pelaksanaan : Wisma Utari RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang
Lama pelaksanaan : Pukul 10.00 10.30 WIB (1 x 30 menit)
V. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi
C. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Klien
: Observer
b. Evaluasi/ validasi
a. Konsentrasi
b. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis
c. Lama kegiatan 30 menit
d. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tidak memotong pembicaraan orang lain
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara ketiga yaitu taat minum obat. Jelaskan bahwa
dengan taat minum obat yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi
b. Terapis meminta tiap-tiap klien menyampaikan 5 prinsip benar dalam taat
minum obat untuk mencegah munculnya halusinasi
c. Terapis melatih klien untuk taat minum obat.
d. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
diberikan pengetahuan tentang taat minum obat.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah diberikan pengetahuan
tentang taat minum obat
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik dan Taat minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 prinsip taat minum
obat dan menyebutkan 2 prinsip taat minum obat, beri tanda √ jika klien mampu dan
tanda X jika klien tidak mampu.
b. Evaluasi Hasil
Dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi IV, kemampuan yang
diharapkan adalah klien taat minum obat untuk mencegah timbulmya
halusinasi.
2. Dokumentasi