PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metodologi
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bahasa Baku
Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam
resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.
Pei dan Geynor (1954: 203) menggatakan bahwa bahasa baku adalah dialek
suatu bahasa yang memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-
dialek lainnya, dan disepakati penutur dialek-dialek lain sebagai bentuk bahasa
yang paling sempurna.
baku I
Jawa, (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya ; (2) sesuatu yang dipakai
sebagai dasar ukuran (nilai, harga, standar).
baku II
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 :71), kata baku juga
ada dijelaskan.
baku I
pokok, utama ; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;
baku II
saling
3
baku I
baku II
Baku dalam bahasa baku di dalam 3 Kamus di atas bermakna sama dengan
baku I. Oleh karena itu, bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang
menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Penjelasan makna kata itu
tentu saja belum cukup untuk memahami konsep yang sesungguhnya. Di dalam
bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi,
keberterimaan, difungsikan sebagai model. Ketiganya dibahas di bawah ini.
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara
umum tentang kode bahasa dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi
tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistic pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius Ia termasuk pencetus aliran praha. Ia
merumuskan bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah
dimodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas.
4
Di dalam Bahasa dan Sastra dalam gamitan pendidikan, Yus Rusiana
berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa
yang dikodifikasikan, diterima, dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa
yang lebih luas (1984 : 104). Didalam tata bahasa rujukan bahasa Indonesia
untuk tingkatan pendidikan menengah, Gorys Keraf berpengertian bahwa
bahasa baku adalah bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum
untuk seluruh penutur bahasa itu (1991 : 8).
Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai
dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu,
termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Bahasa baku
sebenanya merupakan bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam
kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara
tepat.
5
BAB III
METODOLOGI RISET
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia tidak baku itu
dijelaskan di bawah ini setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang
telah dibuat oleh para pakar tersebut.
Misalnya:
Misalnya:
Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua
diangapnya penipu.
Misalnya:
7
Bacalah buku itu sampai selesai!
Misalnya:
Misalnya:
8
Misalnya: saudaranya
dikomentari
mengotori
harganya
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan
Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).
9
4.2 Penggunaan Bahasa Baku dalam Laporan Praktek Kerja
Lapangan
No Kalimat di Makalah Analisa
1 Sejarah ketenaga listrikan di Kata yang dicetak miring tidak
Indonesia mengalami pasang baku karena seharusnya dalan
surut sejalan dengan perjuangan penulisannya harus menyambung
bangsa. menjadi ketenagalistrikan.
2 Namun kemudian berdasarkan Kata Mentri yang dicetak miring
keputusan Mentri Pekerjaan dan digunakan pada makalah
Umum dan Tenaga Listrik tersebut adalah kata yang tidak
No.235/KPTS/1975 tanggal 30 baku, seharusnya kata Mentri
September 1975 Peringatan Hari ditulis menjadi Menteri.
Listrik dan Gas yang digabung
dengan Hari Kebangkitan
Pekerjaan Umum yang jatuh pada
tanggal 3 Desember.
10
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Bahasa baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam
bentuk dan fungsi bahasa, menurut ahli linguistik Einar Haugen. Ia dikatakan
sebagai “loghat yang paling betul” bagi sesuatu bahasa.
2. Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai
model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
5.2 Saran
Dari pembahasan makalah ini, kami dapat menyarankan bahwa :
1. Penggunaan bahasa baku yang baik dan benar sedapat mungkin diajarkan sejak
dini.
2. Tayangan-tayangan yang ada di media elektronik atau cetak, sebaiknya
menggunakan bahasa baku yang benar karena secara tidak langsung akan
ditirukan oleh pemirsa dan pembacanya.
3. Sebaiknya dalam membuat karya tulis kita harus mempelajari bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan tidak baku terlebih dahulu.
Sehingga karya tulis yang kita buat bisa sesuai dengan kaidah kebahasaan
bahasa Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Riosaputraa. 2012. Bahasa Sebagai Lambang Pemersatu. Di ambil tanggal 26 November
2014 di http://riosaputraa.blogspot.com/2012/10/bahasa-sebagai-lambang-
pemersatu.html 26
Ahmadinati. 2012. Penggunaan Bahasa Baku. Di ambil tanggal 26 November 2014
http://ahmadinati.blogspot.com/2012/11/penggunaan-bahasa-baku .html
12