STATUS THT-KL
I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. H
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Sungai Bahar, Jambi
Agama : Kristen
No Register :
Pekerjaan : Petani
Pekerjaan ayah/ibu : Petani
Pendidikan penderita : SLTP
Pendidikan ayah/ibu : tidak sekolah
II. AUTOANAMNESA
Tanggal : 10 Mei 2017
2
3 bulan yang lalu pasien berobat ke puskesmas dengan keluhan yang sama
seperti sekarang, namun pasien tidak ingat nama obat yang diberikan.
3
Napas : 14 x/menit
Suhu : 36,8oC
Anemia :-
Sianosis :-
Stridor Inspirasi :-
Retraksi
Suprasternal :-
Intercostal :-
Epigastial :-
E. PEMERIKSAAN FISIK
Kista: - -
Fistel: - -
Ott Hematoma: - -
Liang Telinga:
Atresia: - -
Serumen Prop: - -
Epidermis Prop: - -
Korpus Alineum: - -
Jaringan Granulasi: - -
Exocytosis: - -
Osteoma: - -
4
Ferunkel: - -
Membran Timpani:
Hiperemis: - -
Retraksi - -
Bulging: - -
Atropi: - -
Perforasi: - -
Bula: - -
- -
Sekret:
Retroaurikular:
Fistel: - -
Kista: - -
Abses: - -
Preaurikular:
Fistel: - -
Kista: - -
Abses: - -
Tuba eustachius:
Valsava test/ politzer Dbn Dbn
5
Lantai dasar hidung: Dbn Dbn
Konka inferior: Dbn Dbn
Meatus nasi inferior: Dbn Dbn
6
Kelenjar ludah: dbn
7
Kepala/Leher Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
a. Regio I: dbn
b. Regio II: dbn
c. Regio III: dbn
d. Regio IV: dbn
e. Regio V: dbn
f. Regio VI: dbn
g. Area Parotid: dbn
h. Area Posraurikular: dbn
i. Area Occipital: dbn
j. Area Supraklavikula: dbn
Nb. Bilateral benjolan, deskripsikan
benjolan tersebut.
F. PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
Tes Berbisik : 5/6 (dbn)
Tes Rinne : + (tuli sendorineural/ normal)
Tes Weber : tidak ada lateralisasi (normal)
Tes Swabach : tidak mendengar (normal)
8
G. PEMERIKSAAN VESTIBULER
Past pointing test : normal
Tes jari hidung : normal
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
1. Foto thorax : Proses Tuberculosis yang lama
2. Foto Paranasal : tidak dilakukan
3. Foto Jaringan Lunak leher : tidak dilakukan
4. Foto Polos Esofagus : tidak dilakukan
5. Foto Esofagus Barium : tidak dilakukan
6. CT-Scan : tidak dilakukan
b. Laboratorium
1. Hb : tidak dilakukan
2. Masa Perdarahan : tidak dilakukan
3. Masa Pembekuan : tidak dilakukan
4. APTT : tidak dilakukan
5. Trombosit : tidak dilakukan
6. Leukosit : tidak dilakukan
7. Hitung jenis : tidak dilakukan
8. Tes Fungsi Hati : tidak dilakukan
9. Tes Fungsi Ginjal : tidak dilakukan
10. Gula Dasrah Sewaktu : tidak dilakukan
11. Gula Darah Puasa : tidak dilakukan
12. Gula Darah 2 jam PP : tidak dilakukan
13. Asam urat : tidak dilakukan
14. Dll : tidak dilakukan
9
I. DIAGNOSIS
Laringitis Kronis Spesifik (Laringitis Tuberculosis)
J. DIAGNOSIS BANDING
- Laringitis Luetika
- Paresis pita suara
- Karsinoma laring
K. PENATALAKSANAAN
Obat antituberculosis primer dan sekunder
a. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,
Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas
yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan
dengan obat-obat ini.
b. Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
Kapreomisin dan Kanamisin.
Istirahat suara
L. DIAGNOSTIK
1. Uji BTA
2. Foto Rontgen thorax
3. Pemeriksaan Darah Rutin
4. Pemeriksaan Urin Rutin
5. Pemeriksaan Kultur
6. Pemeriksaan Laringoskopi Direk
7. Pemeriksaan Patologi-Anatomi
10
M. MONITORING
1. Monitoring kembali keluhan pasien seperti suara serak dan air liur yang
bertambah banyak
2. Lakukan pemeriksaan fisik pada laring pasien
3. Monitoring faktor predisposisi penyakit pasien
O. PROGNOSIS
Tergantung pada keadaan social ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat serta
ketekunan berobat. Bila diagnosis dapat ditegakkan pada stadium dini maka
prognosisnya baik
11