Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL

INFEKSI PADA MASA NIFAS


TROMBOFLEBITIS
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan


pengalaman dan bantuan dari berbagai pihak untuk menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang kesehatan. Khususnya kami mahasiswa
Akademi Kebidanan yang masih butuh banyak bimbingan dan pengajaran yang
baik dan benar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengkajian makalah ini masih


banyak kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang.

Demikian, Terima kasih.

Samarinda, Agustus 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk


pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Komplikasi masa nifas adalah
keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-
kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan. Masa nifas merupakan
masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah
melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24
jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya
komplikasi masa nifas.

Selama ini perdarahan pascasalin merupakan penyebab kematian ibu,


terutama setelah 2 jam pertama yang kemungkinannya sangat tinggi, namun
dengan meningkatnya persediaan darah dan rujukan, maka infeksi menjadi
lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu. Infeksi pada
masa nifas diantaranya yaitu Tromboflebitis dan Endometrisis.
Tromboflebitis yaitu penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan
merupakan penyebab terpenting dari kematian karena infeksi peurperalis,
infeksi puerperalis yaitu infeksi nifas yang mencakup semua peradangan
yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman ke dalam alat genetalia
wanita pada waktu persalinan dan nifas. Tromboflebitis yaitu suatu
peradangan yang disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Radang vena
golongan 1 disebut Pelviotromboflebitis atau tromboflebitis pelvis dan
infeksi vena 2 disebut tromboflebitis femoralis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian tromboflebitis


2. Mengetahui kalsifikasi tromboflebitis
3. Mengetahui penyebab tromboflebitis
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Masa nifas.


2. Untuk memperoleh pengalaman terhadap penatalaksanaan pada ibu
post partum dengan tromboflebitis

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi mahasiswa

Agar sebagai bidan nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut


atau menerapkannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada
pasien tromboplebitis dengan baik dan benar.

2. Bagi pembaca

Sebagai bahan bacaan dan referensi.

3. Bagi kesehatan

Sebagai acuan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan


khususnya pada pasien tromboflebitis.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TROMBOFLEBITIS
1. Definisi

Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah


perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-
cabangnya sehingga terjadi tromboflebitis (YBP-SP,
2002).

Tromboflebitis adalah suatu peradangan pada vena.


Istilah trombosis vena lebih sering diartikan sebagai suatu
keadaan penggumpalan darah yang terbentuk di dalam
pembuluh darah, sedangkan tromboflebitis diartikan sebagai
inflamasi yang menyertai terhadap adanya suatu penjendalan.
Plebotrombosis adalah trombus yang merupakan faktor yang
mempermudah terjadinya inflamasi (DepKes RI, 1990).

Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan


biasanya disertai pembentukan bekuan darah (thrombus).
Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis
atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka
proses ini dinamakan flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan


pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah.
Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum
pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat
peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian
bawah disebabkan oleh tekanan keopala janin gelana
kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut
yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan
darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah
terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin juga ada
infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya
terdapat di vena kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah
ini harus diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3
minggu. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena
superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena
superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada
orang dengan varises, namun kebanyakan orang dengan
varises tidak mengembangkan tromboflebitis.

Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang


menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh
darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak
seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot
sekitarnya untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini,
tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.
Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang
normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau
migrasi tromboflebitis. Ini mungkin menunjukkan kelainan
yang mendasari serius, seperti kanker dari organ internal.

Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena.


Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat setelah
pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama,
mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obat-obatan
mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan
tromboflebitis.Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau
iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line,
atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan respons peradangan
berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah.

Resiko yang menyebabkan kecenderungan peningkatan


pembekuan darah, infeksi, atau saat terakhir kehamilan, varises, dan
kimia atau iritasi lainnya dari daerah. Berkepanjangan duduk, berdiri,
atau imobilisasi meningkatkan risiko. Dangkal tromboflebitis mungkin
kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut (seperti karsinoma
pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis obliterans, dan
(jarang) dengan embolus paru.

Sakit dan pembengkakan lokal berkembang dengan cepat, kulit di


atas vena menjadi merah, dan hangat dan sangat keras. Karena darah di
vena yang beku, pembuluh darah terasa seperti tali yang keras di bawah
kulit, tidak lembut seperti normal atau varises vena. Paling sering,
tromboflebitis berkurang dengan sendirinya. Dengan analgesik, seperti
aspirin atau yang lain non-steroid anti-inflamasi (NSAID), biasanya
membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun umumnya peradangan reda
dalam hitungan hari, beberapa minggu dapat dilalui sebelum gumpalan
dan kelembutan mereda sepenuhnya.

Untuk memberikan bantuan awal, dokter mungkin menyuntikkan


bius lokal, menghilangkan trombus, dan kemudian diperban kompresi,
dipakai selama beberapa hari.Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis)
adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena
superfisial (vena permukaan). Tromflebitis superficialis (jempol kaki).

B. Klasifikasi

1. Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Pelvio tromboflebitis atau tromboflebitis pelvis

Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan


ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena
hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena ovarika
dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta yang
terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan
infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan
perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava
inferior. Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra
dapat mengalami inflamasi dan dapat menyebabkan perisalpingo-
ooforitis dan periapendistits. Perluasan infeksi dari vena uterina
ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14
atau ke-15 pasca partum.
b. Tromboflebitis Femoralis(flegmasia alba dolens)

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai,


misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering
terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum. Komplikasi jarang terjadi,
tapi ketika mereka terjadi mereka bisa serius. Komplikasi yang
paling serius terjadi ketika bekuan darah dislodges, bepergian
melalui hati dan occluding lebat jaringan kapiler paru-paru; ini
adalah emboli paru-paru dan sangat mengancam nyawa. Gangguan
ini berjalan secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli paru-paru
yang berkemampuan menjadi komplikasi fatal.

Keadaan-Keadaan Khusus Tromboflebitis

1. Flebitis Migrans

Suatu keadaan yang menyangkut reaksi menyeluruh dari system vena


karena berbagai etiologi yang menimbulkan gangguan dari vena.

Penyakit-penyakit yang umumnya berkaitan dengan gejala ini :

1. Fase awal dari Beurger Disease


2. Reaksi alergi (keadaan yang lebih dari gatal-gatal)
3. Adanya malignitas (gejala adanya penyebaran hematogen)
4. Penyakit Lupus

Tanda-tanda flebitis migrans :

1. Timbul gejala-gejala flebitis di satu segmen vena yang menghilang sendiri


dengan meninggalkan bercak hitam/ kecoklatan.
2. beberapa hari timbul lagi pada daerah vena yang lain, biasanya pada
ekstremitas yang sama lagi.
3. dapat disertai febris atau menggigil
4. ‘LED meningkat
5. Tromboflebitis Septik

Yaitu gejala-gejala tromboflebitis yang disertai pembentukan abces atau


nanah pada tempat radang dan penyebaran secara hematogen. Timbul
gejala-gejala sepsis : febris, menggigil dan memerlukan perawatan di
Rumah Sakit.

Dalam menghadapi kasus seperti ini, diperlukan perawatan khusus dari


berbagai segi : pemberian infus/cairan, antibiotika dosis tinggi,
kortikosteroid dan cara-cara pengobatan sepsis lainnya.

Tromboflebitis vena dalam (Deep Vein Thrombophlebitis)

Yaitu kedaan flebitis dari vena-vena daerah vena femoralis, vena iliaka
eksterna dan vena iliaka communis.

C. Etiologi

Faktor penyebab terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain :

a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.

b. Mempunyai varises pada vena

Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises,


maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di
sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer
tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor
lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang.
Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya,
mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua
factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah,
menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.

c. Obesitas
Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang
meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan
untuk pathogenesis ini.

d. Pernah mengalami tromboflebitis

e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi
stir up untuk waktu yang lama

f. Trauma

Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena


dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di
lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada
tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.

g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu


segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang
memberikan hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga
terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai.

h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam


keluarga. (Adele Pillitteri, 2007)

Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan


kelainan pula pada system aliran vena.

D. Tanda dan Gejala Tromboflebitis

a. Tromboflebitis Pelvik

6. Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping
7. Timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
8. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :
9. Menggigil berulang kali
10. Suhu badan naik turun secara tajam (360c menjadi 400c).
11. Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
12. Cenderung terbentuk PUS, yang menjalar ke mana-mana, terutama ke paru-
paru.
13. Ø Gambaran darah : Terdapat leukositosis
14. Ø Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena yang paling
banyak terkena adalah vena ovarika, yang sukar dicapai pada pemeriksaan
dalam.

b. Tromboflebitis Femoralis

Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut :

15. Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih
panas dibanding dengan kaki lainnya.
16. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha
bagian atas.
17. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
18. Reflektorik akan terjadi spasmus sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, nyeri
dan dingin dan pulsasi menurun.
19. Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umumnya
terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan
pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas.
20. Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit betis.
1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari,
kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai
dengan menggigil dan nyeri sekali

E. Faktor Predisposisi Tromboflebitis

21. Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis
22. Episode tromboflebitis sebelumnya
23. Pembedahan obstetric
24. Kelahiran
25. Obesitas
26. Imobilisasi
27. Trauma vaskular
28. Varises
29. Multiparietas
30. Supresi laktasi dengan esterogen
31. Infeksi nifas

F. Penanganan Tromboflebitis

32. Tromboflebitis Pelvik


1. Rawat inap

Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegahnya


terjadinya emboli pulmonum.

33. Terapi medis

Pemberian antibiotika heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya


emboli pulmonum.

1. Terapi operatif

Pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus
berlangsung sampai mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan
heparinisasi.

1. Tromboflebitis Femoralis
1. Perawatan

Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompresi pada kaki. Setelah
mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaos kaki panjang
yang elastik selama mungkin.

1. Terapi medik : pemberian antibitik dan anlgetika.

Penanganan umum menurut Prawirohardjo (2006) antara lain:


1. Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi, dan masalah dalam proses
persalinanyang dapat berlanjut menjadi penyulit atau komplikasi dalam masa
nifas.)
2. Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami
infeksinifas
3. Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi
yangdikenali pada saat kehamilan taupun persalinan
4. Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui
5. Beri acatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-
gejalayang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
6. Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu
yangmengalami infeksi pada saat persalinan
7. Berikan hidrasi oral/IV secukupnya.
8. Beri infus heparin, obati dengan antibiotika
9. Berikan terapi suportif (hepatoprotektor) dan observasi
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai
pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada
vena akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses
ini dinamakan flebotrombosis.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. Ilmu KebidananPenyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk PendidikanBidan. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: MediaAesculapius

Saifuddin, A. 2006. Buku


PanduanPraktis Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo
Wikjosastro. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
http://id.wikipedia.org/wiki/Endometritis diunduh pada tanggal 05
Desember 2013
Yeyeh Ai Rukiyah dkk.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Ttans
Info Media:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai