Anda di halaman 1dari 27

Makalah Dasar-Dasar Asuhan Kebidanan

Bidan sebagai Peneliti


Disusun guna memenuhi tugas praktikum
Mata Kuliah Dasar-dasar Asuhan Kebidanan
Dosen Pengampu: Eny Retna A., S.SiT., M.Kes.

Disusun Oleh :

Cicilia Chirtianty (130213)


Monica Cahyono (130214)
Normajati Anisa Rosinta (130215)
Rahma Sintya S (130216)
Tatik (130217)
Zulfa Ratriningsih (130218)
Embun Majiid (130219)
Neli Surati (130220)
Sri Wahyuni Fernandez (130221)
Lia Ulfah Luthfianan (130222)
Laisa Sai’un A (130223)
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
TAHUN 2014

i
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun guna memenuhi tugas praktikum


Mata Kuliah Dasar-dasar Asuhan Kebidanan
Dosen Pengampu: Eny Retna A., S.SiT., M.Kes.

Yogyakarta, ... April 2014

Telah Menguji dan Menganalisa Makalah Dengan Judul

Bidan Sebagai Peneliti

Disusun Oleh :
Kelompok I Kelas IIF

Mengesahkan

Pembimbing Kelompok

Eny Retna A., S.SiT., M.Kes.

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
April 2014

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat kasih-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Bidan sebagai Peniliti”. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kami sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. kami juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada kalangan yang ikut serta dalam pembuatan makalah
ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 15 April 2014

Penuis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv

BAB I..................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1. Latar Belakang........................................................................................................1

2. Rumusan Masalah..................................................................................................3

3. Tujuan.....................................................................................................................3

4. Manfaat Penelitian.................................................................................................3

BAB II..................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI.................................................................................................................5

1. Profesi Bidan..........................................................................................................5

2. Peran Bidan............................................................................................................8

a. Peran sebagai pelaksana........................................................................................8

3. Fungsi Bidan.........................................................................................................10

4. Bidan Sebagai Peneliti/ Investigator.....................................................................12

BAB III...............................................................................................................................18

STUDI KASUS....................................................................................................................18

BAB IV..............................................................................................................................21

PEMBAHASAN..................................................................................................................21

BAB V...............................................................................................................................23

PENUTUP..........................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bidan menurut International Confederation of Midwives (ICM) adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi
untuk didaftar (register) dan memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan. Bidan diakui sebagai tenaga proffesional yang
bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama masa hamil, masa
persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir, dan bayi.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantuan yang lain yang sesuai, sertamelaksanakan tindakan
kegawatdaruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat.Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal
dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan
anak.Bidan dapat praktik di berbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah,
masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya. Dari asuhan
yang kita berikan mempunyai beberapa tujuan yang inigiin dicapai. (Marmi
& Margiyati: 2013)
Tujuan asuhan kebidanan sendiri adalah menjamin kepuasan dan
keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan
keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri. Dalam MDGs
(Millenium Development Goals) terdapat delapan sasaran, diantaranya
adalah menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu

1
sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015
diperkirakan dapat tercapai.Dengan demikian tenaga medis khususnya para
bidan berperan dalam mewujudkan MDGs tersebut.
Bidan sendiri berperan berdasarkan pada pandangan filosofi yang
dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik, pelayanan, dan kode etik
profesi yang dimiliki. Suatu jabatan profesi yang disandang oleh anggota
profesi tentu mempunyai ciri- ciri yang mampu menunjukan sebagai jabatan
yang professional. Pengembangan karir bidan, meliputi karir fungsional dan
karir struktural. Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional
telah disiapkan dengan jabatan fungsional bidan, serta melalui pendidikan
berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya
akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan
fungsinnya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana, pendidik,
peneliti, koordinator. (Estiwidani, dkk:2008)
Bidan sebagai pelaksana, yang dalam pelaksanaan ini bidan memiliki
tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, tugas merujuk.
Bidan sebagai pengelola ,dalam tugasnya memiliki dua tugas yaitu tugas
pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
Bidan sebagai pendidik, dalam bidang ini bidan memiliki dua tugas yaitu
sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan
pembimbing kader.Bidan sebagai peneliti,dalam bidang ini bidan melakukan
investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri maupun secara kelompok yang nantinya dapat mengetahui dan
mengusut kenapa kasus tersebut bisa terjadi. Disamping itu, penelitian bidan
juga dapat menunjang karir bidan dan menambah itu sendiri serta dapat
meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan
kesehatan. (Marmi & Margiyati: 2013)
Salah satu contoh penelitian adalah meniliti penyebab banyaknya
angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Karena menurut data survei
demografi Indonesia tahun 2005 menunjukkan terdapat 228 kematian ibu
dan 34 bayi meninggal dalam 1000 kelahiran hidup. (Depkes:2005) Melalui
program pos bhakti bidan, diharapkan angka kematian tersebut bisa

2
menurun dan bisa mencapai target MDGs (Millenium Development Goals)
di tahun 2015, khususnya pada MDGs point 4 dan 5, yaitu menurunkan
angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan maternal. Dengan adanya
data seperti itu, peran bidan khusunya sebagai bidan peneliti memiliki
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan target MDGs.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk
membahas secara mandalam bagaimana peran dan fungsi bidan sebagai
peneliti.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana peran dan fungsi bidan sebagai peneliti ?
3. Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami peran dan fungsi bidan sebagai bidan
peneliti.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui peran bidan sebagai peneliti
b. Mengetahui fungsi bidan sebagai peneliti
c. Mengetahui langkah- langkah dalam melakukan penelitian kebidanan
d. Mengetahui kode etik dalam penelitian kebidanan
4. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peran dan fungsi
bidansebagai peneliti.
Manfaat Praktisi
a. Bagi Mahasiswa
1) Dapat mengerti serta memahami peran dan fungsi bidan sebagai
peneliti
2) Dapat mengetahui bagaimana langkah- langkah dalam melakukan
penelitian

b. Bagi Bidan
Menginspirasi bidan untuk melakukan penelitian guna
meningkatkan pelayanan serta mengembangkan ilmu pengetahuan.
c. Bagi Perpustakaan
Sebagai referensi sehingga dapat berguna bagi pembaca.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Profesi Bidan
a. Definisi Profesi
Ada beberapa pengertian profesi menurut beberapa ahli, diantaranya
yaitu(Estiwidani, dkk:2008):
1) Abraham Flexman (1915)
Profesi adalah aktifitas yang besifat intelektual berdasarkan ilmu
pengetahuan, digunakan untuk tujuan praktik pelayanan, dapat

4
dipelajari, terorganisir secara internal dan artistik mendahulukan
kepentingan orang lain.
2) Chin Yakobus (1983)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan
khusus yang telah disepakati dalam beberapa bidan ilmu,
melaksanakan cara-cara dan peraturan anggota profesi tertentu.
3) Suessman (1997)
Profesi berorientasi pada pelayanan, memiliki ilmu pengetahuan
teoritik dengan anatomi dari kelompok pelaksana.
b. Ciri-ciri Profesi (Estiwidani, dkk:2008)
1) Pekerjaan seumur hidup
2) Mempunyai motivasi kuat karena panggilan
3) Memiliki kelompok ilmu pengatahuan dan ketrampilan khusus
4) Mengambil keputusan berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori
5) Berorientasi pada pelayanan
6) Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif dan saling percaya antara
profesi dan klien
7) Mempunyai wadah berbentuk organisasi
8) Memiliki standar etik dan standar profesi yang diterapkan

c. Syarat Bidan sebagai Jabatan Profesional (Estiwidani, dkk:2008)


1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus
dan spesialis
2) Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga
profesional
3) Keberadannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4) Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh
pemerintah
5) Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
6) Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
7) Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
8) Memiliki kode etik bidan
9) Memiliki etika kebidanan
10) Memiliki standar pelayanan
11) Memiliki standar praktik
12) Memililiki standar pendidikan yang mendasari dan
mengembangkan profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
13) Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana
pengembangan kompetensi.
d. Definisi profesi bidan (Marmi & Margiyati: 2013)

5
1) Pengertian bidan menurut ICM (International Confederation Of
Midwives)
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut,
serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi)untuk melakukan praktik kebidanan.
2) Pengertian bidan menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
Seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
diregister,sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan.
3) Pengertian bidan menurut WHO
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut,
serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
e. Ciri-ciri bidan sebagai profesi. ((Estiwidani, dkk:2008)
1) Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat
2) Anggota-anggota dipersiapkan formal yang ditujukan untuk maksud
profesi yang bersangkutan agar dapat melaksakan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya secara profesional
3) Memiliki serangkaian ilmu pengetahuan ilmiah dalam melaksakan
profesinya
4) Memiliki standar kebidanan dan kode etik kebidanan dalam
melaksanakan tugas profesinya
5) Memiliki kewenangan dalam menjalanakan tugasnya
6) Memiliki pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
7) Anggota-anggota bebas mengambil keputusan dalam menjalankan
profesinya
8) Anggota-anggota wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang
diberikan

6
9) Memliki wadah prganisasi profesi yang senantiasa meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarkat oleh
anggotanya.

5. Peran Bidan
a. Peran sebagai pelaksana
1) Tugas mandiri
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan yang diberikan
b) Memberikan pelayanan dasar pada anak, remaja dan wanita
pranikah dengan melibatkan klien
c) Memberikan asuhan kebidanan pada klien selama kehamilan
normal
d) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien dan keluarga
e) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL
f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien dan keluarga
g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan KB
h) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan
menopause
i) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi balita dengan
melibatkan keluarga
2) Tugas Kolaborasi atau kerjasama
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga

7
b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
c) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
d) Memberikan asuhan kebidana pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan resiko
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga
f) Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko
tinggi dan mengalami komplilkasi serta kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga
3) Tugas ketergantungan atau rujukan
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan
keluarga
b) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga

8
e) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga
f) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawatan yang memerluakan
konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga dan klien.
a. Peran sebagai pengelola
1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan
mesyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat dan
klien
2) Berpartisipasi dalam melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun
bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di
bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya
b. Peran sebagai pendidik
1) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan
dengan pihak terkait kesehatan ibu anak dan KB
2) Melatih dan memilih kader termasuk siswa bidan dan keperawatan
serta membina dukun di wilayah atau tampat kerjanya
c. Peran sebagai peneliti dan investigator
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun secara kelompok (Marmi & Margiyati:
2013).

6. Fungsi Bidan
a. Fungsi pelaksana
1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu dan keluarga
masyarakat dan remaja masa pra perkawinan.
2. Memberikan asuhan kebinanan pada ibu hamil normal, hamil dengan
kasus patologis tertentu.
3. Menolong persalinan normal dan khusus patologis tertentu.
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi beresiko tinggi
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas

9
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa kesehatan menyusui
7. Melakukan pelayanan KB sesuai dengan wewenangnya
8. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pra sekolah
9. Memberikan bimbingan dan pelayanan kesehatan terhadap gangguan
sistem reproduksi termasuk wanita pada masa klimakterium internal,
menopause sesuai dengan wewenangnya
b. Fungsi pengelola
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi
individu, keluarga, dan kelompok masyarakat sesuai dengan kondisi,
kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi
masyarakat
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan
unit kerjanya
3. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan yang dipimpin
oleh bidan
4. Melakukan kerjasama dan komunikasi inter dan antar sector dalam
kaitannya dengan pelayanan kebidanan
5. Mengevaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan yang
dipimpin oleh bidan
c. Fungsi pendidik
1. Memberikan penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok
mesyarakat dalam kaitan pelayanan kebidanan di ruang lingkup
kesehatan
2. Membimbing dan melatih dukun dan kader kesehatan sesuai dengan
bidang tanggung jawab bidan
3. Memberikan bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam
kegiatan praktek di klinik dan masyarakat
4. Mendidik peserta didik bidan dan tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan bidang keahliannya.

d. Fungsi peneliti
a. Malakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang dilakukan
sendiri atau bersama dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB

(Marmi & Margiyati: 2013).


7. Bidan Sebagai Peneliti/ Investigator

10
Penelitian yang dimaksud disini adalah penelitian terapan yang
dilakukan oleh bidan. Penelitian sebagai praktisi adalah guna untuk
menentukan evidence based, dan untuk pengembangan karir serta
memperbaharui ilmu dalam pendidikan dan pelayanan.
a. Langkah- langkah dalam melakukan penelitian
Bidan mampu melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam
bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok. Adapun
langkah- langkah melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
Di dalam langkah ini, bidan sebagai tenaga kerja
professional tidak dibenarkan untuk menduga- duga masalah
yang terdapat pada klienya. Bidan harus mencari dan menggali
data atau fakta baik dari klien, keluarga, maupun anggota tim
kesehatan lainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri. Dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda- tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang.
Langkah ini mencakup kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis data atau fakta untuk rumusan masalah.
Langkah ini merupakan proses berfikir yang ditampilkan oleh
bidan dalam tindakan yang akan menghasilkan rumusan masalah
yang dialami/ diderita pasien atau klien. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi
yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak
dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus
komprehensif meliputi data subyektif, obyektif, dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien

11
yang sebenarnya dan valid.Kaji ulang data yang sudah
dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap, dan akurat.
2) Menyusun rencana kerja pelatihan
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah- langkah
yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi
untuk memecahkan masalah pasien atau klien serta rencana
evaluasi.
3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui
data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian
yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk
mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang
telah diidentifikasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap pasien/ klien apa yang terjadi berikutnya.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu
oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif
karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua
keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan
dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa
yang dilakukan klien.
4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap
diagnosa atau masalah terhadap interpretasi atas data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan,
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose dan

12
masalah yang spesifik. Diagnosa kebidanan adalah diagnose
yang ditegakan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnoskebidanan. Adapun
standar nomenklatur diagnose kebidanan:
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Didukung oleh klinikal Judgemen dalam praktik kebidanan
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan menejemen
kebidanan
5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
(Marmi & Margiyati: 2013).
b. Etika dalam Penelitian Kebidanan (50 tahun IBI: 2006)
Menurut kode etik bidan internasional, bidan seharusnya
meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari
pengalaman, pelayanan kebidanan, dan dari riset kebidanan. Riset dan
diseminasinya, menjadi tanggung jawab bidan.Tuntutan masyarakat
tentang mutu pelayanan kebidanan semakin tinggi, karena semakin
majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi, akses informasi bagi
masyarakat juga semakin meningkat.
Beberapa waktu yang lalu, praktik kebidanan masih banyak
berdasarkan kebiasaan atau dogma, dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi kebidanan praktik, yang seperti itu tidak dilaksanakan
lagi, tetapi dituntut praktik professional berdasarkan evidence, based,
atau hasil penelitian.Bidan harus siap untuk mengadakan penelitian dan
siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan hasil penelitian.
1. Tujuan peneltian
a) Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk
meningkatkan pelayanan
b) Untuk kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri
2. Syarat penelitian
a) Sukarela atau voluntary
Penelitian harus bersifat sukarela/voluntary, tidak ada
unsur paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak
langsung atau paksaan secara halus atau adanya unsur ingin

13
menyenangkan atau adanya ketergantungan finansial,
hubungan tidak setara.
Untuk menjamin kesukarelaan pasien obyek sebagai
penelitian maka diperlukan Informed Consent, yaitu izin atau
persetujuan dari yang bersangkutan untuk dijadikan obyek
penelitian, setelah diberikan yang lengkap tentang penelitian
yang akan dilaksanakan. Apabila yang diteliti tidak kompeten
untuk mengambil keputusan, misalnya bayi/anak, orang cacat
mental, atau tidak sadar, maka harus mendapat izin dari
keluarga terdekat yang berhak mewakili obyek penelitian
tersebut.
b) Informed consent pada penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti wajib
memberikan informasi yang cukup untuk orang/objek (yang
berhak mewakili) yang diteliti dan juga wajib mendapatkan
izin dari objek yang diteliti. Informed consent, artinya ada
persetujuan setelah mendapat penjelasan (Inform) tentang
maksud, cara pelaksanaan dan efek dari penelitian itu dan nada
izin tertulis.
Setiap profesi perlu mengatur anggotanya bahwa dalam
mengadakan penelitian mereka wajib menjelaskan sejelas-
jelasnya kepada objek penelitiannya tentang apa yang akan
diteliti, siapa yang melakukan, dan bagaimana melakukannya,
siapa yang membiayai penelitian itu, mengapa penelitian
tersebut perlu dilakukan, apa untung rugi dan konsekuensi atau
efeknya, serta bagaimana hasilnya akan disebar luaskan.
Selain perlu diyakinkan bahwa informasi yang diberikan
sudah adekuat, juga perlu adanya pemahaman yang ade kuat
dari objek penelitian sebelum dapat dikatakan bahwa
persetujuan sudah sungguh- sungguh dilakukan setelah
mendapat informasi.
c) Anonimitas dan kerahasiaan

14
Dalam penelitian, tidak boleh membuka identitas objek
penelitian baik individu maupun kelompok atau institusi, ini
untuk kepentingan privasi atau kerahasiaan, nama baik dan
aspek hukum dan psikologis, secara langsung maupun tidak
langsung atau efeknya jauh dikemudian hari. Adanya jaminan
kerahasiaan dari responden dapat memeberikan rasa aman dan
akan meningkatkan keabsahan data yang diberikan karena
terbebas dari rasa takut atau malu bila identitasnya diketahui.
d) Privasi
Penelitian seharusnya tidak mengganggu keleluasaan
diri/ privasi, dalam hal rasa hormat, harga diri, praktik
budaya dan tidak mengganggu ketenangan hidup dan
keleluasaan diri/ gerak, hal ini juga berkaitan dengan
kerahasiaan dan masalah pribadi.
e) Kelompok rawan atau rentan
Berikut yang termasuk dalam kelompok ini yaitu wanita
hamil, janin, bayi, anak kecil, orang tua, orang sakit berat,
orang sakit mental, atau cacat yang tidak kompeten dalam
mengambil keputusan, termasuk juga kelompok minoritas
dalam suatu masyarakat. Untuk penelitian pada kelompok ini
masalah etika perlu benar-benar diperhatikan sehingga tidak
melanggar hak objek penelitian atau terjadi eksploitasi.
f) Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Masalah sensitif
2. Keahlian peneliti
3. Pemakaian rekam medik

15
BAB III

STUDI KASUS
Yulia Sriati Rismintari, S.ST, S.Pd, M.Sc.lahir di Bantul 10 April 1963,
kini berusia 50 tahun, dengan suami bernama Bpk.Murjito, S.Pd. Mereka
dianugrahi satu orang anak, yang kini telah berusia 26 tahun. Bpk Murjito ini
adalah seorang Kepala Sekolah di SMP N 1 Pajangan. Beliau memulai pendidikan
SD, SMP dan SMA di Bantul. Beliau melanjutkan pendidikan di AKPERRS.
Panti Rapih, D3 Kebidanan dan D4 Kebidanan Poltekkes. Setelah itu mengambil
Master Medical Ilmu Kedokteran Klinik minat Maternal Perinatal di UGM.

Motivasi beliau menjadi seorang bidan yaitu menolong sesama


perempuan, dalam menjalani profesinya sebagai bidan. Beliau tidak hanya
semata-mata mencari imbalan berupa materi, tetapi memprioritaskan untuk
memperoleh pahala. Menurut beliau, rezeki akan datang sesuai dengan apa yang
sudah kita lakukan asalkan didasari dengan keikhlasan. Karena jika kita
melakukan banyak amal dan berbuat baik, pasti dengan sendirinya banyak rezeki
yang kita dapatkan. Beliau menyatakan enjoy dalam menjalani kewajiban sebagai
bidan karena hal tersebut termasuk pengabdian.

Bidan Yulia memulai bidan praktek swasta dirumahnya (BPS) sejak tahun
1988 dan diberi nama BPS KARUNIA yang memiliki makna Kasih Allah
Rumaketing Umat Nuwuhke Iman kang Ayem. Untuk bisa mendirikan BPS,

16
beliau harus memiliki surat izin Praktik, serta tidak lupa bekerja sama dengan
masyarakat, tokoh masyarakat, kampus, Laboratorium, Rumah Sakit, Dokter,
Analis dan Dokter Praktek Swasta (DPS).

Peralatan yang terdapat di BPS KARUNIA sudah lengkap, semua


peralatan kebidanan tersedia. Karena BPS Karunia juga sudah mendapatkan
pengakuan sebagai Bidan Delima. Dalam menjalani kehidupannya terutama
sebagai bidan hingga berdirinya BPS dengan Bidan Delima ini, Bu Yulia
mendapat dukungan penuh dari suami beserta keluarga.

Sebelum mendirikan praktik, beliau bekerja di RS Panti Rapih sejak tahun


1980 – 1987, disamping itu beliau mendirikan praktik mandiri dirumahnya serta
juga bekerja di Puskesmas Pandak 1 sejak 1 Januari 1988 – Juli 2001. Pada tahun
1998, beliau memperoleh penghargaan dari UNPAD, karena research yang
berjudul Hubungan Konsumsi Garam Dapur terhadap Anemia Ibu Hamil. Pada
tahun 2001 beliau mendapat predikat Bidan Delima. Pada tahun 2003 beliau
menjadi CI. Kemudian beliau dipindah tugaskan ke Puskesmas Bantul 1, sejak
Juli 2001 - Agustus 2010. Pada 23 Agustus 2010 beliau mendapat tugas belajar di
UGM hingga Juni 2013. Dengan kebiasaannya membaca beliau mampu
menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan IPK terbaik serta lulusan
tercepat. Dan akhir tahun 2012, beliau juga mendapatkan penghargaan “One Of
The Top Five Posters For Oral Presentation and Has Been Awarded Merit” pada
tingkat dunia yang bertempat di India. Sekarang jurnal beliau sedang dalam proses
untuk di masukkan di American Journal. Selain itu pada tahun 2007 beliau
memperoleh penghargaan Bidan Award dari SGM. Kemudian pada tahun 2012
beliau sebagai Master Of Training (MOT) HIV, pada tahun 2013 menjadi MOT
Imunisasi Pentavalen. Dari 1 Juli 2012 hingga sekarang bekerja di Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul pada bidang Pengendalian Penyakit dan
Pengembangan Masalah Kesehatan.

Menurut Bidan Yulia, kode etik dan etika kebidanan harus terpenuhi oleh
seorang bidan, baik etika legal maupun etika hukum. Apabila seorang bidan

17
melanggar etika dan kode etik kebidanan, maka hal tersebut dikatakan malpraktik.
Beliau bidan sebagai peneliti merupakan aspek penting sebagai seorang bidan,
dengan mencari serta menggali kasus yang ada di masyarakat sehingga bidan
mampu mengetahui penyebab dari kasus tersebut, yang nantinya seorang bidan
mampu memberi solusi sesuai dengan 24 standar pelayanan bidan, 9 kompetensi
bidan, serta Permenkes tahun 1464 tentang kebidanan.

Dalam melakukan suatu penelitian harus dengan persiapan yang matang,


sehingga hasil dari penelitian dapat digunakan masyarakat luas untuk menangani
masyarakat yang ada. Dalam meneliti, seorang bidan harus berorientasi
menemukan ilmu baru, misalnya ketika terdapat suatu masalah tentang kematian
ibu dan bayi, maka mencari penyebab utamanya serta cara untuk mencegah
sehingga angka kematian ibu dan bayi menurun. Dalam pengaplikasiannya, bidan
sebagai peneliti dapat mengamati pasien yang datang ke RS, BPS, atau
Puskesmas. Menurut beliau, bidan sebagai peneliti sangat menunjang profesi
seseorang sebagai bidan. Penelitian dapat dilakukan berkelompok atau individu.
Bidan sebagai peneliti berlaku sepanjang hidupnya.

Beliau juga mengarahkan langkah- langkah dalam melakukan penelitian


untuk menemukan sesuatu hal yang baru:

1. Mempelajari teori dari buku, journal, kasus- kasus yang ditemukan


dalam lingkup yang luas.
2. Mengidentifikasi masalah- masalah dan memilih mana yang perlu
secepatnya dipecahkan dan mencari solusi yang baru dalam
mengurangi kematian ibu, dan bayi yang baru lahir serta balita.
3. Meneliti masalah, menyusun tujuan, rumusan masalah, serta hipotesis.
4. Menentukan teori pendukung, metodologi, analisis, dan kesimpulan.

Penelitian yang telah dilakukan Bidan Rismintari :

 1982 “ Perdarahan pada kasus Hemoroid”


 1993 “ Hubungan pemberian tablet Fe (besi) terhadap penderita anemia di
kabupaten Bantul”

18
 1998 “ Pemberian tablet besi sangofitin terhadap penurunan Anemia pada
Ibu Hamil”
 1998 “ Hubungan konsumsi garam dapur terhadap kejadian hipoteroid di
DIY”
 2005 “ Hubungan kejadian Anemia dengan postpartum pada ibu bersalin”
 2006 “Pendampingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa di
kabupaten Bantul”
 2011- 2012 “The role of KMC on Score Depretion Postpartum”

BAB IV

PEMBAHASAN
Dari kasus di atas sebagai seorang peneliti, bidan Yulia dalam melakukan
penelitian didasarkan dari pengalaman yang didapatkan dari pasien yang
ditanganinya saat berada RS, BPS Karunia, maupun Puskesmas. Dari kepekaan
dan kekritisan dalam cara berpikir beliau, Bu Yulia pun menghasilkan banyak
riset-riset yang dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, institusi maupun
masyarakat. Dengan bukti, beliau mendapatkan berbagai penghargaan dari dalam
negeri bahkan sampai tingkat dunia. Hal ini sesuai dengan teori fungsi bidan
sebagai peneliti, yaitu melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian
untuk menunjang profesinya. Serta tercantum dalam teori yang menyatakan
bahwa kode etik bidan internasional, bidan seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman, pelayanan
kebidanan, dan dari riset kebidanan (50 tahun IBI: 2006).

Langkah-langkah dalam melakukan penelitan terdiri dari mengidentifikasi


kebutuhan investigasi yang akan dilakukan, menyusun rencana kerja pelatihan,
melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana,serta mengolah dan
menginterpretasikan data hasil investigasi. Bidan Yulia pun juga sudah melakukan
langkah-langkah penelitian sesuai teori yang ada (Marmi & Margiyati: 2013).
Bidan Yulia dalam melakukan penelitian selalu mencari permasalahan yang baru
untuk menambah pengetahuan dan memberi manfaat pada masyarakat. Dalam hal
ini bidan Yulia telah melaksanakan tugas bidan sebagai peniliti sesuai dengan

19
tujuan penelitian yaitu memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk
meningkatkan pelayanan serta kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri
(Marmi & Margiyati: 2013).

Bu Yulia bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantulpada bidang


Pengendalian Penyakit dan Pengembangan Masalah Kesehatan, dalam bidang
tersebut bidan Yulia dapat menerapkan peran dan fungsinya sebagai peneliti
karena dalam pengembangan masalah kesehatan tidak terlepas dari penelitian
serta menelaah kasus yang terjadi. Selain itu beliau juga mengelola BPS Karunia
yang bertempat dirumahnya yang telah mendapatkan gelar bidan delima, sehingga
bidan Yulia sudah menjalankan peran dan fungsinya sebagai bidan pelaksana yang
salah satunya memberikan Asuhan Kebidanan (Estiwidani, dkk:2008).

Disamping itu, beliau juga menjalankan serta menerapkan peran dan


fungsi bidan sebagai pendidik dengan menjadi seorang pendidik atau dosen di
sebuah institusi pendidikan. Artinya dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai
bidan, yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti sudah bu Yulia
lakukannya dengan tepat (Marmi & Margiyati: 2013).

Dalam mendirikan BPS bidan Rismintari melakukan kerjasama dengan


masyarakat, kampus, Laboratorium, Rumah Sakit, Dokter, Analis dan Dokter
Praktek Swasta (DPS).masyarakat, tokoh. Hal ini sesuai dengan peran bidan
sebagai pelaksana yaitu dalam tugas kolaborasi atau kerjasama (Marmi &
Margiyati: 2013).

20
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan
Target MDGs telah dibahas secara mendalam tentang penurunan
angka kematian dan kesakitan ibu, serta angka kematian bayi, dalam
mewujudkan target tersebut bidan berperan penting didalamnya
sebagaimana peran dan fungsinya sebagai peneliti bidan dapat
menganalisa kasus yang terjadi dimasyarakat.
Dalam melakukan penelitian, bidan perlu memperhatikan
prosedur serta kode etik dalam penelitian kebidanan. Adapun langkah
dalam melakukan penelitian kebidanan yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
6. Memanfaatkan hasil investigasi meningkatkan dan mengembangkan
program kerja dan pelayanan kesehatan.
7. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

Kode etik penelitian kebidanan :


1. Sukarela/ voluntary
2. Informed consent pada penelitian
3. Anonimitas dan kerahasiaan
4. Privasi
5. Kelompok rawan/ rentan

21
8. Saran
1) Bagi Mahasiswa
Sebaiknya mahasiswa sering membaca referensi hasil
penelitian terutama dalam bidang kebidanan sehingga dapat
membuka wawasan mahasiswa tentang peran dan fungsi bidan
sebagai peneliti.
2) Bagi Bidan
Bidan lebih peka terhadap kasus yang terjadi dimasyarakat,
sehingga dapat mendorong bidan untuk melakukan penelitian guna
meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3) Bagi Perpustakaan
Sebaiknya menambah referensi buku baru yang isinya
memabahas lebih mendalam tentang bidan sebagai peneliti.

22
DAFTAR PUSTAKA

Margiyati & Marmi. 2013. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Samodra Ilmu


Medika

Buku 50 tahun IBI.2006.Jakarta

http://www.un.org/millenniumgoals/. diakses 11 April 2014. Jam 14.00.

http://www.depkes.go.id/diakses. diakses 10 april 2014 pukul 10.00.

Estiwidan & dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

23

Anda mungkin juga menyukai