Anda di halaman 1dari 14

Melihat Asal Mula Denyut Jantung Katak Bagian jantung pada mammalian mempunyai empat

ruang, yaitu terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel yang masing-masing terdiri dari dexter dan

sinister, keduanya dipisahkan oleh septum. Dinding jantung katak terdiri dari tiga lapisan yang

berturut-turut dari luar ke dalamadalh pericardium, inokardium, dan endokardium. (Soetrisno,

1981). Menurut stanius dalam percobaannya, sebuah tali diikatkan pada siniosatrial, ternyata

atrium dan ventrikel berhenti sedangkan sinus venosusu tetap berdenyut. Sinus venosus adalah

tempat dari sumber jantung. (Dukes, 1955). Denyut jantung bermula di dalam nodus ini, atrialis

desebut dengan “pacemaker” jantung. Ini merupakan kumpulan dari sel-sel jantung yang bersifat

khusus yang terletak pada pertautan vena cava dan atriumkanan, impuls yag berasakl dari

pertautan NAD SA memencar pada seluruh arteri, sehingga menyebabkan kontraksi. (Frandson,

1986).

B.

Melihat Peredaran Darah dan Gerakan Cilia Katak Diafesis merupakan prosese keluarnya sel

darah putih (leukosit) dari dinsding kapiler darah. Pada proses depormasi, aliran darah mengalir

dengan aliran berlawbnan secara bergantian, deformasi disebabkan oleh perubahan yang tidak

searah pada sel darah merah. (Adisuwirjo, 2001). Vena mirip dengan arteri, namun vena lebih

elastis daripada arteri. Semakin dekat dengan jantung, diameter vena semakin besar. Aliran vena

tidak sederas arteri, karena aliran vena dari percabangan kapiler bergabung menjadi suatu

pembualuh menuju jantung. Darah itu berwarna merah tua, karena membawa carbondioksida dan

sisa metabolisme. (Frandson, 1986).


41

Menurut Soetrisno (2001), sistem sirkulasi merupakan kesatuan terdiri dari darah jantung dan

sistem pembuluh darah. Darah merupakan cairan yang bersirkulasi ke seluruh tubuh. Jantung,

organ yang memompa darah. Pembuluh darah merupakan saluran bagi sirkulsi darah.

C.

Refleks Pada Katak dan Pengaruh Macam-Macam Pacu Refleks adalah suatu respon organ

efektor (otot ataupun kelenjar), bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus

tertentu. Respon melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron,

membentuk suatu busur refleks (refleks arc). Dua neuron yang penting dalam suatu busur refleks

adalah neuron eferen, motoris atau efektor. Satu atau lebih neuron penghubung (interneuron)

terletak diantara neuron reseptor atau neuron efektor (Frandson, 1994). Respon pada

katak/refleks yang ditimbulkan melibatkan suatu rantai yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua

neuronyang membentuk suatu busur refleks. (Frandson, 1986). Dua neuron yang penting

membentuk suatu busur redleks yaitu neron afferens sensorik (reseptor) dan neuron motorik

(fektor). Refleks dibedakan menjadi dua yaitu, refleks bersyarat dan refleks tidak bersyarat.

Refleks bersyarat berpusat didalamotak. (Adisuwirjo, 2001). Meskipun refleks dapat melibatkan

berbagai bagian otak dan sistem syaraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks

spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang digambarkan dengan refleks

pemukulan ligamentum patella (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut terlentang,

refleks ini disebut juga kneejerk (Soetrisno, 2002). Reseptor merupakan suatu struktur yang
mempu mendeteksi sejenis perubahan tertentu didalam lingkungan dan mengawali suatu isyarat,

yaitu impuls, syaraf, pada sel syaraf yang melekat padanya. (Kymbal, 1983).
Pembahasan Hasil Praktikum 1. Melihat Asal Mula Denyut Jantung Katak Jantung memainkan

peranan yang sangat penting dalam

menentukan berapa banyak darah yang akan dipompa dalam satu periode tertentu. Pada waktu

istirahat, jantung berdenyut 70 kali setiap menit. Tertanam dalam dinding atrium kanan, terdapat

suatu massa jaringan khusus jantung, yang disebut sino-atriol (SA). Simpul SA sering disebut

pemacu jantung, karena simpul jantung tersebut menentukan irama dasar denyut jantung.

(Kimball, 1983). Kerusakan pada pemacu tidak mengakibatkan gangguan jantung, meskipun

tanpa pemacu, ventrikel dapat memelihara denyut, meskipun sangat lambat akan tetapi

berbahaya, karena impuls yang timbul dalam ventrikel dapat tak terorganisasi dan acak-acakan.
48

Bagian jantung katak yaitu (1) Sinus venosus dan dindingnya tipis, terletak pada bagian dorsal

dari jantung, (2) atrium berdinding tipis dengan septuminteratrium yang lengkap, (3) ventrikel

mempunyai satu ruangan, berdinding tebal yang mempunyai banyak trabekulae. (Tatang, 1982).

Prinsip kerja dari melihat asal mula denyut jantung katak adalah menentukan asal mula denyut

jantung katak denga merangsang denyut jantung pada bilik-biliknya dan menghambatimpuls

pada centrum automasi. Jantung katak terdiri dari pericardium, inocardium, dan enocardium.

(Soetrisno, 1981). Hasil yang diperoleh pada percobaan ini hanya ditulis hasil dari percobaan

stanning saja, hal ini karena terdapat kesalahan

pengamatan/penulisan, penulis dalam memperhatikan denyut katak pada percobaan Gaskell. Hal

ini juga terjadi terjadi karena kesalahpahaman praktikan dalam melaksanakan percobaan Gaskell.

Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan Stanning dibagi menjadi tiga bagian; bagian ligature

I untuk mengetahui denyut jantung katak antara sinus venosus dan atrium sebanyak 67

denyutan/menit, pada bagian Ligatur II yaitu jantung antara atrium dan batas ventrikel sebanyak

73 denyutan/menit, Sedangkan pada Ligatur III untuk mengetahui denyut jantung pertengahan

ventrikel, hasilnya 72 denyutan/menit. Tercatat bahwa denyutan terbanyak terletak pada bagian

Ligatur II. Hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Dukes (1955), yang

menyatakan bahwa centrum automasi katak adalah sinus venosus dan frekuensi jantung katak

diatur oleh salah satu dari ketiga ganglionnya, yaitu sinus venosus. Sedangkan dari hasil Ligatur

II yaitu jantung antara atrium dan batas ventrikel. Kesalahan pada hasil percobaan ini
kemungkinan terjadi dari kesalahan praktikan dalam membaca prosedur kerja atau dalam

memperlakukan terhadap katak.


49

2.

Melihat Peredaran Darah dan Gerakan Cilia Katak Percobaan melihat peredaran darah dan

gerakan cilia katak,

peredaran darah yang diamati antara lain vena, arteri, deformasi, diapedesis. Arteri merupakan

pembuluh darah yang meninggalkan jantung. Arteri pada umumnya banyak mengandung

oksigen sehingga pada pengamatan darah terlihat berwarna merah muda, terkecuali pada arteri

yang meninggalkan jantung. (Frandson, 1986). Darah dari aorta mebngalir ke macam-macam

artyei-arteri besar yang menuju ke semua bagian-bagian badan. Darah mengalir karena kekuatan

yang disebabkan oleh konteksi ventrikel kiri. Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi

dipindahka melalui dinding otot yang elastis dari seluruh system arteri. (Kimball, 1983). Hal ini

disebabkan darah yang diangkut masih segar, yang berisi zat makanan, oksigen. Dari

pengamatan aliran darah pada areteri cukup mengalir deras, yaitu mengalir dari suatu pembuluh

darah, kemudianbercabangcabang membentuk kapiler. (Soetrisno, 1989). Aliran vena tidak

sederas arteri, karena dari pengamatan aliran vena dari percabangan kapiler, bergabung

menjadisatu pembuluh menuju ke jantung. Darah itu berwarna merah tua karena membawa

karbondioksida dan zat sisa metabolisme (Frandson, 1986). Vena juga mirip dengan arteri tetapi

lebih elastis vena, namun tetapi vena mengikuti struktur arteri. (Adisuwirjo, 2001). Pada proses

deformasi aliran darah megalir dengan arah bergantian. Deformasi dikarenakan perubahan yang

tidak searah pada sel darah merah. Diafedesis merupakan proses keluarnya sel darah putih
(Leukosit) dari dinding kapiler darah. (Soetrisno, 1989). Leukosit bergerak aktif dengan garakan

amoebord dan menembus dinding kapiler. Percobaan cilia katak mandibula digunting setelah

sistem syarafnya dirusak, kemudian seperti biasa katak ditelentangkan difiksir pada selaput

lender maxilla disebarkan serbuk hitam setelah beberapa saat serbuh hitam tersebut terlihat

bergerak dari pinggir ke


50

tengah. dan maju ke bagian dalam mulut katak. Hal ini karena sifet gerakan cilia yang membawa

makanan atau membantu mendorong masuk makanan kedalam organ tubuh. Mendeteksi adanya

kino cilia pertama selaput lender maxilla dilepaskan pada object glass dan ditetesi dengan larutan

Ringer, maka akan tampak bangunan putih yang melambai-lambai. (Frandson, 1983)

3.

Refleks Pada Katak dan Pengaruh Macam-Macam Pacu Perusakan otak pada katajk

(decerebrasi) pada percobaan ini,

mengakibatkan katak tidak dapat membalikkan badannya pada kondisi normal. Hal ini

disebabkan karena katak kehilangan pusat koordinasinya yang berfungsi menontrol aktivitas

tubuh. Pemberian pacuan mekanis dan chemis mengakibatkan katak terhentak kakinya

(menjedal-jedal). Refleks ini terjadi akibat respon pada katak yang melibatkan sejumlah otot

yang bekerja tanpa dipengaruhi kerja otak. Merupakan suatu refleks murni dan memperagakan

salah satu ciri utama dari suatu refleks yaitu ketaatan berulang. (Sawungsari, 1988). Percobaan

refleks pada katak dan pengaruh macam-macam pacuan setelah maxilla dilepas dari tubuhnya

dan katak diletakkan terlentang di atas meja, katak tidak bisa membalikkan tubuhnya. Hal ini

membuktikan bahwa refleks pada saat katak membalikkan tubuh, merupakan reflek bersyarat

yang melibatkan sistem syaraf bagian atas yaitu oak, sehingga dihilangkannya otak katak tidak

bisa merespon untuk membalikkan tubuhnya, karena refleks pembentukan sikap sudah ada
dengan hilangnya hubungan diantara venticulus dengan sumsum tulang belakang (Soetrisno,

1989).
51

Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui ataupun dapat dilihat pengaruh berbagai macam

pacuan yaitu decerebrasi cubitan, cubitan 2. larutan asam sulfat pekat dan pengaruh perusakan

medulla spinalis baik perusakan 1 cm maupun seluruhnya menghasilkan refleks yang berbeda-

beda. Besarnya refleks yang dihasilkan dari berbagai pengaruh pacu dapat dilihat pada grafik

yang terlampir. (Frandson, 1994) Teknik melihat pacuan mekanis pada katak, mandibula katak

dijepit dengan penjepit statif, kemudian ujung kaki dicubit dengan pinset, akan terjadi refleks

yang lambat yaitu dapat bergeraknya kaki katak, dan apabila cubitan diperkeras maka refleks

juga bertambah cepat, karena pengaruh dua neuron yang membentuk suatu busur refleks

(Frandson, 1986). Grafik yang terlampir menunjukkan bahwa pengaruh pacuan asam sulfat pekat

menghasilkan refleks yang besar. Melihat pengaruh chemis, salah satu katak ditetesi dengan

larutan H2SO4, maka terjadi refleks yang cepat, karena sanus yang relatif. Hal ini sesuai dengan

pendapat Frandson (1986), bahwa setelah pulih dari shock spinal hewan akan menarik sebuah

kakinya apabila diberi stimulasi. Medulla spinalis dirusak sedalam 1 cm kaki katak masih

menunjukkan refleks namun kecil. Sebaliknya, pengaruh decerebrasi sama sekali tidak

menunjukkan adanya refleks, hal ini disebabkan otak yang berfungsi mengontrol gerak

dihilangkan. (Adisoerwirjo, 2001)

DAFTAR PUSTAKA
Adisuwirjo, D. 2001. Dasar Fisiologi Ternak. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Adisuwiryo, D., Sutrisno dan S. J. A. Setyowati. 2003. Buku Ajar Dasar Fisiologi Ternak.

Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Peternakan. Djuhanda, Tatang. 1982.

Anatomi Vertebrata. Armico, Bandung. Djuhanda. 1984. Analisa Struktur Vertebrata. Armico,

Bandung. Dukes, H. 1955. The Physiology of Domestics Animal. Comstock Publishing Co., Inc.

Haca, New York. Frandson, R. D. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press. Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Ganong, W. F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta.

EGC. Gurdon. 1982. Fisiologi Kedokteran. EGC, Surakarta. Guyton, Arthur C.1955. Fisiologi

Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta. EGC. Guyton, Arthur C.1990. Fisiologi Manusia dan

Mekanisme Penyakit. Jakarta. EGC. Hardikastowo. 1982. Zoologi Umum. Alumni ITB,

Bandung. Hunter, R. H. F. 1996. Fisiologi dan Teknologi Reproduksi Hewan Betina Domestik.

Diterjemahkan oleh I. D. K. Harya Putra ITB. Bandung. Kimball, John W. 1983. Biologi Jilid 2

Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta. Soetrisno, Djoko A. dan P. Edi. 1981. Diktat Fisiologi Ternak.

Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Soetrisno. 1986. Diktat Fisiologi Ternak.

Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai