Anda di halaman 1dari 14

3

MANAJEMAN PELAYANAN KOMUNITAS KELOMPOK


KHUSUS

1. Konsep Manajmen Pelayanan Kelompok Khusus


Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya
sendiri.
Perawatan kelompok khusus adalah upaya di bidang keperawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan
terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang
ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang
ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan
masalah melalui proses keperawatan.

2.Manfaat Pelayanan pada Kelompok Khusus


1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai
dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi
berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan
mereka sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat
dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
4

7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam


menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan mayarakat.

3 Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan pelayanan
kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui
melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau terhadap
kelompok – kelompok khusus dengan ciri khas tertentu misalnya kelompok usila,
kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.
A. Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Terhadap Kelompok Khusus
Lembaga – lembaga sosial kemasyarakatan yang menyelenggarakan
pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu, diantaranya:
 Panti wreda
 Panti asuhan
 Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, sosial)
 Penitipan balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di
institusi meliputi:
a. Penghuni
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah kesehatan
dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu maupun kelompok.
Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
maupun dengan petugas – petugas terkait.
b. Petugas
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan penghuni
panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang paling
mengetahui.
c. Lingkungan
Lingkungan mendapat perhatian karena dapat berpotensi menjadi salah satu mata
rantai penyebaran penyakit atau sebab kesakitan.
5

1. Kerjasama lintas sektoral Kelompok Khusus Di Masyarakat dengan


program
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat dilakukan melalui kelompok –
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok
khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil,
bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

PROSES PELAYANAN KELOMPOK KHUSUS

1. Identifikasi Pelayanan Kelompok Khusus


Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat
pertumbuhan dan perkembangannya misal:
 Kelp. Ibu hamil
 Kelp. Ibu bersalin.
 Kelp. Ibu nifas.
 Kelp. Bayi dan anak balita.
 Kelp. Anak usia sekolah.
 Kelp. Usia lanjut.

b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan


bimbingan, diantaranya:
 Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)
 Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
 Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, sosial)
 Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,
penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).
6

2.Pengelompokan Masalah Kesehatan Kelompok Khusus


Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:
 Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
 Penyuluhan kesehatan.
 Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,
kader kesehatan dan petugas panti.
 Penemuan kasus secara dini.
 Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
 Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan
petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus.
 Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada
petugas panti, kader kesehatan.

2. Proses Keperawatan Pada Kelompok Khusus


1) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
5 tahap kegiatan dalam fase pengkajian:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasinya. Komponen pengkajian komunitas terdiri dari:
1). Inti komunitas (core)
a. Riwayat/ sejarah perkembagnan komunitas
Dapat dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah bianaan,
luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban). Sambil
berbincang-bincang ajukan pertanyaan berikut kepada anggota masyarakat ;
7

sudah berapa lama anda tinggal di sisni, apakah ada perubahan daerah ini,
siapa orang yang paling lama tinggal di daerah ini dan mengetahui sejarah
daerah tersebut.
b. Data demografi dan vital statistic
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin (orang seperti apa
yang anda lihat ; anak-anak, remaja, dewasa, lansia, laki-laki atau perempuan,
orang yang tidak punya tempat tinggal, orang yang tinggal sendirian), status
perkawinan, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras atau suku dan
bahasa yang digunakan. Populasi homogen atau tidak.
Untuk vital statistic uraikan tentang : angka kesakitan, angka kematian, angka
kelahiran, cakupan imunisasi. Tentukan status kesehatan komunitas
berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia.
Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok
penyakit kronis, penyakit menular.
Data dapat diperoleh dengan menanyakan : keluhan yang dirasakan saat ini
oleh komunitas, kejadian penyakit dalam satu tahu terakhir (ISPA, asthma, TB
paru, penyakit kulit, penyakit mata, rematik, jantung, gangguan jiwa,
kelumpuhan, penyakit menahun lainnya)
c. Nilai dan keyakinan
Apakah di daerah tersebut ada mesjid, gereja, candi, pura? Apakah tampak
homogen? Apakah lapangan rumput dipelihara? Apakah ditanami bunga?
Apakah ada tanda seni? Bagaimana budayanya? Bagaimana warisan
leluhurnya? Apakah ada tanda peninggalan sejarah?
d. Etnisitas
Apakah anda melihat adanya indikator etnik kelompok tertentu (misal;
restoran, festival)? tanda kelompok budaya apa yang anda lihat?

2). Delapan (8) sub system


a. Lingkungan
Bagaimana kondisi pemukiman masyarakat? Bentuk bangunan (rumah petak,
asrama, paviliun), jenis bangunan (permanent, semi permanent, non
permanen), kebersihan lingkungan sekitar pemukiman, penyediaan air untuk
MCK, air minum, pengelolaan jamban, sarana pembuangan air limbah
8

(SPAL), pengelolaan sampah, polusi udara, air, tanah, suara, sumber polusi,
binatang peliharaan, batas-batas wilayah (peta wilayah), kondisi geografis.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
Kejadian akut atau kronis?Rumah Singgah?Penyembuhan Tradisional?Apakah
ada klinik, RS, pelayanan para praktisi kesehatan, pelayanan kesmasy,lembaga
kesehatan, pusat kedaruratan, rumah jompo, fasilitas pelayanan sosial (pasar,
took, swalayan) dan kesehatan mental?Adakah sumber yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat diluar daerah tersebut, dimana tempatnya?
c. Ekonomi
Apakah merupakan komunitas berkembang atau miskin? Apakah terdapat
industri, pertokoan, lapangan kerja? Jenis pekerjaan, penghasilan dan
pengeluaran rata-rata perbulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah
tangga, lansia? Kemana warga masyarakat berbelanja? Apakah makanan
menggunakan tanda pemeriksaan kesehatan? Bagaimanakah angka
pengangguran?
d. Transportasi dan keamanan
Bagaimana warga masyarakat melakukan perjalanan? Kondisi jalan? Jenis
kendaraan pribadi atau umum apa yang biasa mereka gunakan? Apakah
terlihat adanya bus, taksi, sepeda? Apakah ada jalur khusus untuk pejalan
kaki? Apakah keadaan udara dievaluasi? Jenis tindakan kriminal apa yang
terjadi? Apakah masyarakt merasa aman tinggal disana? System keamanan
lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana,
penanggulangan polusi air, udara, tanah?
e. Politik dan pemerintahan
Apakah ada tanda kegiatan politik (misal : rapat, poster)? Partai mana yang
paling mempengaruhi? Apakah masyarakat terlibat dalam pengambilan
keputusan ? bagaimana pemerintahan di daerah tersebut dibentuk (dengan
pemilihan atau calon tunggal)? system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas?
f. Komunikasi
Adakah tempat khusus bagi masyarakat untuk berkumpul? Apakah masyarakat
mempunyai TV dan radio? Topik apa yang biasanya didengar oleh
masyarakat? Apakah informasi formal dan non formal yang ada? Apakah ada
9

koran? Sarana umum komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan, cara
penyebaran informasi?
g. Pendidikan
Apakah ada sekolah disana? Bagaimana kondisinya? Apakah ada badan yang
mengurus pendidikan? Bagaiman fungsinya?bagaimana reputasi sekolah yang
ada? Tingkat pendidikan komunitas? Fasilitas pendidikan yang tersedia
(formal, informal)? Apa isu utama yang muncul tentang pendidikan? Angka
putus sekolah? Sumber daya manusia, tenaga pendidik? Kegiatan ekstra
kurikuler, apakah dimanfaatkan oleh peserta didik? Pelayanan kesehatan
sekolah? Adakah perawat di sekolah?

h. Rekreasi
Dimana anak-anak bermain? Bentuk rekreasi utama? Fasilitas rekreasi yang
ada?

Sumber data yang bisa digunakan dalam melakukan analisa data adalah :
1. Data primer : dikumpulkan dari pengkajian kepada komunitas
2. Data sekunder : kelurahan, Puskesmasm Medical Record
Cara/metode pengumpulan data :
1. Pengamatan/Inspeksi : menggunakan semua indera,
melakukan whinshield survey (learning about community on
foot)
2. Wawancara : komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya
jawab dengan masyarakat. Mendengarkan (auskultasi)
keluhan masyarakat. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka dan bahasa yang sederhana serta mudah
dipahami.
3. Menyebarkan kuesioner : untuk mendapatkan data yang
lebih akurat.
2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a. Klasifikasi data/ kategori data
10

b. Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly


c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
3. Analisis data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Format Analisa Data


No DATA MASALAH ETIOLOGI
Data subyektif (hasil wawancara)
Data obyektif (angket&observasi)

4. Perumusan/ penentuan masalah


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas
masalah.

5. Prioritas masalah
Dalam menentukan priorirtas masalah kesehatan masyarakat perlu
mempertimbangkan berbagai factor :
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumber daya masyarakat
f. Aspek politis

2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
11

Diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari :


a. Masalah…..sehat…..sakit
b. Karakteristik polulasi
c. Karakteristik lingkungan (aktual, resiko, potensial)
Dianosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi
(resiko dan potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama :
a. Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,
yang meliputi :
· Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
· Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
· Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala) :
· Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
· Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan cara :
DK = P + E + S
Resiko…(masalah)…(populasi) b.d (kurang pengetahuan) yang
dikarakteristikkan dengan
Contoh diagnosa keperawatan komunitas :
1. Anemia ibu hamil di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir
Surabaya sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal
kebutuhan gizi ibu selama hamil yang ditandai dengan
 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
 25% ibu hamil pucat dan lemah
 71,5% menyatakan kebutuhan makanan selama hamil sama dengan saat
tidak hamil
 Jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak tersebar di semua RT,
ada RT yang tidak mau menjadi kader
 90% bumil tidak mempunyai KMS
12

 60% keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru di cuci


 75% ibu hamil tidak memperoleh informasi tentang kebutuhan gizi ibu
hamil.
2. Resiko timbulnya kenakalan remaja di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan
Semampir Surabaya sehubungan dengan :
 Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas perkembangan
 Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : jumlah remaja RT 01 83 orang,
2,69%remaja merokok, 0,19% remaja minum-minuman keras, 0,28% main
kartu, 38,8% remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman sebaya.
Hasil observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan,
dari hasil wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang merokok dan
minum-minuman keras.
3. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA dan Lain-lain di Kelurahan
Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memlihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan ditandai dengan :
 Letak kandang dalam rumah 1,41%
 System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
 Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%
 Jarak septic tank dengan sumber air < 10m 10,8%
 Dll
4. Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di
Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan
 F Cakupan imunisasi rendah
 F Jumlah kader kurang
 F Banyaknya drop uot imunisasi ditandai dengan :…………………
5. Potensial peningkatan kesehatan balita di…………sehubungan dengan tingginya
kesadaran ibu terhadap kesehatan balitanya dan ditunjang keaktifan kader dan
petugas kesehatan ditandai dengan :
 Hampir seluruhnya balita dibawa ke Posyandu setiap bula (91,14%)
 Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08%)
 Hampir seluruhnya balita memiliki KMS (92,41%)
 Sebagian besar balita dalam garis hijau (71,23%)
13

3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tinadakan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup :

 Perumusan tujuan
1). Terjadi perubahan perilaku masyarakat
2). SMARTS (Spesifik, Measurable/dapat diukur, Attainable/dapat dicapai,
Relevan/sesuai, Time Bound/waktu tertentu, Sustainable/berkelanjutan)

 Rencana tindakan yang akan dilaksanakan


Langkah-langkah merencanakan tindakan
1). Identifikasi alternative tindakan
2). Tetapkan teknik yang digunakan
3). Melibatkan peran serta masyrakat dalam menyusun rencana tindakan
4). Pertimbangkan SDM dan fasilitas yang ada
5). Memenuhi kebutuhan yangh sangat dirasakan masyarakat
6). Mengarah pada tujuan
7). Realistic
8). Disusun secara berurutan

 Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan


1). Siapa yang melakukan?
2). Apa yang dilakukan?
3). Di mana dilakukan?
4). Kapan dilakukan?
5). Bagaimana melakukan?
6). Frekuensi melakukan?
14

CONTOH FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS

Rencana Waktu / Evaluasi


no Dx. Keperawatan Tupan Tupen Sasaran Strategi Kriteria Standar
kegiatan tempat
1 Peningkatan angkaSetelah dilakukanSetelah Kader posyanduKIE 1. Lakukan Minggu III/Psikomotor 1. Terbentuknya
kesakitan padatindakan keperawatandilakukan lansia Pembentukan balai RT 01 posyandu
lansia di RT 01Angka kesakitan padatindakan posyandu lansia lansia
berhubungan lansia dapatkeperawatan 3 2. Lakukan Psikomotor 2. Terbentunys
dengan kurangnyaditurunkan kali kegiatan pelatihan kader
pengetahuan masyarakat kader posyandu posyandu
masyarakat dalam mampu lansia Verbal lansia
memelihara memberikan 3. Berikan
kesehatan lansia perawatan pada penyuluhan
lansia di RT 01 kesehatan lansia
pada pelaksana Psikomotor
posyandu lansia
4. Berikan kenang
kenangan alat
posyandu lansia

4) Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi
sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus
terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan
dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
15

mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh


kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi
untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
5) Evaluasi
Contoh format dokumentasi implementasi dan evaluasi
No Diagnosa Tgl Implementasi Evaluasi
1. Peningkatan angka 7/1/2013 Pembentukan posyandu Evaluasi struktur :
kesakitan pada lansia di 7/1/2013 lansia Undangan telah disebar 2 hari
RT 01 berhubungan Pelatihan kader kesehatan sebelum acara dilaksanakan
dengan kurangnya lansia Evaluasi proses :
pengetahuan masyarakat a). acara dihadiri oleh seluruh
dalam memelihara pengurus pokjakes , ketua RT
kesehatan lansia 01,02,03 dan ketua RW 02
b). acara berjalan lancer
c). acara dimulai jam 20.00-
22.00 wib
d). semua kader kesehatan dapat
mengikuti pelatihan kader
Evaluasi hasil :
a). posyandu lansia terbentuk
dan kader kesehatan juga
terbentuk sebanyak 7 orang
b). kader dapat melakukan
pemeriksaan tekanan darah
c). kader dapat mengisi KMS
lansia

22/2/2007 Evaluasi struktur :


22/2/2007 a). rencana sudah disiapkan 2
Mengadakan posyandu minggu sebelumnya
lansia b). rencana dibuat oleh pokjakes
Melaksanakan senam bersama mahasiswa
lansia c). rencana dikoordinir oleh
16

coordinator kesehatan lansia

Evaluasi proses :
a). posyandu dan senam diikuti
oleh 40 orang dari 51 lansia
b). kegiatan berjalan lancar,
dimulai jam 08.00 berakhir jam
10.00 wib
c). kegiatan dibuka oleh kepala
kelurahan
Evaluasi hasil :
a). para lansia mengatakan
senang mengikuti senam dan
mengharapkan untuk
dilaksanakan sebulan sekali
b). para lansia mengatakan
badan lebih segar setelah
mengikuti senam
c). terdapat 8 lansia yang
menderita penyakit tekanan
darah tinggi

Anda mungkin juga menyukai