ANALISA PERANCANGAN
1
Gambar 4.1 Kondisi Lokasi Perancangan
(Sumber: Hasil olahan penulis 2014)
TERMINAL
Gambar 4.3 lokasi perencanaan pasar tradisional
(Sumber: Hasil olahan penulis)
3
Tabel 4.1 Alternatif penyelesaian kontur
4
Gambar 4.5Vegetasi yang terdapat dalam lokasi perencanaan
(Sumber: Hasil olahan penulis)
5
d) Jenis tanaman pengarah
Jenis pohon palem, bonsai, lontar, dll
Jenis Contoh
No. Fungsi Contoh Gambar Letak
Vegetasi Tumbuhan
1 Tanaman Sebagai Rumput Ditempatkan
penutup penutup japan taman dan
tanah tanah untuk area site
taman yang
Mengurangi diperlukan.
hawa panas
6
seperti tata letak masa bangunan, maupun tampilan dan bentuk dari
bangunan itu sendiri dan yang utama adalah memberikan identitas pada
masa bangunan yang direncanakan.
Alternatif 1:
Arah orientasi tapak menghadap ke jalan lokal sekunder dengan
pertimbangan jalan lokal sekuder memiliki arus lalulintas rendah namun
jalan ini tidak dilalui aleh kendaraan umum.
Alternatif 2:
Arah orientasi tapak menghadap ke jalan kolektor sekunder dengan
MENUJU ketapak
dasar pertimbangan pencapaian JALAN mudah,
UTAMApengenalan terhadap
tapak dan identitas
Gambartapak jelas, memiliki
4.6 Alternatif lingkup
1, pemilihan pelayanan
orientasi tapak yang luas
Gambar 4.6 Alternatif 1, pemilihan orientasi tapak
karna jalan tersebut juga merupakan
(Sumber:
(Sumber: Hasil jalan
Hasil olahan
olahan utama kendaraan umum
penulis)
penulis)
menuju kota ruteng juga menghubungkan langsung dengan area
terminal penumpang.
MENUJU JALAN
LINGKUNGAN
Gambar
Gambar 4.7Alternatif
4.7Alternatif 2,
2, pemilihan
pemilihan orientasi
orientasi tapak
tapak
Ruas jalan tersebut memiliki kepadatan lalu lintas dengan tingkat
kepadatan yang rendah dan sistem arus lalu lintas 2 arah, dilalui oleh
kendaraan umum, sehingga sangat memudahkan akses ke lokasi
perencanaan.
Keputusan pemilihan orientasi bangunan dalam tapak
Dipakai alternatif yang kedu, dengan alasan :
Dapat memberikan identitas terhadap tapak, dan bangunan
Orientasi dan pencapaian dalam bangunan jelas
Mudah dicapai dan memiliki lingkup pelayanan yang luas
8
mengelilingi tepian bangunan.
2. Pencapaian Tersamar
Pencapaian yang dapat diubah arah
satunya atau beberapa kali untuk
menghambat atau memperpanjang
urutan sehingga apa yang ada didalam
tapak terlihat dengan jelas.
3. Pencapaian Langsung
Pencapaian yang mengarah langsung
pada satu tempat masuk melalui jalan
yang satu dengan sumbu bangunan
ME SE
Gambar
Gambar 4.8
4.8 Alternatif
Alternatif 1,
1, pemilihan
pemilihan site
site entrance
entrance (SE)
(SE) dan
dan main
main entrance
entrance (ME)
(ME)
(Sumber: Hasil olahan penulis)
(Sumber: Hasil olahan penulis)
9
SIDE ENTERANCE
MAIN ENTERANCE
Gambar
Gambar 4.9
4.9 Alternatif
Alternatif 2,
2, pemilihan
pemilihan site
site entrance
entrance (SE)
(SE) dan
dan main
main entrance
entrance (ME)
(ME)
(Sumber:
(Sumber: Hasil
Hasil olahan
olahan penulis)
penulis)
Tabel 4.4 Pemilihan pencapaian berdasarkan alternatif
Alternatif 1 Alternatif 2
10
Alternatif 1 Alternatif 2
dibagian barat
site dan service
11
Parkiran dalam sebuah tapak tidak hanya ditentukan atas pola
sirkulasi, tetapi juga dapat terbentuk dari bentuk site pada lokasi
perancangan. Parkiran juga dibedakan oleh jenis kendaraan
peruntukan baik roda dua, roda empat dan roda banyak, yang mana
mendukung fungsi dan aktifitas bangunan itu sendiri.
12
No. Pola Parkir Ciri-ciri
13
No. Jenis Sirkulasi Pola Sirkulasi
14
Daerah sibuk dengan tingkat kebisingan yang
ditimbulkan kendaraan cukup tinggi
Memilki arena guna kemudahan dalam
pencapaian
Diupayakan menimbulkan kesan mengundang,
terbuka dan relatif dengan cara diberi penekanan pada
beberapa elemen arsitektural
Fasilitas dalam zona :
Pintu gerbang
Pos jaga
Area parkiran
Taman
Zona kegiatan utama berfungsi sebagai tempat jual
beli.
Sifat zona :
Mudah diakses dari tempat parkir
Diupayakan menimbulkan kesan bebas dengan
adanya sirkulasi yang baik
Fasilitas dalam zona :
Kantor pengelola
Bangunan utama pasar
Los-los
Toko-toko
Kios-kios
Zona pendukung
Sifat zona :
Sebagai pengikat atau penghubung pada zona
kegiatan utama
Bersifat terbuka dan bebas
Memberikan pelayanan kepada pembeli
Fasilitas dalam zona :
15
Toko-toko
Pelataran kaki lima
warung makan
Pelayanan jasa angkut / gerobak
Zona service
Sifat zona :
Mudah diakses dari tiap zona, terutama zona kegiatan utama
dan penerima
Fasilitas dalam zona :
MEE
Genset
WC. Umum
Area bongkar muat
Tower air
Alternatif 1:
Alternatif 2:
16
Gambar
Gambar 4.11
4.11 Alternatif
Alternatif 2,
2, Alternatif
Alternatif 11 pembagian
pembagian zoning
zoning dalam
dalam tapak
tapak
(Sumber:
(Sumber: Hasil
Hasil olahan
olahan penulis)
penulis)
Tabel 4.7 Pemilihan penzoningan berdasarkan alternatif
Alternatif 1 Alternatif 2
17
Plaza dan zona pendukung sangat diperlukan sebagai daerah
penghubung sekaligus pengikat dalam tapak.
Daerah service memerlukan sirkulasi tersendiri agar tidak mengganggu
sirkulasi dalam tapak.
Alternatif 2:
Gambar
Gambar 4.12
4.12 Alternatif
Alternatif 1,
1, Alternatif
Alternatif 11 pola
pola grid
grid
(Sumber:
(Sumber: Hasil
Hasil olahan
olahan penulis)
penulis)
18
Gambar
Gambar 4.13
4.13 Alternatif
Alternatif 2,
2, pola
pola clutser
clutser
Tabel 4.8 Pemilihan pola perletakan masa bangunan berdasarkan
alternatif
Alternatif 1 Alternatif 2
19
4.3.1 Analisis Pelaku dan Aktifitas
Analisis pelaku dan aktivitas di bagi menjadi dua:
1. Primer
Analisis pelaku dan aktivitas yang tergolong primer adalah pembeli,
penjual, dan distributor.
a. Pembeli
20
Penjual di kios
Yaitu penjual yang berada dalam ruang yang ukurannya lebih kecil dari
toko dengan batasan adanya dinding, pedagang yang berjualan pada
area ini biasanya untuk pedagang yang masuk kategori pasar kering.
21
Penjual di los (pelataran)
Yaitu penjual yang berada dalam ruang tanpa pembatas dinding hanyan
sebuah batasan pada area pada lantai, ukuran lebih kecil dari los lapak
dan tanpa meja, ketika pulang barang dibawa.
c. Distributor
22
2. Sekunder
Analisis pelaku dan aktivitas yang tergolong sekunder adalah pelaku yang
bersifat sebagai pengelolah pasar yang terdiri dari:
a. Pengelola
b. Keamanan
23
c. Petugas kebersihan
24
No. Fasilitas Pengguna Aktifitas Kebutuhan
1. Kantor Pengelola
Pengelola Datang / Pulang Gerbang
Parkir Parkiran khusus
Absen Ruang resepsionis
Menyimpan barang Ruang loker
Mempersilahkan
tamu menunggu Ruang tunggu
Bekerja dibagian
sekretaris Ruang sekretaris
Bekerja dibagian
penjualan dan Ruang informasi
promosi
Kepala pengelola
Ruang kepala
Makan
Cafetaria
Istirahat
Ruang istirahat
Buang hajat
WC
2. Bangunan Pedagang Gerbang
pasar Datang/pulang Sarana bongkar
muat
Bongkar muat Toko,petak/kios
Kantor koperasi
Menjual barang
dagangan Tempat
penyimpanan
Meminjam uang
untuk modal usaha
Menyimpan barang WC
dagangan yang
25
No. Fasilitas Pengguna Aktifitas Kebutuhan
26
e. Terdapat transportasi umum serta mudah dijangkau karena berada
disekitar daerah pemukiman masayarakat serta bterletak disamping
jalan umum.
f. Lokasi perancangan merupakan lokasi yang ramai
27
dikarenakan ± 32.063 orang dari jumlah penduduk langke rembong
yang berjiumlah 72.063 orang lebih cendrung mengunjungi sebuah
pasar yang berada di kota ruteng.`
- Wae Ri’i
Beradasarkan letak lokasi perancangan dianallisa jumlah pengunjung
dari Kec. Wae Ri’i berkisar ± 29.521 orang atau dibulatkan menjadi ±
29.500 orang, ini dikarenakan letak lokasi yang tepat berada di Kec.
Wae Ri’i serta belum adanya Pasar yang layak disekitar daerah
tersebut. Sehingga jumlah pengunjung mencakupi semua penduduk
Kec. Wae Ri’i.
Jadi, total pengunjung pasar berjumlah:
Pasar dibuka setiap hari dari pukul 07.00 s/d 19.00 artinya kegiatan pasar
dibuka atau dilakukan selama 12 jam per harinya. Maka analisa jumlah
pengunjung perjamnya adalah:
69.500 orang : 12 jam = 5.791 orang/jam.
Jadi, jumlah pengunjung perjam setiap harinya berkisar ± 5.791
orang/jam.
Dari jumlah pengunjung perjam setiap harinya dianalisa lagi menjadi 2
bagian yaitu pengunjung yang pergi dan tidak pergi ke pasar ini
dikarenakan perkiraan orang yang akan pergi kepasar dan yang tidak
peergi kepasar per harinya.
Hasil analisa:
Pergi 60% dari 5.791 orang = 3.474 orang/jam
Tidak pergi 40% dari 5.791 orang= 2.316 orang/jam
Analisa jumlah pengunjung pasar setiap harinya, adalah:
Jumlah pengunjung perharinya dianalisa bedasarkan 3 pembagian waktu
kegiatan pasar:
- Pagi hari dari pukul 07.00 s/d 12.00 (jam ramai), dari 3.474 orang
jumlah pengunjung perjamnya dianalisa berkisar ± 1000 orang
28
Maka analisa jumlah pengunjung pada jam ini adalah:
5 x 1000 orang = ± 5000 orang
- Siang hari dari pukul 12.00s/d 15.00 (Jam sedang), dari 3.474 orang
jumlah pengunjung perjamnya dianalisa berkisar ± 500 orang
Maka analisa jumlah pengunjung pada jam ini adalah:
3 x ± 500 orang = ± 1500 orang
- Sore hari dari pukul 15.00 s/d 19.00 (jam ramai), dari 3.474 orang
jumlah pengunjung perjamnya dianalisa berkisar ± 1000 orang
Maka analisa jumlah pengunjung pada jam ini adalah
4 x ± 1000 orang = ± 4.000 orang
Total pengunjung pasar perharinya:
- Pagi : ± 5.000 orang
- Siang : ± 1.500 orang
- Sore : ± 4.000 orang
TOTAL : ± 10.500 orang
Jadi, hasil analisa dari total pengunjung pasar seluruhnya yang berjumlah
± 69.500 orang, hanya ± 10.500 orang saja yang akan menjadi konsumen
perharinya dan belum terhitung dengan peningkatan jumlah konsumen
pada hari-hari ramai, misalkan pada hari sabtu dan minggu atau pada hari-
hari libur.
4.3.3 Analisa Kebutuhan Ruang, Sarana, Fungsi Serta Jumlah dan Jenis
Pedagang
Tabel 4.10 Jenis ruang, sarana, fungsi serta jumlah dan jenis pedagang
29
1.1 Bangsal I 1 - 32 pedagang sayur +
(kering) bumbu dapur
- 16 pedagang buah
- 16 pedagang umbi-
umbian/biji-bijian
30
Luas: 3,5 m x 2,6 m
= 9,1 m2
Total luas bangsal II
P : 34 m dan L: 13,5 m
Luas: 34 m x 13,5 m
= 459 m2
1.4 Bangsal IV 1 - 16 pedagang ikan
(basah) basah
- 16 pedagang ikan
kering
31
P : 3 m dan L: 2 m
Luas: 3 m x 2 m
= 6 m2
Total luas kios I
Luas: 32 x 6 m2
= 192 m2
2.2 Kios II 32 - 32 pedagang
kelontong eceran (non
grosir)
32
= 48 m2
Total luas toko I
Luas: 6 x 48 m2
= 288 m2
3.2 Toko II 6 - 6 pedagang barang
(peralatan perlatan rumah tangga
rumah
tangga)
33
3.5 Toko V 12 - 12 pedagang peralatan
(peralatan dapur
dapur)
34
= 24 m2
Total luas toko V
Luas: 6 x 24 m2
= 144 m2
3.8 Toko VIII 6 - 6 pedagang alat tulis,
(alat tulis dan mainan anak, dll
mainan anak)
35
Secara umum geometri dibedakan atas 3 bentuk dasar yang
mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yaitu :
Tabel 4.11 Analisa bentuk dasar
36
Yang menjadi dasar pertimbangan dalam menciptakan tampilan
bangunan adalah:
Bentuk.
Memanfaatkan bentuk sesuai dengan fungsi bangunan
untuk menunjang pelayanan terhadap masyarakat.
Bersifat terbuka.
Berorientasi dengan lingkungan.
Sifat.
Terbuka, menerima, selaras dengan lingkungan.
Penampilan ruang yang menarik.
Tidak kaku/monoton.
Tata letak terhadap ruang luar.
Pencapaian yang mudah dari segala arah.
Kesatuan gubahan massa dengan ruang luar.
4.3.5 Sirkulasi Dalam Bangunan
Alur sirkulasi dapat diartikan sebagai “Tali” yang mengikat ruang-
ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar,
menjadi saling berhubungan. Sirkulasi dalm bangunan terbagi atas 2 (dua)
1. Sirkulasi Horizontal
2. Sirkulasi Vertikal
Tabel 4.12
Jenis Sirkulasi Horizontal berdasarkan Konfigurasi alur gerak
Jenis sirkulasi
No Keterangan
horizontal
1 Linear Semua jalan adalah linear. Jalan yang
lurus dapat menjadi pengorganisir yang
utama untuk satu sederetan ruang-ruang.
Sebagai tambahan jalan dapat
melengkung atauterdiri dari segmen-
segmen, memotong jalan lain,
bercabang-cabang, membentuk kisaran
(Loop)
2 Radial Bentuk radial memiliki jalan yang
37
Jenis sirkulasi
No Keterangan
horizontal
berkembang dari atau berhenti pada,
sebuah pusat, titik bersama.
Spiral
(Sumber: Konfigurasi Alur Gerak, Hal. 271. Francis D.K. Ching. ARSITEKTUR:
BENTUK, RUANG & SUSUNANNYA. 1984)
38
Berdasarkan tabel diatas mengenai konfigurasi alur gerak, maka dalam
perancangan perpustakaan digunakan konfigurasi komposit, dengan
pertimbangan bentuk kotak pada denah massa bangunan.
Tabel 4.13
Jenis Sirkulasi Vertikal Berdasarkan Konfigurasi Alur Gerak
No. Jenis sirkulasi vertikal Keterangan
39
(sumber : Buku Utilitas, data diolah berdasarkan skripsi Halason Koko Indra Sitorus.
siantar music center arsitektur ekspresionisme, 2009)
40
- Kemudahan pelaksanaan dengan mempertimbangkan
efektifitas waktu pengerjaan.
- Faktor ekonomis yang tetap memperhatikan faktor estetis.
3. Upper Structure ( Struktur bagian atas )
Merupakan struktur atap (struktur atas) yang dipertimbangkan atas luas
bangunan berdasarkan aktivitas keseluruhannya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam penentuan struktur :
a. Kondisi fisik setempat, seperti daya dukung tanah dan kedalaman
tanah kerasnya.
b. Faktor ekonomis bangunan baik dari segi pelaksanaan maupun segi
pemeliharaan.
c. Beban bangunan.
d. Resiko pelayanan (berdasarkan fungsi bangunan yang
direncanakan).
41
Efisiensi untuk bangunan bertingkat tinggi
(20 Lt. Keatas)
42
tanah yang labil, pondasi ini mempunyai fungsi sebagai penyalur
gaya atau pernikul beban dah kolom-kolom bangunan (kolorn
struktur), tiang pancang urnumnya terbuat dari pipa baja atau beton
yang dipancang sampai kedalaman tanah keras
43
Dihitung agar sesuai lebar bentangan dan mampu memikul
beban. Tebal balok : 1/5 - 1 / 10 ( beton bertulang )
Balok anak
Dihitung agar dimensi balok mampu stabil dalam menyalurkan
gaya.
Material ; beton bertulang.,
Dinding1partisi.
Material dincling / partisi kaca, bata, dan kayu. Dimensi :
Tebal kaca 5 mm.
Tebal bata 17 cm.
4.4.2 Analisa Sistem Upper Struktur.
Upper struktur yang dimaksud adalah struktur atas yang berhubungan
dengan atap. Atap merupakan bagian paling atas dad satu bangunan yang
melindungi gedung dan penghuninya secara fisik maupaun metafisik.
Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang dilindungi, bentuk
dan kostruksi yang dipilih dan lapisan penutupnya. Daerah tropis atap
merupakan salah satu bagian terpenting.
Fungsi atap:
Melindungi bangunan dan air, angin, dan panas.
Menyalurkan air hujan.
Material penutup atap:
Material alami ( lokal ) seperti : sirap, alang -alang, ijuk.
Material pabrikasi seperti : Asbes, ondeline, genteng dan lain –
lain
44
Perencanaan drainase ditentukan atau dipengaruhi oleh :
Topografi ( kemiringan tanah )
Kemiringan tanah pada site perencanaan relatif datar sehingga
membutuhkan pengaturan sistem drainase yang memungkinkan
aliran air buangan atau limbah secara baik rnenuju drainase kota
dan lingkungan.
Jenis Tanah.
Keadaan tanah pada site perencanaan adalah tanah yang tidak
mudah meyerap air sehingga kemungkinan terjadinya genangan air
dalam site cukup besar.
b. Sistem Persampahan.
Site perencanaan belum memiliki sarana persampahan yang baik
sehingga perlu direncanakan sistem persempahan baru guna menampung
sampah-sampah dan selanjutnya diangkut untuk dibuang ke tempat
pembuangan umum atau sampah kota
Gambar :Sistem Persampahan
45
Gambar 4.15 Sistem persampahan
Sumber: Hasil analisa 2013
46
Gambar 4.16 Sistem penyediaan air bersih
Sumber: Hasil analisa 2013
b. Air Kotor
Mengingat rancangan objek studi adalah pasar yang secara umum
menghasilkan cukup banyak limbah (padat maupun cair), maka
sekiranya
diperhatikan sistem pembuangan air kotor pada bangunan (terutama
pada area basahan), sehingga tidak mengganggu segala kegiatan yang
berlangsung di dalam pasar. Selain itu, pengolahan dan pembuangan air
hujan juga perlu diperhatikan, sehingga sebisa mungkin tidak
mengganggu kondisi tapak bangunan.
Dapat dilihat, pada pengolahan air kotor juga terdapat STP (sewage
treatment plant), hal ini dimaksudkan agar limbah yang dihasilkan
sedikit
mungkin atau sama sekali tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
Adapun sistem pembuangan air hujan dari dalam maupun luar bangunan
objek studi, salah satunya yaitu menggunakan sistem lubang biopori.
47
Gambar 4.18 Sistem pembuangan air hujan
Sumber: Hasil analisa 2013
48
Sistem distribusi
Untuk memenuhi segala kebutuhan elektrikal bangunan, maka listrik
tersebut didistribusikan melalui suatu terminal, pada terminal ini,
masing-masing cabang menggunakan sebuah central fuse box (untuk
mengontrol jika tejadi kebakaran) dengan demikian bila pada salah satu
cabang utama terjadi kerusakan maka cabang-cabang yang lainnya
masih tetap aman.
Bagan Diagram Sistem Jalur
:Distributing cable
:Main dishibution
1 : Bafteray
2 : Genset
3 : PLN
4 : Transfo
5 : ATS
6 : Main panel
Zekering box
7 : Sub zekering
Sub trans fb
d. Sistem penghawaan.
49
Sistern penghawaan pada bangunan dapat dilakukan melaui dua
altematif yaitu : sebagai berikut:
Penghawaan buatan, dengan mengadakan bukaan - bukaan
yang cukup untuk mendapatkan penghawaan alarni secara langsung.
Gambar : Sistem penghawaan alami
50
Gambar: altematif 1 sistem penghawaan buatan
Sistem AC indifidu, yaitu masing - masing individu memakai serta
mengontrol unit AC sendiri sesuai dengan kebutuhan
Gambar: Sistem AC individu
51
Gambar: Alternatif 2 sistem komunikasi
Sistem langsung, para konsumen dapat berhubungan langsung dengan
tempat lain tanpa harus melewati operator.
Bagan : Diagram jaringan horisontal antara telepon dan interkom.
Keterangan :
1. Saluran horisontal
2. Pembagian saluran horisontal
3. Saluran ke pesawat telepon
4. Pembagi saaluran kabel
5. Saluran ke interkom
52
Terdiri dari pipa - pipa yang bercorak horisontal yang diletakan
dekat langit-langit pada bangunan. Pipa -pipa ini berisi air penuh
yang dapat keluar atau menyembur secara otomatis pada
temperatur tertentu.
Gambar Gambar sprinkler system
53