Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
4.1 Latar Belakang
Bahan pakan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap ternak. Sebagian besar
bahan pakan terdiri dari unsur-unsur pokok yaitu air, mineral, karbohidrat, lemak dan
protein. Kelima unsur ini dibutuhkan oleh hewan ternak dan manusia untuk
pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup pokok. Makanan ternak berisi zat nutrisi
dengan kandungan yang berbeda-beda karena itu perlu dilakukan analisis untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak. Kualitas bahan
pakan dan komponennya ini dapat dinilai melalui tiga tahapan penlaian, yaitu secara
fisik, kimia, dan biologis. Tahapan dari penilaian ini dapat dilakukan melalui analisis
proksimat dan daya cerna.
Analisis proksimat merupakan suatu metode analisis secara kimia untuk
mengidentifikasikan kandungan zat makanan dari suatu bahan pakan atau pangan.
Komponen fraksi yang dianalisis masih mengandung komponen lain dengan jumlah yang
sangat kecil, yang seharusnya tidak masuk ke dalam fraksi yang dimaksud, itulah
sebabnya mengapa hasil analisis proksimat menunjukkan angka yang mendekati angka
fraksi yang sesungguhnya. Analisis proksimat berupa analisa kadar air, kadar abu, bahan
kering, analisa protein kasar, lemak kasar dan analisa serat kasar. Pada setiap analisis
terdapat metode-metode yang berbeda. Pada dasarnya, analisis proksimat bermanfaat
dalam mengidentifikasi kandungan zat makanan dari suatu bahan pakan atau pangan
yang belum diketahui sebelumnya yang selanjutnya disebut sampel. Selain dari itu,
analisis proksimat merupakan dasar dari analisis-analisis yang lebih lanjut. Analisis
proksimat bermanfaat dalam menilai dan menguji suatu bahan pakan atau pangan dengan
membandingkan nilai standar zat makanan atau zat pakan dengan hasil analisisnya.
Analisis secara biologis berupa analisis kecernaan pakan dan tingkat
palatabilitas. Analisis biologis ini dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan.
Analisis biologis pada ternak sama dengan analisis daya cerna pada ternak. Daya cerna
adalah jumlah fraksi nitrogen dari bahan pakan yang dapat diserap untuk pertumbuhan.
Pengukuran kecernaan atau nilai cerna suatu bahan pakan adalah usaha menentukan
jumlah nutrien dari suatu bahan pakan yang didegradasi dan diserap dalam
4.2 Tujuan
BAB II
MATERI METODE
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Analisis Proksimat
2.2.1.1 Protein Kasar
 Alat
Dalam analisis proksimat protein kasar, alat yang digunakan adalah
labu kjehdal, alat destruksi,
 Bahan
Dalam analisis proksimat protein kasar, bahan yang dibutuhkan
adalah jagung sebanyak 0,5 gram, 1 gram CU2SO4, 1 gram K2SO4,
15 ml H2SO4, 20 ML Aquades
2.2.1.2 Lemak Kasar
 Alat
Dalam analisis proksimat lemak kasar, alat yang digunakan adalah
 Bahan
Dalam analisis proksimat lemak kasar, bahan yang digunakan
adalah
2.2.1.3 Serat Kasar
 Alat
Dalam analisis proksimat serat kasar, alat yang digunakan adalah
 Bahan
Dalah analisis proksimat serat kasar, bahan yang digunakan adalah
4.1.2 Nilai Biologis
 Alat
Dalam nilai biologis, alat yang digunakan adalah
 Bahan
Dalam niali bilogis, bahan yang digunakan adalah 8 ekor ayam, 60 gram
jagung, 60 gram bekatul, 60 gram BR1, Air
4.2 Prosedur Kerja
4.1.1 Analisis Proksimat
2.2.1.1 Protein Kasar

Timbang Sampel ±0,5


gram

Tambahkan CU2SO4 1gr +


K2SO4 2gr

Tambahkan H2SO4
sebanyak 15 ml

Destruksi hingga berwarna


hijau jernih

Dinginkan dan tambahkan


Aquades 20 ml+NaOH 40%

Destilasi (H3BrO3 25 ml + 3
tetes indikator MM)
2.2.1.2 Lemak Kasar

Timbang Sampel sebanyak


1 gram pada kertas saring

Oven pada suhu 60 C


selama 24 jam

Timbang Panas-panas

Soxhlet

Oven pada sushu 60 C selama


24 jam

Timbang Panas-panas

2.2.1.3 Serat Kasar


4.1.2 Nilai Biologis
BAB III
HASIL PENGAMATAN
4.1 Proksimat
4.1.1 Protein Kasar
No. Berat Sampel HCl N Protein Kasar
(gram) (ml) HCl (%)
1. 0,5046 4,55 0,1 7,89

4.1.2 Lemak Kasar


Sebelum Dioven Setelah Dioven 1 Setelah Dioven 2 Lemak
Berat Kertas

(gram) (gram) (gram) Kasar


(gram)

Berat Berat Berat (%)


No

Berat Berat Berat


Sampel Sampel Sampel
Sampel Sampel Sampel
+ Kertas + Kertas + Kertas
1. 0,5023 1,0042 0,5019 1,3964 0,8941 1,3414 0,8391 10,96

4.1.3 Serat Kasar

4.2 Nilai Biologis


4.1.1 Data Pengamatan Feses Rata-rata BK feses

Bahan Kering (%)


Berat Alumunium

Sebelum Dioven (gram) Setelah Dioven (gram)


Kode Ayam

Endogenus
Golongan

(gram)

Berat Berat
Berat Berat
Alumunium Alumunium
Feses Feses
+feses +feses
JA1 1,7 50,2 48,5 10,7 9 18,56
JA2 1,6 26,6 25 6 4,4 17,60
KA1 1,9 8,8 6,9 3,2 1,3 18,84
A KA2 1,7 13,3 11,6 3,7 2 17,24
BR1 1,7 22,5 20,8 5,7 4 19,23
BR2 1,7 41,9 40,2 6,3 4,6 11,44
EA1 1,1 28,8 27,7 3,7 2,6 2,2 9,39
EA2 0,8 11,3 10,5 2,6 1,8 17,14

JB1 1,7 41 39,3 6,7 5 12,72


JB2 1,7 44 42,3 11,2 9,5 22,46
KB1 1,7 85 83,3 10,4 8,7 10,44
KB2 1,8 47,5 45,7 7,3 5,5 12,04
B 141,1
BR1 1,8 5,2 3,4 6,6 4,8
8
BR2 1,7 67,1 65,4 9,1 7,4 11,31
EB1 1 2 1 1,7 0,7 0,95 70,00
EB2 1,1 34,5 33,4 2,3 1,2 3,59
JC1 1,8 30 28,2 5,9 4,1 14,54
JC2 1,6 38,8 37,2 6,5 4,9 13,17
KC1 1,7 23,9 22,2 2,2 0,5 2,25
KC2 1,8 51,8 50 3,1 1,3 2,60
C BR1 1,7 36,1 34,4 6,9 5,2 15,12
BR2 1,6 62,5 60,9 8,9 7,3 11,99
EC1 1,4 15,6 14,2 5,8 4,4 7,75 30,99
205,5
EC2 1,2 6,6 5,4 12,3 11,1
6

4.1.2 Data Pengamatan Pakan


A. Bahan Kering Pakan
Berat Berat Sampel Setelah Dioven
Jenis Bahan Kering
Cawan Sebelum Berat Berat
Sampel (%)
(gram) Dioven (gram) Sampel+Cawan Sampel
Jagung 1 19,4141 1,0152 20,3425 0,9284 91,45
Jagung 2 21,489 1,0134 22,4207 0,9317 91,94
Bekatul 1 22,8282 1,0184 23,7693 0,9411 92,41
Bekatul 2 22,4087 1,0121 23,3427 0,934 92,28
Konsentrat 1 18,8711 1,0222 19,8125 0,9414 92,10
Konsentrat 2 18,9206 1,0132 19,8529 0,9323 92,02
B. Bahan Kering Pakan Yang Dikonsumsi
Pakan Pakan Bahan Kering
Bahan Pakan

Sisa
Golongan

Yang Yang Bahan Pakan Yang


Pakan
Diberikan Dikonsums Kering (%) Dikonsumsi
(gram)
(gram) i (gram) (gram)
Jagung - 1 30,2 - 30,2 91,45 27,62
Jagung - 2 30,2 - 30,2 91,94 27,77
Bekatul - 1 30,2 6,9 23,3 92,41 21,53
A
Bekatul - 2 30,1 15,8 14,3 92,28 13,20
BR1 - 1 30 - 30 92,1 27,63
BR1 - 2 30,1 - 30,1 92,02 27,70
Jagung - 1 30,1 - 30,1 91,45 27,53
Jagung - 2 30,1 - 30,1 91,94 27,67
Bekatul - 1 30,2 - 30,2 92,41 27,91
B
Bekatul - 2 30,3 - 30,3 92,28 27,96
BR1 - 1 30 - 30 92,1 27,63
BR1 - 2 30 - 30 92,02 27,61
Jagung - 1 30,2 - 30,2 91,45 27,62
Jagung - 2 30,3 - 30,3 91,94 27,86
Bekatul - 1 30,2 - 30,2 92,41 27,91
C
Bekatul - 2 30,3 - 30,3 92,28 27,96
BR1 - 1 30,3 - 30,3 92,1 27,91
BR1 - 2 30,1 - 30,1 92,02 27,70
4.1.3 Nilai Biologis Pakan (Daya Cerna)
Bahan
Bahan Bahan Bahan Kering
Bahan Pakan
Kering Rata-
Golongan

Kering Kering Feses KCBK


Feses rata
Pakan Feses Endogenus (%)
Bersih KCBK
(gram) (gram) (gram)
(gram)

Jagung - 1 27,62 9,0 1,58 7,42 73,14


81,49
Jagung - 2 27,77 4,4 1,58 2,82 89,85

Bekatul - 1 21,53 1,3 1,58 -0,28 101,30


A 99,06
Bekatul - 2 13,20 2,0 1,58 0,42 96,82

BR1 - 1 27,63 4,0 1,58 2,42 91,24


90,17
BR1 - 2 27,70 4,6 1,58 3,02 89,10

Jagung - 1 27,53 2,6 1,58 1,02 96,29


97,75
Jagung - 2 27,67 1,8 1,58 0,22 99,20

Bekatul - 1 27,91 5,0 1,58 3,42 87,75


B 79,71
Bekatul - 2 27,96 9,5 1,58 7,92 71,67

BR1 - 1 27,63 8,7 1,58 7,12 74,23


80,02
BR1 - 2 27,61 5,5 1,58 3,92 85,80

Jagung - 1 27,62 4,8 1,58 3,22 88,34


83,73
Jagung - 2 27,86 7,4 1,58 5,82 79,11

Bekatul - 1 27,91 0,7 1,58 -0,88 103,15


C 102,26
Bekatul - 2 27,96 1,2 1,58 -0,38 101,36

BR1 - 1 27,91 4,1 1,58 2,52 90,97


89,49
BR1 - 2 27,70 4,9 1,58 3,32 88,01

Keterangan : BK feses endogenus yang dipakai adalah rata-rata BK Feses dari EA dan EB
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Proksimat
Analisis proksimat adalah suatu metode analisis kimia untuk mengidentifikasi
kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat kasar pada suatu zat
makanan dari bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai
penilaian kualitas pakan atau bahan pangan. Ditambahkan oleh pendapat Jossemarie
(2010), analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan
pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya.
Menurut Karnia (2004) Istilah proksimat memeiliki pengertian bahwan hasil analisisnya
tidak menunjukkan angka sesungguhnya, tetapi mempunyai niali mendekati. Hal ini
disebabkan dari komponen praktisi yang dianalisisnya masi mengandung komponen lain
yang jumlahnya sangat sedikit yang seharusnya tidak masuk kedalam fraksi yang
dimaksud. Namun demikian anlisis kimia ini adalah yang paling ekonomis (relative) dan
datanya cukup memadai untuk digunakan dalam enelitian dan keperluan praktis. Analisis
proksimat menganalisis beberapa komponen seperti zat makanan air (Bahan Kering),
bahan anorganik (abu), protein, lemak, dan serat kasar.
1. Protein Kasar
Protein adalah esensial bagi kehidupan arena zat tersebut merupakan
protoplasma aktif dalam semua sel hidup (Anggorodi, 2005). Susi (2001) menyatakan
bahwa bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah kandungan zat makanan dikurangi persentase
air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Kadar Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen dihitung sebagai nutrisi sampingan dari protein. Kadar protein pada analisa
proksimat bahan pakan pada umumnya mengacu pada istilah protein kasar. Protein kasar
memiliki pengertian banyaknya kandungan nitrogen (N) yang terkandung pada bahan
tersebut dikali dengan 6,25. Definisi tersebut berdasarkan asumsi bahwa rata-rata
kandungan N dalam bahan pakan adalah 16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001).
Protein kasar terdiri dari protein dan nitrogen bukan protein (NPN) (Cherney, 2000).
Jumlah protein dalam pakan ditentukan dengan kandungan nitrogen bahan
pakan kemudian dikali dengan faktor protein 6,25. Angka 6,25 diperoleh dengan asumsi
bahwa protein mengandung 16% nitrogen (perbandingan protein : nitrogen = 100:16
=6,25:1). Analisis proksimat protein kasar ini dilakukan dengan tiga tahap pengerjaan
yaitu :
a. Tahap Destruksi
Merupakan perubahan N-protein menjadi amonium sulfat ((NH4)2SO4). Prinsip
destruksi yaitu menghancurkanbahan menjadi komponen sederhana, sehingga nitrogen
dalam bahan terurai dari ikatan organiknya. Nitrogen yang terpisah diikat oleh H2SO4
menjadi (NH4)2SO4. Reaksi distruksi dilakukan dengan cara menimbang bahan ± 0,5
gram kemudian dimasukkan kedalam tabung destruksi. Tambahkan CU2SO4 1gr +
K2SO4 2gr dan H2SO4 sebanyak 15 ml. CU2SO4 1gr + K2SO4 2gr berfungsi sebagai
katalisator. Kemudian masukkan ke dalam kompor destruksi lalu dipanaskan pada shu
tertentu selama 1 jam. Fungsi dari kompor destruksi sebagai katalisator. Reaksi Destruksi
: N organik + H2SO4 (NH4)2SO4 + H2O + NO3 + NO2 (Suparjo, 2010).

b. Tahap Destilasi
Prinsio dari destilasi yaitu memecah (NH4)2SO4 menjadi NH3 yang kemudian
ditangkap oleh H3BO3. Hasil destruksi pertama dilarutkan degan menggunakan aquades
sebanyak 20ml dan tambahkan NaOH 40% seanyak.... melalui dinding tabung.larutan
akan berwarna biru jika NaOH sudah cukup dan berwarna coklat apabila NaOH masih
kurang. NaOH berfungsi untuk merubah (NH4)2SO4 menjadi NH4OH yang apabila
dipanaskan akan berubah menjadi gas NH3 dan kemudian dikondensasi berubah menjadi
larutan. NH3 kemudian mengalir ke dalam tabung yang sudah berisi larutan H3BO3. NH3
kemudian ditangkap oleh H3BO3 menjadi (NH4)3BO3 yang ditandai dengan berwarna
hijau. Proses destilasi berakhir apabila larutan yang ada dalam tabung erlenmeyer sudah
berisi larutan sebnyak 200 ml. Reaksi dari proses destilasi :
(NH4)2SO4 + 2 NaOH 2NH4OH + Na2SO4
c. Tahap Titrasi

2. Lemak Kasar
Prinsip kerjanya yaitu melarutkan (ekstraksi) lemak yang terdapat dalam bahan
dengan pelarut lemak (ether) selama 2-8 jam. Ekstraksi menggunaka alat sokhlet.
Beberapa pelarut yang dapat digunakan yaitu kloroform, heksana dan aseton. Lemak
yang terekstraksi (larut dalam pelarut) terakumulasi dalam wadah pelarut (labu sokhlet)
kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu
105 C. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak (titik didih lemak lebih besar dari
105 C, sehingga tidak menguap dan tinggal di dalam wadah). Lemak yang tinggal di
wadah ditentukan beratnnya.
Pada praktikum ini dilakukan dengan metode sokhlet yaitu dengan memasukkan
sampel kedalam alat sokhlet. Hal ini sesuai dengan Soejono, 1990 yaitu kandungan
lemak suatu bahan pakan dapat ditentukan dengan metode sokhlet, yaitu proses ekstraksi
suatu bahan dalam tabung sokhlet. Kadar lemak jagung pada praktikum ini sebesar......
Lemak yang didapatkan dari analisis lemak ini bukan lemak murni. Selain mengandung
lemak sesungguhnya, ekstrak eter juga mengandung waks (lilin), asam organik, alkohol,
dan pigmen, oleh karena itu fraksi eter untuk menentukan lemak tidak sepenuhnya benar
(Aggorodi, 1994). Penetapan kandungan lemak dilakukan dengan larutan heksan sebagai
pelarut. Fungsi dari larutan hekan adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk
melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih (Mahmudi,
1997).
3. Serat Kasar
Prinsip utama dari serat dalam pakan adalah kemampuannya mengikat air,
selulosa dan pektin. Serat kasar adalah bagian dari pakan yang tidak dapat dihidrolisis
oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam
sulfat (H2SO4 1,25%) dan natrium hidroksida (NaOH 3,25%). Menurut Danuarsa (2006)
serat kasar adalah semua zat organik yang tidak larut dalam H2SO4 0,3 N dan dalam
NaOH 1,5 N yang berturut-turut dimasak selama 30 menit.
4.2 Nilai Biologis
DAFTAR PUSTAKA
Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada. Yohyakarta
Mahmudi, S.P dkk. 1997. Pembuatan Pakan Ternak Unggas. Penerbit CV. Amisco. Jakarta
Danuarsa. 2006. "Analisis Proksimat dan Asam Lemak Pada Beberapa Komoditas Kacang-
kacangan". Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 1
LAMPIRAN
 Foto Kegiatan Praktikum
 Perhitungan
 Analisis Proksimat
A. Protein Kasar
ml HCl ×N HCl ×0,014 ×6,25
PK/N = × 100%
Berat Sampel
4,55 ×0,1 ×0,014 ×6,25
= × 100%
0,5046
0,0398125
= × 100%
0,5046

= 7,89 %
B. Lemak Kasar
Berat Sampel Setelah Dioven 1−Berat Sampel Setelah Dioven 2
LK = × 100%
Berat Sampel Sebelum Dioven
1,3964−1,3414
= × 100%
1,0042
0,005
= 1,0042 × 100%

= 5,48 %
C. Serat Kasar
23,6479−21,5100
SK = × 100%
5,477
2,1379
= × 100%
5,477

= 39,034 %
 Nilai Biologis
A. Bahan Kering Feses

Berat Feses Ssetelah Dioven (Kering)


Rumus : BK = × 100%
Berat Feses Sebelum Dioven (Basah)
 Golongan A
JA1 JA2
9 4,4
BK = × 100% BK = × 100%
48,5 25

= 18,56 % = 17,60 %
KA1 KA2
1,3 2
BK = × 100% BK = × 100%
6,9 11,6

= 18,84 % = 17,24 %
BR1 BR2
4 4,6
BK = × 100% BK = × 100%
20,8 40,2

= 19,23 % = 11,44 %

EA1 EA2
2,6 1,8
BK = × 100% BK = × 100%
27,7 10,5

= 9,39 % = 17,14 %

 Golongan B
JB1 JB2
5 9,5
BK = × 100% BK = × 100%
39,3 42,3

= 12,72 % = 22,46 %
KB1 KB2
8,7 5,5
BK = × 100% BK = × 100%
83,3 45,7

= 10,44 % = 12,04 %

BR1 BR2
4,8 7,4
BK = × 100% BK = × 100%
3,4 65,4

= 141,18 % = 11,31 %

EB1 EB2
0,7 1,2
BK = × 100% BK = × 100%
1 33,4

= 70 % = 3,59 %

 Golongan C
JC1 JC2
4,1 4,9
BK = × 100% BK = × 100%
28,2 37,2

= 14,54 % = 13,17 %
KC1 KA2
0,5 1,3
BK = × 100% BK = × 100%
22,2 50

= 2,25 % = 2,60 %

BR1 BR2
5,2 7,3
BK = × 100% BK = × 100%
34,4 60,9

= 15,12 % = 11,99 %

EC1 EA2
4,4 11,1
BK = × 100% BK = × 100%
14,2 5,4

= 30,99 % = 205,56 %

B. Rata-rata Bahan Kering Endogenus


Endogenus Golongan A Endogenus Golongan B
EA1+EA2 EB1+EB2
EA = EB =
2 2
2,6+1,8 0,7+1,2
= =
2 2
4,4 1,9
= =
2 2

= 2,2 = 0,95
Endogenus Golongan C Rata-rata Endogenus Yang Dipakai
EC1+EC2 EA+EB
EC = Endogenus =
2 2
4,4+11,1 2,2+0,95
= =
2 2
15,5 3,15
= =
2 2

= 7,75 = 1,58
C. Bahan Kering Pakan

Berat Sampel Setelah Dioven


Rumus : BK = × 100%
Berat Sampel Sebelum Dioven

Jagung 1 Jagung 2
0,9284 0,9317
BK = × 100% BK = × 100%
1,0152 1,0134

= 91,45 % = 91,94 %
Bekatul 1 Bekatul 2
0,9411 0,934
BK = × 100% BK = × 100%
1,0184 1,0121

= 92,41 % = 92,28 %
Konsentrat 1 Konsentrat 2
0,9414 0,9323
BK = 1,0222
× 100% BK = 1,0132
× 100%

= 92,10 % = 92,02 %

D. Bahan Kering Pakan Yang Dikonsumsi

Rumus : Pakan Yang Dikonsumsi (gram) × Bahan Kering Pakan (%)

 Golongan A
JA1 JA2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30,2 x 91,45 30,2 x 91,94
= =
100 100

= 27,62 gram = 27,77 gram


KA1 KA2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
23,3 x 92,41 14,3 x 92,28
= =
100 100

= 21,53 gram = 13,20 gram


BR1 BR2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30 x 92,1 30,1 x 92,02
= =
100 100

= 27,63 gram = 27,70 gram


 Golongan B
JB1 JB2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30,1 x 91,45 30,1 x 91,94
= =
100 100

= 27,53 gram = 27,67 gram


KB1 KB2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30,2 x 92,41 30,3 x 92,28
= =
100 100

= 27,91 gram = 27,96 gram


BR1 BR2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30 x 92,1 30 x 92,02
= =
100 100

= 27,63 gram = 27,61 gram


 Golongan C
JC1 JC2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30,2 x 91,45 30,3 x 91,94
= =
100 100

= 27,62 gram = 27,86 gram


KC1 KC2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30,2 x 92,41 30,3 x 92,28
= =
100 100

= 27,96 gram
= 27,91 gram
BR1 BR2
BK Pakan Yang Dikonsumsi BK Pakan Yang Dikonsumsi
30,3 x 92,1 30,1 x 92,02
= =
100 100

= 27,91 gram = 27,70 gram


E. Nilai Biologis (Daya Cerna)

BK Pakan Yang Dikonsumsi−(BK Feses−BK feses endogenus)


Rumus : KCBK = × 100%
BK Pakan Yang Dikonsumsi

 Golongan A
Jagung-1 Jagung-2
27,62−(9−1,58) 27,77−(4,4−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,62 27,77
27,62−7,42 27,77− 2,82
= × 100% = × 100%
27,62 27,77
20,2 24,95
= 27,62 × 100% = 27,77 × 100%

= 73,14 % =89,85 %
Bekatul-1 Bekatul-2
21,53−(1,3−1,58) 13,20−(2,0−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
21,53 13,20
21,53−(−0,28) 13,20−0,42
= × 100% = × 100%
21,53 13,20
21,81 12,78
= 21,53 × 100% = 13,20 × 100%

= 101,30 % = 96,81%
BR-1 BR-2
27,63−(4,0−1,58) 27,70−(4,6−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,63 27,70
27,63−2,42 27,70−3,02
= × 100% = × 100%
27,63 27,70
25,21 24,68
= 27,63 × 100% = 27,70 × 100%

= 91,24% =89,09%

 Golongan B
Jagung-1 Jagung-2
27,53−(2,6−1,58) 27,67−(1,8−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,53 27,67
27,53−1,02 27,67−
= × 100% = × 100%
27,53 27,67
26,51
= 27,53 × 100% = 27,67 × 100%

= 96,29 % =%
Bekatul-1 Bekatul-2
27,91−(5,0−1,58) 27,96−(9,5−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,91 27,96
27,91−3,42 27,96−7,92
= × 100% = × 100%
27,91 27,96
24,49 20,04
= 27,91 × 100% = 27,69 × 100%

= 87,74 % = 72,37%
BR-1 BR-2
27,63−(8,7−1,58) 27,61−(5,5−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,63 27,61
27,63−7,12 27,61−3,92
= × 100% = × 100%
27,63 27,61
20,51 23,69
= 27,63 × 100% = 27,61 × 100%

= 74,23% = 85,80%

 Golongan C
Jagung-1 Jagung-2
27,62−(4,8−1,58) 27,86−(7,4−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,62 27,68
27,62− 27,68−
= × 100% = × 100%
27,62 27,68

= 27,62 × 100% = 27,68 × 100%

= % =%
Bekatul-1 Bekatul-2
27,91−(0,7−1,58) 27,96−(1,2−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,91 27,96
27,91− 27,96−
= × 100% = × 100%
27,91 27,96

= 27,91 × 100% = 27,96 × 100%

= % =%
BR-1 BR-2
27,91−(4,1−1,58) 27,70−(4,9−1,58)
KCBK = × 100% KCBK = × 100%
27,91 27,70
27,91− 27,70−
= × 100% = × 100%
27,91 27,70

= 27,91 × 100% = 27,70 × 100%

=% =%

Anda mungkin juga menyukai