Halaman
SAMPUL DALAM i
PERSETUJUAN iii
PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
BIODATA vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
2.11 Diac 19
2.12 Triac 21
BAB 5 KESIMPULAN 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Pesawat Paraffin Bath tersebut terbiri dari heater,seting suhu,sensor suhu dan
buzzer yang memiliki panas tertentu sehingga dapat mencairkan lilin.Lilin
tersebut khusus sehingga tidak mengakibatkan efek samping kesetiap pengguna,
dan tidak dapat melukai pengguna walau dengan suhu tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai terapi lilin.
Dari uraian diatas, pesawat, parafin bath digunakan untuk terapi lilin penting
bagi penderita asam urat, rematik, pembengkakan, memar, pengapuran pada
telapak kaki dan tangan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat dan
membahas pesawat tersebut dengan bentuk modul dan karya tulis. Adapun judul
karya tulis tersebut adalah:
1
RANCANG BANGUN PESAWAT PARAFIN BATH
Dalam merancang alat paraffin bath ini, menggunakan suhu konstan, dengan
pemilihan 40 ºc, 50 ºc,60 ºc dan lilin yang digunakan sebagai media adalah lilin
khusus yaitu paraffin
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini metode yang digunakan adalah sebagai
barikut:
1. Studi Pustaka, yaitu dengan mencari dan mempelajari buku-buku dan
sumber-sumber literature yang berhubungan dengan karya tulis ini.
2. Studi lapangan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Moawardi solo dan kerja
di Rumah Sakit St.Elisabeth bekasi
3. Melakukan peracangan dan pembuatan modul.
4. Melakukan pengukuran/ pengambilan data dan uji coba modul.
5. Analisa data
6. Menyusun karya tulis yang merupakan hasil studi kepustakan dan
pendataan pada modul.
2
1.5 SISTEM MATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah dalam mempelajari serta memahami karya tulis ini, penilis
menyajikan karya tulis ini dengan beberapa bab yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian terapan,
pembatasan masalah, metodologi penelitian dan system matika
penulisan.
BAB 5 KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dari hasil yang diperoleh berdasarkan pendataan
dan pembahasan masalah secara teori.
3
BAB 2
DASAR TEORI
Tubuh kita terdiri dari jutaan bahkan bermilyar sel-sel yang membentuk
jaringan, seperti otot, urat, daging, kulit, organ-organ dalam, lidah, mata, telinga,
otak, dan sebagainya yang akhirnya berbentuk manusia. Setiap sel mempunyai
misi atau program tertentu guna mendukung kehidupan tubuh manusia, misalnya
sel kulit akan tumbuh menjadi kulit, sel darah-merah mempunyai misi
menghantar oksigen dan senyawa-senyawa kimia, sel-sel jaringan saraf
menghantar perintah atau informasi dari dan ke otak. Fungsi kerjanya yang
begitu rumit didalam tubuh kita akan menjadi tidak normal bila orang tersebut
terganggu psikis-nya misalnya karena stress, tertimpa musibah, patah hati, atau
hal-hal lainnya.
5
perendaman pada lilin paraffin bath maka telapak kaki dan tangan akan berbentuk
seperti sarung tangansetelah itu lilin dikupas dari telapak kaki dan tangan
Pesawat parafin bath adalah alat terapi dengan menggunakan metode lilin
parafin bath dimana lilin tersebut dicairkan pada suatu chamber dengan
menggunakan heater berikut adalah gambar dari parafin bath dapat dilihat dalam
gambar 2.2
1. Kesemutan,
2. Pembengkakan,
3. Sakit asam urat,
4. Pengapuran,
5. Memar,
6. Rematik.
Dengan teknologi saat ini, Alat ini mampu untuk menteraphy sel-sel yang
sakit ditubuh manusia, agar pulih dan kembali berfungsi normal. Dengan di
rendam didalam wadah yang berisi lilin cair, oleh Ahli Teraphis kepada pasiennya
yang sakit Pada telapak / jari-jari tangan / kaki pasien. Dan juga berfungsi untuk
menghaluskan kulit, mengurangi rasa sakit pada otot, dan meningkatkan
kekebalan kulit penulis menyajikan pertolongan yang terbaik untuk memperbaiki
gangguan urat saraf, mengendorkan otot-otot, dan menghilangkan rasa lelah
dengan suhu panas dan membantu peredaran darah yang tersumbat pada telapak
6
kaki dan tangan.Lilin ini khusus sehinga tidak mengalami iritasi pada telapak kaki
dan tangan .
2. 3 IC LM 35 Sensor Suhu
LM 35 Vout
7
2.4 Transitor Sebagai Saklar
NPN
PNP
Pada saat transistor cut off, maka arus basis sama dengan nol sehingga
mengakibatkan tidak ada arus yang mengalir dari colektor ke emitor, dapat dilihat
pada gambar 2.7 transistor dalam kondisi terbuka
8
RB RC
VCB
PNP VCE
VBE
+
+
Vbb − Vbe
Ic = (2.1)
Rb
Arus yang mengalir pada kolektor (Ic) pada saat transistor saturasi adalah
Vcc
Ic = (2.2)
Rc
Vbb − Vbe
Ib = (2.3)
Rb
9
Transistor sebagai saklar tertutup seperti pada gambar 2.
RB1 RC1
VCB
PNP
VBE VCE
+
+
V2 3
+
6 Vout
V1 2
-
LM741
4
- Vcc
10
Penguat operasional memiliki terminal-terminal sebagai berikut :
Rin Rf
Vo = Vi
Acl = Vo = 1
Pengikut tegangan digunakan karena tahanan masukannya yang tinggi, karena itu
arus yang dialirkan dari sebuah sumber 7isyarat dapat diubah.
+Vcc
V2 3
+ Vout
46
V1 2
-
LM741
11
2.5.2 Op-Amp sebagai komparator
Operasional amplifier sebagai komparator adalah suatu rangkaian yang
berfungsi untuk membandingkan tegangan input (Vin) dengan tegangan referensi
(Vref). Selisih antara tegangan referensi dengan tegangan input tersebut yang akan
menentukan nilai tegangan keluarannya. Rangkaian Op-Amp sebagai komparator
dapat dilihat pada gambar berikut :
R3 7
Vi 3
+
6
+V Vref 2
- LM741
R2
R1 4
Tegangan referensi mempunyai besaran yang tetap dan ada pada salah satu
input, sedangkan Vin adalah tegangan input yang besarnya tidak tetap dan
inputannya pada kaki yang lainnya.
Besarnya tegangan keluaran dari rangkaian komparator dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Vo = (Vref – Vin) Aol (2.5)
Dimana :
Vo = Tegangan keluaran Vref = Tegangan referensi
Vin = Tegangan input Aol = Penguatan loop terbuka
Pada komparator hanya terdapat dua keadaan keluaran yaitu :
a. Pada saat masukan inverting lebih besar dari pada non inverting
(Vin>Vref), maka keluarannya adalah negatif satu rasi.
b. Vo = Vsat
c. Pada saat masukan inverting lebih kecil dari pada non inverting
(Vin<Vref), maka keluarannya adalah positif satu rasi.
Vo = + Vsat
12
2.6 IC 4066 Sebagai Billateral Switch
13
Gambar 2. 11Konfigurasi penyemat IC 4017
0 X 0 N
X 1 0 N
X X 1 Qo
0 0 N+1
X 0 N
14
2.8 IC ADC 7107
IC 7107 sebagai tampilan suhu
15
Gambar 2.12 Gambar konfigurasi IC 7107
Keterangan Gambar :
1. tegangan masuk Vi
2. tegangan referensi
3. rangkaian pembalik
4. tahanan integrator
5. kapasitor integrator
6. IC integrator
7. Comparator
8. control logig
9. ocilator
10. rangkaian pembagi empat
11. counter
12. data latch
13. display seven segmen
16
2.9 Opto Triac
2.9.1 Konfigurasi opto triac
Opto triac adalah pengendali triac yang berisolasi secara optic. IC ini terdiri
dari sebuah triac gaAS infra red emitting diode dan sebuah switch bilateral yang
bisa diaktifkan oleh cahaya, dimana fungsinya mirip dengan sebuah triac. IC ini
didesaint special untuk antar muka (intervesing) antara rangkaian pengendali
beban induktif atau relative dengan tegangan operasional 115V s/d 240 AC yang
dikontrol oleh triac.
Keunggulan opto triac
- Memiliki arus led yang stabil
- Kemampuan isolasi tegangan sampai 5300V AC
- Titik kerja tegangan sampai 400 V
Aplikasi dari opto triac :
- Pengendali selonoid valve control
- Pengendali motor
- Peredup lampu
Untuk lebih jelas cara kerja dari opto triac berikut ini adalah gambar dari opto
triac dapat dilihat dalam gambar 2.13
17
Gambar 2.13. Konfigurasi opto triac
Transfer karakteristik
Dalam circuit ini fasa dari PLN dihubungkan ke circuit kemudian kebeban lalu
keground, resistor 39Ω dan Capasitor 0,01μf untuk menghilangkan speake pada
triac, dan resistor 470Ω dan capasitor 0,05μf untuk menghilangkan speake pada
opto triac komponen-komponen ini.
2.10 Diac
18
Gambar 2.14 adalah gambar dari Diac, symbol rangkaian pengganti dan kontruksi
diac, symbol rangkaian pengganti dan kontruksi diac.
D1
Diac
Gambar 2.14 Symbol diac
Terminal-terminal DIAC tidak diberi nama, jadi dapat dapat dipasang secara
sembarang. Dapat dipakai untuk mengatur-atur daya dengan tanpa menimbulkan
kerugian-kerugian dan dapat dipakai untuk menyulut SCR selain itu dapat pula
digunakan untuk merubah gelombang sinus menjadi pulsa-pulsa jarum
S1 S2
+ +
Apabila titik Apada keadaan forward bias maka saklar S1 ON, Sedangkan
saklar S2 Off sebaliknya jika titik B pada keadaan forward bias, maka saklar S2
On dan saklar S1 Off (terbuka). Demikian seterusnya kerja diac,seolah-olah
merupakan saklar arus bolak-balik.dalam keadaan forward menghantar (On) dan
dalam keadaan reverse juga menghantar.dari hasil percobaan akan didapat bentuk
kurva karakteristik Diac.
Karena diac adalah salah satu komponen elektronika yang dapat menghantar
dengan arah bolak-balik, maka karakteristiknya pun akan berbentuk kurva seperti
19
ditunjukan gambar 2.16 jadi dalam keadaan forward maupun reverse, curvanya
sama.
+Id (arus Diac)
-Vd +Vd
-Id
2.11 Triac
A
TRIAC
G K
Gambar 2.17 Symbol triac
20
2.11.2 Prinsip kerja triac
Pada gambardari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa electrode triac terdiri
dari anoda (A). Katoda (K) dan Gate (G) Dengan bantuan Gambar2.18 maka
dapat dijelaskan prinsip kerja/cara kerja triac sebagai berikut
+
S1 S2 + V2
10V
21
+Ia
Karakteristik main
2V 1V 0V
-----------------
-Vak +Vak
2V 1V 0V
Karakteristik terbalik
-Ia
22
Gambar 2.15 Kontruksi seven segment common anoda
1 0 1 1 0 0 0 0
2 1 1 0 1 1 0 1
3 1 1 1 1 0 0 1
4 0 1 1 0 0 1 1
5 1 0 1 1 0 1 1
6 0 0 1 1 1 1 1
7 1 1 1 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 1 1 0 0
23
Seven segment dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu common anoda dan
common katoda. Sedangkan dalam pembuatan modul ini seven segment yang
digunakan adalah common anoda.
VCC
a b c d e f g
Masukan
Gambar 2.16 Seven segment common anoda
24
BAB 3
KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
Bab ini membahas perencanaan pesawat parafin bath yang memanfaatkan lilin
yang dicairkan/dipanaskan terlebih dahulu diatur suhunya sesuai dengan yang
dibutuhkan berdasarkan pada tujuan dari parafin bath itu sendiri.
satusama lainnya untuk mengatur pemanasan. Catu daya yang digunakan ada
beberapa macam antara lain tegangan tegangan +5V DC, -5V DC dan 220 V AC.
27
SETTING DISPLAY
SUHU
BUFFER
HEATER COMPARATOR
SENSOR
SUHU BUFFER
28
saturasi sehingga transistor bekerja mengaktifkan opto triac kemudian
akan menyalakan heater. Sedangkan jika sensor suhu lebih besar dari
setting suhu maka keluaran dari IC LM 741 pin 6 akan low sehingga akan
mematikan rangkaian heater. Suhu yang terdeteksi pada rangkaian sensor
suhu akan ditampilkan pada display.
Rangkaian sensor suhu berfungsi untuk merubah panas atau suhu menjadi besaran
tegangan. Rangkaian ini terdiri dari IC LM 35 dan IC 741. Rangkaian sensor suhu ini
menggunakan catu daya +5 volt. IC LM 35 menghasilkan perubahan tegangan 10
mV/°C, keluarannya akan melewati buffer (IC 741) yang berfungsi sebagai
penyangga tegangan yang lewat agar tidak terjadi penurunan tegangan. Kemudian
diteruskan ke rangkaian display. Besar nilai yang ditampilkan pada display adalah
besar suhu yang dideteksi oleh rangkaian tersebut. Berikut adalah gambar dari sensor
suhu serta dapat dalam Gambar 3.2
5V 5V
IN OUT LM741
LM 35 KOMPARATOR
GROUND
-5V
29
Tabel 3.1 Perbandingan nilai suhu dan tegangan
Rangkaian setting suhu berfungsi untuk memilih temperatur sesuai dengan yang
dibutuhkan. Dalam rangkaian setting suhu ini digunakan push button untuk pemilihan
suhu. Untuk mendapatkan suhu yang diinginkan maka digunakan VR (Variabel
Resistor). Adapun suhu yang disettting adalah 40ºc, 50ºc, 60ºc
Untuk mencari Vo digunakan rumus :
R9
Vo = X 4,7V
R8 + R9
2 KΩ
400mV = X 4,7V
R8 + 2 KΩ
400mV 2 KΩ
R8 = X 4,7V =
4700mV R + 2 KΩ
R8 = 0,085 x R8 + 0,17
1,83
R8= =21,5 KΩ
0,085
30
Untuk mencari Vo 500mV :
R10
Vo = X 4,7V
R11 + R10
2 KΩ
500mV = X 4,7V
R10 + 2 KΩ
500mV 2 KΩ
R11 = X 4,7V =
4700mV R + 2 KΩ
R13
Vo = X 4,7V
R12 + R13
2 KΩ
600mV = X 4,7V
R13 + 2 KΩ
600mV 2 KΩ
R13 = X 4,7V =
4700mV R + 2 KΩ
1,75
R13= =13,8 KΩ
0,127
31
5V 5V
U2
4017
Q5-9 R3 R4 R5
Q9 330
R1 Q8 330 330
R2
S1 330 C1 Q7
330 Q6 INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
Q5 40 C
CP1 Q4 50 C 60 C
CP0 Q3 LED1 LED2 LED3
Q2
MR Q1
Q0
5V
R7
10k
R8
IC 4066
R10
1 13 2
D1
R12
R9
R11
11 12 10
BUFFER 2
R13
4 5 3
sensor dengan tegangan dari rangkaian setting. Rangkaian ini terdiri dari IC 741
tegangan setting masuk ke kaki non inverting IC 741. Jika tegangan output sensor
suhu lebih kecil dari tegangan setting suhu maka pada pin 3 IC 741 akan lebih
positif (high), keluaran IC 741 pin 6 akan positif saturasi sehingga transistor
32
tegangan sensor suhu lebih besar dari tegangan setting suhu maka keluaran dari
V2
5V
+V
R2
330
SNSR SUH R3
+5V 2k2
lm 741 U1 R1 Q2
47k TRIAC +
Vs1
220V
-
STNG SHU
-5V
Q1
PNP
Rangkaian display ini terdiri dari tiga buah seven segmen common anoda.
Perancangan rangkaian display ini dibuat untuk menampilkan 2 tampilan, yaitu
yang pertama untuk tampilan setting suhu dan yang kedua untuk tampilan sensor
suhu.
Rangkaian ini terdiri dari IC 7107 sebagai dekoder, transistor sebagai saklar
dan seven segmen common anoda. Adapun besar suhu yang akan ditampilkan
adalah 40°c, 50°c, 6 0°c.
33
INlo
CA OSC1
CA CA
R5 C6
5V 100kΩ 100pF
U2 VCC
U3 U1
A B C D E FG IN
A B C D E FG A B C D E FG IN OSC1 OSC2
D1 7107 OSC2 OSC3
C1 OSC3 Crf
A1
B1 TEST C3
B1
A1 REFhi BUFF R1
C1
F1 REFlo
G1 Cref C1 1
D1 E1 Crf 10kΩ 100nF
2
E1 D2 COMMON R4
G1 C2 INhi INhi
F1 B2 INlo Cref
A2 A2 AZ AZ 10nF
C2 1.0MΩ
F2 F2 BUFF INT
E2 E2 INT C5
D3 D3 MIN REFhi 220nF
B3 B3 G2 10nF 5V
F3 F3 C3 VCC
E3 E3 A3 R6R2
B2 AB4 G3 VCC
POL BP
D2
REFlo 10kΩΩ_LIN
10K
50%
G2 Key = A
C2 0
G3
A3
C3 J1
C4
100nF
0
Key = Space
3
Ln1
Sensor Suhu Setting Suhu
34
BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISIS
30
Table 4.1 Komponen Pendukung Pesawat Parafin Bath
IC LM 324 1
Resistor 10 K 3
2M2 1
330 1
2K2 1
Komparator dan
Transistor C945 1
Heater
Kapasitor 220n 1
Optocoupler 1
TRIAC TIC216D 1
Heater 300 Watt 1
Lampu
IC 4017 1
4066 1
Resisitor ULN 2003 A 1
10K 1
Kapasitor 330 2
22µ 10
Rangkaian Setting Switch 10n 1
Suhu Led UP / DOWN 1
Variabel Resistor 2
10K 8
8
IC LM35 1
Sensor Suhu
IC ADC 7107 1
Commom 1
Seven Segmen Anode 3
Variabel Resistor 50K 1
Rangkaian 10K 1
Display Transistor C9015 3
Resistor 10K 3
Kapasitor 220n 1
Switch 1
31
4.2 METODE PENDATAAN
4.2.1 Pendataan pada pengaturan suhu
Saat pengujian awal pada Simulasi Pesawat Parafin Bath ini, pengaturan
suhu belum bekerja sesuai dengan fungsinya. Misalnya diatur suhu 50 oC, maka
Switch ditekan dan nilainya 50 oC tersebut akan tampil pada tampilan sesuai
dengan yang diatur yaitu 50 oC.
Langkah awal yang penulis lakukan dalam pendataan ini, dengan
memutarkan variable resistor dan mengukur dengan AVO meter digital sesuai
dengan yang dibutuhkan. Jika suhu yang diatur 50 oC maka variable resistor
diputar dan pada AVO meter digital akan menunjukan 500 mV. Pada pengaturan
suhu yang selanjutnya, dilakukan hal yang sama. Maka hasil dari pengujian fungsi
pada pengaturan suhu dapat diatur seuai dengan fungsinya.
32
4.2.3 Pendataan pada Titik Pengukuran
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian pada rangkaian setting
dengan cara mengukur tengangan keluaran dari rangkaian setting referensi. Untuk
mendapatkan tegangan yang diinginkan, maka dapat digunakan variabel resistor
yang keluarannya dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Adapun suhu
perencanaan adalah : 40oC, 50oC, 60oC,
Untuk dapat mengetahui suhu yang diinginkan sesuai dengan yang
direncanakan, maka diadakan pendataan dengan mengukur tegangan-tegangan
yang keluar pada titik pengukuran
33
Tabel 4.2 hasil pengukuran pada rangkaian Buffer Setting
BUFFER SETTING
SETTING DISPLAY THERMOMETER OUTPU
INPUT T
40 40 41 416 400
50 50 51 518 515
60 60 61 624 620
Tabel 4.3 hasil pengukuran pada rangkaian Buffer Sensor
BUFFER SETTING
SETTING DISPLAY THERMOMETER
INPUT OUTPUT
40 40 40 404 415
50 50 50 516 518
60 60 60 622 627
Tabel 4.4 pengukuran pada Titik Pengukuran
SETTING TP1 TP2 TP3 TP4 TP5
40° 416 Mv 400 Mv 412 Mv 414 Mv 5v
50° 518 Mv 516 Mv 515 Mv 518 Mv 5v
60° 615 Mv 616 Mv 612 Mv 614 Mv 5v
Pada suhu di Thermometer 40,2 ºc Display 40ºc. maka bisa dihitung persentasi
kesalahannya sebagai berikut :
40,2 °c - 40 °c
% kesalahan = X 100 % = 0,5 %
40 ºc
Pada suhu Thermometer 50,3ºc Display 50°c. maka bias dihitung persentasi
kesalahannya sebagai berikut :
50,3 °c - 50 °c
% kesalahan = X 100 % = 0,8 %
50 ºc
34
Pada suhu 60 °C
Pada suhu Thermometer 60,4ºc Display 60°c. maka bias dihitung persentasi
kesalahannya sebagai berikut :
60,3 °c - 60 °c
% kesalahan = X 100 % = 0,8 %
50 ºc
35
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan dan realisasi Pesawat Parafin Bath, maka pada
bagian penutup dari karya tulis ini penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Modul rangkaian yang dibuat dapat bekerja dengan baik walaupun kurang
optimal.
kurang presisi
36
DAFTAR PUSTAKA
Malvino, A.P. Ph. D, Alih Bahasa M, O, Tjin. Ph, ” Elektronika Komputer Digital”,
Erlangga, jakarta, 1983.
Robert Coughlin F,Dan Driscol Frederick F,” penguat operasional dan rangkaian terpadu
Slinear”, terjemahan Herman widodo soemitro, Erlangga , jakarta, 1985.
Pearce, evelin C, “Anatomi dan Fiologi Untuk paramedis”. Edisi Keempat, PT Gramedia,
Jakarta, 1985.
Purwntoro Adi, Drs, Kundiana, Drs, “Teknik Digital”, Penerbit Angkasa, Bandung, 1994.
DAFTAR ACUAN
[1] Bagod sudjadi,M.Ed, Dra. Siti lailka,M.Pd, “Biologi Sains Dalam Kehidupan 2A”,
PT Yudistira, Jakarta, 2004.
[3] Yon Rajino, “Dasar Teknik Tenaga Listrik“ Penerbit Andi, Yogyakarta,1997.
39