Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM i

PERNYATAAN KEASLIAN BUKU TUGAS AKHIR ii

PERSETUJUAN iii

PENGESAHAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

BIODATA vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.3 Pembatasan Masalah 2

1.4 Metode Penulisan 3

BAB 2 TEORI DASAR

2.1 Sistem Syaraf dan Otot 4

2.2 Gambaran Umum Pesawat 6

2.3 IC LM 35 Sebagai Sensor Suhu 7

2.4 Transistor Sebagai Saklar 8

2.4.1 Transistor Dalam keadaa Tertutup 9


2.5 Operational Amplifier 11

2.5.1 Op-Amp Sbagai Buffer 12

2.5.2 Op-Amp Sebagai Comparator 13

2.6 IC 4066 Sbagai Billateral Switc 14

2.7 IC 4017 Sebagai Pencacah Decoder 15

2.8 IC 7017 Sebagai Tampilan Suhu 16

2.10 OPTO TRIAC 17

2.11 Diac 19

2.12 Triac 21

2.13 Seven Segmen Common Anode 24

BAB 3 KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

3.1 Perencanaan Secara Blok diagram 27

3.2 Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu 28

3.3 Perencanan Rangkaian Setting Suhu 30

3.4 Perencanan Rangkaian Compator dan Heater 32

3.5 Perencanaan Rangkaian Display 34

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Persiapan Alat Dan Bahan 35

4.2 Metode Pendataan 36

BAB 5 KESIMPULAN 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,


khususnya dibidang ilmu kesehatan, membawa pengaruh besar pada kehidupan
manusia baik langsung maupun tidak langsung, yang memungkinkan terciptanya
peralatan kesehatan yang semakin canggih baik untuk diagnosa maupun untuk
terapi.

Salah satunya adalah di ciptakannya pesawat paraffin bath yang digunakan


untuk terapi. Biasanya pesawat paraffin bath digunakan untuk terapi pada telapak
kaki dan tangan bisanya yang mengalami pembengkakan dan memar pada bagian
talapak kaki dan tangan..

Pesawat Paraffin Bath tersebut terbiri dari heater,seting suhu,sensor suhu dan
buzzer yang memiliki panas tertentu sehingga dapat mencairkan lilin.Lilin
tersebut khusus sehingga tidak mengakibatkan efek samping kesetiap pengguna,
dan tidak dapat melukai pengguna walau dengan suhu tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai terapi lilin.

Dari uraian diatas, pesawat, parafin bath digunakan untuk terapi lilin penting
bagi penderita asam urat, rematik, pembengkakan, memar, pengapuran pada
telapak kaki dan tangan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat dan
membahas pesawat tersebut dengan bentuk modul dan karya tulis. Adapun judul
karya tulis tersebut adalah:

1
RANCANG BANGUN PESAWAT PARAFIN BATH

1.2 TUJUAN PENELITIAN TERAPAN

Adapun tujuan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini sbb :


o Sebagai syarat akhir guna menyelesaikan pendidikan di Politeknik
Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.
o Membuat rancang bangun paraffin bath dengan menggunakan
sensor suhu pada chamber.
o Membuat satu alat terapi yang menggunakan lilin paraffin sebagai
medianya.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Dalam merancang alat paraffin bath ini, menggunakan suhu konstan, dengan
pemilihan 40 ºc, 50 ºc,60 ºc dan lilin yang digunakan sebagai media adalah lilin
khusus yaitu paraffin

1.4 METODOLOGI PENELITIAN TERAPAN

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini metode yang digunakan adalah sebagai
barikut:
1. Studi Pustaka, yaitu dengan mencari dan mempelajari buku-buku dan
sumber-sumber literature yang berhubungan dengan karya tulis ini.
2. Studi lapangan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Moawardi solo dan kerja
di Rumah Sakit St.Elisabeth bekasi
3. Melakukan peracangan dan pembuatan modul.
4. Melakukan pengukuran/ pengambilan data dan uji coba modul.
5. Analisa data
6. Menyusun karya tulis yang merupakan hasil studi kepustakan dan
pendataan pada modul.

2
1.5 SISTEM MATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah dalam mempelajari serta memahami karya tulis ini, penilis
menyajikan karya tulis ini dengan beberapa bab yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian terapan,
pembatasan masalah, metodologi penelitian dan system matika
penulisan.

BAB 2 DASAR TEORI


Menjelaskan dan menerangkan dasar-dasar teori yang menunjang
pembahasan masalah.
BAB 3 KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
Menjelaskan bagian-bagian dari rangkaian yang akan dibuat, serta
merencanakan pembuatan karya tulis.

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Menyajikan cara kerja rangkaian, komponen yang digunakan dalam


pembuata modul serta pengambilan data berdasarkan hasil
pengamatan dan pengukuran yang ada

BAB 5 KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dari hasil yang diperoleh berdasarkan pendataan
dan pembahasan masalah secara teori.

3
BAB 2

DASAR TEORI

2. 1 Sistem Syaraf Dan Otot

Tubuh kita terdiri dari jutaan bahkan bermilyar sel-sel yang membentuk
jaringan, seperti otot, urat, daging, kulit, organ-organ dalam, lidah, mata, telinga,
otak, dan sebagainya yang akhirnya berbentuk manusia. Setiap sel mempunyai
misi atau program tertentu guna mendukung kehidupan tubuh manusia, misalnya
sel kulit akan tumbuh menjadi kulit, sel darah-merah mempunyai misi
menghantar oksigen dan senyawa-senyawa kimia, sel-sel jaringan saraf
menghantar perintah atau informasi dari dan ke otak. Fungsi kerjanya yang
begitu rumit didalam tubuh kita akan menjadi tidak normal bila orang tersebut
terganggu psikis-nya misalnya karena stress, tertimpa musibah, patah hati, atau
hal-hal lainnya.

Berikut ini adalah gambar dari bentuk sel kulit

Gambar 2.1 Struktur dari kulit


Gerakan anggota tubuh dan organ dalam tubuh manusia dilakukan oleh system
otot, jaringan serat lunak yang bisa merenggang dan mengkerut untuk
menghasilkan gerakan. Ada dua jenis otot yang melakukan system dalam tubuh
manusia yaitu; otot sadar yang mengatur pergerakan tangan, kaki, leher dan organ
lainnya. Sedangkan otot yang tak sadar mengatur pergerakan organ dalam seperti
pergerakan otot-otot pencernaan. Otot disebut juga mesin tubuh. Mereka
menyumbang hampir separuh berat tubuh dan mengubah energi kimia menjadi
tenaga yang disalurkan melalui tendon.
Otot yang mengatur pergerakan anggota badan selalu siap bekerja dan
umumnya selalu berfungsi baik bila sering digunakan. Latihan berat akan
memperbesar ukuran otot dan menambah aliran darah ke sana sehingga
meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu. Sebaliknya kurangnya aktivitas
otot bisa melemahkan dan menyia-nyiakan otot. Namun kemungkinan terjadinya
cedera otot karena olahraga dan aktivitas fisik lainnya perlu diperhatikan. Cedera
otot umumnya dapat menimbulkan nyeri, kaku dan bengkak.
Otot disebut juga mesin tubuh. Mereka menyumbang hampir separuh berat
tubuh dan mengubah energi kimia menjadi tenaga yang disalurkan melalui tendon,
ke tulang tubuh dan sendi. Umumnya otot bekerja bersamaan, kerutan pada salah
satu otot diikuti oleh regangan pada otot lainnya. Pada saat kontraksi, otot
memendek sampai 40 persen panjang semula. Kebanyakan otot terikat pada dua
tulang atau lebih. Ketika sebuah otot mengkerut, tulang dimana ia melekat akan
bergerak, demikianlah maka setiap gerak selalu merupakan akibat efek tarik.
Apabila otot mengalami cedera berupa pembengkakkan maka setiap ada kontraksi
akan menimbulkan rasa sakit. Untuk menghilangkan sakit tersebut kita dapat
melakukan therapy panas dengan menggunakan Parafin Bath dengan pengaturan
suhu 40ºC, 50ºC, 60ºC.

2. 2 Gambaran Umum Pesawat Paraffin Bath


Pada penggunaan alat paraffin bath ini pasient atau penderita harus
mencelupkan atau merendam telapak kaki atau tangan dalam sebuah chamber
yang berisi lilin paraffin chair yang dicairkan oleh heater setelah melakukan

5
perendaman pada lilin paraffin bath maka telapak kaki dan tangan akan berbentuk
seperti sarung tangansetelah itu lilin dikupas dari telapak kaki dan tangan
Pesawat parafin bath adalah alat terapi dengan menggunakan metode lilin
parafin bath dimana lilin tersebut dicairkan pada suatu chamber dengan
menggunakan heater berikut adalah gambar dari parafin bath dapat dilihat dalam
gambar 2.2

Gambar 2.2 Pesawat parafin bath

Penyakit Yang Dapat Di Terapy Dengan Menggunakan Parafin Bath :

1. Kesemutan,

2. Pembengkakan,
3. Sakit asam urat,
4. Pengapuran,
5. Memar,
6. Rematik.

Dengan teknologi saat ini, Alat ini mampu untuk menteraphy sel-sel yang
sakit ditubuh manusia, agar pulih dan kembali berfungsi normal. Dengan di
rendam didalam wadah yang berisi lilin cair, oleh Ahli Teraphis kepada pasiennya
yang sakit Pada telapak / jari-jari tangan / kaki pasien. Dan juga berfungsi untuk
menghaluskan kulit, mengurangi rasa sakit pada otot, dan meningkatkan
kekebalan kulit penulis menyajikan pertolongan yang terbaik untuk memperbaiki
gangguan urat saraf, mengendorkan otot-otot, dan menghilangkan rasa lelah
dengan suhu panas dan membantu peredaran darah yang tersumbat pada telapak

6
kaki dan tangan.Lilin ini khusus sehinga tidak mengalami iritasi pada telapak kaki
dan tangan .

2. 3 IC LM 35 Sensor Suhu

Sensor suhu berfungsi mengubah data temperatur yang terbaca menjadi


besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu harus mempunyai kepekaan
terhadap perubahan suhu yang akan diukur.
Sensor suhu yang dipakai dalam perencanaan alat ini adalah IC LM35 produksi
National Semiconductor. IC ini mempunyai ketelitian dan ketepatan yang tinggi
serta mempunyai jangkauan yang memadai untuk pengontrolan yang umum.
IC LM 35 memiliki impendasi keluaran rendah, keluaran linier dan ketepatan
kalibrasi membuat lebih mudah dalam mensinkronkan pembacaan keluaran atau
pengontrolan. Dengan sensitivitas 10mV/°C, keluaran mengalami perubahan
10mV untuk setiap kenaikan suhu 1°C. Jangkauan operasi suhu -55°C sampai
150°C. Mempunyai ketelitian kurang lebih ¼ °C pada suhu ruang dan kurang
lebih ¾ °V pada suhu -55°C sampai 150°C. Dengan arus yang rendah yaitu 60μA,
mempunyai pemanasan sendiri yang sangat rendah kurang dari 0.1°C. Dapat
digunakan dengan catu daya tunggal atau dengan catu daya simetris plus dan
minus.
+Vin

LM 35 Vout

Gambar 2.3 Skematik sensor suhu karakteristik

Sifat – sifat dari LM 35 :

a. satuan temperatur dalam °C


b. tegangan keluaran yang linier +10 mV/°C
Impendansi keluaran yang rendah 0,1Ω untuk beban 1mA

7
2.4 Transitor Sebagai Saklar

Dalam elektronika kita sering mendengar komponen transistor, Transistor ada


dua jenis yaitu PNP dan NPN yang masing-masing mempunyai terminal emitor,
basis, dan kolektor. Emiter berfungsi sebagai penghasil elektron, basis adalah
berfungsi untuk mengendalikan elektron yang mengalir ke kolektor, sedangkan
kolektor adalah berfungsi sebagai pengumpul elektron.
Transistor dalam elektronika sangat banyak kegunaannya, antara lain salah
satunya transistor sebagai saklar. Adapun maksud dari penggunaan transistor
sebagai saklar adalah mengoperasikan transistor pada salah satu keadaan, saturasi
dan titik sumbat (Cut Off). Jadi transistor sebagai saklar mempunyai dua kondisi
yang bergantian yaitu: Jika sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi, maka
transistor tersebut akan menjadi seperti saklar yang tertutup dari kolektor ke
emitor. Jika transistor dalam keadaan tersumbat (Cut Off) maka transistor seperti
saklar terbuka. Untuk dapat membuat transistor bekerja, maka transistor harus
mendapatkan tegangan bias pada basisnya. Tegangan basis tersebut besarnya
sekitar 0,7 volt untuk transistor dari bahan silicon dan 0,3 volt untuk transistor
bahan germanium. Berikut ini adalah gambar dari simbol transistor dapat dilihat
dalam gambar 2.4

NPN

PNP

Gambar 2.4 Simbol transistor

2.4.1 Transistor Dalam Kondisi Terbuka

Pada saat transistor cut off, maka arus basis sama dengan nol sehingga
mengakibatkan tidak ada arus yang mengalir dari colektor ke emitor, dapat dilihat
pada gambar 2.7 transistor dalam kondisi terbuka

8
RB RC
VCB
PNP VCE
VBE
+
+

Gambar 2.5 Transistor dalam kondisi terbuka

Vbb − Vbe
Ic = (2.1)
Rb

Dan dapat dibuktikan dengan hukum ohm dibawah:


Dari persamaan diatas, karena pada Vbb bernilai nol maka Ib juga dapat
dipastikan bernilai nol dan tidak mampu untuk mentriger basis sehingga transistor
dalam keadaan terbuka.

2.4.2 Transistor dalam kondisi tertutup


Bila transistor mendapat tegangan positif pada basisnya, maka transistor akan
menghantarkan arus, transistor akan menjadi saturasi maka arus basis atau Ib
mengalir atau menyebabkan arus mengalir dari kolektor (Ic) ke emitter (Ie)
melalui tahanan beban (Rc) sehingga tegangan antara kolektor dan emitor sama
dengan nol (Vce = 0) dan arus kolektor saat saturasi ditunjukkan pada persamaan
(2.2) dan besarnya arus pada basis pada saat transistor saturasi ditunjukkan pada
persamaan (2.3).

Arus yang mengalir pada kolektor (Ic) pada saat transistor saturasi adalah

Vcc
Ic = (2.2)
Rc

Besar arus basisnya adalah :

Vbb − Vbe
Ib = (2.3)
Rb

9
Transistor sebagai saklar tertutup seperti pada gambar 2.

RB1 RC1
VCB
PNP
VBE VCE
+
+

2.5 Operational Amplifier (Op-Amp)

Operasional amplifier adalah suatu rangkaian penguat loop tertutup yang


berfungsi untuk memperkuat tegangan masukan diferensial secara akurat. Salah
satu ciri dari penguat ini adalah mempunyai impedansi masukan yang besar
sehingga tidak membebani sumber yang akan dikuatkan. penguatan ini
mempunyai dua jalan masukan tak membalik (non inverting) dan jalan masukan
membalik (inverting), sedangkan keluarannya berupa penguatan yang besarnya
ditentukan oleh perbandingan tahanan yang bekerja pada Op-Amp tersebut.
+Vcc
7

V2 3
+
6 Vout
V1 2
-
LM741
4

- Vcc

Gambar 2.7 Gambar operasional amplifier

10
Penguat operasional memiliki terminal-terminal sebagai berikut :

a) Pin nomor 2 : Masukan pembalik / inverting (V1)

b) Pin nomor 3 : Masukan tak pembalik / non-inverting (V2)

c) Pin nomor 7 : Terminal catu daya positif (+VCC)

d) Pin nomor 4 : Terminal catu daya negatif (-VCC)

e) Pin nomor 6 : Terminal keluaran (Vout)

2.5.1 Op-Amp sebagai buffer

Rangkaian buffer atau disebut dengan rangkaian pengikut tegangan, pengikut


sumber, gain satu, penguat penyangga. Tegangan masukan Ei ditetapkan langsung
ke masukan non invertingnya dari op-amp dianggap nol, sehingga keluarannya
akan bernilai sama dengan Ei yang masuk.
Itulah yang dinamakan dengan gain satu. Dari rangkaian gain satu itu kita
mendapatkan rumus :

Vout = Rf . Vin = 0 . V = 1 . Vin (2.4)

Rin Rf
Vo = Vi
Acl = Vo = 1
Pengikut tegangan digunakan karena tahanan masukannya yang tinggi, karena itu
arus yang dialirkan dari sebuah sumber 7isyarat dapat diubah.

+Vcc

V2 3
+ Vout
46
V1 2
-
LM741

Gambar 2.8 Rangkaian bufer

11
2.5.2 Op-Amp sebagai komparator
Operasional amplifier sebagai komparator adalah suatu rangkaian yang
berfungsi untuk membandingkan tegangan input (Vin) dengan tegangan referensi
(Vref). Selisih antara tegangan referensi dengan tegangan input tersebut yang akan
menentukan nilai tegangan keluarannya. Rangkaian Op-Amp sebagai komparator
dapat dilihat pada gambar berikut :

R3 7
Vi 3
+
6
+V Vref 2
- LM741
R2
R1 4

Gambar 2.9 Rangkaian komparator

Tegangan referensi mempunyai besaran yang tetap dan ada pada salah satu
input, sedangkan Vin adalah tegangan input yang besarnya tidak tetap dan
inputannya pada kaki yang lainnya.
Besarnya tegangan keluaran dari rangkaian komparator dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Vo = (Vref – Vin) Aol (2.5)
Dimana :
Vo = Tegangan keluaran Vref = Tegangan referensi
Vin = Tegangan input Aol = Penguatan loop terbuka
Pada komparator hanya terdapat dua keadaan keluaran yaitu :
a. Pada saat masukan inverting lebih besar dari pada non inverting
(Vin>Vref), maka keluarannya adalah negatif satu rasi.
b. Vo = Vsat
c. Pada saat masukan inverting lebih kecil dari pada non inverting
(Vin<Vref), maka keluarannya adalah positif satu rasi.
Vo = + Vsat

12
2.6 IC 4066 Sebagai Billateral Switch

IC 4016 merupakan IC CMOS yang berisi empat buah bilateral switch.


Switch ini dapat dioperasikan dengan memberikan tegangan high pada masing-
masing kontrol tiap switch. Apabila control A mendapat tegangan high maka
switch A pada pin 1 dan pin 2 akan terhubung dan apabila control A mendapat
tegangan low maka switch A pada pin 1 dan pin 2 akan terputus. Begitu juga pada
switch lainnya bekerjanya apabila kontrolnya diberikan tegangan high. IC 4016
ini dapat juga digunakan sebagai multiflexer dan demultiflexer. IC 4016 ini bila
dihubungkan dengan IC counter atau IC dekoder dapat digunakan sebagai
rangkaian Analog to Digital Converter. IC tambahan tersebut dapat dihubungkan
ke kontrol masing-masing switch.

Gambar 2.10 Konfigurasi pin IC 4066

2.7 IC 4017 Sebagai Pencacah Dekade

Rangkaian dasar IC 4017 adalah suatu pencacah pembagi sepuluh dengan


keluaran dari satu (Q0) sampai sepuluh (Q10) Secara bersamaan dalam
penggunaanya jumlah keluaran pencacah tersebut dapat diekspansi menjadi lebih
besar kelipatannya

13
Gambar 2. 11Konfigurasi penyemat IC 4017

Prinsip kerja IC 4017 Sebagai berikut, pencacah dimulai dengan transisi


rendah ketertinggi pada masukan clock ( CK ) sementara masukan clock enable (
CE )sedang rendah atau dimulai dengan transisi tinggi kerendah pada masukan CE
Dikaskadekan, keluaran carry out ( CO ) akan dapat dipakai untuk masukan clock
4017 berikutnya. Keluaran carry out tersebut sangat rendah sementara pencacah
dalam status 5,6,7,8 dan 9 tinggi pada masukan reset 1 akan mereset pencacah
pada 0 ( Q0 = carry out =tinggi, Q1…Q9 =rendah ). Tidak tergantung pada
masukan clock

Tabel 2.1 Tabel kebenaran IC 4017

Clock Clock enable Reset Dekode input =n

0 X 0 N

X 1 0 N

X X 1 Qo

0 0 N+1

X 0 N

14
2.8 IC ADC 7107
IC 7107 sebagai tampilan suhu

Pada waktu dilakukan pengukuran temperatur, tekanan udara, tegangan listrik


atau besaran-besaran fisis lainnya secara analog, artinya alat ukur dari besaran-
besaran tersebut akan memberikan bentuk informasi dalam bentuk analog. Kita
menentukan suatu besaran yang diukur dengan suatu petunjuk pada garis skala
yang tertera pada meter alat tersebut.
Suatu besaran analog tidak dapat langsung ditampilkan menjadi informasi
digital, melainkan harus terlebih dahulu diubah menjadi kode-kode biner yang
kemudian diubah menjadi bilangan desimal agar dapat menjadi informasi digital.
Data analog yang telah diubah menjadi data digital dapat dihubungkan ke tujuh
peraga sehingga dapat dilihat langsung besaran finish yang ingin ditampilkan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka diperlukan suatu IC yang dapat merubah
informasi analog ke digital.
IC ADC 7107 adalah satu rangkaian rangkaian terpadu Intersil. IC ini
berfungsi sebagai pengubah dari anlog ke digital dengan dipadukan dengan
penggerak display led tujuh segmen sebagai display. IC ADC 7107 ini dibentuk
oleh beberapa komponen pendukung yang secara garis besar terdiri dari atas dua
bagian utama yang bagian analog dan bagian digital
Untuk lebih jelasnya tentang IC ADC 7107 dapat dilihat pada konfigurasi berikut
ini

15
Gambar 2.12 Gambar konfigurasi IC 7107

Keterangan Gambar :

1. tegangan masuk Vi
2. tegangan referensi
3. rangkaian pembalik
4. tahanan integrator
5. kapasitor integrator
6. IC integrator
7. Comparator
8. control logig
9. ocilator
10. rangkaian pembagi empat
11. counter
12. data latch
13. display seven segmen

16
2.9 Opto Triac
2.9.1 Konfigurasi opto triac
Opto triac adalah pengendali triac yang berisolasi secara optic. IC ini terdiri
dari sebuah triac gaAS infra red emitting diode dan sebuah switch bilateral yang
bisa diaktifkan oleh cahaya, dimana fungsinya mirip dengan sebuah triac. IC ini
didesaint special untuk antar muka (intervesing) antara rangkaian pengendali
beban induktif atau relative dengan tegangan operasional 115V s/d 240 AC yang
dikontrol oleh triac.
Keunggulan opto triac
- Memiliki arus led yang stabil
- Kemampuan isolasi tegangan sampai 5300V AC
- Titik kerja tegangan sampai 400 V
Aplikasi dari opto triac :
- Pengendali selonoid valve control
- Pengendali motor
- Peredup lampu
Untuk lebih jelas cara kerja dari opto triac berikut ini adalah gambar dari opto
triac dapat dilihat dalam gambar 2.13

17
Gambar 2.13. Konfigurasi opto triac

Tabel 2.2 Karakteristik opto triac

Transfer karakteristik
Dalam circuit ini fasa dari PLN dihubungkan ke circuit kemudian kebeban lalu
keground, resistor 39Ω dan Capasitor 0,01μf untuk menghilangkan speake pada
triac, dan resistor 470Ω dan capasitor 0,05μf untuk menghilangkan speake pada
opto triac komponen-komponen ini.

2.10 Diac

2.10.1 Konfigurasi diac

Diac singkatan dari Diode Alternating Current yang mempunyai susunan


material sama seperti diode 4 lapis(four layer diode).Sebenarnya Diac adalah dua
lapisan four layer diode yang berlawanan arah yang dijajarkan secara anti pararel.

18
Gambar 2.14 adalah gambar dari Diac, symbol rangkaian pengganti dan kontruksi
diac, symbol rangkaian pengganti dan kontruksi diac.

D1

Diac
Gambar 2.14 Symbol diac

Terminal-terminal DIAC tidak diberi nama, jadi dapat dapat dipasang secara
sembarang. Dapat dipakai untuk mengatur-atur daya dengan tanpa menimbulkan
kerugian-kerugian dan dapat dipakai untuk menyulut SCR selain itu dapat pula
digunakan untuk merubah gelombang sinus menjadi pulsa-pulsa jarum

2.10.2 Prinsip kerja diac


Prinsip kerja DIAC tak ubahnya seperti saklar arus bolak-balik,yaitu bergantian
forward dan reverse apabila diberi tegangan arus bolak-balik. Untuk lebih jelasnya
tentang prinsip kerja Diac.ini dapat dilihat dalam gambar 2.15.

S1 S2
+ +

Gambar 2.15 Prinsip kerja diac

Apabila titik Apada keadaan forward bias maka saklar S1 ON, Sedangkan
saklar S2 Off sebaliknya jika titik B pada keadaan forward bias, maka saklar S2
On dan saklar S1 Off (terbuka). Demikian seterusnya kerja diac,seolah-olah
merupakan saklar arus bolak-balik.dalam keadaan forward menghantar (On) dan
dalam keadaan reverse juga menghantar.dari hasil percobaan akan didapat bentuk
kurva karakteristik Diac.

2.10.3 Karakteristik diac

Karena diac adalah salah satu komponen elektronika yang dapat menghantar
dengan arah bolak-balik, maka karakteristiknya pun akan berbentuk kurva seperti

19
ditunjukan gambar 2.16 jadi dalam keadaan forward maupun reverse, curvanya
sama.
+Id (arus Diac)

-Vd +Vd

-Id

Gambar 2.19 Karakteristik diac

2.11 Triac

2.11.1 Konfigurasi triac


Triac singkatan dari triode alternating Current switch. Artinya saklar trioda
untuk arus bolak-balik. Triac adalah merupakan dua SCR (thyristor) yang
dirangkain anti pararel dan diberi satu electroda yang baru disebut gate (pintu)
Penggunaan Triac akan lebih menguntungkan disbanding SCR karma SCR hanya
dapat menghantarkan arus kesatu arah saja jika kita hendak memanfaatkan kedua
belahan tegangan jaringan, maka SCR masih perlu dikemudikan dari satu
rangkaian penyearah.ini akan merugikan kalau kita bekerja dengan daya yang
besar-besar
Gambar 2.17 adalah susunan material rangkaian pengganti,symbol kontruksi dari
pada triac

A
TRIAC
G K
Gambar 2.17 Symbol triac

20
2.11.2 Prinsip kerja triac

Pada gambardari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa electrode triac terdiri
dari anoda (A). Katoda (K) dan Gate (G) Dengan bantuan Gambar2.18 maka
dapat dijelaskan prinsip kerja/cara kerja triac sebagai berikut

a. Jika ke anoda diberi forward bias maka saklar S1menutup (On)


b. Sebaliknya jika anoda diberi reverse bias,maka saklar S2 menutup (On)

+
S1 S2 + V2
10V

Gambar 2.18 Prinsip kerja triac

2.10.2 Karakteristik triac

Triac apat dipandang sebagai SCR yang simetris, karena Curva


karakteristiknya tidak ada perbedaan antara karakteristik maju dan karakteristik
terbalik
Bila diperhatikan gambare diatas terlihat bahwa karakteristik maju dan
karakteristik terbalik tidak ada perbedaan.tegangan tembus (break over) dapat
diatur dengan mengatur arus gate seperti halnya pada SCR jadi arus triac akan
mengalir dengan mengatur arus gatenya

21
+Ia
Karakteristik main
2V 1V 0V
-----------------

-Vak +Vak

2V 1V 0V
Karakteristik terbalik
-Ia

Gambar 2.19 Karakteristik triac

2.12 Seven Segment


Seven segment terdiri dari tujuh buah segment atau LED (Light Emited
Diode), dimana masing-masing segment tersebut akan menyala pada saat arus
mengalir melaluinya. Dengan mengkombinasikan segment-segment tersebut kita
akan dapat membentuk digit desimal. Untuk membentuk angka satu maka
segment b dan c harus menyala, untuk membentuk angka dua maka segment
a,b,d,e dan g harus menyala dan begitu seterusnya. Perlu diketahui untuk
menyalakan segment (LED) diperlukan suatu resistor untuk membatasi arus.
Untuk lebih jelas format dari seven segment tersebut dapat dilihat dari konstruksi
seven segmen pada gambar II.23 di bawah ini

22
Gambar 2.15 Kontruksi seven segment common anoda

Tabel 2.2Format display seven segment common anoda


SEGMENT
ANGKA
a B c d e f g
0 1 1 1 1 1 1 0

1 0 1 1 0 0 0 0

2 1 1 0 1 1 0 1

3 1 1 1 1 0 0 1

4 0 1 1 0 0 1 1

5 1 0 1 1 0 1 1

6 0 0 1 1 1 1 1

7 1 1 1 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 1 1 0 0

23
Seven segment dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu common anoda dan
common katoda. Sedangkan dalam pembuatan modul ini seven segment yang
digunakan adalah common anoda.

2.10.1 Seven segment common anoda

Pada seven segment jenis common anoda dari masing-masing segment


digabungkan dan dihubungkan ke sumber tegangan (VCC) sebesar +5 Volt. Pada
seven segment jenis ini diperlukan pengendali yang menyediakan taraf rendah
untuk mengaktifkan seven segment. LED akan terbias maju yang menyebabkan
arus akan mengalir sehingga lampu LED (segment) akan menyala. Rangkaian
dasar seven segment common anoda dapat dilihat pada gambar II.21 berikut ini

VCC

a b c d e f g

Masukan
Gambar 2.16 Seven segment common anoda

24
BAB 3
KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Bab ini membahas perencanaan pesawat parafin bath yang memanfaatkan lilin
yang dicairkan/dipanaskan terlebih dahulu diatur suhunya sesuai dengan yang
dibutuhkan berdasarkan pada tujuan dari parafin bath itu sendiri.

3.1 PERENCANAAN BLOK DIAGRAM

Sebelum merealisasikan dari perencanaan-perencanaan yang dijabarkan nanti,


maka penulis terlebih dahulu akan menjabarkan tentang spesifikasi dari alat ini. Alat
ini direncanakan dapat menghasilkan panas sebesar 40ºc, 50ºc, 60ºc Alat ini juga
dilengkapi dengan lampu indikator yang menunjukkan bekerjanya heater.
Untuk merealisasikan fungsi-fungsi diatas, maka perlu dirancang rangkaian-
rangkaian yang sesuai dengan spesifikasi dan juga sesuai dengan perencanaan yang
diambil dalam tema karya tulis ini.
Sebagai pemantau besarnya temperatur yang dihasilkan, penulis merencanakan
rangkaian sensor suhu berupa LM 35, LM 741 sebagai buffer dan LM 741 sebagai
comparator.
Secara garis besarnya diagram blok dari rangkaian yang direncanakan ditunjukkan
pada gambar 3.1.
Blok rangkaian pesawat Parafin Bath akan bekerja saling menunjang antara

satusama lainnya untuk mengatur pemanasan. Catu daya yang digunakan ada

beberapa macam antara lain tegangan tegangan +5V DC, -5V DC dan 220 V AC.

27
SETTING DISPLAY
SUHU

BUFFER

HEATER COMPARATOR

SENSOR
SUHU BUFFER

Gambar 3.1 Blok diagram pesawat parafin bath

Cara kerja pesawat parafim bath adalah :


Setelah pesawat dihubungkan dengan PLN (switch ON) maka
indikator power ON akan menyala, maka masing-masing blok rangkaian
lain siap bekerja, sedangkan heater langsung mendapat supply (220 V).
Kemudian setting temperatur diatur sesuai dengan suhu yang dibutuhkan
agar dapat mengatur heater kontrol.
Sebagai sensor suhu digunakan IC LM 35 yang akan merubah nilai
tegangan mana kala terjadi perubahan suhu atau temperatur, maka akan
terdeteksi oleh LM 35 dan yang nantinya akan menghasilkan perubahan
tegangan sebesar 10 mV/°C, kemudian perubahan tegangan ini akan
masuk ke rangkaian buffer yaitu sebagai penyangga tegangan yang lewat
tidak terjadi penurunan tegangan. Output tegangan dari rangkaian ini
masuk ke rangkaian comparator yaitu IC LM 741 yang akan bekerja
sebagai pembanding dari sensor suhu dan setting suhu. Jika tegangan
output sensor suhu lebih kecil dari setting suhu maka pada pin 3 IC LM
741 akan lebih positif (HIGH), keluaran IC LM 741 pin 6 akan (+)

28
saturasi sehingga transistor bekerja mengaktifkan opto triac kemudian
akan menyalakan heater. Sedangkan jika sensor suhu lebih besar dari
setting suhu maka keluaran dari IC LM 741 pin 6 akan low sehingga akan
mematikan rangkaian heater. Suhu yang terdeteksi pada rangkaian sensor
suhu akan ditampilkan pada display.

3.2 Perencanaan Rangkaian Sensor suhu

Rangkaian sensor suhu berfungsi untuk merubah panas atau suhu menjadi besaran
tegangan. Rangkaian ini terdiri dari IC LM 35 dan IC 741. Rangkaian sensor suhu ini
menggunakan catu daya +5 volt. IC LM 35 menghasilkan perubahan tegangan 10
mV/°C, keluarannya akan melewati buffer (IC 741) yang berfungsi sebagai
penyangga tegangan yang lewat agar tidak terjadi penurunan tegangan. Kemudian
diteruskan ke rangkaian display. Besar nilai yang ditampilkan pada display adalah
besar suhu yang dideteksi oleh rangkaian tersebut. Berikut adalah gambar dari sensor
suhu serta dapat dalam Gambar 3.2

5V 5V

IN OUT LM741
LM 35 KOMPARATOR

GROUND
-5V

Gambar 3.2 Rangkaian sensor suhu

29
Tabel 3.1 Perbandingan nilai suhu dan tegangan

SUHU DALAM OUTPUT LM 35


( ºC ) ( mV )
40 400
50 500
60 600

3.3 Perencanaan Rangkain Setting Suhu

Rangkaian setting suhu berfungsi untuk memilih temperatur sesuai dengan yang
dibutuhkan. Dalam rangkaian setting suhu ini digunakan push button untuk pemilihan
suhu. Untuk mendapatkan suhu yang diinginkan maka digunakan VR (Variabel
Resistor). Adapun suhu yang disettting adalah 40ºc, 50ºc, 60ºc
Untuk mencari Vo digunakan rumus :

Untuk mencari Vo 400mV :

R9
Vo = X 4,7V
R8 + R9

2 KΩ
400mV = X 4,7V
R8 + 2 KΩ
400mV 2 KΩ
R8 = X 4,7V =
4700mV R + 2 KΩ

R8 = 0,085 x R8 + 0,17

0,085 R8 = 2KΩ-0,17 = 1,83KΩ

1,83
R8= =21,5 KΩ
0,085

30
Untuk mencari Vo 500mV :
R10
Vo = X 4,7V
R11 + R10

2 KΩ
500mV = X 4,7V
R10 + 2 KΩ

500mV 2 KΩ
R11 = X 4,7V =
4700mV R + 2 KΩ

R11 = 0,106 x R11 + 0,21

0,106 R8 = 2KΩ-0,21 = 1,79KΩ

Untuk mencari Vo 600mV :


1,79
R11= =16,8 KΩ
0,106

R13
Vo = X 4,7V
R12 + R13

2 KΩ
600mV = X 4,7V
R13 + 2 KΩ

600mV 2 KΩ
R13 = X 4,7V =
4700mV R + 2 KΩ

R13 = 0,127 x R11 + 0,25

0,127 R8 = 2KΩ-0,25 = 1,75KΩ

1,75
R13= =13,8 KΩ
0,127

31
5V 5V
U2
4017
Q5-9 R3 R4 R5
Q9 330
R1 Q8 330 330
R2
S1 330 C1 Q7
330 Q6 INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
Q5 40 C
CP1 Q4 50 C 60 C
CP0 Q3 LED1 LED2 LED3
Q2
MR Q1
Q0
5V

R7
10k

R8

IC 4066
R10
1 13 2
D1
R12
R9
R11

11 12 10
BUFFER 2
R13

4 5 3

Gambar 3.3 Rangkaian setting suhu

Perubahan besar tegangan yang diseting dapat berubah-ubah dengan cara


menekan tombol setting. Pada rangkaian seting suhu ini setiap kenaikan suhu 1ºC
maka tegangan akan naik 10 mV.

3.4 Perencanaan Rangkaian Komparator Dan Heater

Rangkaian ini berfungsi untuk membandingkan tegangan dari rangkaian

sensor dengan tegangan dari rangkaian setting. Rangkaian ini terdiri dari IC 741

sebagai pembanding. Tegangan sensor masuk ke kaki inverting sedangkan

tegangan setting masuk ke kaki non inverting IC 741. Jika tegangan output sensor

suhu lebih kecil dari tegangan setting suhu maka pada pin 3 IC 741 akan lebih

positif (high), keluaran IC 741 pin 6 akan positif saturasi sehingga transistor

bekerja mengaktifkan relay kemudian akan menyalakan heater. Sedangkan jika

32
tegangan sensor suhu lebih besar dari tegangan setting suhu maka keluaran dari

IC 741 pin akan low sehingga mematikan heater.

V2
5V
+V

R2
330

SNSR SUH R3
+5V 2k2

lm 741 U1 R1 Q2
47k TRIAC +
Vs1
220V
-

STNG SHU
-5V
Q1
PNP

Gambar 3.4 Rangkaian komparator dan heater

3.5 Perencanaan Rangkaian Display

Rangkaian display ini terdiri dari tiga buah seven segmen common anoda.
Perancangan rangkaian display ini dibuat untuk menampilkan 2 tampilan, yaitu
yang pertama untuk tampilan setting suhu dan yang kedua untuk tampilan sensor
suhu.
Rangkaian ini terdiri dari IC 7107 sebagai dekoder, transistor sebagai saklar
dan seven segmen common anoda. Adapun besar suhu yang akan ditampilkan
adalah 40°c, 50°c, 6 0°c.

33
INlo
CA OSC1
CA CA
R5 C6
5V 100kΩ 100pF
U2 VCC
U3 U1

A B C D E FG IN
A B C D E FG A B C D E FG IN OSC1 OSC2
D1 7107 OSC2 OSC3
C1 OSC3 Crf
A1
B1 TEST C3
B1
A1 REFhi BUFF R1
C1
F1 REFlo
G1 Cref C1 1
D1 E1 Crf 10kΩ 100nF
2
E1 D2 COMMON R4
G1 C2 INhi INhi
F1 B2 INlo Cref
A2 A2 AZ AZ 10nF
C2 1.0MΩ
F2 F2 BUFF INT
E2 E2 INT C5
D3 D3 MIN REFhi 220nF
B3 B3 G2 10nF 5V
F3 F3 C3 VCC
E3 E3 A3 R6R2
B2 AB4 G3 VCC
POL BP
D2
REFlo 10kΩΩ_LIN
10K
50%
G2 Key = A
C2 0
G3
A3
C3 J1
C4
100nF
0
Key = Space

3
Ln1
Sensor Suhu Setting Suhu

Gambar 3.5 Rangkaian display

34
BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISIS

Dalam Pengujian dan Analisis ini, penulis melakukan pengujian


pada pengaturan suhu, pengujian Titik Pengukuran, pengujian dengan
Thermometer.

4.1. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


4.1.1 Persiapan alat
Sebagai penunjang dalam melaksanakan pendataan, penulis menggunakan
beberapa peralatan penunjang sebagai berikut :
a. Tool set
b. Avometer
Merk : SANWA
Model : YX360TRF
Buatan : Jepang
c. Avometer digital
Merk : CADIK
Model : CADIK32B
Buatan : Korea
d. Thermometer Air Raksa

4.1.2 Persiapan Bahan


Sebelum penulis membuat rangkaian pesawat parafin bath ini tentu saja
terdiri dari bebrapa komponen pendukung diantaranya :

30
Table 4.1 Komponen Pendukung Pesawat Parafin Bath

RANGKAIAN NAMA TYPE JUMLAH


KOMPONEN
IC LM 7805 1
Kapasitor 3300µ 2
Dioda IN 4002 2
Power Supply Tansformator CT 1
Fuse 0.5 A 1
Switch 1

IC LM 324 1
Resistor 10 K 3
2M2 1
330 1
2K2 1
Komparator dan
Transistor C945 1
Heater
Kapasitor 220n 1
Optocoupler 1
TRIAC TIC216D 1
Heater 300 Watt 1
Lampu
IC 4017 1
4066 1
Resisitor ULN 2003 A 1
10K 1
Kapasitor 330 2
22µ 10
Rangkaian Setting Switch 10n 1
Suhu Led UP / DOWN 1
Variabel Resistor 2
10K 8
8

IC LM35 1
Sensor Suhu
IC ADC 7107 1
Commom 1
Seven Segmen Anode 3
Variabel Resistor 50K 1
Rangkaian 10K 1
Display Transistor C9015 3
Resistor 10K 3
Kapasitor 220n 1
Switch 1

31
4.2 METODE PENDATAAN
4.2.1 Pendataan pada pengaturan suhu
Saat pengujian awal pada Simulasi Pesawat Parafin Bath ini, pengaturan
suhu belum bekerja sesuai dengan fungsinya. Misalnya diatur suhu 50 oC, maka
Switch ditekan dan nilainya 50 oC tersebut akan tampil pada tampilan sesuai
dengan yang diatur yaitu 50 oC.
Langkah awal yang penulis lakukan dalam pendataan ini, dengan
memutarkan variable resistor dan mengukur dengan AVO meter digital sesuai
dengan yang dibutuhkan. Jika suhu yang diatur 50 oC maka variable resistor
diputar dan pada AVO meter digital akan menunjukan 500 mV. Pada pengaturan
suhu yang selanjutnya, dilakukan hal yang sama. Maka hasil dari pengujian fungsi
pada pengaturan suhu dapat diatur seuai dengan fungsinya.

4.2.2 Pendataan pada Pemilihan Control Suhu.


Saat melakukan pengujian, langkah awal yang dilakukan penulis adalah
mempersiapkan alat yang dapat membantu didalam proses pengujian, yaitu AVO
meter digital. Mula-mula nilai pada suhu pesawat ini diatur sesuai dengan yang
diinginkan, misalkan 50 oC, lalu switch ditekan dan yang tampil pada tampilan
adalah besar nilai suhu yan diatur. Saat switch ditekan lagi, maka nilai yang
tampil pada tampilan adalah besar nilai suhu yang dideteksi oleh sebuah sensor
suhu.
Besar suhu yang dideteksi mula-mula hanya 49 oC, peralahan-lahan nilai
suhu tersebut akan naik sampai nilainya sama dengan nilai suhu yang diatur, yaitu
50 oC. saat nilai suhu yang dideteksi sama dengan nilai yang diatur, penulis
melakukan pengukuran pada keluaran kaki IC LM35 dengan menggunakan AVO
meter digital agar lebih akurat. Nilai tegangan tersebut sesuai dengan nilai yang
diatur, yaitu jira diatur suhu 50 oC maka nilai tegangan 500 mV. Hal ini dapat
dikatakan bahwa pemilihan control suhu yang penulis buat dapat dipilih sesuai
dengan fungsinya dan nilai suhu yang dideteksi akan tampil pada tampilan.

32
4.2.3 Pendataan pada Titik Pengukuran
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian pada rangkaian setting
dengan cara mengukur tengangan keluaran dari rangkaian setting referensi. Untuk
mendapatkan tegangan yang diinginkan, maka dapat digunakan variabel resistor
yang keluarannya dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Adapun suhu
perencanaan adalah : 40oC, 50oC, 60oC,
Untuk dapat mengetahui suhu yang diinginkan sesuai dengan yang
direncanakan, maka diadakan pendataan dengan mengukur tegangan-tegangan
yang keluar pada titik pengukuran

Adapun titik pengeluaran itu adalah:


TP1 : Merupakan titik pengukuran pada kaki 3 input IC LM741 untuk
mengetahui besar tegangan pada buffer setting.
TP2 :Merupakan titik pengukuran pada kaki 2 input IC LM741 untuk
mengetahui besar tegangan pada buffer setting.
TP3 : Merupakan titik pengukuran pada kaki 3 input IC LM741 untuk
mengetahui besar tegangan pada buffer sensor.
TP4 : Merupakan titik pengukuran pada kaki 2 input IC LM741 untuk
mengetahui besar tegangan pada buffer sensor
TP5 : Merupakan titik pengukuran pada kaki 6 output IC LM741 untuk
mengetahui besar tegangan pada comparator.

33
Tabel 4.2 hasil pengukuran pada rangkaian Buffer Setting
BUFFER SETTING
SETTING DISPLAY THERMOMETER OUTPU
INPUT T
40 40 41 416 400
50 50 51 518 515
60 60 61 624 620
Tabel 4.3 hasil pengukuran pada rangkaian Buffer Sensor
BUFFER SETTING
SETTING DISPLAY THERMOMETER
INPUT OUTPUT
40 40 40 404 415
50 50 50 516 518
60 60 60 622 627
Tabel 4.4 pengukuran pada Titik Pengukuran
SETTING TP1 TP2 TP3 TP4 TP5
40° 416 Mv 400 Mv 412 Mv 414 Mv 5v
50° 518 Mv 516 Mv 515 Mv 518 Mv 5v
60° 615 Mv 616 Mv 612 Mv 614 Mv 5v

Untuk mencari persentase kesalahan dapat dilihat rumus dibawah:

Pada Suhu 40°C

Pada suhu di Thermometer 40,2 ºc Display 40ºc. maka bisa dihitung persentasi
kesalahannya sebagai berikut :

40,2 °c - 40 °c
% kesalahan = X 100 % = 0,5 %
40 ºc

Pada Suhu 50ºC

Pada suhu Thermometer 50,3ºc Display 50°c. maka bias dihitung persentasi
kesalahannya sebagai berikut :

50,3 °c - 50 °c
% kesalahan = X 100 % = 0,8 %
50 ºc

34
Pada suhu 60 °C

Pada suhu Thermometer 60,4ºc Display 60°c. maka bias dihitung persentasi
kesalahannya sebagai berikut :

60,3 °c - 60 °c
% kesalahan = X 100 % = 0,8 %
50 ºc

0,8 + 0,8 + 0,5


% kesalahan = X 100 % = 0,7 %
3

35
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan realisasi Pesawat Parafin Bath, maka pada

bagian penutup dari karya tulis ini penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :

1. Modul rangkaian yang dibuat dapat bekerja dengan baik walaupun kurang

optimal.

2. Adapun persentase kesalahan rata-rata dari keseluruhan dari hasil uji

fungsi adalah sebesar 1,065 %. Penyimpangan-penyimpangan yang

dimungkinkan terjadi karena penggunaan komponen-komponen yang

kurang presisi

36
DAFTAR PUSTAKA

K, F Ibrahim, “Teknik Digital”, Penerbit Andi, Yogyakarta. 2002

Malvino, A.P. Ph. D, Alih Bahasa M, O, Tjin. Ph, ” Elektronika Komputer Digital”,
Erlangga, jakarta, 1983.

Robert Coughlin F,Dan Driscol Frederick F,” penguat operasional dan rangkaian terpadu
Slinear”, terjemahan Herman widodo soemitro, Erlangga , jakarta, 1985.

Pearce, evelin C, “Anatomi dan Fiologi Untuk paramedis”. Edisi Keempat, PT Gramedia,
Jakarta, 1985.

Purwntoro Adi, Drs, Kundiana, Drs, “Teknik Digital”, Penerbit Angkasa, Bandung, 1994.
DAFTAR ACUAN

[1] Bagod sudjadi,M.Ed, Dra. Siti lailka,M.Pd, “Biologi Sains Dalam Kehidupan 2A”,
PT Yudistira, Jakarta, 2004.

[2] Malvino, A.P. Ph.D,Ahli bahasa M, O, Tjin. Ph “Elektronika Komputer Digital”,


Erlangga, Jakarta, 1983.

[3] Yon Rajino, “Dasar Teknik Tenaga Listrik“ Penerbit Andi, Yogyakarta,1997.

39

Anda mungkin juga menyukai