Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan sebagai identitas masyarakat memegang peranan penting dalam

membentuk jati diri manusia. Mustahil bilamana terdapat sekelompok manusia atau

masyarakat yang tidak dapat memiliki budaya atau karya social. Budaya dan

masyarakat merupakan suatu struktur sosial yang tidak dipisahkan satu sama lain. Pada

dasarnya tidak aka nada budaya tanpa kehadiran manusia ataupun sebaliknya. Peran

serta masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup manusia sangat diperlukan dalam

pembangunan nasional. Oleh karena itu, dalam meningkatkan pembangunan nasional

diperlukan usaha-usaha dalam bentuk kerja sama disegala bidang kehidupan baik

ekonomi,politik maupun sos ial budaya dalam rangka memperkokoh persatuan dan

kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional Indonesia. Untuk mencapai

cita-cita tersebut dapat ditempuh dengan orientasi dan pendekatan kebudayaan.

Kebudayaan dalam masing-masing daerah diIndonesia menduduki posisi dan

peran yang berbeda-beda pada mayarakat pendukungnya. Kebudayaan tersebut dapat

mengandung nilai positif dalam menunjang pembangunan daerah, khususnya di

Provinsi Sulawesi Selatan tumbuh kebudayaan dalam aktivitas masyarakat dan

mengandung suatu kearifan yang kokoh sebagai identitas kelompok pendukungnya.


Pulau Wangi-wangi merupakan salah satu pulau yang ada dikabupaten Wakatobi

juga memiliki keragaman budaya perlu diangkat dan dilestarikan keberadaanya guna

memperkaya khasana budaya bangsa pada umumnya dan daerah Wakatobi pada

khususnya. Didalam masyarakat pulau Wangi-wangi terdapat banyak bentuk kearifan

local baik yang berkaiatan dengan alam,mata pencaharian darat maupun laut,

menyangkut pengaturan hidup manusia, adat istiadat maupun falsafah kehidupan.

Kearifan local yang dimiliki masyarakat Wakatobi seperti aktivitas kerajinan tenun

yang telah menjadi suatu tradisi kebudayaan masyarakat wakatobi secara turun

temurun.

Aktivitas tersebut dalam bahasa masyarakat setempat disebut dengan istilah

mingku. Mingku secara harfiah adalah suatu bentuk sikap, perilaku dan kegiatan yang

dilakukan oleh sekelompok masyarakat. Kegiatan tersebut mengandung berbagai

macam nilai yang perlu dilestarikan dan dipertahankan keberadaanya..

B. Rumusan Masalah

Makna dan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam perlindungan hukum atas

kerajinan tenun wakatobi

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui sikap dari masyarakat setempat mengenai perlindungan

hukum atas kerajinan tenun Wakatobi

2. Untuk mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam perlindungan kain

tenun Wakatobi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia

yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar

mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum atau dengan kata

lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh

aparat penegak hukum untuk memberikanrasa aman, baik secara pikiran maupun fisik

dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.

Perlindungan hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya

perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula

dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai

subjek hukum dalam interaksinya dengan sesame manusia serta lingkunganya. Sebagai

subjek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan

hukum.

- Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang –wenang oleh penguasa yang

tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya

sebagai manusia.
- Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi

individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang

menjelma dalam sikap dan tindkan dalam menciptakanya adanya ketertiban

dalam pergaulan hidup antar sesame manusia. Menurut Muchsin, perlindungan

hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaanya

dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ;

a. Perlindungan Hukum Preventif

Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum

terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan

maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau

batasan-batasan dalam melakukan suatu kewajiban.

b. Perlindungan Hukum Represif

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti

denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa

atau telah dilakukan suatu pelanggaran.

- Pengertian perlindungan menurut ketentuan pasal 1 butir 6 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban menentukan

bahwa perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian

bantuan untuk memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau Korban yang
wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainya sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang ini.

- Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah

perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi

manusia yang dimiliki oleh subjek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan.

A. Perlindungan Terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual

Diberlakukanya perjanjian TRIPs (Trade Related Aspecht Property Right) pada tanggal

1 Januari 2000 memberikan harapan adanya perlindungan bagi berbagai produk

intelektuan dari upaya pelanggaran hak atas produk intelektual dari upaya pelanggaran

hak katas produk yang dihasilkan baik oleh individu maupun suatu korporasi dalam

bidang industri dan perdanggangan dalam upaya dalam menjaga pelanggaran hak atas

keaslian karya cipta yang menyangkut Hak Cipta, Merek, Paten, Desain Produk,

Rahasia Dagang, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Indonesia sebagai salah satu Negara yang telah meratifikasi TRIPs sebenarnya telah

memberikan landasan hukum bagi perlindungan HaKI melalui 3 Undang-undang

dibidang HaKI yang dikeluarkan pada tahun 1997, yaitu ;


1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 19 tahun 1992 dan ada 3 undang-undang lagi yang dikeluarkan

pada akhir 2000, yaitu;

 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Produk

 Undang-Undang Nomor 32 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang-undang tersebut dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi kalangan

industry dan perdagangan, namun hingga saat ini berbagai masalah dibidang HaKI

masih saja terjadi.

Dari uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa perlindungan hukum adalah suatu

upaya untuk mengayomi demi ketertiban dan ketentraman dari segala pelanggaran-

pelanggan hukum. Perlindungan hukum atas HaKI pula sangat membantu untuk

mencegah adanya pelanggaran-pelanggaran atas suatu kreatifitas seseorang yang harus

dihargai dengan tidak meniru/plagiat terhadap produk-produk tersebut.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Anda mungkin juga menyukai