Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007, tujuan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. BLU/BLUD dibentuk untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Puskesmaslayak
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), karena Puskesmas
adalah suatu instansi di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
Puskesmas Widasari akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD
(PPK-BLUD) yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum khususnya dibidang pelayaan kesehatan, karena dengan
penerapan BLUD, diharapkan Puskesmas Widasari dapat lebih leluasa
menentukan keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan
menjalankan praktik bisnis yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang
profesional sehingga diharapkan Puskesmas mampu bertahan bahkan
bersaing dan/atau mandiri dengan tetap sinergi dengan program-program
pelayanan kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap, maka Puskesmas
Widasari mengajukan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh
Puskesmas sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11 adalah
sebagai berikut:

1
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan,
dan manfaat bagi masyarakat;
2. Pola Tata Kelola;
3. RBA Tahun 2018
4. Laporan Keuangan Tahun 2017
5. Standar Pelayanan Minimum (SPM); dan
6. Pernyataan Bersedia diaudit.

Salah satu persyaratan di atas, adalah disusunnya Pola Tata Kelola


Puskesmas Widasari.

B. Pengertian Pola Tata Kelola


Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) atau Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan (PPK) BLUD. Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor
61 Tahun 2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola Tata Kelola atau
peraturan internal, yang memuat antara lain:
a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan
prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan
yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada
pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan produktif. Meliputi
penerimaan pegawai, penempatan, sistem renumerasi, jenjang karir,
pembinaan termasuk sistem reward dan punishment, serta pemutusan
hubungan kerja.

2
C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola
Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat
(2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 terdiri dari:
- Transparansi, merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi
yang membutuhkan.
- Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang
dipercayakan pada BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
- Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan
organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
- Independensi, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip bisnis yang sehat.

D. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola


Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas bertujuan untuk :
a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
b. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
puskesmas.
c. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas terhadap
stakeholder.
d. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan di dalam dan di luar gedung.
e. Menjaga Pelayanan Kesehatan dapat terselenggaranya dengan berdasarkan
standar pelayanan

3
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

A. StrukturOrganisasi UPTD Puskesmas

Struktur organisasi UPTD Puskesmas Widasari Kabupaten Indramayu


berdasarkan pada Struktur Organisasi UPTD Puskesmas yang mengacu
Peraturan Bupati Indramayu Nomor 15 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja UPTD Puskesmas dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Susunan Organisasi UPTD Puskesmas Widasari Kabupaten Indramayu


berdasarkan Perbup Nomor 15 Tahun 2009 terdiri dari :

1. Kepala
2. Subbag Tata Usaha
3. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun susunan organisasi berdasarkan gabungan Perbup Nomor 15 Tahun
2009 dan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

4
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas Widasari mempunyai
fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA dan dokumen pelaksanaan
anggaran DPA Puskesmas
b. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Puskesmas
c. Pelaksanaan standar dan prosedur pelayanan kesehatan
d. Penyusunan rencana strategis Puskesmas
e. Penyelenggaraan pelayanan medis umum, kesehatan gigi dan mulut.
f. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
g. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis terbatas
h. Penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana dan imunisasi
i. Penyelenggaraan pelayanan ambulance rujukan
j. Penyelenggaraan pelayanan gadar bencana
k. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan dan rujukan
l. Penyelengaraan pencatatan medis
m. Penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan peralatan kedokteran,
peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan peralatan kesehatan
lainnya.
n. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan
o. Penyelenggaraan keamanan dan keselamatan pasien
p. Pelaksanaan koordinasi pelayanan kesehatan masyarakat
q. Penanganan pengelolaan limbah medis
r. Pengelolaan teknologi informasi Puskesmas
s. Pelaksanaan promosi dan publikasi kegiatan pelayanan Puskesmas
t. Pemberdayaan Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Kelurahan
u. Pengelolaan kepegawaian keuangan dan barang
v. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan
w. Penyelenggaraan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang
telah ditentukan oleh Dinas kesehatan
x. Penyusunan bahan pelaporan Dinas kesehatan yang terkait dengan tugas
dan fungsi Puskesmas.
y. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Puskesmas

5
B. Struktur Organisasi PPK-BLUD
Struktur Organisasi Puskesmas Widasari setelah penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) adalah
sebagai berikut :
a. Pejabat Pengelola Puskesmas
b. Pejabat Keuangan
1. UmumdanKepegawaian,
2. Inventaris Barang
3. Keuangan
c. Pejabat Teknis
1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :
1.1. Program Promosi Kesehatan.
1.2. Program Kesehatan Lingkungan.
1.3. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
( KIA-KB ).
1.4. Program Gizi.
1.5. Program Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M).
1.6. Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :
2.1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
2.2. Program Kesehatan Olahraga.
2.3. Program Kesehatan Kerja
2.4. Program Kesehatan Gigidan Mulut.
2.5. Program Kesehatan Mata.
2.6. Program Kehehatan Usia Lanjut ( Usila ).
2.7. Program Kesehatan Jiwa.
2.8. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2.9. Pengawasan Pengobatan Tradisional.
3. Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari :
3.1. Laboratorium.
3.2. Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ).
3.3. Farmasi.

6
C. Uraian Tugas
Pejabat Pengelola memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
b. Menyusun RencanaStrategisBisnis (RSB) BLUD.
c. Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan.
d. Mengusulkan calon pengelola keuangan dan pelaksana teknis kepada Kepala
Dinas Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menetapkan pengelola lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pengelola yang
telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan
keuangan BLUD kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
Pejabat Keuangan
BertindaksebagaiKoordinatorKeuangan, Inventaris dan Kepegawaian yang
bertanggungjawabkepadapimpinan BLUD (Kepala UPT) dan berfungsi sebagai
penanggung jawab keuangan Puskesmas yang memiliki tugas dan kewajiban
sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan Rencana
Bisnis Anggaran (RBA).
b. MenyiapkanDokumenPelaksanaanAnggaran (DPA) BLUD.
c. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLUD.
d. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
e. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
f. Memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur yang
ada di lingkungan BLUD.
g. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan organisasi
perencanaan, tata usaha umum dan kepegawaian, serta keuangan.
h. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai dengan
bidangnya,
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan BLUD (Pejabat
Pengelola Puskesmas).
.

7
Pejabat Teknis
Pejabat Teknis pada Puskesmas merupakan Upaya Pelayanan Kesehatan yang
terdiri dari upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya
kesehatan penunjang.

8
BAB III
PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan pelayanan telah


didokumentasikan dalam Standard Operating Procedure (SOP). SOP merupakan
acuan bagi seluruh staf Puskesmas. SOP ini telah didokumentasikan,
disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap unit kerja. Dengan adanya SOP ini
diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual mutu. Dengan prosedur kerja ini
pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari
setiap proses kinerja.
A. Pelayanan Manajemen
1. Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang
berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu
aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara terus menerus menjamin perilaku
yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka SOP sangat tepat
diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat rutin,
berulang serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna
melayani pelanggannya.

2. Prosedur Pelayanan Keuangan


a.Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi Pendapatan BLUD Puskesmas.
b. Prosedur Penatausahaan keuangan Akuntansi Belanja BLUD Puskesmas
bersumber dari :

1) Hibah
2) Hasil kerjasama sama dengan lain
3) APBD
4) APBN
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

9
3. Prosedur Perencanaan SDM, Peralatan,dan Sarana Kesehatan Lainnya
a.Perencanaan SDM Kesehatan
b. Perencanaan Peralatan Kesehatan
c. Perencanaan Sarana Kesehatan Lainnya

B. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan

a. Poliklinik

Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Gigi ,KIA

Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah


pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan
kelompok pasien, pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan
pemberian layanan kesehatan pada masing-masing poli, serta tindakan
lanjutan yang diperlukan oleh pasien.

Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada


SOP.

b. Unit Gawat Darurat

Unit gawat darurat untuk mengatasi tindakan kegawat daruratan Pelayanan


Primer. Prosedur pada penanganan kasus Gawat Darurat menguraikan
langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang sifatnya gawat
dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan lanjutan yang diperlukan
pasien seperti dirujuk ke rumah sakit. Prosedur rawat jalan melalui UGD/
unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

C. Pelayanan Penunjang Medis


a. Laboratorium

Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan


laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poliklinik BP, KIA-
KB, UGD.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat
pada SOP.

10
b. Apotek

Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-


obatan kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat, UGD dan pelayanan di luar
gedung seperti kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita
dan lansia).

Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

D. Pelayanan Non Medis


1. Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa
penyuluhan PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien
Poliklinik, dan dalam bentuk perencanan dan pengolahan makanan biasa /
khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

2. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan
pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran /
kesehatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan dari
users, baik dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan
penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada
SOP.

3. Prosedur Pelayanan Pusling


Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan ambulance bagi
pasien yang memerlukannya dalam rangka rujukan ke rumah sakit.
Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

11
4. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai
dari pemeriksaan kelengkapan dokumen / data pasien, pengkodean,
pengindeksan, dan pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

5. Prosedur Kesehatan Lingkungan


Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah pemeriksaan
air limbah, limbah padat berbahaya, serta air bersih secara berkala dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

12
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI

Pengelompokkan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara


fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Dari uraian struktur organisasi
Puskesmas Widasari beserta uraian tugasnya sebagaimana disebutkan pada BAB II,
dapat disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas telah dikelompokkan sesuai dengan
fungsi yang logis, sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat Pengelola BLUD
yang terdiri dari Pemimpin BLUD (Kepala UPT Puskesmas), Pengelola Keuangan
(Sub Bagian Tata Usaha), dan Koordinator ( Upaya Kesehatan Wajib, Upaya
Kesehatan Pengembangan, Upaya Kesehatan Penunjang ).
b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing
fungsi dalam organisasi.
d. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara lain tercermin
dari adanya kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi dalam
Puskesmas untuk melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi,
rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja, pembagian tugas, serta
pengamanan terhadap aset organisasi.

13
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan


kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya
manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada
jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern
menempatkan pegawai pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware)
sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan, selama aktif
bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu merupakan
Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui BKPSDM
berkoordinasi dengan Sub Bag Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan.
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dapat
mepunyai pegawai non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

A. PerkembanganJumlah SDM
Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan salah satu
kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Widasari. Jumlah SDM disesuaikan
dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional puskesmas
dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

14
B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas, maka program
pengembangan sumber daya manusia Puskesmas Widasari lima tahun kedepan
diarahkan padapemenuhanjumlah SDM agar beradapadarasio yang ideal, hal ini
juga terkait dengan kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung,
fasilitas pendukung, dan lain-lain. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia
juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada pasien /
masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemenuhan kebutuhan tenaga
kerjadi sesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas dengan tetap memperhatikan
penempatan pegawai dari Pemerintah Kabupaten Indramayu.

1) Program Pengembangan
Program pengembangan SDM pada Puskesmas Widasari dijabarkan sebagai
berikut: .
a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi
melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar,
simposium, lokakarya, penulisan buku, studi banding, dll.
b. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1.

2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsiona ldan tenaga administrasi dapat terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil maupun tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan
kebutuhan puskesmas.Polarekrutmen SDM baiktenagamedis,
paramedismaupun non medisadalahsebagaiberikut:
(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Indramayu.

15
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen SDM yang berasaldaritenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang
sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah.
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional,
jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan
tugas yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan
serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme)
dalam rekrutmen SDM.

DATA KETENAGAAN
DI UPTD PUSKESMAS WIDASARI TAHUN 2017
JENIS
NO PNS PTT SUKWAN KONTRAK MAGANG JUMLAH
KETENAGAAN

1 Dokter Umum 1 - - - -
2 Dokter Spesialis - - - - -
3 Dokter Gigi 1 - - - -
4 Sarjana Keperawatan 2 - - - -
5 Sarjana Kesmas 3 - - - 1
6 Sarjana Ekonomi 1 - - - -
7 Apoteker - - - - -
8 D-III Farmasi - - - - -
9 D-III Gizi - - - - -
10 D-III Perawat Gigi - - - - -
11 D-III Perawat 5 - 2 - 11
12 D-III Kebidanan 4 5 - - 13
13 D-III Analis 1 - - - -
14 D-III Sanitarian - - - - -
15 D-IV Kebidanan 9 - - - 2
16 Juru Mudi - - - - -
17 SPK 4 - - - -
18 SPRG 1 - - - -
19 SMA/SMK/SMF 4 - - 5 -
20 SMP 1 - - - -
JUMLAH TOTAL 37 5 2 5 28

16
3) Disiplin Pegawai
a) SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalm
peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP
No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang bersangkutan
akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman disiplin yang
terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.

b).SDM Yang Bukan berasal dari PNS


Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag berasal dari
non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan
dari Pimpinan BLUD selaku Pimpinan di Unit kerja yang bersangkutan, dengan
petunjuk dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan KabupatenIndramayu.

17
BAB VI
KEBIJAKAN

A. Kebijakan Pelayanan Kesehatan dan Tarif


1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu telah menetapkan Standar
Pelayanan Minimum Puskesmas untuk memastikan bahwa seluruh
pelanggan telah memperoleh layanan secara profesional sesuai standar, yang
mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pejabat Pengelola BLUD harus menetapkan mekanisme pemberian layanan
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan
tenaga kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan standar
profesi, kompetensi dan pelayanan medis dalam rangka mencapai kualitas
layanan yang dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu
untuk menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholders.

2. Tarif Layanan
Tarif layanan di Puskesmas mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 02
Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum. Pasal 4 ayat (2 ) Perda Nomor 02
Tahun 2012 : Dikecualikan dari objek retribusi pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas DTP, Puskesmas PONED
dan Puskesmas Pembantu, artinya Puskesmas tidak ada kewajiban
menyetorkan retribusi pelayanan kesehatan kecuali untuk pelayanan :
Pemeriksaan Kesehatan untuk keperrluan melamar pekerjaan dan keperluan
lainnya diluar untuk keperluan sekolah, Pemeriksaan haji untuk keperluan
ibadah haji, Konsultasi Dokter spesialis, Pemeriksaan mayat dan pembuatan
visum et repertum, Pemeriksaan laboratorium khusus, penggunaan
ambulance/mobil Pusling, penyelenggaraan jenazah. Obyek retribusi
pelayanan kesehatan dikecualikan juga untuk warga diluar Kabupaten
Indramayu.

18
B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak
berguna, tidak digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan
menjadi limbah medis dan non medis.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi,
veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan
kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.
Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah mengacu ke Peraturan Daerah
Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

19
BAB VII
PENUTUP

1. Seluruh kebijakan Puskesmas harus berpedoman pada dan tidak


bertentangan dengan Pola Tata Kelola ini.
2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan secara berkala untuk disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang organ-organ puskesmas serta
perubahan lingkungan yang terjadi.
3. Setiap perubahan terhadap Pola Tata Kelola harus disetujui Dinas Kesehatan.
4. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Indramayu, November 2017


Kepala UPTD Puskesmas Widasari

Lia Herisliawati, SKM


NIP. 19720229 199503 2 003

20

Anda mungkin juga menyukai