PENDAHULUAN
1
1.2.4 Sebutkan alat dan bahan serta prosedur tindakan padak kasus diatas
( point 2 dan 3 ) ?
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Pembesaran gingiva
- inflamasi kronis
- inflamasi akut
a. Faktor iritasi
4. Pada keadaan yang parah gingiva hampir menutupi seluruh gigi dan
pembengkakan menempati vestibulum, stipling tidak tampak
(Carranza. 1990).
2.2 Gingivektomi
5
gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang
adekuat.
5. Flap perikoronal.
1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari
pertautan mukogingiva.
6
Prinsip dan teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai dengan poket
marker, jaringan gingiva kemundian dieksisi dengan sudut 45o kemudian
gingiva dibentuk sesuai kontur gingiva normal. Gingivektomi selalu diikuti
dengan gingivoplasti untuk mendapatkan kontur dan bentuk ketajaman tepi
gingiva yang normal baik anatomis maupun fisiologis (Suproyo, 2005).
Anestesi lokal
7
menandai dasar poket dengan pocket marker
8
Pisau Orban
9
7. Menyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan bur
intan atau pisau bermata lebar untuk mengerok jaringan.
9. Membilas daerah bedah dengan air steril atau larutan saline steril untuk
membersihkan pertikel-partikel yang tersisa.
10. Menekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air
steril atau larutan saline steril selama 2-3 menit, untuk menghentikan
perdarahan.
12. Mengganti dresing dan membuang debris pada daerah luka setiap
minggu sampai jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah
dibersihkan oleh pasien. Epitel akan menutupi luka dengan kecepatan
0,5 mm per hari setelah hilangnya aktivitas mitosis awal dari epitel, 24
jam setelah operasi.
10
Penyembuhan luka
13. Setelah dressing terakhir dilepas, poles gigi dan instruksikan pasien
untuk melakukan pengendalian plak dengan baik.
11
2. Dilarang minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam.
Dilarang berkumur-kumur satu hari setelah operasi.
2.3 Gingivoplastik
12
Gingivoplastik adalah prosedur bedah yang mirip dengan gingivektomi,
namun tujuannya berbeda. Gingivektomi adalah bertujuan untuk menyingkirkan
saku periodontal, dan dalam prosedurnya tercakup pembentukkan kembali
(reshaping) gingiva. Sebaliknya ginivoplasti adalah pembentukkan kembali
gingiva dengan tujuan semata-mata untuk pengembalian kontur gingiva yang
fisiologis, tanpa tujuan untuk menyingkirkan saku. Pengembalian kontur gingiva
yang fisiologis tersebut selain untuk tujuan estetis adalah untuk mencegah
kambuhnya penyakit. ( Daliemunthe, Saidina Hamzah. 2006 )
Dilakukan dgn menggunakan pisau Kirkland, batu diamond, alat bedah elektro
atau laser.
2.4.1 Definisi
13
Selective grinding atau occlusal adjustment dapat didefinisikan sebagai
membentuk kembali permukaan oklusi gigi dengan pengasahan untuk
menciptakan hubungan kontak yang harmonis antara gigi geligi rahang atas dan
bawah.
Dengan istilah penyelarasan oklusal sebenarnya dimaksudkan tindakan
untuk mengembalikan hubungan fungsional yang menguntungkan bagi
periodonsium dengan satu atau lebih prosedur berikut:
1. Mengubah bentuk gigi dengan jalan pengasahan gigi.
2. Mengubah bentuk gigi dengan jalan pembuatan restorasi.
3. Pencabutan gigi yang menimbulkan hambatan oklusal.
4. Mengubah posisi gigi dengan jalan menggerakkan gigi secara ortodonsi.
5. Mengubah relasi gigi geligi dan rahang dengan jalan bedah ortognasi.
Penyelarasan oklusal harus dipandang dari dua sisi, yang satu sama lain tidak
terpisahkan. Pada satu sisi, penyelarasan oklusal adalah untuk menyingkirkan
tekanan oklusal yang mencederai. Namun pada sisi lain, penyelarasan oklusal
adalah untuk menciptakan stimulasi fungsional yang dibutuhkan untuk dapat
dipertahankannya kesehatan periodonsium. Jadi keberhasilan penyelarasan oklusal
tidak hanya diukur dari hilang atau tidaknya tekanan oklusal yang telah
menimbulkan cedera pada periodonsium, tetapi juga dari apakah tercipta hubungan
oklusal yang dapat memberikan stimulasi fungsional yang dibutuhkan
periodonsium.
Dalam uraian berikut ini, prosedur penyelarasan oklusal yang dikemukakan
dibatasi pada prosedur pengasahan gigi saja. Prosedur yang demikian dinamakan
sebagai koronoplastik (coronoplasty) atau pengasahan selektif (selective grinding).
2.4.2 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi dan kontraindikasi selective grinding dalam World Workshop in
Periodontics 1989.
Indikasi selective grinding:
1. Untuk mengurangi kekuatan traumatik pada gigi yang memperlihatkan:
- Peningkatan mobiliti atau fremitus untuk mendorong perbaikan pada
perlekatan periodontal.
- Ketidaknyamanan selama kontak oklusi atau saat berfungsi.
14
2. Untuk mencapai hubungan fungsional dan efisiensi pengunyahan berhubungan
dengan restorasi, orthodonti, bedah orthognati atau trauma rahang yang
diindikasikan.
3. Sebagai terapi yang mungkin mengurangi kerusakan dari kebiasaan
parafungsional.
4. Untuk membentuk kembali gigi yang berkontribusi mencederai jaringan
lunak.
5. Untuk memperbaiki hubungan tepi marginal dan tonjolan yang berkontribusi
menjadi food impaksi.
Kontraindikasi selective grinding:
1. Selective grinding tanpa pengetahuan pra perawatan yang teliti, dokumentasi,
dan mengedukasi pasien.
2. Profilaksis adjustment tanpa bukti-bukti tanda dan gejala dari trauma oklusal.
3. Sebagai perawatan primer dari inflamasi mikrobial penyakit periodontal.
4. Perawatan pada pasien dengan riwayat bruxism tanpa bukti kerusakan,
pathosis atau nyeri.
5. Ketika keadaan emosional pasien mempengaruhi hasil yang baik.
6. Ekstrusi parah, kegoyangan, atau malposisi gigi yang tidak merespon hanya
dengan selective grinding saja.
16
pasien diinstruksikan untuk mengkatupkan gigi belakang kiri dan kanan secara
bersamaan, pelan-pelan dan sekuat-kuatnya. Bila menggunakan kertas
artikulasi, daerah prematuritas ditandai dari ketebalan warna kertas yang
melekat ke permukaan gigi. Sebaliknya bila menggunakan lilin indikator
oklusal, daerah prematuritas ditandai dari daerah lilin yang menjadi tipis atau
berlubang. Daerah tersebut pada gigi ditandai dengan pensil atau spidol.
Gambar 4. Kontak oklusal bersilang. Kiri: Tampak proksimal; Kanan: Tampak oklusal.
Pengasahan gigi.
Prosedur dasar untuk mengkoreksi prematuritas oklusal adalah:
a. Memperdalam alur.
Memperdalam alur (grooving) adalah prosedur untuk mengembalikan
kedalaman alur pertumbuhan (developmental groove) yang telah menjadi
dangkal akibat keausan oklusal. Prosedur ini dilakukan dengan bur berbentuk
runcing sampai diperoleh kedalaman yang sesuai.
b. Membulatkan.
Membulatkan (spheroiding) adalah prosedur untuk mengurangi prematuritas
dan memperbaiki kontur gigi. Alat yang digunakan adalah bur yang runcing.
Pengasahan permukaan prematuritas dilakukan dengan sapuan seperti
mengecat dimulai 2-3 mm mesial atau distal dari prematuritas mulai dari tepi
oklusal gigi sampai 2-3 mm apikal dari tanda prematuritas. Dalam melakukan
pembulatan harus dijaga jangan sampai tinggi tonjol gigi dikurangi.
17
Gambar 1. Prosedur memperdalam alur.
c. Meruncingkan.
Meruncingkan (pointing) adalah prosedur untuk memperbaiki kembali kontur
tonjol gigi yang runcing. Alat yang digunakan adalah bur yang runcing.
19
Permukaan gigi yang telah diasah akan menjadi kasar. Untuk itu
permukaan gigi yang diasah harus dilicinkan dan dipoles sehingga terasa lebih
nyaman bagi pasien. Pemolesan gigi dengan menggunakan rubber cup white.
2.5.1 Definisi
Glass fiber reinforced composite adalah salah satu material splinting yang
merupakan kombinasi dari glass fiber dan matriks resin, yang saat ini telah
digunakan di dunia kedokteran gigi.
Sedangkan glass fiber merupakan helai tipis berbasis silika (SiO2) dengan
diameter yang sangat kecil. Pada hasil scanning mikrograf elektron (perbesaran
20
30x), everStick® PERIO menunjukkan glass fiber dengan orientasi unidireksional
(searah) (Gambar 3). Glass fiber yang umum digunakan dalam Glass Fiber
Reinforced Composite Splint ini adalah E-glass fiber dan S-glass fiber. E-glass
fiber terdiri dari sekitar 54,5% SiO2, 14,5% Al2O3, 17% CaO, 4,5% MgO, 8,5%
B2O3, 0,5% Na2O. Sedangkan S-glass fiber terdiri dari 64% SiO2, 26% Al2O3,
10% MgO. Berbagai jenis glass fiber tertera pada Tabel 1. (Zhang M, Matinlinna
JP. 2012)
21
E-glass fiber ("E" singkatan dari “elektrik”) merupakan fiber yang terbuat
dari kaca aluminoborosilikat dengan berat kurang dari 1% alkali oksida.7
Elemen-elemen lainnya juga ada pada tingkat yang rendah. Beberapa keuntungan
dan kerugian dari E-glass fiber tercantum dalam Tabel 2.
Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian E-glass fiber7
Adhesi antara matriks dan fiber dapat terjadi karena adanya silane. Silane
adalah senyawa kimia organik-anorganik, dimana karbon secara langsung terikat
pada silikon, misalnya ≡ Si - C ≡. Senyawa ini adalah ester silikon dan digunakan
sebagai coupling agent. (Zhang M, Matinlinna JP. 2012)
22
2.5.2 Sifat-sifat Material dari Glass Fiber Reinforced Composite Splint (Shear
Bond Strength dan Flexural Strength)
Sifat-sifat material yang dapat diamati dari glass fiber reinforced composite
splint antara lain yaitu shear bond strength dan flexural strength.
Shear bond strength ever-stick® PERIO terhadap email yaitu sebesar 16.42 ±
3.67 MPa.8 Shear bond strength terhadap email ini dipengaruhi oleh diameter dan
jumlah fiber. Ever-Stick® PERIO memiliki diameter 1,2 mm dan terdiri dari 2000
fiber (menurut informasi dari produsen). Semakin besar diameter fiber dan
semakin banyak jumlah fiber, maka semakin tinggi pula nilai shear bond strength
terhadap email, dan dengan kata lain semakin kuat pula sifat adhesinya.
Beberapa sifat flexural FRCs juga dipengaruhi oleh jumlah filler dan
komposisi matriks organik komposit. Oleh karena itu, jenis fiber yang sama
mungkin bisa menghasilkan flexural strength yang berbeda bila dikombinasikan
dengan resin komposit yang berbeda.
Penelitian lain juga melaporkan bahwa flexural strength FRCs berubah dengan
bertambahnya waktu penyimpanan. Demikian pula, shear bond strength terhadap
email dari FRCs terbukti berubah dengan bertambahnya waktu penyimpanan.
(Tezvergil A, Lassila LV, Vallittu PK. 2003)
23
2.5.3 Aplikasi Glass Fiber Reinforced Composite sebagai Surface Retained
Splint pada Gigi Anterior
24
Light-curing fiber pada masing-masing gigi selama lima detik. Tekan juga fiber
ke dalam ruang aproksimal.
7. Penutupan dan penyelesaian splint
Tutupi seluruh fiber splint dengan selapis tipis komposit (0,5 mm). Kemudian
light curing selama 40 detik. Hati-hati jangan sampai fiber terpotong ketika
finishing/polishing splint.
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skenario
Gigi M T D
21 4 3 4
22 4 4 5
31 3 3 4
3.2 Terminologi
26
A. Plak Control Record : digunakan untuk memantau plaksanaan kontrol plak.
Untuk pengukuran terlebih dahulu gigi diwarnai dengan bahan pewarna plak
yaitu disclosing solution. Selanjutnya dicatat ada atau tidaknya deposit yang
tewarnai pada batas dentogingiva pada 4 permukaan ( mesial, vestibular,
distal, dan oral)
B. OHI-S : adalah cara untuk mengukur atau menilai kebersihan gigi dan mulut
seseorang yang diperoleh dengan cara menjumlahkan debris indeks dan
kalkulus indeks
C. Resesi Gingiva : adalah jarak dari cemento enamel juction (CEJ) ke crest
gingiva margin (CGM)
G. Level Attachment : adalah jarak dari cemento enamel juction (CEJ) ke dasar
saku
3.3 Pemeriksaan
Anamnesa pasien
Nama : -
Umur : 25 tahun
Alamat : -
Keluhan Utama : keluhan gusi membesar di daerah depan atas dan gigi
depan bawah goyang dirasakan kurang lebih 7 bulan
yang lalu
27
Riwayat Kesehatan Umum : Baik. Tidak ada kelainan sistemik yang
menggangu dalam perawatan gigi.
1. OHI-S Buruk
5. Kedalaman Saku :
Gigi M T D
4 3 4
4 4 5
3 3 4
3.4 Diagnosa
Gigi 21 dan 22
Gigi 31
Tahapan Kerja :
29
1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan tindakan skeling dan penghalusan akar
2. Pengaturan posisi kerja
3. Aplikasi antiseptik pada area kerja dengan menggunakan cotton pellet
dan pinset
4. Lakukan eksplorasi dengan menggunakan sonde half moon
untuk mengetahui letak perbatasan kalkulus
5. Gunakan sickle scalers untuk melakukan pembersihan
kalkulus supragingiva
Tatalaksana Gingivoplasti :
31
Dilakukan dgn menggunakan pisau Kirkland, batu diamond, alat
bedah elektro atau laser.
32
diidentifikasi berdasarkan gerak mandibula pasien sendiri tanpa bantuan
tangan operator. Pengasahan dilakukan terhadap suprakontak atau kontak
yang tidak baik, yang dilakukan pada satu atau beberapa sesi kunjungan
tergantung banyaknya suprakontak yang hendak disingkirkan. Pengasahan
dilakukan lebih dulu pada gigi posterior, baru dilanjutkan pada gigi
anterior apabila memang dibutuhkan.
Cara mendeteksi prematuritas pada posisi interkuspal.
Untuk pengungkapan prematuritas pada posisi interkuspal, alat
pendeteksi diletakkan pada daerah yang hendak diperiksa. Alat pendeteksi
bisa berupa kertas artikulasi (articulating paper), atau lilin indikator
oklusal (occlusal indicator wax). Setelah alat pendeteksi ditempatkan pada
posisinya, kepada pasien diinstruksikan untuk mengkatupkan gigi
belakang kiri dan kanan secara bersamaan, pelan-pelan dan
sekuat-kuatnya. Bila menggunakan kertas artikulasi, daerah prematuritas
ditandai dari ketebalan warna kertas yang melekat ke permukaan gigi.
Sebaliknya bila menggunakan lilin indikator oklusal, daerah prematuritas
ditandai dari daerah lilin yang menjadi tipis atau berlubang. Daerah
tersebut pada gigi ditandai dengan pensil atau spidol.
Gambar 4. Kontak oklusal bersilang. Kiri: Tampak proksimal; Kanan: Tampak oklusal.
Pengasahan gigi.
Prosedur dasar untuk mengkoreksi prematuritas oklusal adalah:
d. Memperdalam alur.
Memperdalam alur (grooving) adalah prosedur untuk mengembalikan
kedalaman alur pertumbuhan (developmental groove) yang telah menjadi
33
dangkal akibat keausan oklusal. Prosedur ini dilakukan dengan bur berbentuk
runcing sampai diperoleh kedalaman yang sesuai.
e. Membulatkan.
Membulatkan (spheroiding) adalah prosedur untuk mengurangi prematuritas
dan memperbaiki kontur gigi. Alat yang digunakan adalah bur yang runcing.
Pengasahan permukaan prematuritas dilakukan dengan sapuan seperti
mengecat dimulai 2-3 mm mesial atau distal dari prematuritas mulai dari tepi
oklusal gigi sampai 2-3 mm apikal dari tanda prematuritas. Dalam melakukan
pembulatan harus dijaga jangan sampai tinggi tonjol gigi dikurangi.
f. Meruncingkan.
Meruncingkan (pointing) adalah prosedur untuk memperbaiki kembali kontur
tonjol gigi yang runcing. Alat yang digunakan adalah bur yang runcing.
34
Gambar 3. Meruncingkan. A. Sebelum perawatan; B. Setelah perawatan.
Tatalaksana Splinting :
36
Seluruh panjang fiber harus terikat pada permukaan gigi. Bersihkan
permukaan gigi dengan pasta dari batu apung dan air, bilas dan keringkan
dengan penyemprot udara.
c) . Etsa
Etsa permukaan gigi dan ruang interproksimal secara menyeluruh
dengan asam orthofosfat, di daerah splint. Sebaiknya etsa sedikit lebih
lebar dari yang diperlukan. Waktu untuk mengetsa email yang dianjurkan
adalah 45 sampai 60 detik. Bilas dengan air dan udara pada permukaan
gigi secara menyeluruh setelah dietsa.
d) Bonding
Gunakan teknik adhesive bonding pada gigi sesuai dengan
petunjuk dari produsen. Aplikasikan ke seluruh daerah yang akan
di-bonding.
e) Aplikasi flowable composite
Oleskan selapis tipis (sekitar 0,5 mm) flowable composite
(misalnya, StickFlow) pada permukaan gigi. Hati-hati menutupi area
bonding dengan komposit termasuk ruang proksimal. Sisakan ruang yang
cukup untuk membersihkan ruang proksimal. Jangan menyinari komposit
selama fase ini.
f) . Posisikan dan light-cure fiber
Lepaskan kertas pelindung dan ambil fiber menggunakan pinset.
Posisikan fiber di atas flowable composite dengan tujuan agar fiber
berada sedekat mungkin dengan insisal di daerah anterior. Pastikan
bahwa fiber tidak berada pada daerah oklusi. Posisikan salah satu ujung
bundel fiber dahulu dengan menekan ke bawah menggunakan instrumen
Stick Stepper (sterilkan instrumen sebelum digunakan). Light-curing
fiber pada masing-masing gigi selama lima detik. Tekan juga fiber ke
dalam ruang aproksimal.
g) . Penutupan dan penyelesaian splint
Tutupi seluruh fiber splint dengan selapis tipis komposit (0,5 mm).
Kemudian light curing selama 40 detik. Hati-hati jangan sampai fiber
terpotong ketika finishing/polishing splint.
37
4. Tahap selanjutnya, Satu minggu setelah gingivektomi, periodontal peck
dilepas. Gingiva terlihat masih terlihat agak merah karena terjadi proses
epitelisasi, proses ini terjadi pada hari ke 5- 14.7 Kontur gingiva bagus,
konsistensi kenyal, pinggir gingiva tajam. Secara estetik gingiva terlihat
lebih baik.
5. Pada kasus ini gigi pasien yang berjejal atau tidak teratur susunannya,
sesudah dilakukan gingivektomi harus dirawat dengan kawat gigi orthodonsi
sehingga memudahkan pasien untuk menjaga kebersihan giginya dan tidak
terjadi kekambuhan pembesaran gingiva.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
40
Carranza, F. A., 1990, Glickman’s Clinical Periodontology, 7th Ed., W.B. Saunders
Company, Philadelphia, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo, h. 909
Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta
Harty, F.J., Ogston, R., 1995, Kamus Kedokteran Gigi (terj.), Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, h.139, 219
Manson, J.D. dan Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, ed 2, Hipocrates, Jakarta.
Reddy, M.S., 2003, Achieving Gingival Esthetics, J Am Dent Assoc,134 (3) : 295 –
304. http://jada.ada.org/cgi/content/full/134/3/295
Wolf, H.F., Rateitschak, K.H. dan Hassell, T.M., 2005, Color Atlas of Dental
Medicine: Periodontology, Thieme Stutgart, New York
41
Zhang M, Matinlinna JP. E-Glass Fiber Reinforced Composites in Dental
Applications. Silicon (2012) 4:73–78
42