PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, beraneka ragam ras, bermacam-
macam golongan, beragam budaya. Penduduknya menganut berbagai macam agama serta
penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda. Hal itu merupakan
Anugrah dari tuhan YME.
Namun kalau tidak rukun dan bercerai-berai maka akan menimbulkan kehancuran..
Kehancuran dan penderitaan terjadi karena sifat-sifat manusia yang serakah, mudah marah, dan
nafsu yang tidak terkendali. Sifat manusia yang penuh nafsu, serakah dan cepat marah sering
kali menimbulkan komplik di masyarakat. Kelalaian dalam menyikapi setiap komplik kecil
dimasyarakat dapat meluas menjadi bentrokan antar suku, agama, ras dan antar golongan
(SARA), sehingga menimbulkan perpecahan yang sangat merugikan kerukunan dan kesatuan
bangsa.
Oleh karena itu setiap pemimpin umat beragama, tokoh-tokoh adat, komponen masyarakat
lainnya maupun pemerintahan agar selalu mewaspadai, munculnya potensi komplik
dilingkungannya. Dapat mendeteksi dan mengambil langkah cepat dalam mengatasi setiap
potensi komplik. Dan tetap menjaga Kerukunan Antara umat beragama, suku, ras dan antar
golongan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah kerukunan antar umat beragama adalah:
1. Apa pengertian kerukunan dan kerukunan umat beragama?
2. Apa saja perintah-perintah Tuhan kepada manusia supaya selalu hidup rukun dalam
Agama Hindu?
1
3. Apa saja faktor penghambat kerukunan beragama?
4. Bagaimana menjaga dan meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pada makalah kerukunan antar umat beragama adalah:
1. Mengetahui definisi dari kerukunan
2. Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3. Mengetahui faktor penghambat kerukunan antar umat beragama
4. Mengetahui cara menjaga dan meningkatkankerukunan hidup antar umat beragama
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kerukunan artinya adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang
walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan. Kerukunan juga bisa
bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakkerukunan serta
kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta
tenteram. (berhubungan dengan Pancasila sila 1 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa).
Kerukunan umat beragama berarti antara pemeluk-pemeluk agama yang berbeda bersedia
secara sadar hidup rukun dan damai. Hidup rukun dan damai dilandasi oleh toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan dan bekerjasama
dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hidup rukun artinya hidup bersama dalam masyarakat
secara damai, saling menghormati dan saling bergotong royong/bekerjasama.
Kitab Weda (Kitab suci Umat Hindu) memerintahkan manusia untuk selalu menjalankan
Tri Hita Karana Yaitu : selalu berbakti kepada Hyang Widdhi, hidup rukun dengan alam
lingkungan, serta hidup rukun dengan sesama umat manusia. Dalam menjalin hubungan
dengan umat manusia, diperinthkan untuk selalu rukun tanpa memandang : ras, kebangsaan,
suku, agama, orang asing, pribumi maupun pendatang, dls. Sehingga umat Hindu selalu
berdoa sebagai berikut :
3
Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih, Samjnanam asvina yunam, ihasmasu ni
‘acchalam.(Atharvaveda VII.52.1)
Artinya :
Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang dikenal dengan
akrab, Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang asing, semoga
Engkau memberkahi kami dengan keserasian (kerukunan/keharmonisan).
Bahkan umat Hindu selalu berdoa untuk keselamatan seluruh mahluk hidup, seperti bait
ke 5 Puja Trisandya yang wajib dilantunkan 3 (tiga) kali dalam sehari oleh umat Hindu yang
taat :
Yang artinya : Hyang Widdhi ampunilah hamba, semoga semua mahluk hidup
(Sarwaprani) memperoleh keselamatan ( hitangkara ),bebaskan hamba dari segala dosa dan
lindungilan hamba. (Keterangan. : Mahadewa dan Sadasiwa adalah nama-nama ke-Maha
Kuasa-an Hyang Widdhi Wasa/Tuhan YME).
Didalam pustaka suci weda terdapat perintah-perintah Hyang Widhi tentang hidup rukun
diantaranya :
4
1. Tri Hita Karana
Tri Hita Karana artinya tiga penyebab kebahagiaan yaitu :
1) Membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan Hyang Widdhi Wasa/ Tuhan
YME (Parahyangan).
2) Membina hubungan harmonis antara manusia dengan manusia tanpa membedakan asal
usul, ras, suku, agama, kebangsaan dll. (Pawongan).
3) Membina hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan(Palemahan).
5
menghormati harkat dan martabat manusia yang dapat menimbulkan kemarahan dan rasa
dendam yang berkepanjangan di antara sesama manusia.
3. Catur Paramita
Di samping itu dalam pergaulanya di masyarakat manusia diperintahkan untuk selalu
mendasarkan tingkah lakunya kepada “Catur Paramita” yaitu :
1) Maitri, mengembangkan rasa kasih sayang.
2) Mudhita, membuat orang simpati.
3) Karuna, suka menolong.
4) Upeksa, mewujudkan keserasian, keselarasan, kerukunan dan keseimbangan.
4. Tat Twam Asi
Apabila diterjemahkan secara artikulasi Tat Twam Asi berarti Itu adalah Aku atau kamu
adalah aku. Dalam pergaulan hidup sehari-hari manusia diperintahkan selalu berpedoman
kepada Tat Twam Asi, sehingga tidak mudah melaksanakan perbuatan yang dapat
menyinggung perasaan bahkan dapat menyakiti hati orang lain dan pada akhirnya
menimbulkan rasa iri hati benci dan kemarahan. Dengan menganggap orang lain adalah
diri kita sendiri, berarti kita memperlakukan orang lain, seperti apa yang ingin orang lain
lakukan terhadap kita.
Tat Twam Asi menjurus kepada Tepa Selira atau Tenggang Rasa yang menuntun
manusia dalam berpikir, berkata-kata dan berperilaku, sehingga tidak berpikir negatif
terhadap orang lain, tidak berkata-kata yang dapat menyinggung perasaan orang lain, dan
tidak berperilaku yang dapat merugikan orang lain.
Ada enam musuh utama dalam diri manusia yang harus dikalahkan untuk meningkatkan
spiritualitas manusia, sekaligus bermanfaat menciptakan kerukunan dan kedamaian Umat
manusia. Ke-enam musuh yang ada pada manusia disebut Sad Ripu yaitu:
6
d) Mada artinya sifat suka mabuk-mabukan.
e) Moha artinya sifat angkuh dan sombong.
f) Matsarya artinya sifat dengki dan iri hati
Selain enam musuh utama dalam diri manusia yang harus dikalahkan, adalagi yang disebut
Sad Atatayi, yaitu enam kejahatan yang membuat manusia menderita, sehingga dilarang untuk
dilakukan yaitu :
Untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama, langkah yang paling penting untuk
dilakukan adalah :
Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk selalu berpikir positif terhadap orang
lain, bertutur kata yang tidak propokatif dan tidak membuat pendengarnya sakit hati,
berperilaku baik, seperti : tidak melanggar norma-norma umum, norma kesusilaan,
norma adat istiadat, maupun norma hukum negara/tidak melanggar hukum Negara.
Menumbuhkan penghargaan, saling pengertian, toleransi, serta belajar untuk saling
memahami diantara umat beragama. Dan tidak berbuat hal-hal yang dapat menyinggung
sentimen keagamaan.
Untuk menumbuhkan penghargaan dan saling pengertian, maka setiap umat bergama,
hendaknya mengerti secara baik dan benar tentang agamanya sendiri dan dilengkapi
7
dengan pengetahuan yang cukup dan benar tentang agama lainnya, sehingga mengetahui
hal-hal baik di agama lain dan mengetahui pula hal-hal yang sangat
dilarang/ditabukan/diharamkan di agama lain.
Para pemimpin agama bekerja sama dengan pemimpin agama lainnya (Islam, Hindu,
Kristen, Budha dan Konghucu) untuk mengatasi musuh bersama umat manusia yaitu :
Keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan dan penyakit sosial lainnya.
Para pemuka agama, pemimpin lembaga-lembaga keagamaan dan pemerintah, supaya
selalu mempromosikan : toleransi, kerukunan dan kedamaian diantara para pemeluk
agama di masyarakat, sekolah-sekolah umum, sekolah-sekolah keagamaan, maupun
ditempat-tempat ibadah.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) lebih diberdayakan sampai kedesa-desa,
dengan lebih sering mengadakan dialog-dialog kerukunan, sekaligus sebagai ajang
silaturahmi antar umat beragama.
Dalam momen-momen hari penting Bangsa Indonesia, seperti HUT RI, Hari Sumpah
Pemuda dls. pemerintah supaya mempasilitasi kegiatan-kegiatan yang bernuansa
Kerukunan dan persatuan bangsa, seperti mensponsori seminar/simposium kerukunan
beragama dengan melibatkan komponen perwakilan agama-agama.
8
BAB III
PENUTUP
Kerukunan umat beragama berarti antara pemeluk-pemeluk agama yang berbeda bersedia
secara sadar hidup rukun dan damai. Hidup rukun dan damai dilandasi oleh toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan dan bekerjasama dalam
kehidupan sosial di masyarakat. Hidup rukun artinya hidup bersama dalam masyarakat secara
damai, saling menghormati dan saling bergotong royong/bekerjasama.
Didalam Weda terdapat perintah-perintah Hyang Widhi tentang hidup rukun diantaranya :
Ada enam musuh utama dalam diri manusia yang harus dikalahkan untuk meningkatkan
spiritualitas manusia, sekaligus bermanfaat menciptakan kerukunan dan kedamaian Umat
manusia yaitu Sad Ripu. Selain itu ada lagi yang disebut Sad Atatayi, yaitu enam kejahatan yang
membuat manusia menderita, sehingga dilarang untuk dilakukan.
Untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama, langkah yang paling penting untuk
dilakukan adalah :
Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk berpikir positif terhadap orang lain.
Menumbuhkan toleransi serta belajar untuk saling memahami diantara umat beragama..
Mempromosikan toleransi, kerukunan dan kedamaian diantara para pemeluk agama di
masyarakat, sekolah-sekolah umum, maupun ditempat-tempat ibadah.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Peran pemerintah dalam memersatukan antar umat beragama yaitu tetap menjaga
toleransi dan keseimbangan antar umat beragama.