Anda di halaman 1dari 8

KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP

EFEKTIFITAS MENGAJAR GURU

Oleh:

Yoza saputra

Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh manajerial kepala sekolah dan motivasi
berprestasi guru terhadap efektifitas mengajar guru pada beberapa SMAN. Hasil belajar siswa
yang dalam penelitian ini diambil dari nilai ulangan tengah semester 1 tahun pelajaran
2009/2010 digunakan untuk membandingkan keefektifan mengajar guru. Sampel diambil
secara random sebanyak 55 guru kelas X dari populasi sebanyak 120 orang. Analisis data
menggunakan angket untuk mengetahui korelasi antar variabel. Hasil penelitian menemukan
bahwa (1) Hubungan manajerial kepala sekolah dengan efektifitas mengajar guru kuat. (2)
Hubungan motivasi berprestasi guru dengan efektifitas mengajar guru kuat. (3) Hubungan
manajerial kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru dengan efektifitas mengajar guru
sangat kuat. (4) Pencapaian prestasi belajar siswa yang diajar oleh guru perempuan yang
berusia lebih dari empat puluh tahun dengan masa mengajar lebih dari lima tahun bidang
studi yang diajar sesuai dengan latar belakang pendidikan memperoleh prestasi akademis
lebih tinggi dibandingkan yang diajar oleh guru dengan karakter sebaliknya. (5) Tidak ada
perbedaan keefektifan menguar guru yang nyata antara siswa yang memiliki prestasi di atas
rata-rata dan siswa yang prestasinya di bawah rata-rata.

Pendidikan berkontribusi dalam Pembangunan Manusia. Hal tersebut


mengembangkan sumber daya manusia menunjukan bahwa kualitas pendidikan
(SDM) yang bermutu sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas manusia
mendukung perkembangan industri dan yang dapat dilihat dari kualitas kerja
ekonomi negara tersebut. Unesco dan mereka. Sutermeister (1976:14)
World Bank mengukur kualitas pendidikan mengemukakan bahwa kemampuan kerja
sebuah negara dengan Indeks dihasilkan dari pengetahuan dan keahlian "
ability is deemed to result from knowledge Peningkatan mutu pendidikan akan
and skill. Knowledge is affected by tercapai apabila proses belajar mengajar
education, experience, training and yang diselenggarakan di kelas benar-benar
interest.’’ efektif dan beiguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan
Negara kita menyadari bahwa mutlak
ketrampilan yang diharapkan. Karena pada
dibutuhkan upaya pengembangan SDM.
dasarnya proses belajar mengajar
Dalam menghadapi era pasar global,
merupakan inti dari proses pendidikan
semakin ditekankan kebutuhan akan
secara keseluruhan. Proses belajar
tenaga keijja yang terampil dan cerdas
mengajar di sekolah sangat menentukan
serta kebutuhan akan tenaga profesional di
apa yang akan berhasil dicapai oleh siswa.
semua bidang yang berguna untuk
Mengajar tidak dapat dipisahkan dari
membangun bangsa. W. S. Winkel (2004:
belajar. Menganalisa proses belajar
47) menyatakan bahwa para warga negara
mengajar pada intinya tertumpu pada suatu
tidak dapat lagi dipandang sebagai
persoalan. Yaitu bagaimana guru memberi
penerima kekayaan alam, melainkan harus
kemungkinan bagi siswa agar terjadi
dianggap sebagai sumber modal nasional
proses belajar yang efektif atau dapat
dan pelaku ekonomi produktif.
mencapai hasil sesuai dengan tujuan (Ali,
Peningkatan kualitas SDM inilah yang 2002:1).
merupakan tantangan bagi dunia
Belajar merupakan kegiatan mental yang
pendidikan, yang menuntut pula
tidak dapat disaksikan dari luar Apa yang
peningkatan mutu pendidikan. Peranan
sedang terjadi dalam diri seseorang yang
pendidikan formal menjadi sangat penting
sedang belajar, tidak dapat diketahui
dan strategis bila dikaitkan dengan upaya
secara langsung hanya dengan mengamati
bangsa kita untuk menciptakan SDM yang
orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu
berkualitas yang mampu membangun
tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu
bangsanya. Sekolah sebagai suatu institusi
melakukan sesuatu yang menampakkan
atau lembaga pendidikan formal
kemampuan yang telah diperoleh melalui
merupakan sarana melaksanakan
belajar (Winkel, 2004: 58). Nilai
pelayanan belajar dan proses pendidikan
merupakan salah satu bukti hasil belajar
(Sagala, 2007: 70). Sekolah harus menjadi
siswa yang menampakkan kemampuannya.
center of excellence atau pusat keunggulan
Perolehan nilai siswa dalam ulangan
dalam keseluruhan wacana pengembangan
sumber daya manusia.
menyatakan daya serap siswa tersebut yang dibebankan kepadanya dengan
terhadap kompetensi yang dipelajarinya. sungguh-sungguh dan penuh dengan
tanggung jawab. Dorongan atau motivasi
Syah (2006; 141) mengungkapkan bahwa
itu muncul bisa dari dalam maupun dari
evaluasi belajar siswa dalam bentuk
luar diri seseorang yang memunculkan
ulangan harian, ujian tengah semester,
kegigihan untuk melakukan tindakan
ujian akhir semester, maupun ujian akhir
tertentu. Seorang guru yang memiliki
nasional merupakan alat-alat ukur yang
dorongan untuk berprestasi akan bekerja
banyak digunakan untuk menentukan taraf
dengan baik dan efektif walaupun tidak
kebertiasilan sebuah proses belajar
didukung oleh orang-orang sekitarnya.
mengajar atau untuk menentukan taraf
keberhasilan sebuah program pengajaran. David MC Clelland mengungkapkan
Apabila sebuah metode yang digunakan bahwa dorongan untuk mencapai
guru tidak mendorong munculnya prestasi keberhasilan merupakan motif yang
belajar siswa yang memuaskan, guru amat penting sekali, bukan saja untuk
dianjurkan mengganti metode tersebut atau menentukan keberhasilan seseorang
mengkombinasikannya dengan metode namun juga keberhasilan suatu bangsa
lain yang serasi. Dengan kata lain, efektif dalam melaksanakan pembangunan. Hasil
atau tidaknya sebuah proses pembelajaran penelitiannya membuktikan bahwa
dapat dilihat dari hasil prestasi belajar berhasil tidaknya suatu bangsa
siswa yang tercermin lewat nilai-nilai melaksanakan pembangunan tergantung
tersebut. pada jumlah penduduknya yang
mempunyai motif untuk berhasil (Buchari
Amiruddin (2000: 24) mengatakan bahwa
Alma, 2007:27).
agar pembelajaran efektif, pengajar harus
tahu apa yang dapat diserap dan dipahami Dalam kaitannya dengan kinerja guru,
oleh pelajar. Dengan kata lain guru harus seberapa besar seorang guru memiliki
dapat menguasai materi dan sekaligus motivasi berprestasi akan berpengaruh
menguasai metode, strategi, dan teknik terhadap keberhasilan dalam
mengajarkannya. Untuk mencapai melaksanakan tugasnya sebagai guru,
efektivitas dalam mengajar, guru untuk memunculkan dorongan untuk
membutuhkan suatu dorongan yang dapat berprestasi guru yang juga akan ikut
memberikan semangat dalam mengajar, membentuk efektivitas kerja guru dalam
sehingga guru mau dan mampu mengajar mal» peranan kepala sekolah
melaksanakan dan menyelesaikan tugas sangat dibutuhkan. Seperti seorang
manajer perusahaan yang dituntut untuk mengajar guru sangat efektif. Secara rinci
dapat mengelola perusahaannya, kepala diperoleh nilai skor rata-rata masing-
sekolah dituntut untuk memiliki masing aspek yaitu perencanaan
kompetensi manajerial agar mampu pembelajaran dengan skor 4,35 dan
mengelola sekolah dan sumber daya yang pelaksanaan pembelajaran dengan skor
ada di sekolah, yang dalam hal ini adalah 4,44. Kedua aspek tersebut sudah sangat
sumber daya guru. Kepala sekolah baik dilaksanakan oleh guru-guru di
merupakan pimpinan yang bertanggung SMAN.
jawab atas kelangsungan organisasi
Angka aspek perencanaan pembelajaran
sekolah.
sebesar 4,35 dapat dimaknai bahwa guru
Dalam rangka melakukan peran dan SMAN telah melakukan perencanaan
fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah pembelajaran dengan sangat baik. Angka
harus memiliki strategi yang tepat untuk aspek pelaksanaan pembelajaran sebesar
memberdayakan tenaga kependidikan 4,44 dapat dimaknai bahwa guru SMAN
melalui keijasama atau kooperatif, telah melaksanakan pembelajaran dengan
memberi kesempatan kepada tenaga sangat baik. Berdasaikan hasil penelitian,
kependidikan untuk meningkatkan secara umum kondisi manajerial kepala
profesinya, dan mendorong keterlibatan sekolah sangat baik. Terdapat lima
seluruh tenaga kependidikan dalam indikator yang dijadikan ukuran dalam
berbagai kegiatan yang menunjang variabel ini yaitu indikator perencanaan,
program sekolah (Mulyasa, 2007:103). komunikasi, pengorganisasian, motivasi,
Sergiovanni dalam Sagala (2004: 56) dan pengawasan. Aspek perencanaan,
menyatakan bahwa kualitas pendidikan motivasi, dan pengorganisasian ada dalam
yang diterima di sekolah akan kategori sangat baik. Sedangkan untuk
menghasilkan kualitas belajar sebagai aspek komunikasi dan pengawasan ada
produk dari keefektifan manajerial kepala dalam kategori baik.
sekolah yang didukung oleh guru dan staf
Kondisi motivasi berprestasi guru tinggi
sekolah lainnya sebagai cerminan
dengan perolehan skor rata-rata 4,17 Dua
keefektifan dan keberhasilan sekolah.
indikator yang dijadikan ukuran dalam
Pembahasan variabel ini adalah indikator dorongan
untuk berprestasi dan usaha untuk
Berdasarkan pengolahan data
berprestasi. Kedua aspek tersebut masuk
menunjukkan bahwa kondisi efektivitas
dalam kategori tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan nilai menunjukkan motivasi berprestasi yang
hubungan yang sangat kuat antara tinggi. 4) Manajerial kepala sekolah
manajerial kepala sekolah dan motivasi memberikan pengaruh yang signifikan
berprestasi guru secara bersama-sama terhadap efektivitas mengajar guru,
terhadap efektifitas mengajar guru. semakin baik perilaku manajerial kepala
Sedangkan besarnya sumbangan pengaruh sekolah
manajerial kepala sekolah dan motivasi
akan meningkatkan efektivitas mengajar
berprestasi guru secara bersama-sama
guru. 5) Motivasi berprestasi guru
terhadap efektifitas mengajar guru sebesar
memberikan pengaruh yang signifikan
69,3% sedangkan sisanya 30,7 %
terhadap efektivitas mengajar guru. 6)
ditentukan oleh variabel lain.
Manajerial kepala sekolah dan motivasi
Berdasarkan temuan penelitian tersebut berprestasi guru memberikan pengaruh
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang signifikan terhadap efektifitas
manajerial kepala sekolah dan motivasi mengajar guru, semakin baik manajerial
berprestasi guru mempengaruhi efektivitas kepala sekolah dan semakin tinggi
mengajar guru. Guru yang memiliki motivasi berprestasi guru akan
motivasi berprestasi yang tinggi tentu akan meningkatkan efektifitas mengajar guru.7)
menunjukkan dorongan dan usaha untuk Tidak ada perbedaan keefektifan mengajar
berprestasi. Dorongan dan usaha guru yang nyata antara siswa yang
berprestasi guru dilakukan untuk mencapai memiliki prestasi di atas rata-rata dan
hasil yang baik dan memuaskan dalam siswa yang prestasinya di bawah rata-rata.
melakukan pekerjaannya yaitu mengajar. 8) Pencapaian prestasi belajar siswa yang
Kondisi yang demikian akan menjadikan diajar oleh guru perempuan yang berusia
guru memiliki keberanian untuk mengatasi lebih dari empat puluh tahun dengan masa
atau mengalahkan suatu tantangan. mengajar lebih dari lima tahun bidang
studi yang diajar sesuai dengan latar
Kesimpulan dan Saran
belakang pendidikan memperoleh prestasi
Penelitian ini menyimpulkan: 1) Guru- akademis lebih tinggi dibandingkan yang
guru pada SMAN sudah sangat efektif diajar oleh guru dengan karakter
dalam memberikan pengajaran kepada sebaliknya.
siswa. 2) Manajerial kepala sekolah pada
Saran yang dapat penulis kemukakan
SMAN sudah sangat baik. 3) Guru-guru
yaitu: 1) Bagi kepala sekolah agar
pada SMAN pada umumnya sudah
meningkatkan aspek komunikasi dan
pengawasannya, yang harus dilakukan siswa untuk mempelajari bahan-bahan
kepala sekolah adalah: (1) memberikan yang disampaikan. Dari hasil penelitian
bantuan kepada guru untuk mengatasi yang menggunakan hasil prestasi siswa
masalah dan kesulitan, dan bukan mencari- untuk melihat dampak dari keefektifan
cari kesalahan, (2) dalam memberikan mengajar guru menunjukan bahwa tidak
umpan balik atau saran sebaiknya kepala ada perbedaan keefektifan mengajar guru
ekolah memberikan kesempatan kepada yang nyata antara siswa yang memiliki
guru untuk mengajukan pertanyaan atau prestasi di atas rata-rata dan siswa yang
tanggapan, sehingga guru akan menyadari prestasinya di bawah rata-rata. Hal tersebut
kesalahan yang ditunjukkan dengan menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
sukarela dan menerima sepenuhnya, (3) efektivitas mengajar guru bukanlah
kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan variabel yang mempengaruhi prestasi
secara berkala misalnya tiga bulan sekali, siswa, hal ini bisa saja terjadi dikarenakan
bukan menurut minat dan kesempatan proses belajar dan keberhasilan belajar
yang dimiliki oleh kepala sekolah. Apabila dipengaruhi bahkan bergantung pada
target periodisasi ini tercapai, guru yang kemampuan masing-masing individu
disupervisi akan siap dengan peningkatan peserta didik dan kita tahu bahwa tiap
yang disarankan oleh kepala sekolah siswa memiliki perbedaan kondisi dari
ketika datang yang terakhir kali. Dalam hal factor-faktor yang mempengaruhi prestasi
komunikasi, untuk memelihara hubungan belajarnya. Karena itu Guru seharusnya
antara kepala sekolah dengan guru-guru tidak hanya memperhatikan cara
diperlukan komunikasi yang efektif. mengajarnya tetapi juga hams
Melalui komunikasi berbagai hal yang memperhatikan motivasi siswa untuk
menyangkut kehidupan sekolah mempelajari bahan-bahan yang
disampaikan oleh kepala sekolah ke guru- disampaikan.
guru dan sebaliknya. Karena itu diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
rasa saling menghormati, percaya, terbuka,
dan tanggung jawab agar tercipta Arikunto, Suharsimi. (2004). Dasar-dasar
komunikasi yang efektif sehingga timbul Supervisi. Rineka Cipta, Jakarta.
keijasama yang baik antara kepala sekolah
Barker, Chris., Pistrang, Nancy., and
dan guru- guru dalam mencapai tujuan
Elliot, Robert. (2002). Research Methods
sekolah. 2) Bagi guru-guru agar tidak
in Clinical Psychology. (2nd ed.). John
hanya memperhatikan cara mengajarnya
Wiley & Sons, LTD Chichester England.
tetapi juga hams memperhatikan motivasi
Betty Fry et. al. (2007). A Leadership Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala
Imperative. School Leadership Sekolah Profesional. Remaja Rosdakarya,
Development Series; Southern Regional Bandung.
Educational Board, Atlanta.
Robbins, Stephen. P and Coulter, Mary.
Bradley Portin. (2004). The Roles that (2005). Management (eight edition).
Principals Play. Educational Leadership / Pearson Education, Inc., U. S. A.
April 2004, Washington.
Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen
Danim, Sudarwan. (2006). Visi Baru Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
ke Lembaga Akademik. Bumi Aksara,
Stoner, James A. F., and Freeman, R.
Jakarta Dhanma, Surya. (2006). Panduan
Edward. (1992). Management (Fifth
Peningkatan Keterampilan Manajerial
Edition). Prentice - Hall, Inc. U.S.A.
Kepala Sekolah. Dirjen PMPTK,
Depdiknas, Jakarta. Sujanto, Bedjo. (2007). Manajemen
Pendidikan Berbasis Sekolah - Model
Fattah, Nanang. (2008). Landasan
Pengelolaan Sekolah Di Era Otonomi
Manajemen Pendidikan. Remaja
Daerah. Sagung Seto, Jakarta.
Rosdakarya, Bandung.
Supamo, A. Suhaenah. (2001).
Gibson, J. L., Luanceich, L. M., dan
Membangun Kompetensi Belajar.
Donelly, J. H. (1984). Organisasi dan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Manajemen. Diterjemahkan oleh Djoeban
Departeman Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wahid. Erlangga, Bandung.
Sutikno, Sobry. (2006). Pendidikan
Heller, Robert. (2003). PeterDrucker- Seri
Sekarang dan Masa Depan. NTP Press,
Maestro Bisnis. Erlangga, Jakarta.
Mataram.
Mamo dan Idris, M. (2008). Strategi dan
Terry, George R. and Franklin, Stephen G.
Metode Pengajaran. AR-Ruzz Media,
(2003). Principies of Management. Eight
Jogjakarta.
Edition. A. I. T. B. S, India.
Mudjiarto & Wahid, Aliaras. (2006).
Thoha, Miftah. (2007). Kepemimpinan
Membangun Karakter dan Kepribadian
Dalam Manajemen. Raja Grafindo
Kewirausahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta
Persada, Jakarta.
Thoifuri. (2008). Menjadi Gum Inisiator.
RaSAIL, Semarang.

Usman, Husaini. (2006). Manajemen-


Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Bumi
Aksara, Jakarta.

Winardi, J. (2004). Manajemen Perilaku


Organisasi. Preñada Media, Jakarta.

Winkel, W. S. (2004). Psikologi


Pengajaran. Media Abadi, Yogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai