Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

W
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh :
1. Sri Wahyuni GSA206057
2. Tutik Endang Purwati GSA206062
3. Yuni Rahmati GSA206067
4. Yunita Kustiningrum GSA206068

PROGRAM STUDI NERS S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2007
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, DM, hipertensi, jantung koroner, kanker
dan anoreksia nervosa.
Pasien Tn. W umur 65 tahun sudah 2 hari dirawat di R.Mawar RSD
Sunan Kalijaga Demak dengan diagnosa medis stroke non hemoragik. Pasien
mengalami penurunan tingkat kesadaran dan tidak dapat melakukan aktivitas
karena mengalami kelemahan fisik anggota gerak tangan. Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pada Tn.W maka dilakukan pemasangan NGT.
Mengingat pentingnya kebutuhan nutrisi pada Tn. W maka kelompok
membuat “Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Tn .
W di R. Mawar RSD Sunan Kalijaga Demak”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengelola klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Tujuan khusus
Melakukan asuhan keperawatan klien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi meliputi:
- Melakukan pengkajian
- Melakukan perumusan diagnosa keperawatan
- Melakukan perencanaan tindakan keperawatan
- Melakukan tindakan keperawatan
- Mengevaluasi tindakan keperawatan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah “Asuhan keperawatan klien
dengan gangguan kebutuhan nutrisi”.

D. Metode
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode deskriptif dalam
bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Sedangkan teknik pengumpulan data dengan:
1. Observasi
Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap keadaan umum pasien
serta perkembangannya.
2. Wawancara
Yaitu tanya jawab dengan pasien, keluarga pasien, perawat, dan tenaga
kesehatan yang ikut menangani.
3. Studi dokumentasi
Yaitu mempelajari catatan medik pasien, buku laporan serta dokumen lainnya
untuk membandingkan dengan data yang kelompok dapatkan.
4. Studi pustaka
Yaitu dengan mempelajari buku-buku literatur yang berkaitan dengan
kebutuhan dasar perawatan pasien dengan kebutuhan nutrisi.

E. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan terdiri atas latar belakang, tujuan penelitian, ruang
lingkup, metode dan sistematika penulisan
2. BAB II Konsep dasar terdiri atas pengertian, faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi, data penunjang, pengkajian, alur
mekanisme, diagnosa keperawatan.
3. BAB III Tinjauan kasus, terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
4. BAB IV Pembahasan terdiri dari hal yang ditemukan pendukung dan
penghambat, membandingkan teori dengan pelaksanaan.
5. BAB V Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran
BAB II
KONSEP DASAR GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya (Wartonah,
2004).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

B. Tanda Klinis Kekurangan Nutrisi


- Berat badan 10-20% di bawah normal
- Tinggi badan di bawah ideal
- Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
- Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
- Adanya penurunan albumin serum
- Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
- Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam menerima kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
- Disfagia karena adanya kelainan persarafan
- Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crotin atau intoleransi laktosa
- Nafsu makan menurun

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


1. Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan
4. Kesukaan
5. Ekonomi
D. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium

E. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik. Secara umum
yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi:
1. Riwayat makanan
2. Kemampuan makan
3. Pengetahuan tentang nutrisi
4. Nafsu makan : jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas
6. Pengonsumsian obat
7. Penampilan fisik
8. Pengukuran antropometrik
9. Laboratorium

F. Alur Mekanisme

Kesadaran menurun

Reflek menelan  Kelemahan fisik

Terpasang NGT Aktivitas 

Gangguan pemenuhan Gangguan mobilitas


kebutuhan nutrisi fisik
G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan menurunnya
reflek menelan ditandai dengan penurunan kesadaran.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik

H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dx I
Tujuan : peningkatan status nutrisi
Tindakan keperawatan:
a. Tingkatkan intake makanan
Rasional : cara khusus untuk meningkatkan nafsu makan
b. Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
c. Bantu pasien makan jika tidak mampu
Rasional : membantu pasien makan
d. Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup
dan berikan sedikit-sedikit tetapi sering
Rasional : meningkatkan selera makan dan intake makan
e. Selingi makan dengan minum
Rasional : memudahkan makanan masuk
f. Hindari makanan yang banyak mengandung gas
Rasional : mengurangi rasa nyaman
g. Ukur intake makanan dan timbang berat badan
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi
h. Lakukan latihan pasif
Rasional : menambah nafsu makan
i. Kaji tanda vital, sensori, bising usus
Rasional : membantu mengkaji keadaan pasien
j. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit, albumin, hemoglobin,
Kolaborasi dengan dokter
Rasional : monitor status nutrisi
k. Berikan feedback yang positif tentang peningkatan intake, berat badan
Rasional : meningkatnya kepercayaan untuk meningkatkan makanan
l. Berikan pendidikan kesehatan tentang cara alat kebutuhan kalori dan
tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien
menggunakan NGT
Rasional : meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif
m. Cek kepatenan tube
Rasional : menghindari aspirasi dan obstruksi tube
n. Pemberian cairan/makanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian
Rasional : menghindari aspirasi
o. Cek temperatur makanan agar tidak terlalu panas/dingin
Rasional : mengurangi kram dan terbakar pada abdomen
p. Atur posisi semi fowler saat memberikan makanan
Rasional : mengurangi regurtasi
q. Jelaskan bagaimana tube bekerja dan perawatannya
Rasional : mencegah komplikasi

2. Dx2
Tujuan : - pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilitas
- Pasien mengatakan terjadi peningkatan aktivitas
Intervensi:
1. Pertahankan body alignment, dan posisi yang nyaman
Rasional : mencegah iritasi dan mencegah komplikasi
2. Cegah pasien jatuh, berikan pagar pengaman pada tempat tidur
Rasional : mempertahankan keamanan pasien
3. Lakukan latihan aktif maupun pasif
Rasional : meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraksi
4. Lakukan fisioterapi dada dan postural drainase
Rasional : meningkatkan fungsi paru
5. Monitor kulit yang tertekan, amati kemungkinan dekubitus
Rasional : Memonitor gangguan integritas kulit
6. Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
Rasional : mempertahankan tonus otot
7. Berikan terapi nyeri jika ada indikasi nyeri sebelum atau setelah latihan
Rasional : mengurangi rasa nyeri
8. Pertahankan nutrisi yang adekuat dengan Kolaborasi atau diet
Rasional : nutrisi diperlukan untuk energi
9. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam program latihan
Rasional : kerjasama dalam perawatan holistik
10. Lakukan pengetahuan kesehatan tentang pencegahan konstipasi, body
mekanik dan posisi, latihan dan istirahat
Rasional : memberikan pengetahuan dalam perawatan diri
11. Lakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan
Rasional : imobilisasi yang lama dapat menimbulkan dekubitus
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Tn.W
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tani
Alamat : Temuroso, Guntur
Tanggal masuk : 19-4-2007
Tanggal pengkajian : 20-4-2007
No. register : 069518
Diagnosa medis : Stroke non hemoragic (SNH)
2. Penanggung jawab
Nama : Ny.T
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan pasien : Istri

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : keluarga mengatakan pasien mengalami penurunan tingkat
kesadaran dan lemah anggota gerak bawah
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga mengatakan 4 hari yang lalu pasien pernah dirawat di RSD Sunan
Kalijaga oleh karena pusing, sesak nafas dan 2 hari kemudian APS. Selama di
rumah pasien dapat berjalan/bergerak seperti biasa. Namun sejak tadi malam
± jam 03.00 mendadak pasien lemah, anggota gerak kanan tidak dapat
digerakkan dan kesadaran menurun kemudian langsung dibawa ke RSD
Sunan Kalijaga.
3. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan sebelumnya pasien pernah dirawat di RS karena
mengalami sesak nafas.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan pasien sering merokok dan dulu ada riwayat anggota
keluarganya yang meninggal karena penyakit asma.

C. Pola Kesehatan Fungsional


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum : keluarga pasien menganggap segala sesuatu itu datangnya dari
Allah termasuk sehat-sakit.
Setelah : keluarga pasien sekarang tahu betapa pentingnya kita untuk
menjaga diri agar tidak sakit dan mensyukuri nikmat sehat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum : keluarga mengatakan pasien makan ± 2x sehari, porsi sedang dan
minum ± 6 gelas/hari.
Setelah : pasien tidak dapat melakukan makan dan minum karena mengalami
penurunan tingkat kesadaran.
3. Pola eliminasi
Sebelum : keluarga mengatakan pasien BAB ± 1x/hari
Setelah : pasien tidak dapat BAB dan BAK sendiri. Pasien sering BAK di
kasur / ngompol ± 500 cc/hari
4. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum : keluarga mengatakan pasien dulu bekerja sebagai petani
Setelah : pasien tidak dapat melakukan aktivitas latihan apapun karena
mengalami penurunan tingkat kesadaran dan kelemahan ekstremitas kanan,
E3M5 sulit diketahui.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum : keluarga mengatakan pasien tidur biasanya mulai jam 10.00 dan
bangun jam 05.00 WIB.
Setelah : pasien hanya bisa tertidur.
6. Pola persepsi dan sensori, kognitif
Sebelum : keluarga mengatakan kemampuan sensori dan kognitif pasien
mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.
Setelah : hampir semua persepsi sensori dan kognitif pasien tidak berfungsi
lagi karena penurunan tingkat kesadaran.
7. Pola hubungan dengan orang lain
Sebelum : keluarga mengatakan pasien tidak ada masalah dalam berhubungan
dengan orang lain.
Setelah : tidak mampu melakukan hubungan/interaksi dengan orang lain.
8. Pola reproduksi dan seksual
Pasangan mengatakan baik sebelum/setelah sakit tidak ada masalah karena
mengingat usia mereka berdua.
9. Persepsi diri dan konsep diri
- Pasien berperan sebagai kepala rumah tangga dengan pekerjaan sebagai
petani dan keluarga berharap pasien cepat sembuh
- Persepsi dan konsep diri sulit dikaji dari pasien karena mengalami
penurunan kesadaran.
10. Pola mekanisme koping
Keluarga mengatakan setiap ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama-
sama untuk mengambil keputusan.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien menganut agama Islam dan sebelum dirawat di RS pasien sering
mengikuti tahlilan di kampungnya.
D. Pengkajian Fisik
- Keadaan Umum : lemah
- Tingkat kesadaran : koma
- TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 88 x/mnt, RR : 20 x/mnt, t : 37 oC
- Kepala : mesochepal, tidak ada luka
- Rambut : tipis, beruban
- Mata : membuka saat diajak bicara
- Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada nafas cuping., hidung, tidak
memaki O2
- Telinga : tidak ada sekret, tidak kemeahan / bengkak
- Mulut : bersih, tidak ada lendir, mukosa kering, gigi ompong
- Leher dan tengkorak : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Dada : simetris
- Paru : I : bentuk dada (N), R : 20 x/mnt, pal : pergerakan dinding dada (N),
Pernafasan : bunyi resonan, Aus : tidak ada ronkhi, wheezing
- Jantung : Aus : S1, S2 lup dup
- Abdomen : data, hepar dan lien tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan
- Genetalia : tidak ada luka, terpasang kateter
- Ekstremitas :
Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus, tidak ada oedema
Ekstremitas bawah : kaki kiri tidak ada oedema dan kaki kanan sulit
digerakkan.
- Kuku : tidak ada oedem / luka

E. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 19 April 2007 meliputi :
 Hb : 11,5 g%
 Lekosit : 5850 / VI
 LED setelah 1 jam : 75 mm/j
2 jam : 100 mm/j
 Hb : 34
 Trombosit : 3000.000/UI
 N.Segmen : 69
 Limposit : 30
 Monosit : 1
 Masa perdarahan : 3’40”
 Masa pembekuan : 3’10”
 GDS : 111,0 mg%
 Na : 114,0 U/I
 Ka : 5,3 mmol/I
 Cal : 7,0 mg/dl
 Cl : 98,4 mmol/l
 Therapi
- Infus RL 20 tts/menit
- Diet sonde : 6 x 250 cc (susu)
- Nicholin : 2 x 250 mg
- Cefotaximin inj : 3 x 1 mg
- Piracetam inj : 3 x 3 gr
- Neurodex oral : 2 x 1 tablet
ANALISA DATA

Nama pasien : Tn. W


Diagnosa Medis : SNH
No. CM : 069518
No Tgl Data Problem Etiologi ttd
1. 20-4- DS: Keluarga mengatakan pasien Gangguan Menurunnya
2007 tidak dapat makan dan minum pemenuhan refleks menelan.
sendiri selama di RS karena kebutuhan nutrisi.
mengalami penurunan tingkat
kesadaran.
DO: - Pasien tampak lemah
- TD : 140/80 mmHg
- N : 88 x/mnt
- t : 377 oC
- RR : 20 x/mnt
- Pasien koma (penurunan
tingkat kesadaran)
2. 21-4- DS: Keluarga mengatakan pasien Gangguan Kelemahan fisik.
2007 tidak dapat melakukan aktivitas mobilitas fisik.
latihan apapun karena
mengalami kelemahan
ekstremitas kanan.
DO: - Pasien tampak lemah
- TD : 180/90 mmHg
- N : 84 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Pada ekstremitas kanan tidak
dapat digerakkan
- GCS : E3MG V sulit
diketahui
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal Tanggal
No Diagnosa Keperawatan TT TT
Ditemukan Teratasi
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan 20-4-2007 21-4-2007
nutrisi berhubungan dengan
menurunnya reflek menekan
ditandai dengan penurunan tingkat
kesadaran.
2. Gangguan mobilitas fisik 20-4-2007 -
berhubungan dengan kelemahan
fisik ditandai dengan GCS E3MS v
sulit diketahui
RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


No Rasional
Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi
1. Gangguan pemenuhan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Memantau keadaan kesehatan
kebutuhan nutrisi keperawatan selama 2 hari masalah pasien
berhubungan dengan pemenuhan gangguan nutrisi dapat 2. Kaji pola makan dan minum 2. Mengetahui peningkatan/
menurunnya reflek teratasi. pasien penurunan nutrisi klien
menekan ditandai KH : Nutrisi baik 3. Monitor intake dan output 3. Memantau keseimbangan intake
dengan penurunan dan output
tingkat kesadaran. 4. Lakukan Kolaborasi medis untuk 4. Meningkatkan kerjasama antara
pemasangan HGT dan pemberian tim kesehatan yang lain
makan lewat selang HGT
2. Gangguan mobilitas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Memantau keadaan kesehatan
fisik berhubungan keperawatan selama 2 hari gangguan klien
dengan kelemahan mobilitas fisik dapat teratasi / 2. Kaji pola aktivitas pasien 2. Mengetahui peningkatan /
fisik ditandai dengan terlambat penurunan aktivitas klien
GCS E3MS v sulit KH : Aktifitas baik 3. Latih ROM pada keluarganya 3. Meningkatkan pengetahuan dan
diketahui kemampuan keluarga dalam
merawat klien.
4. Lakukan Kolaborasi medis untuk 4. Meningkatkan kerjasama tim dan
pengobatan dan fisioterpi perawatan holistik.
CATATAN KEPERAWATAN
No
Tanggal Tindakan Keperawatan Respon Pasien TTD
Dx
1 20-4-2007 - Monitor TTV S: -
O: Pasien tampak lemah
TD : 140/80 mmHg
N : 88 x/mnt
t : 37 7 oC
RR : 20 x/mnt
- Mengkaji pola makan dan S: -
minum pasien O: Pasien tampak lemah, tidak
dapat menelan
- Monitor intake dan output S: -
O: Pasien tampak lemah
- Melakukan keloborasi S: -
medis untuk pemasangan O: Pasien kooperatif
NGT dan pemberian makan
lewat selang NGT
2. 21-4-2007 - Memonitor TTV S: -
O : Pasien tampak lemah
TD : 180/90 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/mnt
T : 375 oC
GCS E3M5 V sulit
diketahui.
- Mengkaji pola aktivitas S: -
O : Pasien tampak lemah
- Melatih ROM pada S: -
keluarga O : Pasien tampak lemah
- Melakukan kolaborai medis S : -
untuk pengobatan dan O : Pasien tampak lemah
fisioterapi
CATATAN PERKEMBANGAN

No.
Tanggal Evaluasi (SOAP) TTD
Dx
1. 21-4-2007 S : Keluarga mengatakan pasien lebih tenang dan
mereka tidak lagi khawatir tentang pemenuhan
kebutuhan makan dan minum pasien.
O : Pasien tampak tenang, bising usus 20 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. 22-4-2007 S : Keluarga mengatakan pasien masih lemah dan
ekstremitas kanan belum bisa digerakkan
O : Pasien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Berhubungan dengan


Menurunnya Refleks Menelan
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi zat tubuh.
Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, mal nutrisi, DM, hipertensi, jantung koroner, kanker dan
anoreksia nervousa.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn.W karena menurunnya
refleks menelan disebabkan pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah Memonitor TTV tiap 4 jam, mengkaji
pola makan dan minum, Memonitor intake dan output, melakukan Kolaborasi
medis untuk pemasangan NGT dan pemberian makan lewat selang. Kendala
yang dihadapi dalam melakukan tindakan di atas adalah pertanda kita tidak
dapat Memonitor TTV setiap 4 jam karena padatnya aktivitas perawat dan
waktu jaga, untuk itu perlu direncanakan agar perawat yang jaga berikutnya
melanjutkan intervensi Memonitor TTV tiap 4 jam. Kedua kita tidak dapat
Memonitor apakah nutrisi yang harus diberikan ke pasien benar-benar dapat
diberikan apa tidak karena kita tidak dapat Memonitor langsung.

B. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Fisik


Pergerakan merupakan rangkaian integrasi antara sistem muskuloskeletal
dan sistem persarafan. Pada Tn.W gangguan pergerakannya karena pasien
mengalami kelemahan fisik yang datang secara tiba-tiba dengan menurunnya
tingkat kesadaran.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah Memonitor TTV, mengkaji
pola aktivitas pasien, melakukan dan melatih ROM, melakukan Kolaborasi
medis untuk pengobatan dan fisioterapi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan menurunnya
refleks menelan, tindakan keperawatan yang dilakukan adalah Memonitor
tanda-tanda vital, mengkaji pola makan dan minum klien, Memonitor intake
dan output, dan melakukan Kolaborasi medis untuk pemasangan NGT dan
pemberian makan lewat selang NGT, evaluasi yang dihasilkan : masalah
teratasi sebagian.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik. Tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah Memonitor tanda-tanda vital, mengkaji
pola aktivitas klien, melatih ROM pada keluarga, melakukan Kolaborasi
medis untuk pengobatan dan fisioterapi. Evaluasi yang dihasilkan : masalah
belum teratasi.

B. Saran
1. Perawat hendaknya memberikan perhatian khususnya pada klien dengan
kasus SNH dalam tindakan ROM
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan diperlukan kerjasama dengan tim
kesehatan lain.

Anda mungkin juga menyukai