Anda di halaman 1dari 5

Skenario 3 (Penatalaksanaan Pasien Anak dengan Kompromis Medis)

Seorang pasien anak laki-laki usia 7 tahun, mengeluh merasa tidak nyaman saat mengunyah
makanan di karenakan gigi belakang bawah kanan sejak 2 bulan yang lalu berlubang.
Pemeriksaan intra oral terlihat gigi 85 mengalami karies yang besar. Gambaran Rontgen foto
tampak gigi 85 perforasi bifurkasi dan terjadi resorbsi akar lebih dari 1/3. Diagnosis gigi 85
nekrosis pulpa. Rencana perawatan adalah ekstraksi. Pada anamnesa diketahui pasien mempunyai
riwayat kelainan jantung. Dilakukan konsul karena pasien memerlukan tindakan kompromis
medis supaya perawatan pada keluhan giginya dapat dilakukan dengan baik.

STEP 1 MENGKLARIFIKASI ISTILAH

1. Kompromis medis
- Suatu keadaan yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter apabila akan
melakukan perawatan pada pasien yang memiliki kelainan, baik sistemik maupun
fisik yang berhubungan dengan perawatan yang dilakukan, maupun sebaliknya.
2. Perforasi bifurkasi
- Terbukanya bifurkasi/ rusaknya jaringan keras pada daerah bifurkasi akibat infeksi
bakteri yang melibatkan ruang pulpa. Pada anak-anak perforasi dapat terjadi karena
adanya resorpsi dari apikal.

STEP 2 MENETAPKAN PERMASALAHAN

1. Kelainan jantung apa yang diderita pasien, dan bagaimana kondisi pasien saat datang?
2. Bagaimana rencana perawatan pada pasien anak yang memiliki kelainan jantung pada
skenario?
3. Bagaimana manajemen perawatan anak pada skenario? (Apa saja yang perlu
dipertimbangkan drg sebelum melakukan pencabutan gigi pada anak tersebut)
4. Apakah kompromis medis pasien selalu dirujuk terlebih dahulu? Apakah ada kompromis
medis yang tidak memerlukan rujukan sehingga drg bisa langsung menanganinya?
5. Apakah ada hubungan antara karies yang dialami pasien dengan komplikasi penyakit
jantung anak tersebut?
STEP 3 MENGANALISIS MASALAH

1. Kelainan jantung apa yang diderita pasien, dan bagaimana kondisi pasien saat datang?
- Diagnosa
a. CHD (Congenital Heart Disease), bawaan lahir. Terjadi 70% pada anak sindrom
Down, ibu hamil yang mengonsumsi obat. Kondisi klinis RM: gingiva kebiruan
karena kurang O2 di pembuluh darah, mudah terkena karies, periodontitis,
xerostomia.
b. Endokarditis bakterimia, adanya infeksi bakteri yang menyebabkan kelainan
pada katup jantung. Dapat terjadi karena tindakan yang dilakukan kurang steril
sehingga menyebabkan penyebaran infeksi ke katup jantung.
c. Disaritmia, keadaan abnormal irama jantung. Terjadi pada pasien iskemik, infark
myocard.
- Penyakit jantung dapat dialami karena bawaan lahir/ kongenital (sianotik) maupun
setelah lahir (asianotik). Sianotik, pasien mengalami gagal jantung sejak lahir.
Asianotik, efek perokok pasif.
- Sianotik dapat terjadi akibat kelainan katup jantung yang menyebabkan oksigen
dalam pembuluh darah berkurang. Kelainan katup jantung dapat berupa kebocoran
antara atrium kiri (pembawa O2 ke seluruh tubuh) dengan atrium kanan (penampung
CO2 dari seluruh tubuh). Dapat terjadi karena pada proses kehamilan, terutama
trisemester pertama, ibu terserang penyakit, misal : rubella virus, influenza,
penggunaan kb saat kehamilan.

2. Bagaimana rencana perawatan pada pasien anak yang memiliki kelainan jantung pada
skenario?
- Ekstrasi gigi 85
Alasan :
Gigi 85 menuntun erupsi gigi 45 (11 tahun). Tetapi gigi berlubang besar, perforasi
bifurkasi, resorpsi 1/3 akar, nekrosis pulpa. Gigi tidak bisa dipertahankan. Setelah
ekstraksi diberi space maintener.
3. Bagaimana manajemen perawatan anak pada skenario? (Apa saja yang perlu
dipertimbangkan drg sebelum melakukan pencabutan gigi pada anak tersebut)
- Ekstraksi akan menyebabkan pendarahan sehingga apabila tidak diberi antibiotik
akan menyebabkan bakterimia.
- Setelah melakukan konsul, drg dapat memberikan antibiotik pra ektraksi yang
merupakan tindakan profilaksis antibiotik.
- Dosis antibiotik anak berbeda dengan orang dewasa. Amoxilin 50 mg/kg BB per oral
1 jam pra ektraksi.
- Melakukan konsul/merujuk kepada dokter spesialis jantung. Drg mendapatkan hasil
pemeriksaan dan evaluasi EKG (elektrokardiogram=hasil foto EKG).
- Drg dapat melakukan pemeriksaan darah: protrombine time/ waktu pembekuan darah.
(dapat dilakukan jika pasien sudah mendapatkan izin untuk dilakukan tindakan).
- Jika pasien datang memiliki riwayat jantung, namun belum diperiksa. Drg harus
mengkonsulkan pasien kepada dokter yang berwenang. Drg hanya memberikan
analgesik dan tidak boleh kontraindikasi dengan obat jantung yang dikonsumsi.
- Jika setelah dikonsul, dokter spesialis tidak memberikan izin untuk ektraksi, drg harus
menunggu hingga kondisi pasien stabil.
- Memberikan antibiotik prafilaksis pra ektraksi dan post ektraksi.
- Inform concern dibutuhkan karena pasien anak-anak, masih dibawah pengampuan.
- Drg harus hati-hati dalam menangani pasien, karena dapat menyebabkan endokarditis
yang terjadi akibat kesalahan tindakan. Contoh : bakteri periodontitis yang dapat
menyebar melalui pembuluh darah dan menyebabkan bakterimia.

4. Apakah kompromis medis pasien selalu dirujuk terlebih dahulu? Apakah ada kompromis
medis yang tidak memerlukan rujukan sehingga drg bisa langsung menanganinya?
- Pasien datang belum membawa hasil pemeriksaan dr spesialis, pasien perlu
dikonsulkan ke dokter yang berwenang.
- Pasien datang sudah membawa hasil pemeriksaan dr spesailis, pasien tidak perlu
dikonsulkan.
5. Apakah ada hubungan antara karies yang dialami pasien dengan komplikasi penyakit
jantung anak tersebut?
- Karies terjadi karena kondisi RM yang tidak bersih.
- Keterkaitan dengan penyakit jantung, seperti ada manifestasi pada gingiva,
penyembuhan luka.
- Obat jantung ada yang mengandung gula sehingga dapat menyebabkan efek samping
xerostomia (menyebabkan self cleansing buruk), karies (terjadi karena kandungan
gula pada obat jantung yang merupakan sumber makanan bagi flora normal RM).

STEP 4 MAPPING

Pemeriksaan

Subjektif – Objektif – tanda-


tanda klinis
Riwayat medis

Diagnosa :

Nekrosis pulpa

Ekstraksi gigi

Manajemen perawatan ekstraksi


Prosedur
penderita dengan kelainan jantung
STEP 5

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kompromis medis.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam kelainan jantung pada anak.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan rencana perawatan dan dasar pemikiran manajemen
perawatan gigi pada anak yang memiliki kelainan jantung.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur ektraksi gigi pada anak yang memiliki kelainan
jantung.

STEP 6

Belajar mandiri

Anda mungkin juga menyukai