4. Kapal Tenggelam
Alat – alat penolong yang wajib disediakan di atas kapal untuk bertahan hidup apabila kapal
tenggelam sesuai SOLAS ’74 adalah :
a. Alat Penyelamatan Diri
Pelampung penyelamat, baju berenang, pakaian cebur, sarana pelindung panas.
b. Isyarat Visual
Cerawat tangan (redhand flare), Cerawat parasut (parachute signalI, Isyarat asap apung
(buoyant smoke signal).
c. Survival Craft :
• Sekoci Penolong
• Rakit Penolong (Kembung, tegar)
d. Sekoci Penyelamat (Rescue Boat)
e. Alat – alat Peluncur dan Embarkasi
f. Roket Pelempar Tali (Line Throwing Apliances)
ISYARAT BAHAYA.
III. EVAKUASI
1. Meninggalkan Kapal (Abandon Ship)
Adalah suatu perintah nahkoda yang diambil bila mana keadaan darurat yang terjadi di atas
kapal seperti : Terbakar, Bocor, tidak dapat diatasi dan mengancam keselamatan jiwa di atas
hapal.
Apabila mendengar perintah meninggalkan kapal maka seluruh awak kapal harus menuju ke
stasiun sekoci penolong untuk melaksanakan tugas, sesuai sijil meninggalkan kapal.
Para penumpang harus mengikuti petunjuk petugas yaitu :
• Berbaris dengan tertib untuk naik keatas sekoci penolong maupun rakit penolong kembung
(arahkan dengan benar).
• Bagi yang tersesat diarahkan kembali ke sekoci yang telah di tentukan (lihat sijil sekoci)
• Komandan sekoci memeriksa anak buah atau penumpang yang akan naik di sekocinya.
• Panggil nama satu per satu, kemudian periksa kelengkapannya (topi, life jacket, pakaian
secukupnya, sepatu dll).
• Pada waktu naik sekoci dahulukan :
- Anak – anak.
- Orang tua.
- Perempuan.
• Pada watu naik sekoci / rakit harap di bimbing.
III. Evakuasi
Tugas ABK meluncurkan Survival Craft (Sekoci Penolong). Cara mempersiapkan sekoci, tentu
saja sangat tergantung dari type dewi-dewi, perlengkapannya dan letak serta penempatan
dewi-dewi di deck.
Menggunakan sekoci dengan dewi – dewi gaya berat, pelaksanaan terdiri dari 6 orang anak
buah kapal.
a. Pasang plug (tutup lubang pembuangan air).
b. Periksa dan cabut harbour safety pins.
c. Lepaskan cashing / grips dan bebaskan sekoci dari baut lainnya (Periksa Triggers)
d. Periksa tali penahan (Tricing Pendants)
e. Dengan mengangkat handle dari rem, lengan dewi-dewi segera keluar, bersamaan dengan
sekoci di area sampai geladak embarkasi.
f. Pasang boat swain tackle dan rapatkan sekoci ke lambung kapal.
g. Lepaskan tricing pendants (dengan melemparkan pelican hook).
h. Penumpang dan ABK naik / masuk ke sekoci (dahulukan anak-anak, perempuan dan orang
tua). Duduk ditempat yang rendah dengan tenang.
i. Area boat swain tackle, lepaskan dari blok tali lopor dan lemparkan ke kapal.
j. Turunkan sekoci sampai di permukaan air, perhatikan ombak.
k. Lepaskan ganco tali lopor (hook falls), dahulukan yang di buritan atau bersamaan, dan
segera pasang kemudi dan celaga (rudder and tiller)
l. Lepaskan / cabut pasak tali tangkap (toggle painter) kemudian tarik tali tangkap untuk
memberikan laju terhadap sekoci.
m. Dayung sekoci menjauh dari kapal tenggelam, untuk menghindari hisapan
IV. PESAWAT LUPUT MAUT (SEKOCI PENOLONG) DAN
SEKOCI PENYELAMAT (SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT).
Pesawat luput maut (survival craft) terdiri dari :
1. Sekoci penolong (life boat)
2. Sekoci penyelamat
3. Rakit penolong.
• Rakit penolong kembung
• Rakit penolong tegak
1. Sekoci penolong (life boat), Syarat – syarat :
a. Panjang – rata rata sekoci penolong tidak boleh kurang dari 24 kaki atau 7,3 meter.
b. Harus mempunyai stabilitet yang baik di laut bebas dengan penuh muatan.
c. Mempunyai tenaga apung yang terpasang tetap, tangki-tangki tidak karat atau minyak.
d. Jika dipasang motor maka harus dipasang pelindung dari masuknya air dari depan.
e. Berat maksimum dengan segala isinya tidak boleh lebih dari 20 log ton atau 20.320 kg.
f. Sekoci yang bisa lebih dari 60 orang tapi kurang dari 100 orang harus memakai penggerak
baling-baling yang digerakan dengan tenaga (mechanically propeller)
g. Bangku yang melintang dan yang dipinggir harus dipasang serendah mungkin.
h. Block Coeficient harus lebih dari 0,64 (bahan bukan dari kayu).
IV. Sekoci Penolong
a. Kapal Barang
Jumlah kapasitas sekoci di satu lambung harus mampu menampung seluruh orang yang
berada di atas kapal.
b. Kapal Penumpang
Jumlah kapasitas sekoci di satu lambung harus mampu menampung setengah jumlah orang
yang berada di atas kapal, jika jumlah kapasitas yang 50 % lagi hanya mampu menampung
37,5 %, maka 12,5 diganti dengan rakit kapsul (ILR).
c. Kapal Tanker
Di perbolehkan hanya membawa 2 sekoci penolong dengan syarat :
1. Satu sekoci di masing – masing lambung.
2. Panjang sekoci tidak boleh lebih dari 28 kaki / 8,5 meter.
3. Ujung belakang sekoci paling sedikit 1,5 x panjang sekoci di muka baling – baling.
4. Diletakkan sedekat mungkin dengan air.
Persyaratan :
1. Jumlah minimum sekoci penyelamat pada kapal penumpang.
a) Kapal isi kotor > 500 ton
Paling sedik 1 sekoci penolong pada setiap sisi kapal.
b) Kapal isi kotor < 500 ton Paling sedikit membawa satu sekoci penyelamat. 2. Kapal barang
paling sedikit membawa satu sekoci penyelamat untuk tiap sisi kapal. 3. Sekoci penyelamat
harus ditempatkan : a. Sekoci ditempatkan dalam keadaan posisi yang layak untuk peluncuran
dan pengangkatan kembali. b. Harus dalam keadaan terus menerus siap untuk diluncurkan
dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. c. Penataan sekoci penyelamatan tidak boleh merintangi
pengoperasiaan pesawat luput maut lainnya. V. ALAT – ALAT PENOLONG PERORANGAN
Persyaratan alat-alat penolong berdasarkan peraturan Internasional SOLAS (Safety Of Life at
Sea) 1978, amandemen tahun 1983, Chapter III section II & IV, Solas 1983, meliputi :
a. Dibuat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli
b. Tahan terhadap suhu –30 oC s/d +65 oC.
c. Diberi warna yang menyolok.
d. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya.
e. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam segala kondisi laut.
f. Di beri tanda masa berlaku dengan jelas.
V. Alat Penolong Perorangan Macam – macam Alat Penolong :
a. Alat-alat penolong perorangan.
b. Isyarat-isyarat visual.
c. Rakit penolong (ILR).
d. Sekoci Penyelamat.
e. Alat-alat peluncuran dan embarkasi.
f. Alat-alat penolong lainnya Alat-alat penolong perorangan (personal life saving appliance)
a. Pelampung penolong (life buoy).
b. Rompi penolong (life jacket).
c. Pakaian cebur (Immersion suit).
d. Sarana pelindung panas (Thermal Protective aids)
Selama pelatihan kita diberikan beberapa materi, yaitu diantaranya sebagai berikut:
I. Personal Survival Techniques
a. Pengenalan Keselamatan dan Bertahan Hidup
b. Keadaan Darurat
c. Evakuasi
d. Pesawat Luput Maut
Selain diberi materi-materi tersebut secara teori, kita juga dituntut untuk dapat
mempraktekan langsung dalam kurun waktu paling cepat masa pelatihan yaitu selama 7
hari atau 1 minggu. Selama praktek tersebut, kita harus melakukannya secara serius,
karena dalam praktek tersebut kita dinilai oleh para instruktur. Dan hari akhir masa
pelatihan, kita diberikan ujian tes tulis untuk mengetahui bahwa kita memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang telah layak untuk menerima sertifikat BST.
Contoh Sertifikat BST (halaman depan)
Fasilitas Alat Tulis (Tool Kit) yang diberikan untuk peserta BST
Selama kegiatan BST, banyak sekali manfaat dan pengetahuan baru yang mungkin dapat
berguna dalam mengatasi berbagai masalah diatas kapal maupun kehidupan sehari.
Contohnya yaitu ketika pada saat praktek Elementary First Aid, kita dapat mengetahui cara
memberikan napas buatan yang benar, serta cara mengangkat korban yang pingsan, atau
patah tulang dengan baik. Pada saat praktek Personal Survival Techniques dengan simulasi
di kolam renang, kita jadi mengetahui bagaimana cara bertahan hidup di permukaan air
laut apabila kapal tenggelam, serta prosedur penyelamatan yang baik dan benar. Dan yang
paling menegangkan yaitu pada praktek Fire Prevention and Fire Fighting, kita dapat
memadamkan api menggunakan bahan pemadam yang sesuai dengan sumber api yang
berbeda-beda, serta mengetahui penggunaan pakaian breathing apparatus untuk bernapas
di ruangan yang penuh dengan asap. Terakhir pada materi Personal Safety and Social
Responsibilities, kita dapat memahami tugas-tugas setiap orang yang berada di kapal, dan
tentunya mengetahui peraturan, maupun hukum-hukum yang berlaku di lautan. Disamping
itu pula terdapat aturan lainnya yang sangat penting, seperti untuk selalu menjaga
kebersihan laut, dan tidak mencemari laut dengan sampah maupun minyak karena hal itu
sangat berbahaya bagi kehidupan yang ada dilaut. #SaveOcean #SaveOurFuture
Diposkan oleh Richie D. Chazl di 4/29/2015 09:3
Menurut STCW, The STCW 95 mengharuskan Anda Bersekolah 5 hari dari instruksi. Tentu
saja ini harus diperbaharui setiap 5 tahun, atau dalam kondisi tertentu, Anda harus
menunjukkan bahwa Anda memiliki setidaknya 1 tahun pelayanan di kapal dari 200 grt atau
lebih dalam 5 tahun terakhir. Komponen umumnya mencakup Pencegahan kebakaran dan
Penanggulangan kebakaran (pemadam kebakaran Dasar) saja dari 2 hari, Teknik Personal
Kelangsungan Hidup (PST) saja dari 1,5 hari, Keselamatan Pribadi dan Tanggung Jawab
Sosial (PSSR) saja dari setengah hari, dan, First Aid / CPR (Basic Pertolongan pertama)
saja dari 1 hari.
Dasar Keselamatan Pelatihan atau BST merupakan titik awal bagi orang-orang yang
mencari pekerjaan di industri maritim.
Dasar Lepas Pantai Keselamatan Induksi dan Pelatihan Darurat atau BOSIET dirancang
untuk personil kelautan berniat untuk bekerja pada instalasi lepas pantai di sektor maritim
Inggris dan merupakan bagian dari proses umum Lepas Pantai Keselamatan Induksi
Apa itu Sertifikat Pelaut CCM dan Berapa Harganya, Konferensi diplomatik negara
anggota Konvensi STCW, yang diselenggarakan di Manila Filipina, pada tanggal 21-25
Juni 2010, telah mengadopsi beberapa perubahan mendasar terhadap Konvensi STCW
dan STCW Code. Maksud dari amandemen-amandemen tersebut (dikenal sebagai
Amandemen Manila) adalah untuk meningkatkan standar profesionalisme dari para
pelaut serta untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, keamanan dan perlindungan
terhadap lingkungan laut. Seperti halnya Sertifikat Pelaut CCM yang akan dijelaskan
dibawah ini merupakan sertifikat ketrampilan pelaut yang amat penting.
Crowd Management dan Crisis and Human Behavior Management merupakan bagian
dari STCW-95 yang sangat penting untuk dimiliki setiap pelaut yang bekerja pada kapal
penumpang baik itu ferry, Ro-Ro, maupun passenger ships. para Pelaut sering
menyebut kedua sertifikat itu dengan singkatan CCM, padahal sebenarnya CCM itu
sendiri terdiri dari dua pelatihan yang berbeda namun sangat erat kaitannya.
Dalam STCW 1978 amandemen 1995, untuk menghindari adanya kepanikan dalam tiap
tiap pelaut pada saat menghadapi situasi darurat seperti kebakaran ataupun kecelakaan
yang mengakibatkan kapal harus ditinggalkan atau abandon ship.
Tujuan dari pelatihan Crowd Management adalah untuk melatih crew kapal agar
memahami situasi dan kondisi di kapal dengan memperhatikan perilaku penumpang
dengan cara meyakinkan mereka bahwa mereka akan selamat untuk menghindari
kepanikan yang mengakibatkan Crisis.
Dalam pelatihan Crowd Management ini pelaut diharapkan untuk dapat menganalisa
perilaku penumpang yang dianggap berpotensi untuk menyebabkan Crisis (penumpang
dalam keadaan panik yang luar biasa, saling menyalahkan, saling berkelahi, tidak
terkendali, dsb) dengan cara memberikan pengertian untuk tetap tenang serta
memisahkan mereka yang depresi/stress dengan yang agresif dan mengarahkan
penumpang secara singkat dan jelas agar menuruti apa yang pelaut kehendaki dengan
perintah perintah yang lugas dan santun.
Untuk penumpang yang agresif, penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengikutsertakan penumpang tersebut kedalam team penyelamat atau komandan
penumpang, karena pada dasarnya orang yang agresif akan mudah diarahkan dan
diperintah terutama pada saat puncak agresif (pada saat dia memunculkan banyak ide
yang kebanyakan tidak masuk akal) dengan ucapan halus dan santun.
Untuk penumpang yang depresi harus diperlakukan secara khusus dengan cara
pendekatan personal agar mau dan mengikuti apa yang kita perintahkan atau arahkan.
Sedangkan untuk mereka yang tidak menunjukkan tanda tanda agresif atau depresi,
pelaut harus terus memantau dengan terus memberikan pengarahan sejelas jelasnya
agar tidak panik sehingga pada saatnya perintah dari kapten keluar melalui
pengumuman lewat PA system (public announcement) untuk meninggalkan kapal
penumpang dapat diarahkan dengan cepat dan terarah yang pada akhirnya penumpang
dapat terselamatkan dengan baik.
Pelatihan Crisis and Human Behavior Management ditujukan agar para pelaut dapat
dengan seksama dan tindakan yang tepat dalam mengatasi penumpang yang mengalami
kepanikan yang luar biasa atau saling berkelahi, sehingga penumpang dapat
dikondisikan kembali dalam keadaan tenang.
Harga Sertifikat CCM ini bervariasi terganting dari lembaga diklat, untuk lebih jelasnya
silahkan kunjungi website lembaga diklat berikut ini :
Sertifikat ketrampilan Pelaut Pendukung lainya sesuai amandemen Manila 2010 :
5. Pelatihan Keterampilan Pertolongan Pertama dan Penanganan Medis - Medical First Aid and
Medical Care Training (STCW Reg. VI/4).
8. Pelatihan Keterampilan Perwira Keamanan Kapal - Ship Security Officers Training (STCW
Table A-VI/5, B-VI/5).
9. Pelatihan Keterampilan Pengoperasian Electronic Chart and Display System (ECDIS) ( STCW
Tabel A-II/1 dan Tabel A-III/1).
10. Pelatihan Keterampilan Bridge Resource Management (BRM) dan Engine Resource
Management (ERM) ( STCW Tabel A-II/1 dan Tabel A-III/1).
11. Pelatihan Keterampilan untuk Rating yang melaksanakan Tugas jaga navigasi atau jaga
kamar mesin - Training for ratings duly certified to be part of a navigational or Engine Room
Watch (STCW Reg. II/4, III/4).
12. Pelatihan Keterampilan untuk Rating yang melaksanakan tugas sebagai Able Seafarer -
Training for ratings duty certified as able seafarer deck, able seafarer engine (STCW Reg. II/5 ,
III/5).
13. Pelatihan Keterampilan Dasar Kapal Tanker Minyak dan Bahan Kimia - Basic Training for
oil & Chemical Tanker Cargo Operations (STCW Tabel A-V/1-1-1).
14. Pelatihan Keterampilan Dasar Pengoperasian Kapal Tanker Gas - Basic Training for
Liquefied Gas Tanker Cargo Operations (STCW Tabel A-V/1-2-1).
15. Pelatihan Keterampilan Lanjutan Pengoperasian Kapal Tanker Minyak - Advanced Training
for oil tanker cargo operations (STCW Tabel A-V/1-1-2).
16. Pelatihan Keterampilan Lanjutan Pengoperasian Kapal Tanker Bahan Kimia - Advanced
Training for chemical tanker cargo operations (STCW Tabel A-V/1-1-3).
17. Pelatihan Keterampilan Lanjutan Pengoperasian Kapal Tanker Gas - Advanced Training for
Gas tanker cargo operations (STCW Tabel A-V/1-2-2)
1. Pendidikan dan Pelatihan Updating Untuk Perwira dan Rating Bagian Dek (STCW Reg. II/1,
II/2, II/3).
2. Pendidikan dan Pelatihan Updating Untuk Perwira dan Rating Bagian Mesin (STCW Reg.
III/1, III/2, III/3).
3. Pendidikan dan Pelatihan untuk Rating Teknik Elektro (STCW Reg.III/7, Table A-III/7).
7. Pelatihan Keterampilan untuk Personil Petugas Keamanan di atas Kapal - Training For
Designated Security Duties (STCW Seksi A-VI/6, Tabel A-VI/6-2, B-VI/6).
1. Pelatihan Keterampilan Bagi Perwira dan Rating Yang Bertanggung Jawab Menangani
Muatan Kapal Yang Membawa Muatan Berbahaya dan Beracun dalam bentuk curah padat –
“Training for officers and ratings responsible for cargo handling on ships carrying dangerous and
hazardous substance in solid form bulk” (STCW B-V/b).
2. Pelatihan Keterampilan Bagi Perwira dan Rating Yang Bertanggung Jawab Menangani
Muatan Kapal Yang Membawa Muatan Berbahaya dan Beracun dalam bentuk kemasan –
“Training for officers and ratings responsible for cargo handling on ships carrying dangerous and
hazardous substance in package form” (STCW B-V/c).
3. Pelatihan Keterampilan bagi Nahkoda dan Perwira Yang Melaksanakan Tugas jaga navigasi di
atas kapal Suplai dan kapal yang melaksanakan kegiatan penanganan berlabuh jangkar-
“Training for Masters and Officers in charge of a navigational watch on board supply vessels and
vessels performing anchor handling operations” (STCW Seksi B-V/e).
4. Pelatihan Untuk Petugas yang mengoperasikan Sistem Posisi Dinamis - Training for personnel
operating dynamic positioning systems (STCW Seksi B-V/e).
Pelaksanaan Diklat Yang Baru Dilaksanakan sudah berdasarkan standar baru STCW 2010
Standar Pelatihan Baru Bersifat Pilihan
MARITIME
Amandemen STCW 2010 di Manila Filipina
Kamis, 16 Mei 2013
Mulai Berlakunya.
Amandemen Konvensi STCW akan diterapkan melalui prosedur penerimaan dengan pemahaman yang telah
disepakati yang mengisyaratkan bahwa perubahan tersebut sudah harus diterima paling lambat 1 Juli 2011 KECUALI
bila lebih dari 50% dari para pihak terkait STCW menolak perubahan yang demikian. Sebagai hasilnya, Amandemen
STCW ditetapkan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012.
• Peraturan I / 2: Hanya Pemerintah yang dapat mengeluarkan Certificate of Competency (COC) dan menyediakan
database elektronik untuk verifikasi keaslian sertifikat.
• Peraturan I / 3: Persyaratan Near Coastal Voyage dibuat lebih jelas, termasuk principal yang mengatur pelayaran
dan melakukan “kegiatan usaha” dengan Pihak yang terkait (negara bendera dan negara pantai).
• Peraturan I / 4: Penilaian/pemeriksaan Port State Control (PSC) terhadap pelaut yang melaksanakan tugas jaga dan
standar keamanan – “Harus memenuhi Standar keamanan” dalam daftar.
• Peraturan I / 6: Pedoman e-learning (pembelajaran elektronik)
• Peraturan I / 9: standar Medis diperbaharui sejalan dengan Persyaratan ILO MLC.
• Peraturan I/11: Persyaratan revalidasi dibuat lebih rasional dan termasuk persyaratan revalidasi atas endorsement
sertifikat kapal tanker.
• Peraturan I/14 : Perusahaan bertanggung jawab terhadap pelatihan penyegaran pelaut di kapal mereka
Pelatihan Keamanan.
Amandemen akan mencakup tiga tingkat pelatihan keamanan
• Tingkat Satu – Kesadaran Keamanan (Semua anggota kru)
• Tingkat Dua – Petugas Keamanan
• Tingkat Tiga – Ship Security Officer (Perwira Keamanan Kapal) – ISPS Code
Pelatihan Anti Pembajakan juga akan ditambahkan pada setiap level/tingkat.
Kesimpulan
STCW ada untuk diberlakukan. Isu yang paling menarik tentang amandemen baru adalah bahwa SCTW amandemen
2010 akan diimplementasikan lebih jauh dari MLC ILO. Amandemen baru menggabungkan periode fase 5 tahun
untuk pelaut yang sudah ada sekarang dan pada saat yang sama mewajibkan adanya semua perubahan nyata
seperti Jam Kerja & Istirahat untuk diterapkan pada 1 Januari 2012.
Jadi marilah kita persiapkan diri untuk perubahan ini dan terus mengikuti perkembangannya.
Air compressor.
Incinerator ( if there ).
Bunkering, etc.
03.) What happen if your engine have high consumption of lubrication oil ?
07.) How do you know if one of the cylinder engine not in properly working ?
We have indication if one of the cylinder engine not in properly working are :
Temperatures of exhaust and cooling water on that cylinder are too low.
Checking for lubrication oil level of M/E, A/E, gearbox, Air Compressor,
etc.
Checking any leakage to all pipe lines, pay more for fuel oil pipes.
Cleaning all sea chests and strainers. Put a grease to all moving parts.
11.) What will you do, if the run generator suddenly on trouble ?
Repair it if necessary.
12.) If you on duty and there are the fire on engine room, what do you do ?
If the fire can not to be handle, prepare fire pump and emergency fire
pump.
If the fire still can not to be handle, the last effort we use CO2 system.
Before
starting CO2 system all ventilation and water tight door must be close
and
ISM Code means the International Management Code for the safe
operation of Ships and for pollution prevention.
15.) How are to starting operation of diesel engine with the air start ?
Open the indicator valves and then blow the diesel engine by air star,
once time.
Check for : lubrication oil pressure, fuel oil pressure, cooling water
pressure
Bongkar Muat
Alat bongkar muat kapal merupakan suatu komponen penunjang dalam proses dan waktu bongkar muat kapal.
Sebelum kita membahas alat-alat bongkar muat kapal ada baiknya saya berikan pengantar tentang istilah dalam
proses bongkar muat kapal.
1. PORT DUES: Biaya pelabuhan yang dikenakan untuk penggunaan fasilitas-fasilitas pelabuhan
dan tidak berhubungan dengan suatu pelayanan khusus pada pelabuhan yang disinggahi.
2. PORT CHARGES: Pungutan Pelabuhan yang dikenakan untuk suatu pelayanan khusus pada
Pelabuhan yang disinggahi.
5. STEVEDORE : pelaksana penyusun rencana dan pengendalian kegiatan bongkar muat di atas
kapal
8. TELLY CLERK : pelaksana yang melakukan perhitungan pencatatan jumlah, merk dan kondisi
setiap gerakan barang berdasarkan dokumen serta membuat laporan.
9. FOREMAN : pelaksana dan pengendali kegiatan operasional b/m dari dan ke kapal sampai ke
tempat penumpukan barang atau sebaliknya, dan membuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar
muat.
10. MISTRY : pelaksana perbaikan kemasan barang dalam kegiatan stevedoring, cargodoring dan
receiving/ delivery.
11. WATCHMAN : pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring, cargodoring dan
receiving/ delivery.
12. SLACK : adalah perbandingan antara kinerja yang mungkin dicapai dengan kinerja yang
terealisasi.
13. PERALATAN BONGKAR MUAT NON MEKANIK : adalah alat pokok penunjang pekerjaan b/m
yang meliputi jala-jala lambung kapal (shipside net), tali baja (wire sling), tali rami manila (rope
sling), jala-jala baja (wire net), jala-jala tali manila (rope net), gerobak dorong, palet.
14. B/M DI REDE : pekerjaan b/m dari kapal yang sandar di dermaga ke tongkang di lambung
kapal dan selanjutnya mengeluarkan dari tali/ jala-jala (eks tackle) dan menyusun di tongkang serta
membongkar dari tongkang ke dermaga dan sebaliknya.
15. COMMANDING HATCH :palka yang menentukan dimana palka tersebut memiliki isi kerja
yang paling banyak dan paling mungkin mempengaruhi waktu awal atas waktu kerja yang
menyeluruh.
16. LIFO TERM : liner in free out, merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan liner
term dan membongkar dengan menggunakan fios term.
17. FILO TERM : free in liner out, juga merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan fios
term dan membongkar dengan menggunakan liner term.
20. BULKY : adalah muatan kapal yang bervolume besar tetapi muatannya ringan
21. OVERSTOWING : adalah gambaran buruknya penumpukan (muatan kapal yang ditumpuk
untuk pelabuhan berikutnya di atas muatan muatan pelabuhan bongkar yang lebih awal)
22. SHIFTING : meindahkan muatan di dalam palka yang sama atau ke palka yang berbeda atau
lewat darat
26. BAGGING/ UNBAGGING : memasukan muatan curah ke dalam karung atau sebaliknya yaitu
membuka karung atau sebaliknya yaitu membuka karung dan mencurahkan muatan.
28. SORTING: pekerjaan memilih/ memisahkan muatan yang tercampur atau muatan yang rusak.
31. LONGDISTANCE : pekerjaan cargodoring yang jaraknya mellebihi dari 130 meter.
Alat bongkar muat kapal.Adapun alat bongkar muat kapal yaitu sebagai berikut :
CONTAINER CRANE KAPASITAS 40 TON merupakan alat bongkar muat kapal yang Ditempatkan
secara permanen di dermaga dan berfungsi sebagai alat utama guna bongkar muat peti kemas dari
dermaga ke kapal dan sebaliknya.
TRANSTAINER KAPASITAS 40 TON Adalah alat bongkar muat kapal untuk mengangkut, menumpuk 4
+ 1 tiers, lebar span 6 + 1 rows dan membongkar/memuat peti kemas dilapangan penumpukan
(container yard). Alat ini bergerak dan ditempatkan di lapangan penumpukan petikemas.
Add caption
FORKLIFT Merupakan alat bongkar muat kapal yang digunakan untuk angkat barang umum/ general
cargo dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang terbatas.
Add caption
* E : East
* ELSBM : Exposed Location Single Buoy Mooring
* ENE : East Northeast
* EPIRB : Emergency Position Indicating Radio Beacon
* ESE : East Southeast
* ETA : Estimated Time of Arrival
* ETD : Estimated Time of Departure
* HF : High Frequency
* hm : Hectometre
* HMS : Her (His) Majesty’s Ship
* HP : Horse Power
* hPa : Hectopascal
* HSC : High Speed Craft
* HW : High Water
* mb : Milibar(s)
* MCTS : Marine Communications and Traffic Service Centres
* MF : Medium Frequenncy
* MHz : Megahertz
* MHHW : Mean Higher High Water
* MHLW : Mean Higher Low Water
* MHW : Mean High Water
* MHWN : Mean High Water Neaps
* MHWS : Mean High Water spring
* MLHW : Mean Lower High Water
* MLLW : Mean Lower Low Water
* MLW : Mean Low Water
* MLWN : Mean Lower Water Neaps
* MLWS : Mean Lower Water Spring
* MMSI : Maritime Mobile Sevice Identity
* MRCC : Maritime Rescue Co-ordination Centre
* MRSC : Maritime Rescue Sub-Centre
* MSI : Marine Safety Information
* MSL : Mean Sea Level
* MV : Motor Vessel
* MW : Megawatt(s)
* N : North
* NATO : North Atlantic Treaty Organization
* Navtex : Navigational Telex System
* NE : Northeast
* NNE : North Northeast
* NNW : North Northwest
* No : Number
* NRT : Net Register Tonnage
*NT : Net Tonnage
* NW : Northwest
* S : South
* SALM : Single Anchor Leg Mooring System
* SALS : Single Anchored Leg Storage System
* SAR : Search And Rescue
* Satnav : Satellite Navigation
* SBM : Single Buoy Mooring
* SE : Southeast
* SHA : Statutory Harbour Authority
* SPM : Single Point Mooring
* sq : Square
* SRR : Search and Rescue Region
* SS : Steamship
* SSCC : Ship Sanitation Control Certificate
* SSE : South Southeast
* SSCEC : Ship Sanitation Control Exemption Certificate
* SSW : South Southwest
* STL : Submerged Turret Loading
* STS : Ship to Ship
* SW : Southwest
* SWATH : Small Waterplane Area Twin Hull Ship
* W : West
* WGS : World Geodetic System
* WMO : World Meteorological Organization
* WNW : West Northwest
* WSW : West Southwest
* WT : radio (Wireless) Telegraphy
3) A. Apa yang dimaksud dengan paduan non fero yang berat sebutkan yang terpenting ? B.Tuliskanlah 2 ( Dua )
paduan tembaga dan 2 ( Dua ) paduan timah dengan timbel dan cantumkan padanya penggunaan yang
terpenting. ?
A.Panduan non fero berat ialah ; suatu cara memadukan dua buah logam non fero berat untuk mendapat sifat yg
lebih baik.Contoh : Bahan yg terpenting dlm panduan dinamakan tembaga , timah,timbel.B. Dua paduan tembaga
dan kegunaannya:Paduan tembaga nikel dipergunakan dlm tehnik elektro sbg bhn hambatanPaduan tembaga
timah digunakan dlm bhn2 diatas kpl seperti daun propeller, seal pd stern tube dll.Dua paduan timah dgn timbel dan
kegunaannya :Paduan timah timbel menghasilkan staniol atau kertas perak, yg dipergunakan sbg pembungkus untuk
bahan makanan.Paduan timah antimon menhasilkan britama yg dipergunakan untuk pembuatan barang logam
keperluan rumah tangga.
4).A. Apa logam nonfero itu berikan contoh – contohnya B.Tuliskan unsur paduan dari perunggu dan cantumkan
padanya pengaruh yang dilakukan terhadap paduan.
A.Logam Non ferro adalah Logam bukan besi yg dipergunakan sbg bahan campuran dlm paduan untuk
mendapatkan sifat2 yg lebih baik dlm keperluan tehnik elektro, listrik dll.
Contoh: Wolfrom, babit ( antimon), Molyd deen, Magnesium, Chrom .B.Unsur paduan dari perunggu adalah
terdiri dari susunan tembaga timah dng perbandingan 3 : 2 dng campuran tambahan timah dan besi Pengaruh yg
dilakukan trehadap paduan diantaranya memiliki tegangan tarik atau SB = 40-50 kg/mm2. dan renggangan 20% tdk
mudah patah atau elastis didalam air dng sedikit berkarat.
5.) Jelaskan pengertian dbwh ini:A.) Nilai pembakaran :B.) Nilai Opal :C.) Titik nyala :D.) Titik Bakar :
A.) Nilai Pembakaran: Banyaknya pns pd suatu pembakaran sempurna yg diserahkan oleh 1 kg bb yg dinyatakan
dlm joul/kg bb.
B.) Nilai opak : Nilai pembakaran di kurangi dg panas kondensasi yg ada dlm bb.
C.) Titik nyala : Suatu temp dimana bila diberi api akan menyala kemudian mati.
D.) Titik bakar : Suatu temp dimana bila diberi api akan menyala atau terbakar sampai habis.
B. Tujuan pelumasan :
Peredam suara
3.) a. Pada tatanan logam diketahui logam ferro, logam non ferro dan logam paduan ,apa perbedaan
ketiga macam logam tersebut. b. Tuliskan Bahan utama logam tersebut diatasjawab.
a. Perbedaan antara logam fero, Logam non fero dan Logam paduan
Logam fero terdiri dari : Besi (Fe), Carbon (C), Silisium ( Si ), Mangan
(Mn), Posphor (P ), Sulfur ( S ).
Cara pencegahannya :
Paduan / Dilakukan dengan proses paduan.
Baja tampa campuran dapat dilumerkan bersama dengan Cronk, nikel atau
gabungan dari padanya dengan penambahan ini yang membuat lebih tahan
karosi Hablur – hablur memperoleh sifat tertentu
Memberikan lapisan penutup.
Pemunculan karosi dapat di cega dengan menerapkan lapisan penutup
.Lapisan ini terdiri dari beberapa bahan dan dapat dilapisi dengan berbagai
caraseperti dengan memberikan lapisan penutup dengan bukan logam ;
Minyak dan gemuk, Brument, Plastik, Email , Fosfor dan Oksida
2. Double bottom :
apakah kegunaannya
bila kapal kandas & mengalami kebocoran masih ada dasaryang kedap
air
panjang 61 m (200 ft) & kurang dari 76 m (249 ft) hrs dipasang dasar
berganda paling sedikit dari sekat2 kamar mesin diteruskan sampai ke
sekat ceruk haluan & sekat ceruk buritan
Di dunia pelayaran, ijazah pelaut harus diakui secara internasional. Hal ini
menjadi sangat penting karena banyak sekali pelaut asal Indonesia yang
bekerja pada perusahaan pelayaran di luar negeri. Menurut Amandemnet
SCTW Manila nama sertifikat dan ijazah pelaut mengalami perubahan.
Berikut ini adalah nama ijazah pelaut dan sertifikat pelaut yang terbaru. Ijazah
yang dulunya bernama ANT (Ahli Nautika Tingkat)/ATT (Ahli Teknik Tingkat)
ECDIS
BRM,
SAT atau Security Aware Training
Semua sertifikat tambahan tersebut sangat diperlukan oleh para pelaut agar
mereka bisa mendapatkan posisi perwira di perusahan pelayaran yang
bonafid. Ada nama sertifikat yang baru yang berlaku untuk perwira deck II dan
I. Sertifikat yang baru adalah Navigate at Polar Water.
Oily Water Separator (OWS) adalah pesawat yang mampu memisahkan air
dari air buangan yang mengandung minyak sampai hasil pemisahannya
mencapai kurang dari 15 ppm.
Piston valve, berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air isap yang
terpisah yang dimana minyak air kotor masuk ke Sludge tank.
Hirarki diatas kapal Terbagi menjadi Departemen Dek dan Departemen Mesin,
selain terbagi menjadi perwira/Officer dan bawahan/Rating.
* Perwira Departemen Dek
b. Bagian mesin:
Wiper
c. Bagian Permakanan:
Juru masak/ cook bertanggung jawab atas segala makanan, baik itu
memasak, pengaturan menu makanan, dan persediaan makanan.
Sertifikat pelayaran
Saat ini untuk menjadi pelaut, seseorang harus memiliki ijazah-ijazah yang
diperlukan, hal ini menyebabkan tumbuhnya sekolah-sekolah pelayaran mulai
dari tingkat SLTA sampai ke perguruan tinggi. Yang mana dengan Tingkatan
sebagai berikut :
lulusan SLTP dapat melanjutkan ke Sekolah Kejuruan Pelayaran (Setarap
SLTA) dengan Sistim Pendidikan 3 Tahun Belajar teori 1 tahun Praktek
Berlayar (PROLA) yang mana lulusan dari SKP ini mendapatkan IJasah
setara SLTA dan ANT IV.
Ijazah Pelaut
Ijazah bagi pelaut (perwira) di Indonesia terbagi atas ijazah dek dan ijazah
mesin.
Ijazah Dek
Ijazah Dek dari yang tertinggi adalah:
1. Ahli Nautika Tingkat I (ANT I) ; dulu Pelayaran Besar I (PB I), dapat
menjabat Nakhoda kapal dengan tak terbatas berat kapal dan alur pelayaran
2. Ahli Nautika Tingkat II (ANT II) ; dulu Pelayaran Besar II (PB II), dapat
menjabat:
* Mualim I/Chief Officer tak terbatas berat kapal dan pelayaran;
* Nakhoda/Master pada kapal kurang dari 5000 ton dengan pelayaran tak
terbatas
* Nakhoda/Master kapal kurang dari 7500 ton daerah pantai dan harus
pengalaman sebagai Mualim I selama 2 tahun
3. Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) ; dulu Pelayaran Besar III (PB III), dapat
menjabat: Mualim I/Chief Officer max 3000 DWT
4. Ahli Nautika Tingkat IV (ANT IV) ; dulu Mualim Pelayaran Intersuler (MPI):
Perwira kapal-kapal antar pulau
Ijazah Mesin
Ijazah Mesin dari yang tertinggi adalah:
1. Ahli Teknik Tingkat I (ATT I) ; dulu Ahli Mesin Kapal C (AMK C): Kepala
Kamar Mesin/Chief Engineer kapal tak terbatas
2. Ahli Teknik Tingkat II (ATT II) ; dulu Ahli Mesin Kapal B (AMK B), dapat
menjabat:
* Masinis I/Second Engineer kapal tak terbatas
* Kepala Kamar Mesin/Chief Engineer dengan tenaga mesin kurang dari 3000
KW, pelayaran tak terbatas
* Kepala Kamar Mesin/Chief Engineer dengan tenaga mesin tak terbatas,
pelayaran daerah pantai
3. Ahli Teknik Tingkat III (ATT III) ; dulu Ahli mesin Kapal A (AMK A), dapat
menjabat:
* Perwira Jaga (tak terbatas)
* Masinis I/Second Engineer dengan tenaga mesin kurang dari 3000 KW,
pelayaran tak terbatas
* Kepala Kamar Mesin/Chief Engineer dengan tenaga mesin kurang dari 3000
KW daerah pantai harus pengalaman 2 tahun sebagai Masinis I
4. Ahli Teknik Tingkat IV (ATT IV) ; dulu Ahli Mesin Kapal Pelayaran Intersuler
(AMKPI): Masinis kapal-kapal antar pulau
5. Ahli Teknik Tingkat V (ATT V) ; dulu Ahli Mesin Kapal Pelayaran Terbatas
(AMKPT): Masinis Kapal-kapal kecil antar pulau
Sertifikat ketrampilan
Sertifikat ketrampilan ini merupakan sertifikat yang wajib dimiliki oleh para
pelaut di samping sertifikat formal di atas. Diantaranya adalah:
Untuk kapal tanki minyak dengan GT 150 atau lebih dan kapal-kapalselain
kapal tangki di syaratkan untuk membawa sertifikat IOPP ( International Oil
Pollution Prevention ) terhitung 2 oktober 1983, sertifikat akan berlaku selama
5 tahun dan setelah itu akan dilakukan beberapa survey yaitu :
Nama kapal
Tempat pendaftaran
OIL WATER SEPARATOR
Oily Water Separator (OWS ) adalah pesawat yang mampu memisahkan air dari air buangan yang mengandung
minyak sampai hasil pemisahannya ...
PERUSAHAAN PELAYARAN
Perusahaan Pelayaran Pengertian Perusahaan Perkapalan terdapat dalam pasal 323 sampai 340f KUHD,
ada 24 buah pasal. Pe...
POKOK – POKOK KONSTRUKSI KAPAL
Konstruksi Kapal Persoalan utama dalam konstruksi kapal ialah membuat suatu konstruksi yang kokoh dan kuat
dengan berat konstruksi y...
SURVEY DAN SERTIFIKAT KAPAL
Untuk kapal tanki minyak dengan GT 150 atau lebih dan kapal-kapalselain kapal tangki di syaratkan untuk membawa
sertifikat IOPP ( Internat...