Kisah tragis sebuah tragedi anak manusia dikutuk jadi patung seringkali terjadi masa
lampau seperti cerita legenda Malin Kundang si anak Durhaka yang kena kutukan Ibunya lalu
beruah menjadi batu, hal serupa juga terjadi pada Putri Pukes yang kemudian jadi Patung batu di
Goa Pukes akibat terkena kutukan lantaran tidak mengindahkan ucapan sang bunda tercinta.
Kisah kutukan ini terjadi di Aceh Tengah, tepatnya di pinggiran danau laut tawar Kota
Takengon Desa, Mandale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah. Tempat tersebut hingga saat ini
masih sering dikunjungi para wisatawan yang ingin mengetahui kisah misteri yang terjadi masa
lampau itu, bahkan pada hari libur tempat ini didangi wisatawan dari berbagaiDaerah di
Indonesia.
Kawasan wisata Takengon ini memang menyimpan banyak kisah legenda masa lalu yang
menarik untuk diketahui mulai dari cerita loyang karo, kendi yang menjadi batu, Putri Hijau
sampai pada cerita Puteri Pukes yang menjadi patung batu karena kena kutukan Ibunya sendiri.
Cerita semacam itu sering terjadi dizaman dulu, namun baru-baru ini beredar kabar telah
terjadi kutukan terhadap dua orang remaja berbeda jenis yang katanya dikutuk jadi patung di
sunan giri, lantaran berbuat hal yang tidak pantas diarea pemakaman, bahkan videonya banyak
beredar di youtube, sedangkan kabar lain menyebutkan patung dempat tersebut ditemukan di
pantai kawasan suramadu madura tepatnya di Desa Kwanyar, kebenaran cerita ini masih
menjadi misteri sampai saat ini, apa hanya isu atau atau memang benar-benar terjadi?
Mengenai kisah Puteri Pukes ini konon mamang pernah terjadi dimasa lampau hanya
saja dengan versi cerita berbeda yang berawal dari pernikahan seorang putri yang cantik nan
jelita dengan seorang pangeran yang dicintainya, konon pernikahan itu tidak direstui Ibunda
sang Putri sehingga harus berakhir dengan petaka.
Namun dalam versi lain Sang Putri terkena kutukan lantaran menendang Ibunya saat
sedang sholat. Pada saat itu ia sedang galau karena menunggu suami tercintanya yang tidak
kunjung pulang dari peperangan padahal sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun waktu
berlalu namun tidak ada kabar pasti tentang suami tercinta
Mengetahui putrinya yang selalu dirundung kesedihan, seperti biasa Ibunya datang ke
rumah Pukes, tempat ia tinggal bersama sauminya dan selalu memberi nasehat seperti pada
umumnya dilakukan seorang ibu terhadap anaknya tercinta. Namun sang puteri yang sudah
sangat rindu pada suaminya tidak pernah menggubris setiap ucapan yang keluar dari mulut
ibunya bahkan ia hanya diam dan menangis dengan penuh harap agar sang suami kembali
datang kepangkuannya dengan selamat.
Suatu ketika Ibunya datang kembali dan membujuk Pukes untuk bisa melupakan
suaminya dan meyakinkan bahwa suminya tida akan kembali karena sudah bertahun-tahun tidak
ada kabar beritanya, pukes yang tidak terima dengan bujukan itu akhirnya merasa terganggu
atas kehadiran sang Ibu yang seakan memutus harapannya untuk bisa bertemu kembali dengan
sang suami tercinta.
Untuk menumpahkan kekesalannya akhirnya pukes bertindak diluar nalar, kemudian
menendang Ibunya saat sedang sholat, saat itulah sang ibu merasa apa yang dilakukan anaknya
sudah tidak pantas sehingga berdoa kepada yang maha kuasa agar memberi pelajaran pada
anaknya, doa itupun akhirnya dikabulkan sehingga membuat Pukes berlahan-lahan berubah
menjadi batu.
Dalam kisah lain, konon pernikan itu memang tidak mendapat restu dari sang ibu, tentu
dengan alasan tertentu yang mungkin saja salah satunya akan menyebabkan anaknya tidak bisa
hidup bahagia jika pernikan dengan sang pangeran itu dilanjutkan, termasuk ketidak pulangan
suaminya selama bertahun-tahun.
LAGENDA GUA LOYANG KORO
Loyang Kora Berasal dari bahasa daerah Gayo yang artinya Loyang adalah goa,Koro adalah
kerbau. Loyang koro adalah gua kerbau. Pada pinggiran danau laut tawar terletak sebuah gua
yang menembus pegunungan Brahpanyang sampai kedesa isaq yang jauhnya kira-kira 35
KM.pada abad ke 12 gua ini konon cerita digunakan masyarakat untuk jalan penghubung antara
gua loyang koro didesa toweren uken dengan gua kaming didesa isak
Pada masa itu aktifitas masyarakat toweren uken adalah bersawah, sedangkan
masyarakat isak adalah suatu daerah pengembalakan oleh sebab itu pada musim tanam padi
didaerah toweren uken masyarakat mengembalakan ternak kerbaunya kedesa isak, demikian
sebaliknya pada musim Gadu dan musim pengolohan tanah sawah didaerah toworen uken dam
sekitarnya masyarakat membawanya kembali kerbaunya melalui Gua Loyang koro untuk
digunakan sebagai alat pertanian seperti membajak sawah.Menghaluskan bongkahan Tanah
sawah, untuk menarik gerobak atau untuk dijual kedaerah-daerah lain.
Pada zaman kerajaan Raja Linge berkuasa di Aceh Tengah seing terjadi pencurian
kerbau yang datang bergerombolan dari daerah aceh pesisir. Sehingga Raja Linge membuat satu
janji magic yang mana bila kerbau yang melintas daerah bur lintang atau KM 12 jalan takengon
menuju isaq, maka kerbau atau jenis hewan lainnya akan mati tiba-tiba selain pengaruh magic
juga adagangguan binatang buas yang sangat rawan.
Untuk menghindarkan terjadi gangguan hal-hal yang tidak diinginkan maka masyarakat
mengambil inisiatif untuk mengambi jalan alternatif melalui Gua oyang koro sebagai jalan
mengembalakan ternak kerbau.Kedesa isak dan sekitarnya atau sebaliknya kedesa toworen dan
sekitar kota Takengon.
Di bawah ini ciri-ciri yang dimiliki oleh tanaman kopi arabika, yaitu :
Habitus
Tanaman kopi arabika memiliki bentuk berupa pohon perdu. Tanaman ini mampu tumbuh
dengan ketinggian hingga mencapai 2-3 meter.
Batang
Batang kopi arabika berbentuk bulat dan tumbuh secara tegak. Batang tersebut mempunyai
percabangan tipe monopodial. Permukaan batang kopi arabika bertekstur kasar serta berwarna
kuning kotor.
Daun
Daun kopi arabika merupakan daun tunggal yang berhadapan, berbentuk lonjong, dan memiliki
tepi yang rata. Ujung daun tersebut cukup runcing dengan pangkal yang tumpul. Panjangnya
sekitar 8-15 cm dan lebarnya kurang lebih 4-7 cm. Daun kopi arabika ini dilengkapi tangkai
pendek, berkelir hijau, dan mempunyai pertulangan yang menyirip.
Bunga
Bunga kopi arabika berjenis majemuk yang memiliki bentuk payung dan tumbuh di ketiak daun.
Bunga ini mempunyai kelopak lonjong sebanyak lima helai dengan panjang berkisar 3 mm.
Posisi tangkai benangsarinya saling-menempel dan membentuk tabung putih yang memiliki
panjang sekitar 8 mm.
Kopi arabika juga mempunyai tangkai putik berwarna putih yang menjulang keluar tabung.
Bagian mahkota bunganya sendiri berbentuk bintang yang memiliki lima helai. Panjang
mahkota tersebut berkisar antara 7-9 mm serta berwarna putih kekuningan.
Buah
Kopi arabika memiliki buah batu yang berbentuk bulat telur. Ukuran diameternya kurang lebih
0,5 hingga 1 cm. Buah yang masih mudah berwarna hijau dan akan berubah menjadi merah
pekat seiring dengan kematangannya.
Biji
Biji dikotil tersimpan di dalam buah kopi arabika. Biji ini berwarna putih kehijauan dengan
panjang sekitar 0,5-1 cm. Biji kopi arabika mempunyai bentuk setengah bola, yang mana salah
satu permukaannya beralur.
Akar
Sistem perakaran tunggang melengkapi bagian paling bawah dari tanaman kopi arabika. Akar ini
sendiri mempunyai warna kuning muda sampai kuning cerah.
Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin