Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pada beberapa jam bayi dilahirkan atau beberapa hari setlah dilahirkan, perubahan fisiologis yang hebat
yang penting bagi kesehatan dan ketahanan tubuh hidup, terjadi pada bayi baru lahir selain perubahan
fisiologis bayi tersebut, bayi baru lahir harus beradaptasi dengan bermacam-macam cara yang berbeda
terhadap lingkungan yang benar-benar baru meliputi: pernafasan, sirkulasi darah, system imun,
pengaturan suhu-metabolisme, system neurologis, system gastrointestinal, fungsi ginjal dan sekresi urine,
fungsi hati.
TUJUAN
ADAPTASI BAYI BARU LAHIR

Pengertian bayi baru lahir normal


Bayi adalah individu yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas maka individu
baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Janin yang lahir melalui proses
persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.
Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal
a. Usia 36-42 minggu.
b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.
c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
d. Organ fisi lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir Normal
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya
terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Saat ini bayi tersebut harus
mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasan sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi
oral untu mendapatkan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap
penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi,
dan dalam kemampuan mengambil seta menggunakan glukosa .
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi:
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney,551-332)
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
Perubahan dalam sistem peredaran darah
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 mengantarkanya ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar:
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paruparu dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi
dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
a. Pada saat tali pusat dipotong
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal
ini memnyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini
membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi
ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan
terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.

Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah


dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatkan atrium kanan dan penurunan
atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan
ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri
hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan tali pusat
diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, Gastrointestinal, dan Kekebalan tubuh .
a. Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga
mendininkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupan usah utama
seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui
penggunaan lemakcoklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan dalam waktu singkat dengan
adanya tress dingin.
b. Metabolisme Glukosa
Untuk mengfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL,
glukoa akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBLyang tidak dapat mencerna
makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dar glikogen dalam hal ini
terjadi bil abyi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dala hati.
c. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan
sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan
mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.
Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
berakibatkan gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertamba
secara lambat sesuai pertumbuhan janin.
d. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami
yang dimiliki bayi diantaranya :
1. Perlingdungan oleh kulit membrane mukosa.
2. Fungsi jaringan saluran nafas
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
4. Perlingdungan kiia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pad tingkat sel oleh sel darah yang membantu
membunuh organism asing.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir normal

Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu mengetahui
riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat persalinan.
Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu yang terang. Tangan
serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.

Tujuan pemeriksaan ini adalah :

1. Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus
yang memerlukan resusitasi.
2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
3. Menentukan apakah bayi bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau
tempat perawatan khusus.

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain ;

1. Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi
baru lahir pada usia 1 menit dan 5 menit. Pada tahun 1952 dr. Virginia apgar mendesain
sebuah metode penilain cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir. Nilai apgar
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap
resusitasi. Perlu kita ketahui nilai apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi baru lahir
dan dibatasi oleh waktu. Banyak factor yang mempengaruhi nilai apgar, antara lain
pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia dan
kelahiran premature. Nilai apgar dapat juga digunakan untuk menilai respon resusitasi.
Cara menentukan nilai APGAR:

Tanda 0 1 2
Warna kulit Biru, pucat Kemerahan Semua kemerahan
ekstremitas biru <100 >100
Denyut jantung Tidak ada Tidak teratur
Upaya bernafas Baik (menagis
kuat)
Tonus otot Lemah Fleksi pada
ekstermitas
Reflek (kateter Tidak beraksi Gerakan aktif
di lubang Meringis
hidung) Batuk, bersin

2. Mencari kelainan kongenital


Pemeriksaan kamar bersalin juga menentukan adanya kelainan congenital pada bayi
teruama yang memerlukan penanganan segera pada anamnesis peru ditanyakan apakah
ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi atau infensi virus pada trimester
pertama. Juga ditanyakan adakah kelainan bawaan keluarga disamping itu perlu ketahui
apakah ibu menderita penyakit yang dapat mengganu pertumbuhan janin seperti diabetes
mellitus, asma broinkial dan sebagainya.
3. Memeriksa cairan amnion
Pada pemeriksaan amnion perlu diukur volume. Hidramnion (volume >2000 ml)sering
dihubungkan dengan obstruksi traktus intentinal bagian atas, ibu dengan diabetes atau
eklamsi. Sedangkan oligohidramnion (<500 ml) dihubungkan dengan oligohidromnion
seperti kontraktur sendi dan hipoplasi paru.
4. Memeriksa tali pusat
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan kesegarannya, ada tidaknya simpul dan
apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1% dari bayi baru lahir hanya
mempunyai 1 arteri umbilikalis 15% dari pada mempunyai satu atau lebih kelainan
congenital terutama pada pasien pencernaan, urogenital, respiratorik atau kardiovaskuler.
5. Memeriksa plasenta
Pada pemeriksaan plasenta , plasenta perlu ditimbang dan diperhatikan apakah ada
perkapuran, nekrosis dan sebagainya. Pada bayi kembar harus diteliti apakah terdapt satu
atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau tidak). Juga perlu diperhatikan
adanya anastomosis vascular antara kedua amnion, bila ada perlu dipikirkan
kemungkinan terjadi feto-fetal.
6. Pemeriksaan bayi secara cepat dan menyeluruh
7. Menimbang berat badan dan membandingkan masa gestasi
Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak dibandingkan
bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut
sampai 10 kali lebih besar.
8. Pemeriksaan mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-palatoskisis harus diperhatikan
juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disababkan ole adanya atresia
esophagus. Pemeriksaan potensi esophagus dilakukan dengan cara memasukkan kateter
kedalam lambung, setelah kateter didalam lambung, masukkan 5 – 10 ml udara dan
dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk kedalam lambung. Dengan demikian
akan tersingkir atresia esophagus, kemudian cairan amnion ke dalam lambung diaspirasi.
Bila terdapat cairan melebihi 30 ml pikirkan kemungkinan atresia usus bagian atas.
Pemeriksaan potensi esophagus dianjurkan pada setiap bayi yang kecil untuk masa
kehamilan, arteri umbulikalis hanya satu, polihidramnion atau hipersalivasi.
Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depressor aguli oris.
Pada keadaan ini terlihat asemetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan
mandibula akan tertarik kebawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah
yang sehat (sebaliknya pada paresis N. fasiali). Pada 20% keadaan ini seperti dapat
ditemukan kelainan congenital berupa kelainan kardiovaskular dan dislokasi panggul
congenital.
9. Pemeriksaan usus
Perhatikan adanya usus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus.
Walaupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi dengan cara ini. Bila ada
atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.
10. Pemeriksaan garis tubuh
Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bidifa, meningomielokel dll.
11. Pemeriksaan jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat
keraguan misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau terdapat hipospadia
atau epispadia bayi pada lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda sampai
dilakukan pemeriksaan lain seperti pemerksaan kromosom.

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

Pemeriksaan ini harus dilakukan 24 jam dan dilakukan setelah bayi berada di ruang
perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terabaikan pada
pemeriksaan di kamar bersalin.

Pemeriksaan ini meliputi:

1. Aktifitas fisik
Inspeksi
Ekstremitas dalam keadaan fleksi, dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan simetris.
2. Pemeriksaan suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5 °C-37 °C.
3. Kulit
Inspeksi
Warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus.
4. Kepala
Inspeksi
Distribusi rambut kepala
Palpasi
Tidak ada massa atau area lunak di tulang tengkorak.
Fontanel anterior dengan ukuran 5x4 cm sepanjang sutura korona dan sutura segital.
Fortanel posterior dengan ukuran 1x1 sm sepanjang sutura lambdoidalis dan sagitalis.
5. Wajah
Inspeksi
Mata segaris dengan telinga, hidung digaris tengah, mulut garis tengah wajah dan
simetris.
6. Mata
Inspeksi
Kelompok mata tanpa pectoris atau udem.
Skelera tidak ikteris, kunjungtiva tidak merah muda, iris berwarna merata dan bilateral.
Pupil beraksi bila ada cahaya, reflek mengedip mata.

7. Telingga
Inspeksi
Posisi telingga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur, pembentukan tulang
pinna terbentuk dengan baik kokoh.
8. Hidung
Inspeksi
Posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui hidung.
9. Mulut
Inspeksi
Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, bibir berbentuk penuh berwarna merah
muda dan lembab, membrane mukosa lembab dan berwarna merah muda, palaton utuh,
lidah dan uvula di garis tengah, reflek gag dan reflek menghisap serta reflek rooting ada.
10. Leher
Inspeksi
Rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simetris dan pendek.
Palpasi
Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.
11. Dada
Inspeksi
Bentuk seperti tong, gerakan dinding dada simetris.
Frekuensi nafas 40-60 x permenit, pola nafas normal.
Palpasi
Nadi di apeks terasa di ruang interkosa keempat atau kelima tanpa kardiomegali.
Auskultasi
Suara nafas jernih sama kedua sisi.
Frekuensi jantung 100-160 x permenit teratur tanpa mumur.
Perkusi
Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru.
12. Payudara
Inspeksi
Jarak antar putting pada garis sejajar tanpa ada putting tambahan.
13. Abdomen
Inspeksi
Abdomen bundar an simetris pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena berwarna
putih kebiruan.
Palpasi
Abdomen lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba 2-3 cm. di bawah arkus
kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Ginjal dapat diraba dengan
posisi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba sekitar 2-3 cm. setinggi umbilicus
diantara garis tengah dan tepi perut.
Perkusi
Timpani kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
Auskultasi
Bising usus ada.
14. Genitalia eksterna
Inspeksi (wanita)
Labia minora ada dan mengikuti labia minora, klitoris ada, meatus uretra ada di depan
orivisium vagin.
Inspeksi (laki-laki)
Penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans tetis dan skrotum penuh.
15. Anus
Inspeksi
Posisi ditengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking) pengeluaran
mekonium terjadi dalam 24 jam.
16. Tulang belakang
Bayi diletakkan dalam posisi tengkurap, tangan pemeriksa sepanjang tulang belakang
untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau spina bifilda.
Inspeksi
Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang terlihat.
Palpasi
Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.

17. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan reflek genggam ada,
kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari sama karpal dan
metacarpal dan ada sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi bantalan kuku .
Palpasi
Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri simetris bantalan kuku
merah muda sama kedua sisi.
Ekstremitas bawah
Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak antar dari sama
bantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati bantalan kuku rentang pergerakan
sendi penuh: tungkai lutut, pergelangan, kaki, tumit dan jari tarsal dan metatarsal ada dan
sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris.
18. Pemeriksaan reflex
a. Berkedip
cara : sorotkan cahaya di mata bayi
normal: dijumpai pada tahun pertama
b. Tonic neck
Cara : menolehkan kepala bayi dengan cepat ke satu arah
Normal : bayi melakukan perubahan posisi jika kepala di tolehkan ke satu sisi, langan
dan tungkai ekstensi kearah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi berlawanan,
normalnya reflex ini tidak terjadi setiap kali kepaladi tolehkan tampak kira-kira pada
usia 2 bulan dan menghilangkan pada usi 6 bulan.
c. Moro
Cara : ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja/ tempat tidur
Normal :lengan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala mendongak ke belakang,
tungkai sedikit ekstensi lengan kembali ke tengah dengan tangan menggengam tulang
belakang dan ekstremitas bawah ekstremitas bawah ekstensi lebih kuat selama 2
bulan dan menghilang pada usia 3-4 bulan.

d. Menggengam
Cara : letakkan jari ditelapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika reflek lemah atau tidak
ada beri bayi botol atau dot karena menghisap akan menstimulasi reflek.
Normal : jari-jari bayi melengkung melingkari jari yang diletakkan di telapak tangan
bayi dari sisi ulnar reflek ini menghilangkan pada usia 3-4 bulan.
e. Rooting
Cara : gores sudut mulut bayi melewati garis tengah bibir
Normal: bayi memutar kearah pipi yang diusap, reflek ini menghilangkan pada usia
3-4 bulan tetapi bias menetap sampai usia 12 bulan terutama tanpa stimulasi.
f. Menghisap
Cara : beri bayi botol atau dot
Normal : bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi reflek ini
menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi
g. Menari/melangkah
Cara: pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras.
Normal : kaki akan bergerak ke atas dan ke bawah jika sedikit disentuh ke permukaan
keras dijumpai pada 4-8 minggu pertama.
19. Pengukuran atropometrik
a. Penimbang berat badan
Alat timbang yang diterakan serta diberi alas kain diatasnya,tangan menjaga di atas
bayi sebagai tindakan keselamatan.
BBL 2500 – 4000 gr
b. Panjang badan
Letakkan bayi datar dengan posisi lurus se bias mungkin. Pegang kepala agar tetap
pada ujung atas kiri ukur dan dengan lembut renggangkan kaki ke bawah menuju
bawah kita.
PB 48/52 cm
c. Lingkar kepala
Letakkan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan tarik pita
mengelilingi bagian atas alis LK :32 – 37 cm

d. Lingkar dada
Letakkan pita ukur pada pita terendah scapula dan tarik pita mengelilingi ke arah
depan dan garis putih
LD : 32 – 35 cm.

C. pemeriksaan fisik pada bayi waktu pulang

Pada waktu memulangkan dilakukan llagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa tidak
ada kelainan congenital atau kelainan akibat trauma yang terlewati perlu diperhatikan:

1. Susunan saraf pusat : aktifitas bayi, ketengangan, ubn-ubun


2. Kulit : adanya ikterus, piodermia
3. Jantung: adanya bising yang baru timbul kemudian
4. Abdomen : adanya tumor yang tidak terdektesi sebelumnya
5. Tali pusat : adanya infeksi
Disamping itu perlu diperhatikan apakah bayi sudah pandai menyusui dan ibu sudah
mengerti cara pemberian ASI yang benar.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Biodata
Nama pasien : supaya membedakan dengan bayi lainnya
Umur :dalam hari setelah kelahiran
Nama ibu : mengetahui nama ibu bayi
Umur : antara 17-35 tahun
<17 tahun alat reproduksi belum sempurna/matang
>35 tahun banyak terjadi resiko saat melahirkan
Suku/bangsa : di Jawa Tengah,
Pekerjaan : kantoran seringnya makan makanan cepat saji
Alamat : keadaan lingkungan yang seperti apa misalnya bersih atau tidak.
b. Pengkajian fisik pada bayi
Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu
mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat
persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan di bawah lampu
yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.
1. Penilaian APGAR
Tanda Score 0 Score 1 Score 2
A Badan biru/ Tubuh kemerahan, Merah seluruh
Appearance/ warna pucat ekstremitas biru tubuh
kulit
P Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Pulse rate/ frekuensi
nadi
G Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
Grimance/ reaksi mimik (grimace)
rangsangan
A Lunglai atau Ekstremitas dalam Bergerak aktif
Activity/ tonus oto lemas sedikit fleksi
R Tidak ada Menangis lemah, Baik atau
Respiration/pernapasan tidak teratur menangis kuat
c. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam dan dilakukan setelah bayi berada di
ruang perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin
terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin.
1. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,
saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat (REM) tidur sehati rata-rata 20 jam.
2. Pemeriksaan suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5C-37C.
3. Kulit
Inspeksi: warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus
Palpasi: lembab, hangat dan tidak ada pengelupasan .
4. Kepala
Inspeksi : distribusi rambut di puncak kepala.
Palpasi : - tidak ada massa atau area lunak di tulang tengorokan
-Fontanel anterior dengan ukuran 5x4 cm sepanjang suturan korona dan
sutra segital
- fortanel posterior dengan ukuran 1x1 cm sepanjang sutura
lambdoidalis dan sagitalis

Wajah

Inspeksi : Mata segaris dengan telinga, hidung di garis tengah, mulut garis tengah
wajah dan simetris.

Mata

Inspeksi :Kelompak mata tanpa petosis atau udem., Skelera tidak ikterik, cunjungtiva
tidak anemis, iris berwarna merata dan bilateral. Pupil beraksi bila ada cahaya, reflek
mengedip ada.

Telinga

Inspeksi :Posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur,
pembentukkan tulang rawan yaitu pinna terbentuk dengan baik kokoh.

Hidung

Inspeksi :Posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui hidung.

Mulut

Inspeksi :Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, bibir berbentuk penuh
berwarna merah muda dan lembab, membran mukosa lembab dan berwarna merah
muda, palatom utuh, lidah dan uvula di garis tengah, reflek menghisap serta reflek
rooting ada.

Leher

Inspeksi :Rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simestris dan pendek.

Palpasi :Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.
5) Dada

Inspeksi : Bentuk seperti tong, gerakan dinding dada semetris, Frekuensi

nafas 40 – 60 x permenit, pola nafas normal.

Palpasi : Ictus cordis teraba di mid klavikula sinistra ruang interkosa

keempat atau kelima tanpa kardiomegali.

Auskultasi : frekuensi jantung 120- 160x/menit dan lebih cepat saat menanggis lebih
dari 180x/menit.

Perkusi : Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru.

6) Abdomen

Inspeksi : Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua

arteri dan satu vena berwarna putih kebiruan.

Auskultasi : Bising usus ada 3-5 x / menit.

Palpasi : Abdomen Lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba

2 - 3 cm, di bawah arkus kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Ginjal
dapat di raba dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba sekitar 2 - 3
cm, setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.

Perkusi : Timpanni kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal

7) Genitalia

Genitalia wanita : Labia mayora menutupi labia minora; verniks pada lipatan vagina
agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas lendir, dan
kemungkinan rabas berdarah

Genitalia pria :kulup uretra testis melekat pada glans penis, lubang pada ujung penis,
dapat diraba di tiap kantong skrotum.

8) Anus

Inspeksi :Posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking),
pengeluaran mekonium terjadi dalam 24 jam.

9) Tulang belakang

Bayi di letakkan dalam posisi terkurap, tangan pemeriksa sepanjang tulang belakang
untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau spina bifilda.
Inspeksi : Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang terlihat.

Palpasi : Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri

10) Ekstremitas

Ekstremitas atas

Inspeksi : Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan reflek
genggam ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari
sama, karpal dan metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi
bantalan kuku.

Palpasi : Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri simetris
bantalan kuku merah muda sama kedua sisi.

Ekstremitas bawah

Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak antar jari
samabantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati bantalan kuku rentang
pergerakansendi penuh : tungkai, lutut, pergelangan, kaki, tumit dan jari kaki tarsal dan
metatarsalada dan sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris (reeder,2011 hal: 82-
83.

11) Pemeriksaan reflek

a) Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah bila telapak
tangan memberi rangsangan akan memberi reaksi seperti menggenggam.

b) Refleks leher (tonic neck reflex) pada bayi jatuh tertidur atau keadaan tertidur
menunjukan reflek dengan cepat putar kearah satu sisi repon yang khas jika bayi
mengahadap kekiri lengan dan kaki pada sisi itu sedangkan lengan dan tungkainya akan
berada dalamposisi fleksi (putar kepala kearah kanan dan ektermitas akan mengambil
postur yang berlawanan.

c) Refleks menghisap dan membuka mulut (rooting reflex) menimbulkan reflek


sentuh bibir, pipi, atau sudut mulut bayi dengan puting. Respon yang khas bayi menoleh
kearah stimulus, membuka mulut, memasukan puting dan menghisap.

d) Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka serta kemudian diakhiri
dengan aduksi lengan (Bobak,2004 hal:397-399)

12) Pengukuran atropometrik

a) Penimbang berat badan


Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di atasnya, tangan bidan
menjaga di atas bayi sebagai tindakan keselamatan .

BBL normal 2500 – 4000gram.

b) Panjang badan

Letakkan bayi datar dengan posisi lurus sebisa mungkin. Pegang kepala agar tetap pada
ujung atas kita ukur dan dengan lembut renggangkan kaki ke bawah menuju bawah kita.
PB normal : 48-50cm.

c) Lingkar kepala

Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan tarik pita
mengelilingi bagian atas alis LK normal : 32 - 34 cm.

d) Lingkar dada

Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik pita mengelilingi kearah depan
dan garis putih. LD normal : 32 – 34 cm ( llyasjumiarni ) hlm : 56.

d. Pengkajian adaptasi fisiologi

1) Sirkulasi

Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-
24 jam setelah kelahiran)

Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD
berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)

Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan
dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.

2) Eliminasi

Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran. Urin tidak
berwarna kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam
24 sampai 48 jam kelahiran.

3) Makanan atau cairan

Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.

Penurunan berat badan di awal 5%-10%

Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal palatum
keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
4) Neurosensori

Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput suksedaneum
dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus
dan fenomena mata boneka sering ada.

Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah
menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)

Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski, respon


reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera
pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.

Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.

5) Pernapasan

T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.

Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi
yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress pernapasan)pernapasan
dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau
ekspirasi dapat menandakan aspirasi)

6) Keamanan

Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di
rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahira

Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran

Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan menunduk ringan atau rotasi medial
dari ekstremitas bawah,tonus otot baik. (Reeder S. J., 2011)hlm : 79.

2. Diagnosa Keperawatan

a. ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan produksi mucus yang berlebihan

b. ketidak efektifan pengaturan suhu yang berhubungan dengan transisi bayi baru lahir ke lingkungan

c. resiko infeksi yang berhubungan dengan faktor sistem imun belum matang

d. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kebutuhan kalori tinggi
akibat peningkatan laju metabilok.

3. Intervensi
a. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan produksi mucus yang berlebihan

Rasional : membantu menghilangakan akumulasi cairan yang memudahkan

pernafasan dan membantu mencegah aspirasi

Intervensi : keringkan bayi dengan selimut tempatkan di lengan orang tua tau di

unit pemanas

Rasional : menurun efek-efek stress dingin dan berhubungan dengan hipoksia

yang selanjutnya dapat menekan upaya pernafasan.

Intervensi : berikan oksigen hangat melalui masker pada 4-7/mnt bila di

ingginkan

b. Ketidak efektifan pengaturan suhu yang berhubungan dengan transisi bayi baru lahir ke lingkungan

Intervensi :

- tempatkan bayi dalam lingkungan hangat atau pada lengan orang tua.

- gunakan tutup kepala karena 25 % panas hilang pada bayi baru lahir melalui kepala.

- - Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki seperti kodok
serta kepala menoleh ke satu sisi

- metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat

- Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa lainnya

Rasional : mencegah kehilangan panas melalui konduksi, dimana panas

berpindah daribayike objek yang lebih dingin dari bayi

Intervensi : kaji suhu inti neonates

Rasional : suhu kulit harus dipertahankan mendekati 36,5˚Cdan suhu inti rectal

biasanya 0,5˚C

c. resiko infeksi yang berhubungan dengan faktor sistem imun belum matang

Intervensi : cuci tangan sebelum merawat tali pusat.

Rasional : mencucui tangan adalah faktor yang paling penting untuk melindungi

bayi baru lahir dari infeksi.


Intervensi : rawat tali dengan teknik asetik dan antiseptik.

d. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kebutuh kalori tinggi
akibat peningkatan laju metabolic.

Intervensi :

1) Tinjau ulang riwayat prenatal ibu terhadap kemungkinan stressor yang berdampak pada simpanan
glukosa neonates, seperti diabetes, hipertensi karena kehamilan ( HKK ), atau gangguan jantung atau
ginjal.

2) Perhatikan APGAR skor, kondisi saat lahir, tipe/waktu pemberian obat, dan suhu awal pada
penerimaan di ruang perawatan bayi.

3) Turunkan stressor fisik seperti stress dingin, pengarahan fisik, dan pemajanan berlebihan pada
pemancar panas.

4) Timbang berat badan bayi saat menerima di ruang perawatan dan setelah itu setelah itu setiap
hari.

5) Auskultasi bising usus.

6) Anjurkan ibu segera memberi ASI.

Rasional : menegah terjadinya infeksi.

Anda mungkin juga menyukai