Memaafkan sesama adalah salah satu sikap religious dalam agama kita.
Coba uraikan hal-hal yang dapat membuat kalian sulit memaafkan sesama kita. Apakah sikap
tidak memaafkan seperti ini baik? Mengapa demikian? Buktikan jawaban kalian dengan
mengutip ajaran kitab suci atau ajaran religius agama kalian berkaitan dengan
memaafkan/mengampuni sesama, dan komitmen apa yang akan kalian lakukan ke depan
seandainya saja ada orang yang menyakiti/melukai hati Anda secara mendalam, apakah Anda
akan mudah memaafkan atau sulit memaafkan orang tersebut?
Jawab :
Hal yang sulit untuk dimaaafkan adalah ketika seseorang melakukan kesalahan yang sama
apalagi jika terus berulang. Sikap tidak memaafkan itu tidak baik karena dalam proses untuk
mengembangkan diri menjadi lebih baik dan dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan
pernah luput dengan kesalahan ataupun kekhilapan. Hal itu merupakan hal yang wajar, karena
tidak akan ada manusia yang sempurna. Kita sebagai manusia juga berkewajiban bisa untuk
memaafkan kesalahan orang lain tersebut, bagi yang telah meminta maaf.
Dalam Islam sebesar apapun kesalahan tersebut, kita sebagai manusia harus mampu dan wajib
untuk memaafkannya. Karena dengan begitu kita bisa terhindar dari bahaya tidak memaafkan,
yaitu menghancurkan rantai dendam dalam diri dan melangkah menuju ke kehidupan yang
lebih baik sebagaimana diterangkan dalam ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits bahwa ketika manusia
memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, maka Allah akan memberikan kepadanya
ketenangan jiwa dan kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Maaf dan Memaafkan dalam Al-Qur’an merupakan sesuatu hal sangatlah penting diketahui dan
dilakukan oleh kita umat manusia, terutama sebagai umat Muslim. Allah mengajarkan kita
tentang maaf memaafkan sesama manusia, dan sebagai seorang mukmin wajib memaafkannya
2) Khudzi al’afwa wa/mur bial’urfi wa-a’ridh ‘ani aljaahiliina; (“Jadilah engkau pema’af dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang
bodoh.”) – (QS. Al-A’raf : 199).
4) In tubduu khayran aw tukhfuuhu aw ta’fuu ‘an suu-in fa-inna allaaha kaana ‘afuwwan
qadiiraan; (“Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan
sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa.”) –
(QS. An-Nisa : 149).
5) Walaman shabara waghafara inna dzaalika lamin ‘azmi al-umuuri;(“Tetapi orang yang
bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diutamakan.”) – (QS. Asy-Syura : 43).
Hadist-Hadist Nabi Tentang Memaafkan kesalaha orang lain yang artinya sebagai berikut:
2. “Pintu-pintu surga akan dibukakan pada hari Senin dan Kamis, lalu Allah akan memberi
ampunan kepada siapapun yang tidak menyekutukan-Nya kecuali seorang laki-laki yang
berpisah dengan saudaranya. Maka Allah berkata: tangguhkanlah kedua orang ini hingga
mereka berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga ia berdamai, tangguhkanlah kedua
orang ini hingga mereka berdamai.” (HR. Muslim).
3. “Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memualiakan
bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda;
Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang
berbuat dzalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi
orang yang telah memutuskan silaturahmi denganmu.”(HR. Thabrani).
4. “Sungguh aku benar-benar tahu akan penghuni neraka yang keluar terakhir dan
penghuni surga terakhir yang masuk kedalamnya, yaitu mereka yang keluar dari nerka dengan
merangkak dan mendatangi surga, tapi terkhayal padanya bahwa surga itu penuh lalu ia
kembali pada Allah(hingga berkali-kali) Allah berkata: Masuklah ke dalam surga karena
sesungguhnya telah menjadi milikmu bagaikan dunia dan sepuluh kali kelipatannya atau
sepuluh kali lipat dunia. Orang itu berkata; Apakah engkau mengejekku. Dikatakan bahwa itu
adalah penghuni surga yang rendah kedudukannya.” (HR. Bukhari).
5. “Jika kamu membuat suatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu
kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (HR. Bukhari).
6. “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada
kebaikan sebesar zarrah, maka Allah akan melipatgandakan dan memberikan pahala yang besar
di sisinya.” (HR. Bukhari).