Non-Migas, 1982-1996Memasuki dekade 1980-an harga minyak berbalik arah. Strategi pembangunan semasa kejayaan minyak pada dekade sebelumnya tidak bisa dipertahankan lagi, harus berubah.Ada dua gelombang langkah yang diambil, masing-masing merupakan kombinasi antara kebijakan makro untuk stabilisasi dan kebijakan untuk mendorong sumber pertumbuhan di luar sektor migas dan APBN. Gelombang pertama (1983-85) mencakup kebijakan stabilisasi, seperti devaluasi, pengentatan pengeluaran dan peningkatan APBN (pemotongan anggaran, penangguhan proyek-proyek besar dan memakan devisa, reformasi perpajakan dan kepabeanan). Kebijakan untuk mendorong pertumbuhan mencakup berbagai deregulasi (perbankan, perdagangan, dan investasi).Gelombang kedua (1986-96) mencakup lanjutan kebijakan stabilisasi (devaluasi kedua, pengetatan fiskal lagi, negosiasi dengan IGGI untuk mendapatkan pinjaman lunak yang lebih besar.Kebijakan untuk mendorong pertumbuhan mencakup deregulasi yang lebih luas lagi di bidang keuangan, perdagangan, dan investasi.
•Defisit ganda dapat dikendalikan
dalam batas-batas aman dan stabilitas makro secara umum terjaga. Terjadi persegeran struktural yang mendasar. Ketergantungan APBN dan transaksi berjalan pada minyak bumi berkurang drastis, sumber pertumbuhan ekonomi bergeser ke ekspor non-migas dan sumber pembiayaan investasi bergeser ke sumber di luar anggaran pemerintah. •Deregulasi all out di bidang keuangan membawa serta benih- benih risiko baru timbulnya gelembung (bubbles) dan tertinggalnya governance.