Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN

SISTEM INTEGUMEN

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

LAPISAN KULIT

¾ LAPISAN EPIDERMIS

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basale.

Stratum korneum (lapisan tanduk)


Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luas dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel
gepeng yang sudah mati, tidak berinti dann protoplasmanya telah berubah menjadi keratin
(zat tanduk).

Stratum lusidum
Langsung dibawah lapisan korneum. Merupakan lapisan-lapisan sel-sel gepeng, tanpa inti
dengan protoplasma yan berubah menjadi protein yang disebut eladain. Lapisan tersebut
tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.

Stratum granulosum (lapisan keratohialin)


Stratum granulosum merupakan dua atau tiga lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma yang
berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
Stratum granulosum juga tampak jelas ditelapak tangan dan kaki.

Stratum spinosum )stratum malpighi)


Stratum spinosum disebut pula lapisan akanta, terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk
polygonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses miosis. Protoplasmanya jernih
karena banyak mengandungglikogen dan intinya terletak ditengah-tengah. Makin dekat sel-
sel kepermukaan, makin gepeng bentuknya. Diantara sel-sel stratum spinosum terdapat
jembatan-jembatan antar sel (intersellular bridge) yang terdiri atas protoplasma dan fonofibril
atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang
disebut hodulus bizo zero. Diantara sel-sel spinosum terdapat pula sel langerhans. Sel-sel
stratum mengandung banyak glikogen.

Stratum basal
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kulommer) yang tersusun vertical pada p-erbatasan
dermo epiderma bebaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis
paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini
terdiri atas dua enis sel yaitu :
ƒ Sel-sel yang berbentuk kolumner dengan protoplasma basofilik, ini
lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar
sel
ƒ Sel-sel yang membentuk melanin (melanosit) atau clear cell, merupakan
sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan
mengandung butir pigmen (melanosoma)

¾ LAPISAN DERMIS

Lapisan dermis adalah dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut. Secara garis besar dibagai menjadi dua bagian, yaitu :
ƒ Pars papilare yaitu bagian yang menonjol berisi ujung-ujung serabut saraf
dan pembuluh darah
ƒ Pars retikulare yaitu bagian yang dibawahnya menonjol kerah subkutan;
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang, misalnya serabut
kolagen, elastin dan retikulin.
Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat.
Dibagian ini terdapat pula fibroscat. Serabut kolagen dibentuk oleh fibrolast membentuk
ikatan (bandel) yang mengandung hidroklsi prolia dan hidroksi lisen. Kolagen muda bersifat
lentur dan dengan bertambah umur menjadi kurang larut, sehingga makin stabil. Retikulin
mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorfih dan mudah
mengembang serta lebih elastis.

¾ LAPISAN SUBKUTIS

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel
lemak yang merupakan sel bulat besar dengan inti terdesak kepinggir sitoplasma lemak yang
bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose yang berfungsi
sebagai cadangan makanan.
Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Tebal
tipisnya jaringan lemak tidak sama, bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai
ketebalan 3 cm, didaerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga
merupakan bntalan. Vaskularisasi dikulit diatur oleh dua pleksus, yaitu pleksus yang terletak
dibagian atas dermis (pleksus superficial), dan terletak disubkutis (pleksus profunda). Pleksus
yang didermis bagian atas mengadakan anastomosis di polpil dermis, pleksus yang disubkutis
dan pars ratikulare juga mengadakan anastomosis, dibagian ini pembuluh darah berukuran
lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah, terdapat saluran getah bening.

ADNEKSA KULIT
Ada empat adneksa kulit yaitu :
• Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
• Kelenjar parit (glandula sebacea)
• Kuku
• Rambut
Kelenjar keringat
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubuler yang berpilin yang berada didalam kulit sejati.
Duktusnya membuka dalam pori-pori epidermis, dan tabung yang disebut badan kelenjar.
Kelenjar keringat mensekresi keringat, yang terdiri atas air, garam, dan renik dari produk lain.
Ada dua macam kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal
di dermis, dengan secret yang encer dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam
dan sekretnya lebih kental. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung
dipermukaan kulit dan terbanyak ditelapak tangan dan kaki, dahi dan aksila.
Sekresi tergantung pada beberapa factor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, factor
afokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergic, terdapat diaksila, aerola mammae punis, labia minora,
saluran telinga luar.

Kelenjar parit
Kelenjar parit (glandula sebasea) terletak diseluruh permukaan kulit manusia, kecuali
ditelapak tangan dan kaki. Kelenjar parit biasanya terdapat disamping akar rambut dan muaranya
terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut).
Kelenjar ini dalah kelenjar sekuler kecil yang mensekresi substansi berminyak yang
disebut sebum. Substansi ini melumasi kulit dan rambut, dan mempertahankannya halus dan liat,
sehingga tidak mudah patah. Namun sebum menangkap debu dan bakteri yang melekat pada
permukaan berminyak. Sebagai akibatnya kita harus secara konstan menghilangkannya dengan
mandi menggunakan air dan sabun.

Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian
kuku yang terbenam dalam kulit jari yang disebut akar kuku, bagian yang terbuka di atas dasar
jaringan kulit, pada ujung jari disebut badan kuku dan yang paling ujung adalah bagian kuku
yang bebas.

Rambut
Rambut terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang
berada diluar kulit (batang rambut).
Ada dua amacam tipe rambut, yaitu lanugo dan rambut tenninal. Lanugo merupakan
rambut halus yang tidak mengandung pigmen. Rambut tenninal yaitu rambut yang lebih kasar
dan banyak mengandung pigmen, mempunyai medulla dan terdapat pada orang dewasa. Pada
manusia dewasa, selain rambut dikepala juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut
kemaluan, kumis dan jenggot yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone seks (androgen)
rambut halus di dahi dan badan lain disebut velas.

FUNGSI UTAMA KULIT

FUNGSI PROTEKSI
Kulit yang menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi (zat-zat kimia, terutama yang bersifat iritan seperti
lisol, karbol, asam, dan alkali kulit lainnya), dan gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi,
sengatan sinar ultraviolet, gangguan infeksi luar, terutama kuman/bakteri dan jamur. Hal ini
dimungkinkan oleh karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut
jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung gangguan terhadap fisis. Melanosit turut
berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar mataharei dengan meniadakan tanning.
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable
terhadap pelbagai zat kimia dan air. Disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit ini mungkin
terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sabun. Keasamana kulit menyebabkan pH kulit
berkisar pada pH 5-6,5 sehingga merupakan perlindungan dengan kimiawi terhadap infeksi baik
bakteri maupun jamur. Proses kreatinisasi juga berperan sebagai sawar (barier) mekanis karena
sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.

FUNGSI ABSORBSI
Kulit yang sehat, tidak mudah menyerap air, larutan, dan benda padat. Akan tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu pula yang larut dalam lemak. Permeabilitas
kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian
pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya kulit, hidrasi dan
kelembaban. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel, menembus sel-sel epidermis
atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada
yang melalui muara kelenjar.

FUNGSI EKSKRESI
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia. Kelenjar lemak pada
fetus atas pengaruh hormone androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi
kulitnya terhadap cairan amnion pada waktu lahir, dijumpai sebagai verniks kaseosa. Sebum
yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini, selain meminyaki kulit juga
memakan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar
lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 5-6,5.

FUNGSI PERSEPSI
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperlukan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap digin
diperankan oleh badan-badan krouse yang terletak didermis. Badan taktil Maisner terletak di
papilla dermis, yang berperan terhadap rabaan. Demikian pula badan Merker Ranvier yang
terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vater Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut, lebih banyak jumlahnya daerah erotik.

FUNGSI PENGATURAN SUHU TUBUH


Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara peningkatan panas dan kehilangan panas.
Mekanisme termoregulasi utama adalah hipotalamus. Hipotalamus bekerja sebagai system
“umpan balik negative”, bila suhu tubuh meningkat mekanisme bekerja sehingga panas
dihilangkan dari tubuh dan panas diubah sampai suhu mendekati normal.
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot
berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah, sehingga memungkinkan
kulit untuk mendapatkan nutrisi yang cukup. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis
(asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga
terjadi ekstravasasi cairan. Oleh karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa, karena lebih
banyak mengandung air dan natrium.

FUNGSI PEMBENTUKAN PIGMEN


Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak dilapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Perbandingan jumlah sel basal dengan melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit dan
jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosames) menentukan warna kulit, ras maupun
individu.
Pada pewarnaan HE (hematoksilin eosin) sel ini berbentuk bulat dan merupakan sel
dendrite, disebut pula sebagai clear cell. Melanosom dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan
enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi
melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrite. Sedangakn ke lapisan
kulit dibawahnya dibawa oleh melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pigmen kulit, tetapi juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi-Hb dan
karolen.

FUNGSI KERATINISASI
Lapisan epidermis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama, yaitu keratinosit, sel
langerhans, dan melanosit. Keralinosit dimulai dari sel basal, mengadakan pembelahan, sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum. Makin keatas sel
menjadi gepeng dan bergranula menjadi granulosum. Makin lama inti menghilang dan
keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur
hidup dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat, mungkin
keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung
normal selama kira-kira 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis-fisiologik.

FUNGSI PEMBENTUKAN VITAMIN D


Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidorksi-kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal terebut, sehingga
pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia, kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.

PATOFISIOLOGI

™ LESI UMUM PADA KULIT

Lesi-lesi kulit primer adalah lesi yang pertama kali dikenali atau yang melibatkan perubahan
dasar kulit, seperti :
1. Macula → bercak kecil, warnanya berbeda dengan kulit sekitarnya, tidak meninggi atau lebih
rendah dari permukaan kulit.
2. Papula → tonolan yang padat, kecil (bergaris tengah < 5 mm) dan berbatas tegas dikulit.
Contoh : gigitan nyamuk.
3. Plak → lesi datar, besar > 5 mm, superficial, dan sering terbentuk dari penyatuan papul-
papul.
4. Nodus → tonjolan kulit yang padat, besar 5-20 mm, dan berbatas tegas.
5. Pustul → tonjolan kulit kecil, berbatas tegas yang berisi bahan purulen.
6. Bulla → penonjolan kulit berisi cairan yang terbendung oleh lapisan epidermis. Contoh :
pada varicella.
7. Kista → rongga tertutup dengan dinding membranosa, mengandung cairan atau bahan
setengah padat.
8. Tumor → nodus besar, dapat neoplastik.
9. Telangiektasia → pelebaran pembuluh darah superficial.

Lesi-lesi kulit sekunder adalah kulit berkembang dari lesi kulit primer, baik karena riwayat alami
penyakit kulit (misalnya krusta pada cacar air) atau karena garukan atau infeksi, seperti :
1. Vesikel → lepuh kulit kecil (5mm) berbatas tegas berisi serum.
2. Biduran/urtika/wheal → daerah kulit yang edematosa, meninggi, tidak teratur, dan sering
berubah ukuran dan bentuknya.
3. Skuama → sel-sel epidermis superficial yang mati dan terlepas dari kulit.
4. Erosi → hilangnya sebgian epidermis yang bersifat fokal dan superficial, lesi biasanya
sembuh tanpa pembentukan jaringan parut.
5. Ulkus → hilangnya epidermis yang bersifat fokal dan meluas kedalam dermis, lesi mungkin
sembuh disertai dengan pembentukan jaringan parut.
6. Fisura → celah kulit dalam yang meluas ke dermis.
7. Krusta → eksudat kering, suatu keropeng.
8. Eritema → kemerahan kulit.
9. Ekskoriasi → erosi kulit superficial, sering berbentuk garis (linear), disebabkan oleh garukan.
10. Atrofi → pengurangan ketebalan kulit karena penipisan kulit.
11. Jaringan parut → jaringan fibrosa abnormal yang menggantikan jaringan norma setelah
cedera kulit.
12. Edema → pembengkakan akibat penimbunan cairan dalam jaringan.
13. Hyperpigmentasi → bertambahnya pigmen kulit.
14. Hypopigmentasi → berkurangnya pigmen kulit.
15. Depigmentasi → hilangnya pigmen kulit secara total.
16. Likenifikasi → bertambahnya garis-garis dan ketebalan kulit disertai indurasi akibat
peradangan kronik yang disebabkan oleh garukan atau iritasi lain.
17. Hyperkeratosis → penebalan abnormal lapisan superficial epidermis.

Akne Vulgaris
Gonade mengeluarkan hormone androgen yang mempengaruhi kelenjar sebasea yang
bermuara pada akar rambut. Kelenjar sebasea menghasilkan minyak. Minyak yang mengeras
menutupi saluran sebasea. Akne vulgaris disebabkan oleh dua factor yaitu :
• Akumulasi sebum, sekresi lemak yang dilepaskan melalui pemecahan sel-sel
sebasea.
• Iritasi area sekitar folikel rambut yang menimbulkan perifolikulitis.
Etiologi pasti dari akne vulgaris tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan
peningkatan aktifitas kelenjar sebasea atau ketidak berhasilan material yang akan dikeluarkan
melalui lubang yang sempit. Inflamasi dicetuskan oleh kombinasi sebum, bakteri dan selanjutnya
pelepasan asam lemak.
Timbulnya akne bergantung pada beberapa factor termasuk hereditas, penggunaan lemak
sebagai bahan dasar kosmetik atau pengobatan kulit, meminum obat (misalnya steroid,
androgen), dan adanya bakteri.
Untuk mencegah atau mengatasi akne dapat dilakukan dengan membersihkan kulit wajah
dan lainnya dengan sabun lunak yang dilarutkan dalam air hangat atau membersihkan dengan
alcohol yang bersifat desinfektan.

Dermatitis
Dermatitis merupakan penyakit inflamasi superficial kulit baik karena factor endogen
maupun eksogen. Secara morfologis, perubahan dermatitis akut atau kronik adalah spesifik dan
dapat dikenali. Jenis dermatitis berdasarkan penyebab :
Faktor eksogen
• Dermatitis kontak
• Dermatitis kontak allergika/DKA
• Dermatitis kontak iritan /DKI
Factor endogen
• Dermatitis atopik/dioturunkan
• Dermatitis numuler
• Dermatitis seborea
• Dermatitis statis

☺Dermatitis kontak ☺
Dermatitis kontak mencakup inflamasi yang diakibatkan oleh kontak kulit dengan bahan
eksternal baik allergen kimiawi atau iritan mekanis.

☺Dermatitis kontak allergika/DKA ☺


Disebabkan oleh bahan yang menempel di kulit yang bersifat allergen. DKA timbul pada
individu yang telah bersensitivitas imun. Bahan penyebab ini adalah bahan kosmetika, asesoris,
pakaian, sepatu, obat topical, semen, sabun, pestisida, cat dll. Dan bahan penunjang yang
menimbulkan dermatitis kontak alergika adalah suhu udara, kelembaban atau gesekan.
Individu yang cenderung mengalami inflamasi ini (predisposisi) adalah ibu rumah
tangga, petani, buruh pabrik, pekerja salon, atau perawat/dokter. Patogenesis untuk ggn kulit ini
meliputi fase induksi dan fase elisitasi. Pada fase induksi/fase sensitasi terjadi proses sensitasi
terhadap inividu yang semula belum peka terhadap allergen kontak. Prosesnya pada fase
sensitasi adalah allergen yang belum bersifat an6igen untuk wujud antigen lengkap mengadakan
ikatan koralen dengan protein yang ada di epidermis (pada membrane sel langerhans) 18-24 jam.
Antigen (hapten protein) merangsang limfosit T pada kelenjar getah bening, untuk
memperbanyak diri sel efektor/memori berlangsung 14-21 hari sel efektor berada di seluruh
tubuh (kulit), individu telah tersensitisasi dan beresiko untuk mengalami DKA. Sedangkan pada
fase elisitasi, individu yang tersensitasi bila kontak dengan allergen 2-4 hari timbul kelainan kulit
ditempat kontak. Pada fase ini terjadi antigen diketahui oleh limfosit melepas limfokin mediator
yang menimbulkan peradangan dan perubahan sel (eritema, edema dan vesikel). DKA akut
timbul 4-48 jam setelah kontak sedangkan DKA kronik timbul karena kontak berulang-ulang
atau kelanjutan DKA akut.
Pengkajian terhadap kasus ini dilakukan dengan anamnesis untuk mengetahui riwayat
penyakit : adakah kelainan di cuping telinga, pada perempuan (eritema, erosi, eksudasi), apakah
memakai giwang sebelumnya? Terbuat dari apa? Tanyakan mengenai pekerjaan dan hobbynya.
Dari hasil pengakjian biasanya ditemukan adanya lesi papul, eritema, skuama, terlihat bekas
garukan, atau krusta. Lesi ini biasanya ada pada pergelangan tangan (jam tangan), pada ketiak
(penggunaan deodorant), pada jari-jari tangan/kaki karena penggunaan sabun,. Pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui adanya inflamasi adalah dengan uji temple.
Tindakan untuk mengatasi lesi ini adalah dengan memberi bedak tabor untuk lesi atau
kompres kalium permanganas (PK) 1:1000 atau larutan NaCl untuk lesi vesikel dan eksudat. Bila
lesi mengenai tempat yang luas berikan krim kortikosteroid dan bila infeksi sekunder berikan
antibiotika sesuai program dokter.

☺Dermatitis kontak iritan/DKI ☺


peradangan pada kulit karena bahan iritan (fisika atau kimia) dalam waktu dan
konsentrasi cukup. Factor yang mempengaruhi lesi ini adalah fungsi pertahanan lapisan tanduk,
lokasi, usia, struktur, dan konsentrasi lapisan tanduk dan lingkungan.
Macam-macam bahan iritan :
• Air; melarutkan bahan pengikat air dalam lapisan permukaan kulit sehingga
mengakibatkan kekeringan (Ca, Mg, Fe, Khlor, Brom)
• Pembersih kulit; sabun detergen meningkatkan pH melarutkan lemak, pewangi,
pembersih iritan.
• Alkalis; soda, ammonia, semen, kapur
• Asam; asam asetat, oksalat, nitrat
• Tumbuh-tumbuhan; kulit jeruk, bawang putih, rempah, padi dll
• Hewan; udang, ikan, dll
• Obat-oabatn local; PK, Gentin Violet, Asam trikhloro asetat, dll
• Iklim; panas, dingin, lembab.

Terdapat 2 tipe DKI yaitu :


• Tipe akut; sebagai akibat bahan iritan/kimia yangsangat kuat atau rangkaian kontak dari
kimia/fisika dalm waktu singkat, kelainan terjadi langsung atau beberapa jam setelah
kontak.
• Tipe kronik; yang sering disebut dermatitis iritasi kumulatif, timbulnya kelaiann perlahan
(beberapa hari, bulan atau tahun), lesi ini sebagai akibat dari kontak dengan bahan iritan
lemah yaitu kimia dan fisika (friksi, trauma kecil, panas, dingin). Dilihat dari macamnya
DKI digolongkn menjadi dermatitis poko, dermatitis karena kosmetrika, dan dermatitis
akibat kerja.

☺Dermatitis foto kontak ☺


dermatitis ini merupakan reaksi iritasi/alergi yang terjadi pada daerah yang terpajan sinar
matahari. Keluhan pasien yang mengalami inflamasi ini adalah rasa gatal dan pedih. Biasanya
terjadi diwajah, lengan dan tempat lain yang terkena sinar matahari. Pada pemeriksaan fisik
tampak lesi eksematosa, vesikel, bulla, skuama, krusta dan lesi kronik (likenifikasi).
☺Dermatitis atopik ☺
dermatitis atopik adalah penyakit yang sangat spesifik yang diakibtkan oleh ambang
rendah yang ditetapkan secara genetic terhadap pruritus dan di karakteristikkan oleh gatal yang
intens. Peradangan kulit dengan penyebab endapan endogen. Terdapat pada individu atopik yang
mempunyai Ig E dalam darah dengan kadar tinggi. Hal ini disebabkan oleh hipersensitivitas
bawan.
Mekanisme atopik meliputi allergen masuk (kulit, saluran napas, atau pencernan) dengan
di fagositosis makrofag limfosit sel plasma akan dirangsang membentuk Ig E melekat pada sel
mast individu telah tersensitivitasi secra atopik alergi.
Individu dengan dermatitis atopik biasanya dari anggota keluarga dengan stigma atopik :
asma, rhinitis allergika, dan urtikaria. Factor pencetus dermatitis atopik adalah psikologis (stress,
cemas), makanan, allergen, yang terhirup (inhalasi), dan kontak langsung dengan bahan iritan.
Bentuk dermatitis atopik dapat diuraikan sebagai dermatitis atopik pada anak-anak dan
dermatitis atopik dewasa.
Bentuk dermatitis atopik adalah sbb :
a. Dermatitis atopik infantile
• Umur 2 bulan – 2 tahun (2minggu)
• Lesi : eritema, vesikel, papul bergerombol yang terdapat pada pipi, lengan, dahi,
dan terdapat secara simetris
• Sifat hilang timbul (kambuhan).
b. Dermatitis atopik pada anak-anak
• Sebagai lanutan dari dermatitis infantile diselingi sehat beberapa tahun
• Umur : 3 tahun – 10 tahun
• Lesi : gerombolan papul, eritema, kadang-kadang sudah terjadi ekskoriasis
(likenifikasi)
• Keluhan gatal yang digaruk dan bersifat hilang timbul.

c. Dermatitis atopik dewasa


• Lanjutan dari anak-anak
• Tempat lesi : wajah, leher, dada, tengkuk, lengan
• Lesi berupa gerombolan papul
• Tanda khas berupa “while dermografisme”.

™ INFEKSI KULIT OLEH BAKTERI

Impetigo
Impetigo adalah infeksi bakteri akut yang terjadi secara superficial pada kulit sebagai
vesikel serosa dan purulen yang kemudian rupture dan membentuk krusta emas. Sering terjadi
pada anak-anak. Lokasi umumnya adalah wajah, tetapi dapat juga mengenai ekstremitas.
Organisme penyebabnya adalah streptococci β-hemolitik dan staphylococci koagulase-positif.

Folikulitis
Folikulitis adalah infeksi bakteri kulit yang berasal dari dalam folikel rambut. Organisme
penyebabnya biasanya staphylococci. Lesi dasarnya berupa papula atau macula kemerahan yang
mengitari folikel rambut. Factor pencetusnya meliputi hygiene yang buruk dan maserasi. Bila
tidak diobati dapat meluas ke batang rambut dan lapisan kulit yang lebih dalam. Pengobatan
biasanya dengan antigiotik sistemik.

Furunkel dan Karbunkel


Furunkel sering terjadi mendahului folikulitis stafilokokal dan biasanya terjadi pada area
tubuh yang mengandung folikel rambut. Iritasi, maserasi, dan hygiene buruk merupakan factor
predisposisi terjadinya infeksi itu. Karbunkel adalah abses stafilokokal besar yang merupakan
cairan melalui lubang pori-pori pada permukaan kulit. Beberapa kasus furunkel dan hamper
semua kasus karbunkel memerlukan terapi antibiotic sistemik.

Lepra
Lepra atau Morbus Hansen adalah infeksi kronik pada manusia yang disebabkan oleh
Miccobacterium leprae. Lepra menyerang terutama pada kulit dan saraf perifer. Organ lain yang
dapat diserang adalah hepar, kelenjar limfe, limpa, mata, dan pembuluh darah.
Lepra di Indonesia bersifat endemic dengan prevalensi 0,8% dan tidak merata bervariasi
antara 0,04-15%. Propinsi atau kabupaten dengan prevalensi tinggi adalah Sulawesi Selatan,
Sulteng, Sulut, Maluku, NTT, dan Irian Jaya. Menurut WHO tahun 1977, penderita sebanyak 4,5
juta berada di Asia Tengggara. Dengan perbandingan penderita laki-laki dengan perempuan
adalah 2:1. alasan kasus ini belum diketahui dengan pasti, tetapi dihubungkan dengan kerentana
terhadap factor kontak. Kelompok umum terbanyak 15-25 tahun. Pada bayi jarang dijumpai
karena imunitas pasi dari ibu.
Sumber infeksi adalah manusia terutama pada tipe Lepromatous. Mycobacterium Leprae
dijumpai pada sekresi lender hidung, ASI, usapan vagina, atau ulkus. Penularan melalui saluran
napas, vector, gastrointestinal, atau kulit. Resiko terken infeksi ini adalah individu yang bekerja
di daerah endemic.

Tanda dan gejala utama lepra adalah :


• Lesi kulit. Adanya macula, papula, nodula timbul tanpa rasa gatal. Hipopigmentasi
(seperti panu).
• Terjadi panas tiap-tiap lesi atau invasive saraf yang terkena tessenibilitas (sentuhan,
suhu).
• Penebalan saraf daerah yang terkena, adanya neuritis karena penebalan/pembesaran saraf,
pemadatan, disertai degan kelemahan otot-otot, atrofi, anhidrosis. Penebalan saraf terjadi
pada N.Aurikularis, N.Medianus, N.Radialis, N.Ulnaris, N.Tibilis post, N.Peroneus.
• Ditemukannya basail tahan asam (BTA+).
• Gejala berupa febris, malaise, nyeri saraf, tulang, sendi, rhinitis, edema dan nyeri pada
kelenjar limfe.

Pemeriksaan untuk menetapkan diagnosis dilakukan dengan :


• Pemeriksaan bakteriologik; diambil dari lesi kulit yang dicurigai (dahi, cuping, telinga,
dagu, lengan bawah). Caranya kulit didesinfeksi dengan alcohol 70%, kulit dijepit
diantara jari telunjuk, diiris/dikerok dengan pisau/scapel panjang 5 mm dalam 2 mm
diputar 90% lalu dibuat apusan pada gelas objek.
• Tes histamine; 0,001% histamine asam fosfat diteteskan pada lesi yang dicurigai dan
pada kulit normal, kemudian kulit ditusuk dengan jarum tetesan tersebut. Pada kulit
normal tibul eritema bintul setelah 1 menit sedangkan pada kulit yang terkena lepra tak
tampak.
• Tes pilokarpin; adanya macula hipopigmentasi karena lepra (respons keringat terhadap
obat kolinergik berkurang), caranya : 0,1 ml larutan pilokarpin nitran 0,06% disuntikkan
intrakutan pada macula dan kulit sehat, kemudian kulit diolesi dengan tincture godii dan
diatasnya ditaburi tepung amilum, jika faal keringat dan akan terjadi perubahan warna
biru, sedangkan jika ada kerusakan saraf (lepra) ankidrogis, warna amilum akan tetap.
• Tes lepromin; dengan menyuntikkan 0,1 ml antigen lepromin secara intrakutan pada
lengan bawah dengan tujuan untuk mengetahui tipe dari lepra.

Lepra dapat diklasifikasikan dalam lima tipe :


1. Tipe TT (Tuberkuloid); ditandai dengan adanya lesi kulit sedikit (1 buah), berupa
macula hipopigmentasi/aritemataus, batas tegas, permukaan kasar/kering.
Anestesi belum begitu terasa. Imunitas meningkat sehingga berkembang lambat.
Tipe ini dapat sembuh sendiri.
2. Tipe BB (Boerderline); ditandai dengan adanya plaq eritematous, ireguler, tepi
samara, didaerah tengah penyembuhan seperti lubang/punched out. Saraf sudah
terkena.
3. Tipe BT (Borderline Tuberkuloid); lesi lebih banyak daripada BB, beraneka
ragam ukuran. Anestesi, hipopigmentasi, deskuamasi, lesi saraf lebih banyak
kerusakan saraf.
4. Tipe BL (Boerderline Lepromatous); lesi lebih banyak dan tersebar, dijumpai
punched out, ada anastesi dan penebalan saraf. Pada tipe BL sudah dijumpai
adanya ulserasi mukosa hidung dan keratitis.

5. Tipe LL (lepramatous Polar); tipe ini sangat menular, merupakan bentuk ekstrem,
pasien tidak mampu melawan infeksi sehingga infeksi tidak terkontrol. Kuman
banyak ditemukan terutama di kulit dan saraf. Lesi ang berupa macula, nodula,
papula menyebar di seluruh badan. Pada stadium akhir timbul ulserasi nasal sadle-
horse, ginekomastia, paralisefasial.

Pengobatan untuk infeksi lepra :

1. DDS (diamino diphenyl sulphone)


• Paling banyak digunakan (tahun 1941)
• Bakteriostatik
• Efek samping : anemia, insomnia, gangguan psikis, neuropati, tiksidermia
• Dosis : 50-100 mg/hari/kgBB

2. Clofazinine (lamprene, B-663)


• Hamper sama dengan DDS, dalam dosisi tinggi sebagai anti inflamasi
• Harganya mahal dan menyebabkan ganggguan pigmentasi
• Efek samping : nyeri perut, diare, anoreksia, vomitus
• Dosis : 100mg/kgBB selama 3 kali seminggu
3. Rifamphicin
• Menurunkan infeksi lepramatous dengan cepat
• Kelemahan/kekurangan : resistensi cepat, harga mahal,hepatotoksis
• Dosis : 300-600 mg/hari.

Pemberian pengobatan untuk :


• Tipe BT dan TT → DDS 50 mg/hari
• Tipe BB, BL, LL → DDS 50-100 mg/hari + Lampremen 100mg/hari selama 4-6 bulan,
kemudian dilanjutkan DDS saja atau DDS 50-100 mg/hari + Rifamphicin 300-600
mg/hari minimal 2 minggu, kemudian DDS saja.
• Lama pengobatan 1,5 tahun untuk TT dan BT sera 3-10 tahun BB, BL, dan LL.
Pengobatan dihentikan bila sudah RFC (relax fese control) inaktif.

™ INFEKSI KULIT OLEH VIRUS

Herpes Simpleks
Herpes simpleks juga dikenal sebagai demam lepuh atau sariawan dingin, disebabkan
oleh virus herpes simpleks tipe 1. Pada awalnya ini adalah kondisi akut denagn kelompok vesikel
pada dasar eritema, yang selanjutnya menjadi purulen dan membentuk krusta. Penyebarannya
dapat terjadi pada bagaian tubuh tertentu, tetapi paling sering adalah area bibir dan sekitar mulut
serta genitalia; lesi mungkin nyeri dan gatal. Lesi ini dapat sembuh biasanya dalam 2 minggu.
Hal ini diyakini pada pemajanan pertama pada infeksi yang terjadi pada tahun lkelima kehidupan
tetapi tidak teramati. Meskipun demikian, individu ini telah dapat membentuk antibody terhadap
virus.
Karena belum ada pengobatan yang ditemukan maka pengobatan herpes simpleks pad
dasarnya mereda. Asiklovir (zovirax) telah ditunjukkan efektif dalam pemendekan durasi lama
sakit; ini mungkin menurunkan jumlah kekambuhan. Efek jangka panjang sedang diteliti.
Pencegahannya ditujukan pada penghindaran factor pencetus yang teridentifikasi.

Herpes Zoster
Herpes zoster banyak dikenal dengan nama dompo. Gejala prodromal berupa nyeri, gatal,
kesemutan, panas, pedih disertai malaise, demam, sefalgia, anoremia. Lesi dimulai dengan
macula, eritematous, papula yang 12-24 jam menjadi vesikel kemudian menjadi pustula dan
mengering/krusta (7-10 hari).
Herpes zoster terutama menyerang pada :
• Torakal <50%
• Saraf sacral (neuralgia)
• Paralysis/kelemahan ekstremitas yang terkena
• Saraf cranial
• Trigeminus (oftalmia) 15-20%
• Keratitis skar kornea
• Saraf fasialis (paralise fasial)
• Saraf auditorius (vertigo, tinitis, tuli)
Potensial komplikasi pada herpes zoster adalah malnutrisi, dehidrasi, infeksi
sekunder , dan peradangan CAN.

Varisela
Selain dikenal sebagai chickenpox, varisela disebabkan oleh virus herpes zoster. Varisela
mempunyai masa inkubasi 10-20 hari. Tahap prodormal sering mulai dengan demam sedang dan
malaise. Papula merah muda berdiameter 2-4mm dikelilingi oleh lingkaran kemerahan yang
selanjutnya mongering dan krusta. Lei biasanya terjadi dalam bentuk kelompok; penyeberannya
umumnya pada wajah, kulit kepala, bdan, dan lengan. Gejala umumnya adalah sakit kepala,
demam sedang, anoreksia, dan malaise; dapat berlanjut setelah lesi pecah. Varisela pada orang
dewasa lebih prah daripada pada anak. Pengobatan biasanya untuk varisela pada anak ditujukan
pada mempertahankan lesi kulit tetap kering dan menghilangkan pruritus dengan losion sesuai
kebutuhan.

Campak (Rubeola)
Rubeola adalah infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh suatu mikrovirus.
Masa inkubasinya kira-kira 1-14 hari. Perjalanananya biasanya mulai dengan demam dan gejala
infeksi salauran napas atas dan berakhir 24 jam. Penyakit ini kemudian memasuki fase invasi
ditandai dengan demam tinggi, mengggigil, malaise, sakit kepala, foto fobia, dan batuk kering.
Gejal ini berakhir selama 4-7 hari. Lesi mulai sebagai inflamasi atau petekie pada palatum lunak,
diikuti oleh bercak koplik yang merupakan bercak biru putih yang dikelilingi oleh lingkaran
terang pada mukosa mulut. Er4upsi macular tampak pada wajah, ekstremitas atas, dan tubuh.

™ INFEKSI KULIT OLEH JAMUR

Penyakit jamur kulit dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu superficial,
intermediate, dan dalam. Beberapa penyakit jamur kulit adalah opurtunistik dan mengenai
hospes yang rentan, sedangkan penyakit jamur kulit yang lain adalah patogenik dan dapat
menginfeksi individu yang sehat.
Penyakit jamur superficial mengakibatkan penyakit kadas (tinea kapitis). Athlete’s foot
(tinea pedis), tinea kruris, dan tinea versikolor. Penyakit ini terutama disebabkan oleh dermatofit
yang menyerang lapisan superficial epidermis, rambut, dan kuku. Penyakit ini dikarakteristikkan
oleh area jaringan parut dan eriteman sering menunjukkan vesikel dan fisura. Factor pencetus
pertumbuhan jamur ini adalah kelembaban, panas, dan maserasi, sehingga lesi tampak pada area
lipatan antar jari, aksila, kuku, dan lipatan paha. Pengobatannya meliputi terapi local.
Penyakit jamur intermediate mengenai baik jaringan superficial dan jaringan yang lebih
dalam. Contoh penyakit ini adalah moniliasis yang disebabkan oleh candida albicans. Infeksi
jamur dapat menyerang struktur jaringan hidup yang lebih dalam dan mencakup penyakit seperti
sporotrikosis, kandidiasis, histopatologis, dan aspergilosis.

™ INFEKSI KULIT OLEH PARASIT

Scabies
Scabies adalah infeksi umum yang disebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei. Scabies
ditularkan melalui kontak manusia yang dekat. Infeksi secara umum terjadi pada anak dan orang
dewasa yang aktif secara seksual. Masa inkubasi sangat bervariasi dari 3 hari sampai 3 minggu.
Keluhan utamanya berupa pruritus. Papula dan vesikel linear yang mengalami ekskoriasi
ditemukan diantara jari dan diatas siku, pergelangan, payudara, dan genitalia.

Pediculosis pubis
Pediculosis pubis adalah infeksi rambut dan kulit pubis yang sering terjadi. Ineksi ini
ditularkan melalui kontak manusia. Tuma yang melekat pda rambut pubis dan dapat dilihat
dengan mata telanjang menyebabkan pruritus intens. Pasien dianjurkan untuk menggunakan
sanpo dua kali sehari.

™ PSORIASIS

Psoriasis adalah penyakit proliferasi epidermal kronik yang bersifat genetic. Etio
pastinya tidak diketahui, tetapi factor genetic dan lingkungan penting dalam perkembangannya.
Penyakit ini dipandang sebagai penyakit kronik dengan banyak perbedaan dalam lokasi, berat,
dan frekuensinya. Factor eksaserbasi meliputi trauma local, pemajanan dan sinar matahari,
infeksi, stress, dan penyakit fisik. Insidensi di RSU Pusat Dr.Sarjito pada tahun 1988 adalah 0,2-
2% dan umur paling sering adalah 20-60 thn.
Jenis psoriasis adalah sbb :
• Psoriasis palmaris dan plantaris, terdapat pada palmar dan plantar
• Psoriasis inversia, terdapat pada aksila dan inguinalc
• Psoriasis pustule, adanya pustule
• Psoriasis eritematosa, psoriasis berat dan terdapat pada seluruh tubuh dan wajah.
Gambaran klinis menunjukkan hiperplasi epidermis dengan siklus pergantian sel
cepat/hiperkeratinisasi (3-4 hari). Sel keratin imatur (parakeratosi) tampak skuama mengkilat
seperti perak. Perubahan susunan kapiler dermis kapiler memajang dilatasi.
Pada pemeriksaan fisik didapat lesi macula kemerahan, ditutup oleh skuama halus seperti
perak, batas lesi tegas sehingga mudah dibedakan dengan kulit normal. Tanda khas didapat ika
skuama dikerok dengan spatel akan terlepas skuama seperti tetesan lilin (candle wax phenomen)
ika kerokan diteruskan maka akan terlihat titik-titik perdarahan (aus pita sign/pint point
bleeding). Pada kuku terjadi kelainan berupa keruh/kekuningan, penebalan, dan pint point
pittina.
Pengobatan pada psoriasis adalah :
• Kortikosteroid (topical/sistemik), menghambat mitosis yang cepat.
• Dithranol terarang (losion, sampo, pasta) mengandung plag, menghambat
hiperkeratinosis. Biasa digunakan bersama dengan sulfur atau asam silisilat.
• Foto/aktino terapi, sinar matahari teratur, ultraviolet B(UVB).
• Foto kemoterapi untuk kasusu berat; ultraviolet A (UVA) + psoralen (P.UVA) selama 2
jam.
• Mengurangi produksi sel pada psorias.

™ TUMOR KULIT

Tumor kulit seperti juga semua tumor mempunyai kategori dasar. Menurut Pills Bury,
tumor kulit dibagi menjadi tumor jinak, tumor ganas, dan prakanker.
Tumor Jinak
Antara lain nevus (ndeng-andeng) yang meliputi junctional nevus, irha dermal nevus, dan
keratenoid nevus.
Hemangioma adalah tumor jinak dari pembuluh darah yang baru terbentuk. Terdapat
banyak tipe yang berbeda. Strawberry hemangioma sering tampak sebagai bentuk kubah, merah
penuh, lesi lunak dengan tepi berbatas tegas. Lesi ini cenderung bertumbuh dengan lambat dan
biasanya sembuh dengan komplet. Terapi dilakukan dengan sinar laser atau eksisi.

Tumor Ganas
Tanda-tanda nevus ganas adalah rasa gatal, menonjol, mudah berdarah, meradang,
bertambah besar dan bertambah lebar. Tumor kulit ganas ini meliputi karsinoma sel basal,
karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna.
Karsinoma sel basal adalah tipe kanker kulit paling umum. Kebanyakan karsinoma sel
basal timbul dari epidermis dan folikel rambut pada kepala dan leher. Lesi ini cenderung terjadi
terutama pada individu lansia, dan kebanyakan lesi tampak kumulatif, pemajanan lama pada
sinar matahari. Gambaran kahas karsinoma ini mempunyai permukan halus dengan batas bulat
sering dengan ulsersi dibagian tengahnya. Pengobtan untuk lesi ini bisanya dengan bedah beku,
kuretase, elektrodesiknasi, dan kemoterapi topical.
Karsinoma sel skuamosa adalah lesi maligna yang dapat mengenai baik kulit dan
membran mukosa. Lesi ini paling sering terjadi pada area yang rusak karena sinar matahari, pada
tubuh atau area yang terpajan pada radiasi atau luka baker. Secra khas karsinoma ini tampak
sebagai nodul hiperkeratotik kasar dengan dasar keras. Tindakan untuk lesi ini adalah eksisi.
Pada beberapa kasus dapat dilakukan kuretase dan elektrodesikasi, radiasi, dan kemoterapi.
Melanoma maligna adalah kanker yang timbul dari sel penghasil melanin. Lesi ini
dikaitkan dengan resiko tinggi terhadap invasi dan metastasis. Resiko terhadap tumbuhnya
beberapa bentuk penyakit ini meningkat seiring dengan pemjaanan pada sinar matahari.
Pengenalan lesi secara dini sangata penting karena prognosis bergantung pada actor seperti
pengangkatan awal, ukuran, tipe, dan luasnya. Kebanyakan melanoma sangat invasive dan
menyebar dengan cepat ke sistem limfatik. Diikuti oleh metastasis ke organ tubuh tertentu.

Prekanker
Prekanker meliputi :
• Penyakit Paget yang terdapat pada payudara, atau akibat hiperplasi dan dapat menjalar ke
seluruh payudara.
• Penyakit Dowen yang lebih banyak ditemukan pada ekstremitas perempuan. Terapi
terhadap lesi ini adalah dengan operasi plastic.

™ PENYAKIT KELENJAR KERINGAT

Salah satu penyakit kelenjar keringat adalah Miliarit/Rickly Heat.Retensi keringat


oleh karena sumbatan saluran/lubang kelenjar-kelenjar keringat oleh keratin sehingga tekanan
meningkat dan saluran tersebut pecah. Karenanya keringat bocor ke dermis dan terjadi reaksi
inflamasi. Penatalaksanaan terhadap keadaan ini dengan menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis
yang mudah menyerap, dan bila gatal diatasi dengan mandi air dingin.

™ LUKA BAKAR
Cedera ini diakibatkan oleh memasak, merokok, ledakan, kebakaran rumah,
kontak dengan objek panas, kecelakaan di bak mandi, dan berbagai factor lain. Individu yang
dipertimbangkan menjadi predisposisi terhadap cedera luka bakar adalah lansia, yang tinggal
sendiri, penyalahgunaan alcohol dan obat, sakit secara fisik dan mental. Cedera ini dapat terjadi
pada setiap kelompok usia dan kedua jenis kelamin. Bila cedera ini terjadi tidak saja mengenai
jaringan kulit tetapi juga semua system tubuh. Kedalaman cedera termal tergantung pada agens
pembakar, suhu, dan lama pemejanan pada panas tersebut. Derajat luka bakar terdiri dari 3
tingkatan yaitu :
• Derajat I
Luka bakar hanya mengenai lapisan epidermis, sehingga kulit berwarna kemerah-
merahan dan menjadi agak lunak dan sakit.
• Derajat II
Luka bakar yang sudah mengenai lapisan dalam dari epidermis yang rusak tetap masih
ada sisa (statum germinalivum) untuk dapat sembuh. Luka bakar juga sering sudah
meluas ke dermis/korium yang banyak akhiran sarafnya, sehingga sakit menjadi lebih
hebat.
• Derajat III
Luka bakar dimana lapisan epidermis tidak ada lagi/rusak dan semua lapisan kulit rusak
sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dibawahnya (otot, tendo tulang). Pada luka
bakar derajat tiga tidak menyebabkan rasa sakit karena ujung saraf sudah mati/rusak.
Penyembuhan dari cedera luka bakar dapat menimbulkan sikatriks dan gangguan
gerakan. Untuk hal ini dapat dilakukan graft kulit. Komplikasi luka bakar adalah dehidrasi dan
infeksi.

™ TINDAKAN OPERASI PADA GANGGUAN INTEGUMEN

Tindakan operasi terhadap gangguan integument diklasifikasikan sebagai bedah minor.


Dermabrasi
Tindakan ini adalah pengobatan dengan mengikis atau mengelupas kulit untuk
menghilangkan kelainan pada epidermis atas dengan alat (Dexmabraton). Tindakan ini
diindikasikan pada jaringan parut karena trauma/operasi kerutan wajah, tato. Tindakan ini
dikontraindikasikan pada riwayat keloid. Dilakukan oleh dokter di rumah sakit.
Prosedur dilakukan dengan alat dermabrator, digosokkan pada permukaaan kulit sampai
jaringan parut/scar hilang, diguyur dengan larutan garam untuk membersihkan area dari debris
yag menggganggu. Luka ditutup/dikompres dengan kasa dan larutan garam, balutan dilepas 1-2
hari dan iolesi zat antibiotic. Edema timbul setelah operasi, rasa nyeri pada 24-48 am pertama
pada eksudat 7-10 hari kemudian krusta lepas. Dua minggu kemerahan hilang disertai gatal
hebat. Potensial infeksi bila terjadi hiperpigmentasi dan hipertrofi jaringan parut.
Secara psikologis bila tindakan berhasil akan meningkatkan citra diri dan harga diri.
Perubahan warna menyebaban pasien menarik diri. Dan bila terjadi kegagalan tindakan dapat
terjadi penurunan citra tubuh dan harga diri.
Pada pra operasi yang perlu dilakukan adalah pengisian dan penandatanganan surat
persetujuan prosedur, memberikan penjelasan tentang prosedur, perawatan pasca operasi, dan
memberi area yang akan dibedah dengan hexachlorophere.
Pada pasca operasi diwajah dianjurkan tidur dengan kepala agak diangkat untuk
mengurangi edema. Observasi TTV setiap 20 menit pada 2 jam pertama pasca operasi.
Perawatan luka dengan mengganti perban luar 1-2 hari dan 3 hari, luka operasi diberi salep
antibiotika. Bila ada nyeri dapat diberikan analgesic. Bila pasien mengeluh gatal, jelaskan agar
pasien menghindari untuk menggaruk. Juga pasien dianjurkan untuk menghindari sinar matahari
secara langsung.

Graft kulit
Graft adalah jaringan (misalnya kulit, tulang, saraf, atau pembuuh darah) yang diambil
tanpa suplai pembuluh darah dari tempat donor. Graft dipindahkan ke tempat resipien, dimana
ditempat ini akan tumbuh suplai darah yang baru.

Tindakan pembedahan pengambilan jaringan kulit untuk dipindahkan ke area tubuh yang
lain. Indikasi tindakan ini adalah luka bakar atau tumor. Tempat umum dilakukan pengambilan
jaringan untuk grat kulit adalah paha, perut, bokong, lengan dan dada.
Perawatan pada praoperasi meliputi menjelaskan prosedur, menjeaskan hasil dari
tindakan, menutup/mengompres luka dengan kasa steril dan NaCl, dan mengganti balutan 4-6
jam serta pemberian premedikasi.
Pada perawatan pasca operasi perlu dilakukan pengkajian TTV. Pada resipien harus
dihindari tekanan/gesekan pada lokasi, mengobservasi adanya hematoma 1-2 hari pasca operasi
dan mengganti balutan.
Sumber donor graft kulit adalah :
• Autografy dari orang yang sama
• Isografy dari satu keturunan
• Allografy dari mayat
• Heterografy dari binatang

PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Kulit adalah organ tubuh yag paling mudah dilihat. Bila timbul gangguan dermatologic,
sulit bagi pasien untuk mengabaikannya atau menyembunyikannya pada orang lain. Riwayat
kesehatan dan observasi langsung memberikan informasi tentang persepsi pasien terhadap
dermatosis, bagaimana hal ini timbul, apa yang telah mencetuskan gangguan tersebut, hal apa
yang menghilangkan gejala, masalah fisik atau emosional lain yang dialami pasien. Pemeriksaan
fisik yang lengkap harus dilakukan.

DX KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama meliputi :
1. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit b/d perubahan pada fungsi barier kulit
2. Nyeri dan gatal b/d lesi kulit
3. Gangguan pola tidur b/d pruritus
4. Gangguan citra tubuh b/d penampilan kulit tidak baik
5. Kurang pengetahuan tentang program pengobatan.

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


Intervensi keperawatan :

1. Mempertahankan integritas kulit


Banyak orang mempunyai kulit yang kering dan sensitif yang mudah teriritasi, terutama pada
pasien lansia. Pencucian dan pengggosokan terlalu banyak atau terlalu keras dapat
meningkatkan masalah ini. Sabun juga mengiritasi. Individu dengan kulit sensitif harus
mandi atau dimandikan dengan air hangat dan sabun seminimal mungkin, hati-hati untuk
membilas dan mengeringkan kulit dengan handuk. Emolin dapat digunakan untuk kulit
lembab. Udara yang kering juga mengiritasi kaena dapat menurunkan kelembaban kulit;
karenanya mempertahankan lingkungan lembab akan membantu mencegah gangguan kulit.
2. Menghilangkan ketidaknyamanan
Intervensi keperawatan yang tepat untuk menghilangkan gatal-gatal meliputi pelembaban
lingkungan dengan pelembab ruangan, mempertahankan suhu dingin, menghilangkan
material ditempat tidur dan pakaian yang berlebihan, dan membatasi sabun yang sensitive
terhadap kulit. Kuku dipotong pendek untuk menurunkan kerusakan kulit akibat menggaruk.
Segala upaya dilakukan untuk mempertahankan hidrasi dan kelembaba kulit untuk
menghindari kerusakan kulit. Pasien juga dianjurkan untuk menghindari obat yang dijual
bebas untuk menghilagkan gatal karena masalah kulit dapat meningkat karena iritasi atau
sensitisasi terhadap obat tersebut.

3. Waktu tidur yang cukup


Iritasi dan gatal mempengaruhi tidur yang normal. Tindakan untuk meningkatkan tidur
berikut didiskusikan dengan pasien :
• Mempertahankan jadwal tidur regular, pergi dan bangun tidur pada waktu yang sama
• Menghindari minuman mengandung cafein pada malam hari
• Menggunakan rutinitas waktu tidur atau ritual untuk memudahkan transisi dari
keterjagaan ke tidur
• Latihan/olahraga dengan teratur, selain itu kamar tidur harus mempunyai ventilasi
dan kelembaban yang baik.

4. Meningkatkan peneriman diri


Penyakit kulit dapat menyebabkan penderitaan amosional dan mempengaruhi hubungan
sosial dan bisnis serta aktifitas rekreasi. Perawat memahami bahwa citra tubuh adalah konsep
psikologis kompleks yang dihubungkan dengan konsep mental tentang diri sendiri dan harga
diri. Dengan memungkinkan pasien mengekspresikan perasaan mereka dengan bebas dan
memberi mereka rasa didukung dan diterima. Kepercayaan bersama dan respek antara pasien
dan perawat perlu untuk meningkatkan komunikasi.

5. Pendidikan pasien dan perawatan di rumah


Kulit yang sehat menunjukkan kesehatan umum seseorang. Prinsip-prinsip nutrisi yang baik,
latihan, istirahat, dan tidur ditekankan pada program penyuluhan yang difokuskan pada
perawatan kulit. Pasien yang mendapatkan pengobatan untuk gangguan kulitnya biasanya
diberi informasi oleh dokter apa gangguan kulit yang sebenarnya, sumber da penyebabnya,
dan apa yang diharapkan dari pengobatan yang dilakukan. Pemberian informasi akan lebih
lengkap bila disertai instruksi tertulis sebagai sumber rujukan bagi pasien dan keluarga.
6. Memantau dan mengatasi komplikasi
Lesi kulit infeksius harus diobati dengan kewaspadaan yang tepat sampai diagnosis
ditegakkan dan organisme penginfeksi teridentifikasi. Dengan mempertahankan area yang
sakit tetap bersih dan pemberian obat sesuai program adalah pertahanan utama dalam
melawan infeksi, juga nutrisi yang baik. Pasien harus dianjurkan untuk melakukan perawatan
kulit setiap hari (termasuk mengganti balutan, bila menggunakannya) dan bagaimana
mengenali dan melaporkan tanda dan gejala umum infeksi, seperti kemerahan, bengkak,
nyeri, pus, dan demam.

EVALUASI

Hasil yang diharapkan :

1. Mempertahankan integritas kulit


a. Menunjukkan tidak ada kulit pecah-pecah
b. Melindungi kulit dari kontak dengan bahan pengiritasi
c. Memberikan emolin pada kulit sesuai ketentuan
2. Mendapatkan peredaan dari ketidaknyamanan
a. Menggunakan obat dan tindakan topical sesuai ketentuan
b. Melaporkan peredaan gatal
3. Dapat tidur dengan lebih baik
a. Menanyakan “apakah tidurnya lebih baik”
b. Melaporkan peningkatan perasaan sejahtera
4. Menunjukkan peningkatan penerimaan diri
a. Memperhatikan penampilan
b. Ucapan yang merendahkan diri sendiri berkurang
5. Memahami perawatan kulit
a. Mengungkapakan rasional pengobatan yang ditentukan
b. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan tindakan.

SUMBER BACAAN :

Principles and Practice of Adult Health Nursing (Gauntlett Beare &Myers, 1990)

KMB untuk AKPER (Harnowo Sapto & Susanto H Fitri, 2002)


Buku Ajar KMB Brunner and Suddarth (Suzanne Smeltzer & Brenda Bare, 2002).

Anda mungkin juga menyukai