Anda di halaman 1dari 21

AB III

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama klien Ny. S tanggal masuk 27 November 2015, jenis kelamin perempuan umur 37 tahun
status sudah menikah agama islam suku bangsa Jawa dan bahasa yang digunakan bahasa
indonesia klien sudah bekerja, alamat klien Jln Swasembada Timur, sumber biaya pribadi,
sumber informasi di dapat dari klien dan keluarga. Operasi di lakukan pada tanggal 28
November 2015.

2. Resume
Ny S (37 th), datang ke UGD Sukmul pada tanggal 27 November 2015 dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
didapatkan diagnosa apendiksitis. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data, klien
mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, klien
mengatakan nyeri menyebar sampai ke pinggang, klien tampak meringis kesakitan , skala nyeri
klien 7, kesadaran compos metis, TD: 110/80mmHg, N: 87x/menit, RR: 25x/menit, S: 36,5ºC.
Dari data yang diatas didapatkan diagnosa keperawatan yaitu: gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi. Untuk masalah tersebut diatas
dilakukan tindakan keperawatan adalah mengkaji tanda-tanda vital klien, tehnik relaksasi, tehnik
distraksi, kolaborasi diberikan infus RL 20 tetesx/menit. Hasil Lab: tanggal 27 November 2015
LED 25mm/j, Hb 15,5 gr/dl, leukosit 16.500u/l, trombosit 3010.000 ribu, hematokrit 42%.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan evaluasi yaitu, klien mengatakan masih
terasa nyeri diperut bagian kanan bawah, klien mengatakan mengerti tentang prosedur
pembedahan yang akan dilakukan, klien tampak lebih tenang. TTV klien TD: 130/80mmHg, N:
85x/menit, S: 36,5ºC, RR: 23x/menit.
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama: Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Faktor
pencetus yaitu makan pedas timbulnya bertahap, lamanya keluhan 1 bulan, upaya klien untuk
mengatasi berobat ke dokter.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien tidak mempunyai riwayat alergi dan klien tidak pernah mengalami kecelakaan, klien tidak
pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, dan di dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan
dan klien tidak pernah memakai obat-obatan
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)
Keterangan :

: laki-laki

: perempuan
: menikah
: tinggal serumah

: klien dengan Apendiktomi


: keturunan

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor risiko
Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menjadi faktor risiko
e. Riwayat Psikososial dan Spritual
Orang yang terdekat dengan klien adalah suami dan anaknya, pola komunikasi baik dan terarah,
pembuat keputusan dalam keluarga adalah suami, klien mengatakan kurang aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan. Dampak penyakit terhadap keluarga yaitu cemas dan sedih, masalah yang
mempengaruhi klien saat ini adalah kondisi kesehatannya klien tidak bisa melakukan aktivitas
seperti biasanya. Mekanisme koping terhadap masalah yang digunakan adalah klien diem,
persepsi klien terhadap penyakitnya saat ini klien memikirkan kelanjutan pengobatan, harapan
setelah menjalani pengobatan adalah sembuh, dan perubahan yang di rasakan setelah sakit adalah
klien merasa takut penyakitnya tidak bisa sembuh . Tidak ada sistem nilai kepercayaan yang
bertentangan dengan kesehatan, aktivitas agama atau kepercayaan yang di lakukan klien adalah
shalat dan berdoa. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan tidak ada.
f. Pola kebiasaan sehari-hari di rumah
1) Pola Nutrisi
Frekuensi makan sebelum sakit 3 kali sehari, nafsu makan klien kurang karena mual, porsi
makan yang dihabiskan 1 centong/3 sampai 4 sendok makan, semua makanan disukai oleh klien,
klien tidak ada alergi makanan pantangan klien gorengan, klien minum obat diet dan tidak
menggunakan alat bantu makan. Selama di rumah sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari nafsu
makan klien kurang karena mual, porsi makanan yang dihabiskan ¾ porsi, semua makanan klien
suka, klien tidak ada alergi makanan dn tidak ada makanan pntangan tidak ada makanan
pantangan, klien mendapatkan diet bubur nasi, klien minum obat inpepsa 3xc sebelum makan
dan klien tidak menggunakan alat bantu makan.

2) Pola Eliminasi
a) BAK
Pola eliminasi BAK sebelum klien masuk Rumah Sakit frekuensi 4 kali sehari warna kuning
jernih, tidak ada keluhan saat BAK, dan klien tidak menggunakan alat bantu BAK. Pola
eliminasi klien klien setelah masuk Rumah Sakit frekuensi BAK 5 kali warna kuning jernih,
tidak ada keluhan saat BAK, dan tidak menggunakan alat bantu BAK (kateter, dll).
b) BAB
Pola eliminasi BAB klien sebelum klien masuk Rumah Sakit klien tidak BAB selama 3 hari, dan
selama di Rumh Sakit sampai menjelang operasi klien belum BAB , klien mengeluh nyeri perut.
c) Pola Personal Hygiene
Kebiasaan klien sebelum masuk Rumah Sakit mandi 2 kali sehari waktunya pagi dan sore hari
menggunakan sabun mandi, oral hygiene 2 kali sehari pada waktu pagi setelah makan klien
mencuci rambut 2 kali dalm seminggu menggunakan sampho. Sedangkan selama di Rumah Sakit
Klien mandi satu kali pada waktu pagi hari, oral hygiene 2 kali pada waktu pagi dan waktu yang
tidak ditentukan (sebelum tidur/sore), dan selama di rumah sakit klien belum pernah mencuci
rambut.
d) Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum klien masuk rumah sakit klien jarang tidur siang, lama tidur malam adalah 8 jam dan
kebiasaan belum tidur adalah membaca buku. Selama di Rumah Sakit klien tidur siang selama
kurang lebih 2 jam, tidur malem 6 sampai 7 jam dan kebiasaan sebelum tidur adalah membaca
buku.
e) Pola Aktivitas dan Latihan
Kegiatan klien dalam sehari-hari adalah bekerja, klien berolahraga setiap seminggu sekali, klien
tidak ada keluhan saat beraktifitas, tetapi setelah di rumah sakit klien mengatakan meengalami
kesulitan dalam beraktifitas karena pemasangan infusan pada tangan kirinya.
f) Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Pola kebiasaan klien, klien tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum-minuman
keras/Nabza.

4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Berat badan klien 50 kg, berat badan sebelum sakit 50 kg,. Tinggi badan 160 cm, tekanan darah
110/70mmHg, nadi: 90x/menit, frekuensi nafas: 27x/menit, suhu: 36,8ºC, keadaan umum klien
ringan, dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva ananemis,
kornea normal, sklera anikterik, pupil isokor, tidak ada kelainan pada otot-otot mata, fungsi
pengihatan baik, tidak ada tanda-tanda radang, klien tidak memakai kaca mata maupun lensa
mata kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
c. Sistem Pendengaran
Daun telinga klien normal, tidak ada serumen dalam telinganya, kondisi telinga tengah normal,
tidak ada cairan dalam telinga, tidak ada perasaan penuh di telinga, tidak ada tinitus, dan fungsi
pendengaran normal, tidak ada gangguan keseimbangan di telinga, dan klien tidak menggunakan
alat bantu dengar.
d. Sistem Wicara
Klien tidak mengalami gangguan bicara.
e. Sistem Pernafasan
Jalan nafas klien bersih, klien tidak sesak nafas, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
frekuensi nafas 20x/menit, irama teratur, kedalaman dangkal, klien batuk tidak produktif,
pernafsan spontan, tidak ada sputum, saat dilakukan palpasi dada simitris, pergerakan normal
dan tidak ada benjolan, saat diperkusi tidak ada ronchi, suara nafas vasikuler, klien mengtakan
tidak merasakan nyeri saat bernafas, dan tidak menggunakan otot bantu nafas.

f. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer nadi 80x/menit, irama teratur, denyut nadi lemah, tekanan darah 120/80mmHg,
tidak ada distensi vena jugularis pada sisi kanan dan kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit
pucat, pengisian kapiler 4 dtk, tidak ada edema. Pada sirkulasi jantung kecepatan denyut apcal
80x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung, dan tidak ada sakit dada.
g. Sistem Hematologi
Klien terdapat gangguan hematologi, klien tampak pucat, tetapi tidak ada perdarahan
h. Sistem Saraf Pusat
Klien mengatakan tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos mentis, nilai GCS
E: 4, M: 6, V: 5, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, klien merasakan
kesemutan pada kali, pada pemeriksaan refleks fisiologis normal, dan refleks patologis tidak ada.
i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut: gigi tidak ada caries, klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis,
lidah tidak kotor, silifa normal, klien tidak muntah, klien mengatakan nyeri pada daerah perut,
skla nyeri klien 7, lokasi nyeri di perut kanan bawah dan menyebar, karakteristik nyeri seperti
ditusuk-tusuk, bising usus 0, klien tidak diare, klien konstipasi 1 hari, hepar tidak teraba dan
abdomen mengalami distensi.
j. Sistem Endokrin
Saat di lakukan pemeriksaan fisik tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton,
tidak ada luka gangren.
k. Sistem Urogenital
Balance cairan: intake 1500 cc (Infus 1500cc) output 2.200 cc (Urine 1800cc, IWL 400cc),
intake 1500ml/24 jam-2.200ml/24 jam=700ml/24 jam, pola berkemih tidak ada distensi, warna
kuning jernih, klien mengatakan sakit pinggang skala nyeri 2.
l. Sistem Integumen
Turgor kulit baik, temperatur hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit baik, tidak ada kelainan
kulit, kondisi kulit pemasangan infus baik tidak ada tanda-tanda infeksi, keadaan rambut tekstur
baik, rambut bersih.
m. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena pemasangan infus disebelah di tangan
sebelah kiri, klien mengalami sakit pinggang, tidak ada nyeri sendi maupun nyeri kulit, klien
tidak mengalami fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelaianan struktur
tulang belakang, keadaan tonus otot hipotoni, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki
kanan 5, kaki kiri 5.
n. Data Penunjang
Pada tanggal 27 November 2015 di dapatkan hasil laboratorium: LED 25mm/j (p: 0-15, w: 0-20),
hemoglobin: 15,5gr/dl (p:13-16, w: 12-14), leukosit 16.500u/l (5000-10.000), trombosit
310.00/mm (150.000-400.000/mm), hematokrit 42% (p: 45-55%, w: 40-50).
Hasil appendicogram pada tanggal 04 Desember 2015 di RS Sukmul
Foto: tak tampak bayangan ontras masuk kedalam rongga appendix ccum normal.
Kesan: Non filling appendix, Sugestif Appendicitis Chonis
o. Penatalaksanaan
Therapy infus: RL 20 tetes x/menit
Therapy injeksi: Ranitidin 2x25 gram
Cetorolak 2x30 gram
Pelastin 2x1 gram
DATA FOKUS
Data Subjektif
Pre Operasi: Klien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri timbul kalau
bergerak, klien mengatakan takut karena sebelumnya belum pernah di operasi, klien mengatakan
cemas karena di operasi pasti sakit, klien mengatakn tidak bisa istirahat/tidur, klien mengatakan
BAB keluar darah.
Post Operasi: Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah pada area operasi, klien
mengatakan nyeri seperti di sayat, klien mengatakan luka bekas operasi panas, klien mengatakan
nyeri timbul kalau bergerak, klien mengatakan lemas dan pusing, klien mengatakan masih puasa,
keluarga klien mengatakan klien puasa sejak jam 8 malam, klien mengatakan ada luka bekas
operasi di perut, klien mengatakan takut bergerak, klien mengatakan luka bekas operasi tampak
memar.

Data Objektif
Pre Operasi: wajah klien tampak menahan sakit, skala nyeri 7, nyeri tekan pada area kanan
bawah, klien tampak melindungi bagian yang sakit, klien dan keluarga menyakan kapan akan di
operasi, klien tampak gelisah, klien tampak pusing, klien tampak cemas, akan dilakukan operasi.
Tekanan darah 130/80mmHg, nadi 85x/menit, suhu 36,5ºC, pernafasan 23x/menit. Hasil LAB
tanggal 27 November 2015 LED 25mm/j, Hb 15,5 gr/dl, leukosit 16.500u/l, trombosit 310.000
ribu, hematokrit 425
Post Operasi: Klien tampak meringis menahan sakit, skala nyeri 8, klien gelisah, terdapat luka
bekas operasi di perut bagian kanan bawah, klien tampak lemas, klien masih puasa, klien tampak
pusing, klien terpasang infus RL 20 tetes x/menit, bekas luka operasi tampak memar, klien
tampak memegang perut bekas operasi, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 87x/menit, suhu
36,5ºC, pernafasan 25 x/menit.

ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1 Pre Operasi
Data Subjektif: Nyeri Distensi
a. Klien mengatakan jaringan
nyeri pada perut daerah usus oleh
kanan bawah inflamasi
b. Klien mengtakan nyeri
menjalar ke pinggang
c. Klien mengatakan
nyeri seperti di tusuk-
tusuk
d. Klien mengatakan
nyeri timbul kalu bergerak
e. Klien mengatakan
BAB keluar darah
Data Objektif
a. Skala nyeri 7
b. Wajah tampak
meringis menahan sakit
c. Nyeri tekan perut
kanan bawah
d. Klien tampak
melindungi bagian tubuh
yang sakit
e. Klien tampak susah
bergerak
f. TTV klien:
Tekanan Darah: 130/80
mmHg
Nadi: 85 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23x/menit
2 Ansietas Tindakan
Data Subjektif pembedahan
a. Klien mengtakan takut
karena sebelumnya belum
penah di operasi
b. Klien mengatakan
tidak bisa istirahat/tidur
c. Klien mengatakan
cemas karena kalau di
operasi pasti sakit
d. Klien mengatakan
cemas akan di lakukan
operasi

Data Objektif
a. Klien tampak gelisah
b. Klien tampak cemas
akan dilkukan operasi
c. Klien tampak lemas
d. TTV klien:
Tekanan darah: 130/80
mmHg
Nadi: 85x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23 x/menit
3. Nyeri Terputusnya
Post Operasi jaringan
Data Subjektif: akibat
a. Klien mengatakan pembedahan
nyeri pada daerah luka
operasi
b. Klien mengatakan
nyeri seperti di sayat
c. Klien mengatakan
nyeri di bagian operasinya
kalau bergerak
d. Klien mengatakan luka
bekas operasi panas

Data Objektif:
a. Skala nyeri 8
b. Klien tampak meringis
keskitan menahan sakit
c. Tampak ada luka
bekas operasi di perut
bagian kanan bawah
d. Klien tampak sulit
bergerak
e. Klien tampak
memegang perutnya
f. TTV klien:
Tekanan darah: 110/80
mmHg
Nadi: 87 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafassan: 25 x/menit

Data Subjektif:
4. a. Klien mengatakan Resiko Pembatasan
lemas dan pusing kekurangan masuk
b. Klien mengatakan volume cairan cairan secara
masih puasa oral
c. Keluarga klien
mengatakan puasa sejak
jam 8 malam

Data Objektif
a. Klien tampak lemas
b. Klien tampak masih
puasa
c. Klien terpasang infus
RL 20 tetes x/menit
d. Balance cairan:
1) Intake: infus
1500cc/24 jam
2) Output: buang air kcil
1800cc/24 jam
IWL: 400 cc/ 24 jam
Balance: (output-intake)
2.200-1.500=700 cc/hari
e. TTV klien:
Tekanan darah; 110/70
mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
Data Subjektif
a. Klien mengatakan
5. nyeri pada perut kanan Resiko tinggi Trauma
bawah area operasi infeksi jaringan
b. Klien mengatakan
takut bergerak
c. Klien mengatakan luka
bekas opersi terasa panas
d. Klien mengatakan
bekas luka operasi memar
e. Klien mengatakan luka
bekas operasi perih
f. Klien mengatakan
lemas

Data Objektif
a. Klien tampak meringis
kesakitan menahan sakit
b. Skala nyeri 8
c. Tampak ada luka
bekas operasi di perut
bagian kanan bawah
d. Bekas luka operasi
klien tampak memar
e. Klien tampak
memegangi luka bekas
operasi
f. TTV klien:
Tekanan darah; 110/70
mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1 Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi
2.Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
Post Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan akibat luka pembedahan
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan masukan cairan secara
oral
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringa
Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi
Pre operasi
1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi
Data Subjektif:
Klien mengatakan nyeri pada perut daerah knan bawah
Klien mengatakan nyeri menjalar ke pinggang
Klien mengatakan nyeri seperi ditusuk-tusuk
Klien mengatakan nyeri timbul kalau bergerak
Klien mengatakan BAB keluar darah
Data Objektif:
Skala nyeri 7
Wajah tampak meringis menahan saki
Nyeri tekan perut kanan bawah
Klien tampak melindungi bagian tubuh yang sakit
Klien tampak susah bergerak
TTV klien:
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85 x/menit
Pernafasan: 25x/menit
Suhu: 36,5ºC

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan masalah nyeri teratasi.

Kriteria Hasil:
a. Skala nyeri 1-4
b. Ekspresi wajah tenang
c. Nyeri hilang
d. Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam
e. TTV klien dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC,
RR: 16-20x/menit)
Rencana Tindakan
Mandiri
a. Kaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area nyeri
b. Kaji tanda-tanda vital, perhatikan adanya takikardia, hipertensi dan peningkatan pernafasan
c. Evaluasi rasa nyeri (skala, karakteristik, lokasi, intensitas)
d. Ajarkan klien menggunakan tehnik relaksasi, misalnya tarik nafas dalam, bimbingan
imajinasi
e. Anjurkan klien dengan posisi nyaman dan tenang
Implementasi
Tanggal 28 November 2015
a. Pukul 09.00 WIB
Mengkaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area
Respon: skala nyeri 7, nyeri seperti ditusuk-tusuk, lokasi nyeri perut bagian kanan bawah
b. Pukul 09.10 WIB
Mengkaji tanda-tanda vital
Respon: tekanan darah 110/80 mmHg
Nadi: 87 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafassan: 25 x/menit
c. Pukul 09.15 WIB
Mengevaluasi rasa sakit, skala dan karakteristik
Respon: nyeri seperti di tusuk-tusuk nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah skala nyeri 2
intensitas ringan
d. Pukul 09.30 WIB
Mengajarkan klien tehnik relaksasi latihan tarik napas dalam
Respon: klien mempraktekan tehnik relaksasi tarik napas dalam yang dianjurkan oleh perawat

Evaluasi
a. Tanggal 28 November 2015
S: Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah masih teras
O: Klien tampak menahan sakit, skala 2, nyeri tekan abdomen masih ada
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Intervensi keperawatan di lanjutkan

2. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan


Data Subjektif:
Klien mengatakan cemas akan di lakukan operasi
Klien mengatakan takut karena sebelumnya belum pernah di operasi
Klien mengatakan tidak bisa istirahat/tidur
Klien mengatakan cemas karena kalau di operasi pasti sakit
Data Objektif:
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas akan di lakukan operasi
Klien tampak pusing
Klien tampak lemas
TTV klien:
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23x/menit

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah ansietas teratasi
a. Klien rileks
b. Gelisah hilang
c. Klien dapat beristirahat
d. Cemas hilang
e. Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam
f. TTV dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR:
16-20x/menit)
Rencana Tindakan
Mandiri
1. Kaji tingkat kecemasa pasien
2. Dorong klien untuk mengungkapkan kecemasannya
3. Informasi yang jelas setiap prosedur tindakan yang akan diberikan
4. Beri penyuluhan tentang prosedur pre operasi dan post operasi
Implementasi
Tanggal 27 November 2015
Pukul 10.00 WIB
Mengkaji tingkat kecemasn pasien
Respon: klien mengatakan sangat cemas karena akan di operasi
Pukul 10.20 WIB
Mendorong klien untuk mengungkapkan kecemasannya
Respon: klien mengungkapkan kecemasannya kepada perawat
Pukul 10.40 WIB
Menginformasi yang jelas setiap prosedur tindakan yang akan diberikan
Respon:setiap prosedur tindakan yang akan dilakukan telah di sampaikan kepada klien
Pukul 11.00 WIB
Memberikan penyuluhan tentang prosedur pre operasi dan post operasi
Respon: klien mengatakan telah mengetahui posedur tentang pre operasi dan post operasi
Evaluasi
Tanggal 28 November 2015
S: klien mengatakan tidak cemas lagi setelah di jelaskan prosedur tindakan invasif
O: ekspresi wajah klien tampak tenang, TTV klien: TD 130/80 mmHg, suhu 36,6ºC, nadi
80x/menit, RR 20x/menit
A: tujuan tercapai, masalah cemas teratasi
P: pertahankan inervensi
Post Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan akibat luka pembedahan
Data Subjektif:
Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
Klien mengatakan nyeri sepertidi sayat
Klien mengatakan nyeri di kalu bergerak
Klien mengatakan luka bekas operasi panas
Data Objektif: skala nyeri 8
Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit
Tampak ada luka bekas operasi di perut bagian kanan bawah
Klien tampak sulit bergerk
Klien tampak memegang perutnya
TTV klien: Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85 x/menit
Pernafasan: 25x/menit
Suhu: 36,5º
Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan tindakan keperawatan selama 2x24 jm masalah nyeri teratasi

Kriteria Hasil:
a. Skala nyeri 1-3
b. Ekspresi wajah tenang
c. Nyeri hilang
d. Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalamwaktu 1x24 jam
e. TTV dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC, RR:
16-20x/menit)
Rencana Tindakan:
a. Kaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area nyeri
b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
c. Dorong ambulasi dini
d. Berikan obat sesuai indikasi (cetorolak 30ml/gram)
Implementasi
Tanggal 29 Nvember 2015
Pukul 10.00 WIB
Mengkaji skala nyeri, karakteristik, intensitas, area
Respon: skala nyeri 8, nyeri seperti di sayat, lokasi nyeri di perut bagian kanan bawahpukul
10.20 WIB
Memberikan cairan parentral, dan terapi injeksi sesuai dengan terapi
Respon: klien mendapat terapi cairan RL 20 tetes x/menit, mendapatkan terapi injeksi cetorolak
30ml/gram bolus
Pukul 10.40 WIB
Menganurkan klien untuk melakukan ambulasi dini
Respon: klien melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan
Evaluasi
tanggal 29 November 2015
S: Klien mengatakan merasa nyaman dengan posisi semi fowler, klien mengatakan nyeri
berkurang
O: Klien tampak rileks, ekspresi wajah tenang, skala nyeri 5
A: Masalah nyeri teratasi sebagian
P: Intrvensi keperawatan di lanjutkan
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan masukan cairan
secara oral
Data Subjektif:
Klien mengatakan lemas dan pusing
Klien mengatakan masih puasa
Keluarga klien mengatakan puasa sejak jam 8 malam
Klien mengatakan terpasang infus RL 20 tetes x/menit
Data Objektif:
Klien tampak lemas
Klien tampak pusing
Klien tampak masih puasa
Klien terpasang infus RL 20 tetes x/menit
Balance Cairan:
Intake: infus 1500cc/24 jam
Output: buang air kcil 1800cc/24 jam
IWL: 400 cc/ 24 jam
Balance: (output-intake) 2.200-1.500=700 cc/hari
TTV klien:
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah resiko kekurangan volume
cairan tidak terjadi

Kriteria Hasil:
a. Lemas dan pusing hilang
b.Turgor elastis
c. Mukosa bibir lembab
d.Intake dan ouput seimbang
e. Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam
f. TTV klien dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-37,5ºC,
RR: 16-20x/menit)

Rencana Tindakan
Mandiri:
a. Awasi tekanan darah dan nadi
b. Lihat membran mukosa, kaji turgor kuit dan pengisian kapiler
c. Awasi masukan dan keluaran urine, catat warna, berat jenis
d. Auskultasi bising usus, catat kelancaran platus, dan gerakan usus
e. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila masukan oral di mulai, dan lanjutkan diit sesuai
toleransi
Implementasi
Tanggal 29 November 2015
Pukul 10.00 WIB
Mengawasi tekanan darah dan nadi
Respon: 110/80mmHg, Nadi 80x/menit
Pukul 10.30 WIB
Mengobservasi membranmukosa turgor kulit dan pengisian kapiler
Respon: membran mukosa kering, turgor kulit kurang elastis, pengisian kapiler 4 detik
Pukul 11.00 WIB
Mengauskultasi bising usus dan kelancaran platus
Respon: bising usus 6x/menit, klien belum platus
Pukul 11.15 WIB
Memberikan minuman jernih sedikit demi sedikit dan memberikan diit sesuai toleransi
Respon: klien minum sedikit demi sedikit
Evaluasi
Tanggal 29 November 2015
S; klien mengatakan lemas dan pusing
O: klien tampak masih lemas, membran mukosa kering, turgor kulit kurang elastis
A: Masalah resiko kekurangan volume cairan belum teratasi
P: intervensi keperawatan di lanjutkan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
Data Subjektif:
Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah area operasi
Klien mengatakan takut bergerak
Klien mengatakan luka bekas operasi terasa panas
Klien mengatakan beas luka operasi memar
Klien mengatakan luka bekas operasi perih
Klien mengatakan lemas
Data Objektif:
Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit
Skala nyeri 8
Tampak ada luka bekas operasi diperut bagian kanan bawah
Bekas luka operasi klien tampak memar
Klien tampak memegangi luka bekas operasi
TTV klien:
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit

Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah resiko infeksi tidak terjadi

Kritria Hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (color, dolor, rubor, tumor, funtiolaesa)
b. Luka kering dan cepat sembuh
c. Nyeri hilang
d. Klien rileks
e. Klien dapat melaporkan rasa nyaman dalam waktu 1x24 jam
f. TTV klien dalam batas normal (TD:110/80-130/90mmHg, N: 60-80x/menit, Suhu: 36-
37,5ºC, RR: 16-20x/menit)
Rencana Tindakan
Mandiri:
a. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan adanya demam, menggigil, berkeringat, dan
meningkatnya nyeri abdomen
b. Lakukan pencucian tangan yan baik dan perawatan luka aseptik
c. Lihat insisi dan balutan, catat adanya drainase luka
d. Berikan informasi yang tepat kepada pasien atau orang yang terdekat

Implementasi:
Tanggal 30 November 2015
Pukul 08.30 WIB
Mengawasi tanda-tanda vital
Respon: tekanana arah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37ºC
Pukul 08.45 WIB
Mengobservasi insisi balutan dan adanya drainase luka
Respon: luka tertutp verban dan tidakada drainase
Pukul 11.00 WIB
Memberikan obat sesuai indikasi
Respon: klien mendapat terapi obat pelastin 2x1 ml/gram

Evaluasi:
Tanggal 30 November 2015
S: klien mengatakan takut terjadi infeksi
O: tidak ada tanda-tanda infeksi
A: masalah teratasi sebagian
P: petahankan tindakan keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan merupakan penyebab abdomen
akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer,
Arief,dkk, 2007).

Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor prediposisi yaitu
Factor yang tersering adalah obstruksi lumen, Infeksi kuman dari colon yang paling sering
adalah E. Coli dan Streptococcus, laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur
15-30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada
masa tersebut, dan tergantung pada bentuk apendiks. (Nuzulul, 2009)

Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis. Faktor keterlambatan dapat


berasal dari penderita dan tenaga medis. Komplikasi yang bisa terjadi adalah abses, perforasi dan
peritonitis.

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny S dengan appendiksitis di Rumah Sakit
Sukmul pada tanggal 28 November 2015 sampai dengan tanggal 30 November 2015 maka
penulis dapat menarik kesimpulan
Diagnosa prioritas yang ditemukan pada pre dan post operasi yaitu cemas berhubungan dengan
dampak dari tindakan pembedahan atau anesthesia sedangkan pada post operasi yaitu nyeri
berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka pembedahan. Perencanaan
prioritas yang penulis lakukan sudah sesuai antara teori dan kasus. Pada tahap ini pelaksanaan
diagnosa prioritas dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pada tahap evaluasi penulis
mengevaluasi pada pre operasi 3 diagnosa dan sudah teratasi sedangkan ada post operasi 5
diagnosa, 3 masalah sudah teratasi 1 diagnosa belum teratasi dan 1 diagnosa sebagian sudah
teratasi.

B. Saran
Untuk rekan-rekan mahasiswa
1. Diharapkan dalam melakukan pengkajian keperawatan dengan klien post appendiktomy agar
mengkaji secara menyeluruh dan disesuaikan dengan teori yang ada.
2. Diharapkan agar lebih memahami dan mempelajari lebih dalam ilmu keperawatan medical
bedah khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan post appendiktomi dan juga
untuk meningkatkan kepercayaan diri.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan , edisi 3. Jakarta: EGC
Hartono, Andri. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, edisi 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi 4, jilid 3. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai