Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup
pelayanan bio-psiko-sosio dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada
individu, keluarga serta masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat, keperawatan
pada dasarnya adalah human science and human care and caring menyangkut upaya
memperlakukan klienss secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda
dari manusia lainnya dan kita ketahui manusia terdiri dari berbagai sistem yang saling
menunjang, di antara sistem tersebut adalah sistem neurobehavior (Sudoyo, 2009).
Kebutuhan gizi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk
kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh mengatasi proses menua, dan
memperlambat terjadinya usia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia
berkurang karena berkurangnya kalori dasar akibat kegiatan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat,
misalnya untuk jantung, usus, pernapasan, dan ginjal, dan lain-lain. Kebutuhan kalori
klien lanjut usia tidak melebihi 1700 kalori, sebaiknya disesuaikan dengan macam
kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut usia adalah gram/kg BB/hari (
nugroho, 2008 ).
Gizi ( nutrisi ) adalah diet berimbang dengan memasukkan unsur makanan empat
sehat. Lansia memerlukan nutrisi yang baik, bahan bergizi seperti protein, mineral,
kalsium, dan vitamin harus tersedia dalam jumlahyang cukup, kebutuhan gizi lansia
hampir sama dengan kebutuhan gizi dari generasi yang lebih muda. Gizi yang paling
penting dibutuhkan dalam waktu singkat oleh makhluk hidup adalah air, tanpa asupan
cairan yang adekuat semua perawatan nutrisi akan sia-sia. Dalam kondisi normal,
lansia membutuhkan asupan cairan sekitar 1.500 ml setiap hari ( mubarok, 2009 ).
1
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dikurangi, misalnya daging sapi,
daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain-lain.lanjut usia disarankan mengomsumsi
makanan tambahan yang banyak mengandung kalsium ( Ca ) atau zat kapur.
Kebutuhan kalsium klien lanjut usia adalah 14,1 mg/kg BB/hari. Zat besi perlu
diberikan untuk memperlancar pembentukan darah. Pemberian garam natrium harus
dikurangi karena kemungkinan adanya tekanan darah tinggi. Lanjut usia perlu pula
diberi buah-buahan untuk mendapatkan vitamin. Untuk menghindari konstipasi, klien
lanjut usia perlu diberi cukup makanan yang mengandung serat, misalnya, beras
tumbuk, akar-akar hijau, kacng-kacang, buah-buahan, serta banyak minum ( 1500-
2000 cc) yang sekaligus berguna membantu kerja ginjal ( nugroho, 2008 ).
Maka peran sebagai edukator juga dapat dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
Berdasarkan dari pernyataan yang telah di uraikan di atas penulis tertarik
dalam membahas masalah kebutuhan nutrisi pada lanjut lansia.
2
1.4 Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait dengan
pembahasan yang ada dalam makalah ini.
1. Secara teoretis, hasil studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pembaca mengenai kebutuhan nutrisi untuk lansia
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu semua pihak
dalam memenui kebutuhan nutrisi untuk lansia .
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Santoso (2010 ), lansia adalah orang dengan usia di atas 60 tahun.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), batasan umur lansia ada empat
tahap,yaitu
1. Usia pertengahan yang berkisar antara 45 sampai 59 tahun.
2. lansia yang berkisar antaara 60 sampai 74 tahun.
3. lansia tua yang berkisar antara 75 sampai 90 tahun.
4. usia sangat tua yang berkisar lebih dari 90 tahun.
Menurut Depkes (2011), batasan usia lansia meliputi,
1. pra lansia kelompok usia antara 45 sampai 59 tahun
2. lansia antara 60 sampai 69 tahun
3. lansia beresiko kelompok usia lebih dari 70 tahun.
4
asam urat, penyakit jantung, koroner karena kolesterol dan lemak jenuh,
diabetes meli Tus akibat obesitas karena komsumsi hidrat arang.
5
akan macam zat gizi bagi lansia tetap sama seperti yang dibutuhkan oleh orang-orang
dengan usia yang lebih muda, yang berubah hanyalah jumlah dan komposisinya.
Konsumsi energi sebaiknya dikurangi, disesuaikan dengan menurunnya aktivitas
tubuh. Sebaliknya konsumsi makanan sumber protein, vitamin dan mineral perlu
ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun mutunya. Sayuran dan buah-buahan
sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang cukup secara teratur dan bervariasi. Selain
sebagai sumber vitamin dan mineral, sayuran dan buah-buahan juga merupakan
sumber serat yang baik. Hal ini sangat perlu mengingat kelompok lansia sering
mendapatkan kesulitan dalam buang air besar. Dengan adanya serat yang cukup,
kesulitan tersebut dapat di atasi dengan mudah (Astawan dan Wahyuni 1988).
Penilaian konsumsi pangan dapat menggambarkan kualitas dan kuantitas
asupan dan pola makan lansia melalui pengumpulan data dalam survei konsumsi
makanan. Metode yang umum digunakan dalam survei konsumsi makanan terdiri dari
jangka pendek (24 hours food recall, dietary record) dan jangka panjang (Food
Frequency Quesioner) (Fatmah 2010). Dalam mengkaji asupan makanan ada tiga
tingkat kegiatan, yaitu 1) perhitungan asupan makanan; 2) perhitungan kebutuhan zat
gizi, dan 3) membandingkan asupan zat gizi dengan kebutuhan gizi. Kegiatan tersebut
memerlukan informasi penunjang antara lain, status ekonomi, pekerjaan, dan aktivitas
fisik (Depkes 2006).
Angka kecukupan gizi untuk wanita usia lanjut pada tahun 1998 berdasarkan
WKNPG VI adalah 1850 Kkal dan mengalami penurunan sebanyak 250 Kkal jika
kita mengacu pada Depkes RI (2005) yaitu menjadi 1600 Kkal. Kecukupan gizi pada
lansia prosentase untuk zat gizi makro adalah sebagai berikut: 20 – 25% protein, 20%
lemak, 55 – 60% karbohidrat. Asam lemak yang dikonsumsi sebaiknya yang
memiliki kandungan asam lemak tak jenuh jamak (poly unsaturated fatty acid) yang
tinggi, yaitu asam lemak omega 3 dan omega 9 seperti yang terdapat pada ikan yang
hidup di laut dalam (Krause, et al, 1984).
Rata-rata konsumsi energi adalah 1571,54 ± 223,02 Kkal, apabila yang
menjadi acuan adalah ketentuan Depkes RI 2005 maka rata-rata konsumsi tersebut
6
sudah bisa dikatagorikan baik yaitu lebih dari 90 % dari angka kecukupan gizi. Rata-
rata konsumsi protein lebih dari kecukupan yang dianjurkan. Vitamin B1 (mg) dan
vitamin C (mg) masih kurang dari yang dianjurkan. Rata-rata tingkat konsumsi
Kalori, protein, dan zat besi lansia di pedesaan dan lansia di perkotaan kurang dari
80,00% angka kecukupan yang di anjurkan. Pada umumnya lansia kurang
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, beberapa zat gizi seperti Kalsium, Seng,
Potasium, Vitamin B6, Magnesium, dan Folat kurang tersedia dalam diet lansia, serta
konsumsi karbohidrat kompleks di bawah kecukupan yang dianjurkan (Herlina,
2001). Menurut Oswari (1997), pada orang lanjut usia ada dua hal yang perlu
diperhatikan yang berkaitan dengan kebiasaan makannya yaitu pengaruh dari gizi
yang tidak bermutu karena tidak cukup protein, mineral, dan vitamin yang dimakan
dan pengaruh makanan yang salah sebagai akibat salah makan atau terlalu banyak
makan. Pada lansia penggunaan energi makin menurun karena proses metabolisme
basalnya makin menurun (Wirakusumah, 2000). Sebaliknya konsumsi makanan
sumber protein, vitamin, dan mineral perlu ditingkatkan baik jumlah maupun
mutunya. Sebaiknya dipilih makanan yang lunak, mudah dikunyah, dan untuk
meningkatkan selera makan dapat ditambahkan bumbu (Astawan & Wahyuni,1988).
Rekomendasi untuk Lanjut usia yang sehat (Litin, 2007 ) Memiliki pola
makan yang baik dengan : meningkatkan serat,memilih makanan padat gizi, minum
banyak cairan, mengurangi lemak, kolesterol, garam, batasi alkohol, hindari nikotin,
tetap aktif secara fisik, mengendalikan stress, melatih otak, tetap bersosialisasi,
mencari nilai-nilai sprituil, memeriksakan kesehatan secara teratur. Meningkatnya
massa tubuh, meningkat pula risiko kematian. Sebagian besar laki-laki kelebihan
berat badan memiliki risiko kematian 67 % lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang
lebih kurus. (John W. Santrock).
Kebutuhan energi dan zat gizi sangat bervariasi meskipun faktor-faktor seperti
ukuran badan, jenis kelamin, macam kegiatan dan faktor lainnya sudah
diperhitungkan. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan dapat tergantung pada kualitas
makanan karena efisiensi penyerapan dan pendayagunaan zat gizi oleh tubuh
7
dipengaruhi oleh kompisisi dan keadaan makanan secara keseluruhan (Soehardjo dan
Koesharto 1992). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004)
mengelompokkan angka kecukupan yang dianjurkan untuk usia 50-64 tahun dan di
atas 65 tahun dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1 Angka kecukupan zat gizi untuk lansia per orang per hari
ZAT GIZI ANGKA KECUKUPAN GIZI
PRIA WANITA
50-64 TAHUN >65 TAHUN 50-64 TAHUN >65 TAHUN
Energi (kal) 2350 2050 1750 1600
Protein (g) 60 60 50 45
Kalsium (mg) 800 800 800 800
Fe (mg) 13 13 12 12
Vitamin A (RE) 600 600 500 500
Vitamin C (mg) 90 90 75 75
Zat gizi dapat digolongkan kedalam 6 golongan yaitu , Karbohidrat, Lemak, Protein,
Mineral, Vitamin, Air
1. Zat yang memberikan energi untuk pergerakan tubuh maupun reaksi. Yang
tergolong ini adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
2. Zat yang membangun dan memperbaiki tubuh (merupakan bahan bangunan
tubuh). Yang termasuk golongan ini adalah air, protein, lemak, karbohidrat,
dan mineral.
3. Zat yang bersifat sebagai pelumas berbagai reaksi kimia maupun reaksi dalam
tubuh. Termasuk didalamnya adalah vitamin dan mineral
8
Dibawah ini adalah beberapa unsur yang perlu diperhatikan pada lanjut usia :
1. Karbohidrat
Umumnya lanjut usia menderita kekurangan lactase, yaitu suatu enzim yang
berfungsi menghidrolisis laktosa. Ketiadaan proses hidrolisis mengakibatkan laktosa
tidak dapat diserap, yang kemudian dapat menyebabkan diare, karena laktosa
dimetabolisme oleh bakteri usus. Hal inilah yang menyebabkan banyak lanjut usia
tidak mau mengkonsumsi susu. Mengingat kandungan mikronutrien maka bila
menderita intoleransi laktosa maka dianjurkan untuk mengkonsumsi susu yang
rendah laktosa.
9
2. Protein
Pada lanjut usia sehat, kebutuhan protein 12–15% dari total energi. Pada
lanjut usia tidak dibutuhkan jumlah protein yang berlebihan karena akan
memperberat kerja ginjal dan hati. Menurut WHO kecukupan protein pada usia > 60
ahun adalah 0,75 g/KgBB/hari. The Food and Nutrition Board, kebutuhan protein
pada lanjut usia sehat adalah 0,8 g/KgBB/hari, baik bagi pria maupun wanita.
3. Lemak
Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
air.Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter dan
benzene.
Fungsi lemak:
10
d. Pelaruk vitamin A,D,E,K.
e. Sebagai bantalan organ ( terutama jaringan saraf ).
f. Memelihara suhu tubuh (isolator ).
g. Memberi bentuk tubuh ( terutama pada wanita).
Pada lanjut usia dibutuhkan lemak 20-30% dari total kalori. WHO (1990 )
menganjurkan konsumsi lemak 15-30% dari total kalori. Dianjurkan paling banyak
10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh dan 3-7% dari lemak jenuh
ganda.
4. Air
11
d. Fasilitator pertumbuhan
e. Pengatur suhu
5. Vitamin
Setiap jenis vitamin yang masuk ke dalam tubuh akan mengatur sendiri dengan
proses yang berbeda. Karena perannya yang amat spesifik, setiap jenis vitamin tidak
dapat menggantikan jenis vitamin yang lain.
Jenis vitamin ada yang larut lemak dan larut air. Yang termasuk dalam larut lemak
adalah vitamin A, D, E, K.
12
d. Vitamin B6 ( Piridoksin ) berfungsi sebagai Menopang sistem kardiovakuler dan
saraf, Metabolisme asam amino dan protein, Membantu membentuk hormon dan sel
darah merah. Defisiensi piridoksin dapat mengakibatkan neuritis perifer, gangguan
kulit dan kekurangan darah.
e. Vitamin B12 ( Sianokobalamin ) mengandung C, H, O, N, P, dan Co. Vitamin B12
juga berhubungan dengan anemia pernisiosa.
f. Vitamin C ( Asam askorbat ) berfungsi sebagai Antioksidan yang melindungi
tubuh dari radikal bebas, Membantu sintesis kalogen, Membantu absorbsi zat besi
dan kalsium, Membantu pembentukan Hb, Mencegah infeksi, kanker, serta penyakit
jantung. Sumber vitamin C adalah Buah jeruk, sayur berdaun hijau, hati, ginjal,
pepaya, kiwi, apel, strawberi. Kebutuhan vitamin C bagi lanjut usia adalah 60 mg /
hari.
Defisiensi vitamin C yang jelas jarang ditemukan. Yang banyak ditemui adalah
defisiensi pada orang yang sedikit makan buah dan sayur, orang dengan konsumsi
alkohol tinggi, lanjut usia dengan diet yang terbatas, orang yang sakit berat dan lama.
Gejala defisiensi vitamin C yang klasik :
1. Follicular hyperkeratosis
2. Gusi bengkak dan meradang
3. Gigi goyang dan mudah tanggal
4. Kering pada mulut dan mata
5. Kerontokan rambut
6. Kulit kering dan gatal
7. Kalau ada kelainan dalam sintesis kalogen, maka penyembuhan luka akan lama,
jaringan perut dapat pecah kembali, mudah terbentuk infeksi sekunder pada daerah
yang berdarah.
13
G. Vitamin D berfungsi membantu pembentukan tulang bersama vitamin A dan C,
hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen serta mineral-mineral kalsium,
fosfor, magnesium, dan flour, membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur
agar kalsium dan fosfor yang tersedia dalam darah diendapkan pada proses
pengerasan tulang.
14
Angka kecukupan gizi :
6. Mineral
15
Sumber magnesium adalah Sayuran hijau, sereal, biji-bijian, kacang-kacangan,
daging, susu, dan hasil olahannya. Kecukupan magnesium untuk pria dewasa 280
mg/hari dan untuk wanita 250 mg/hari. Suplemen magnesium sangat dibutuhkan bagi
para lanjut usia yang menjalani terapi diuretik.
1.Tidak ada, kecuali bila dimakan secara berlebihan. Vitamin B, C larut dalam
air, sehingga apabila terdapat dalam jumlah yang berlebihan akan disimpan
dalam tubuh dan akan menyebabkan keracunan.
2.Vitamin A yang berlebihan akan mengakibatkan penglihatan kabur,rambut
rontok dan kulit kering/kuning.
3.Vitamin D yang berlebihan menyebabkan perubahan tulang, penumpukan
kalsium dalam otot/organ tubuh, batu/kegagalan ginjal dan artritis.
10. Serat
Serat merupakan komponen makanan yang berasal dari sumber nabati, berguna untuk
membuang segala materi sisa-sisa pencernaan dari dalam saluran cerna.
16
Serat dalam tubuh sangat berguna dan membantu mendorong gerak peristaltik usus
serta dapat mencegah konstipasi (mengerasnya feses) pada masa usia lanjut, serta
menghindari berbagai penyakit antara lain mencegah kanker usus besar, penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus dan kegemukan. Sumber : sayuran, buah-
buahan.Kebutuhan serat : 30 gram/hari
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manula memiliki kebutuhan nutrisi secara khusus karena sistem jaringan dan
organ mereka mengalami penuaan. Kesehatan nutrisi membantu manula menjaga
hidup yang lebih aktif dan menyenangkan, melindungi mereka dari penyakit,
mengurangi keparahan penyakit, dan mempercepat pemulihan penyakit. Maka dari itu
manula membutuhkan asupan nutrisi yang tepat.
3.2 Saran
Selesainya makalah ini diharapkan membantu kepada semua pihak terutama
usia lanjut untuk memenuhi nutrisi yang tepat bagi kesehatannya
18
DAFTAR PUSTAKA
19