Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Pengukuran Listrik

Judul : Pemakaian Alat Ukur

Disusun oleh : Rizki Akbar Prasetya (1217100163)


Anggota : - Abbiyu Ghifari M
- M. Adrian
- M. Diaz Amelza K.
- Reza Ardyanto
Kelas : 2G
Jurusan : Teknik Mesin (: Konsentrasi Perawatan Rangka
dan Mesin Pesawat (GMF
Tanggal praktikum : 1 Maret 2018
Tanggal penyerahan laporan : 8 Maret 2018

Politeknik Negeri Jakarta


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Multimeter adalah alat untuk mengukur variabel – variabel dalam rangkaian listrik, antara lain
tegangan, arus dan hambatan dengan skala yang dapat diubah-ubah. Multimeter juga dapat
mengukur tegangan dalam rangkaian AC. Selain itu sebuah multimeter dapat menjadi alat untuk
mengetahau apakah suatu komponen listrik masih bekerja atau tidak

1.2 Tujuan
Dalam percobaan ini, praktikan diharapkan dapat :

1. Dapat menggunakan alat ukur dengan benar.


2. Dapat menerangkan tahanan dari voltmeter dan amperemeter.
3. Dapat menentukan perluasan daerah ukur.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori

Multimeter sesuai namanya, biasanya dapat dipakai amperemeter voltmeter, dan ohmmeter. Dengan
memindah-mindahkan rotary switch yang ada pada alat ukur tersebut, kita dapat menentukan
multimeter akan dipakai sesuai yang kita kehendaki (ampere, volt, dan ohm). Amperemeter adalah
suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik dari suatu rangkaian.
Amperemeter mempunyai tahanan dalam yang telah dirancang sekecil mungkin sedangkan idealnya nol.

Simbol Amperemeter

Voltmeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besamya tegangan listrik dari suatu
rangkaian. Voltmeter mempunyai tahanan dalam yang besar, idealnya tak terhingga.

Simbol Voltmeter

Ohmmeter adalah suatu alat digunakan untuk mengukur besarnya resistansi dari resistor suatu
rangkaian.

Simbol Ohmmeter
Perluasan Batas Ukur

Amperemeter untuk mengukur besarnya arus yang mengalir, lebih besar dibanding dengan batas ukur
amperemeter, maka amperemeter tahanan yang dipasang paralel dengan amperemeter.

Voltmeter, untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas ukurnya maka perlu dipasang tahan
seri (Rs) pada voltmeter
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat dan bahan :


1. Buah Power Supply
2. 3 Buah Multimeter
3. Potensimeter 500kΩ, 750Ω
4. Resistor 47Ω/22W, 150Ω/5 W, 4k7Ω, 270kΩ,470Ω
5. 10 buah kabel dengan jepit buaya
6. SANWA YX 360 TRF DCA= 0,25 V, VDC 20 KΩ/V
7. SANWA CX 506 DC A=0,3V, VDC=50KΩ/V

3.2 Langkah Kerja


1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini

2. Hidupkan power supply DC, atur tegangan menjadi 1v, 2v, 4v, 6v, 8v, 9v dan 10 V.
Catat tegangan pada ampermeter, arus yang mengalir, masukkan pada tabel rangkaian 1.
Uangi langkah 1 dengan menggunakan R= 150Ω/2w, dengan tegangan 1v, 2v, 4v, 6v, 8v, 9v, dan
10 V. Catat tegangan pada ampermeter, aras yan mengalir, masukkan pada tabel rangkaian 2
3. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini

4. Hidupkan power supply dan atur tegangan pada 8 volt, baca dan unjukan V1 dan V2 pada tabel
rangkaian 3.
5. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini

6. Variasikan tegangan pada 12V, 14V, 16V, 18V, dan 20V. Baca penunjukan V1 dan V2, hasilnya
masukkan pada tabel rangkaian 4.
7. Buatlah Rangkaian seperti gambar di bawah ini

Tentukan Rs yang digunakan agar volt meter dapat untuk tegangan R. dan praktekkan
8. Buatlah Rangkaian seperti gambar di bawah ini

Tentukan Rsh yang harus dipasang,praktekan


BAB IV
DATA DAN ANALISA

4.1 Data

 Rangkaian 1
R=47Ω/2W

Menghitung Arus (I) yang mengalir pada suatu rangkaian.


V= I x R
I=V/R

Pada rangkaian I

Untuk menghitung arus yang mengalir pada ampere meter, dapat menggunakan rumus
I=V/R

a. Pada tegangan sumber 1 V, arus yang mengalir melalui hambatan R.


I = 1 / 47
I = 0,021 A
I = 21 mA

b. Pada tegangan sumber 2 V, arus yang mengalir melalui hambatan R.


I = 2 / 47
I = 0,042 A
I = 42 mA
c. Pada tegangan sumber 4 V, arus yang mengalir melalui hambatan R,
I = 4 / 47
I = 0,085 A
I = 85 mA

d. Pada tegangan sumber 6 V, arus mengalir melalui hambatan R,


I = 6 / 47
I = 0,127 A
I = 127 mA

e. Pada tegangan sumber 8 V, arus yang mengalir melalui hambatan R,


I = 8 / 47
I = 0,170 A
I = 170 mA

f. Pada tegangan sumber 10 V, arus yang mengalir melalui hambatan R,


I = 10 / 47
I = 0,212 A
I = 212 mA

Perbandingan hasil pengukuran secara teori dan hasil pengukuran secara praktikum

Tabel pengukuran secara teori


R = 47 

Vs A
1 V 21 mA
2 V 42 mA
4 V 85 mA
6 V 127 mA
8 V 170 mA
10 V 212
Tabel pengukuran secara praktikum

VS A V Rd Batas Ukur
1V 16 mA 0,017 V 1,06 Ω 25mA / 0,1 V
2V 0,040 A 0,056 V 1,40 Ω 0,25 A / 0,1 V
4V 0,075 A 0,120 V 1,60 Ω 0,25 A / 0,25 V
6V 0,127 A 0,170 V 1,30 Ω 0,25 A / 0,25 V
8V 0,160 A 0,230 V 1,40 Ω 0,25 A / 0,25 V
10 V 0,200 A 0,260 V 1,30 Ω 0,25 A / 2,5 V

 Rangkaian 2
R=150Ω/5W

Menghitung Arus (I) yang mengalir pada suatu rangkaian.


V= I x R
I=V/R

Pada rangkaian 2

a. Pada tegangan 1 V, arus yang mengalir melalui hambatan R = 150.


I=V/R
I = 1 / 150
I = 0,0066 A

b. Pada tengangan 2 V arus yang mengalir melalui hambatan R = 150 


I = 2 / 150
I = 0,013 A
c. Pada tegangan 4 V, arus yang mengalir melalui hambatan R = 150 
I =4 / 150
I = 0,026 A

d. Pada tegangan 6 V, arus yang mengalir melalui hambatan R = 150 


I = 6 / 150
I = 0,04 A

e. Pada tegangan 8 V, arus yang mengalir melalui hambatan R = 150 


I = 8 / 150
I = 0,052 A

f. Pada tegangan 14 V, arus yang mengalir melalui hambatan R = 150 


I = 10 / 150
I = 0,066 A

Perbandingan pengukuran secara teori dan secara praktikum

Tabel pengukuran secara teori


R = 150 

Vs A
1V 0,0066 A
2V 0,013A
4V 0,026 A
6V 0,040 A
8 V 0.052 A
10 V 0.066 A

Tabel pengukuran secara praktikum

VS A V Rd Batas Ukur
1V 5,4 mA 0,062 V 11,48 Ω 25mA / 0,1 V
2V 12 mA 0,125 V 10,41 Ω 25 mA / 0,25 V
4V 24 mA 0,250 V 10,41 Ω 25m A / 0,25 V
6V 0,040 A 0,050 V 1,25 Ω 0,25 A / 0,1 V
8V 0,050 A 0,074 V 1,48 Ω 0,25 A / 0,1 V
10 V 0,065 A 0,092 V 1,41 Ω 0,25 A / 0,1 V
 Rangkaian 3
R=4700Ω

Untuk menghitung tahanan dalam (Rd) suatu voltmeter. Dapat menggunakan cara
seperti rangkaian diatas. Secara teori, tahanan dalam dapat dihitung dengan mencari
berapa arus yang mengalir pada rangkaian paralel diatas, dengan mendapatkan arus
total, kita bisa menghitung arus yang mengalir pada hambatan R.
VS V1 V2 Rd Batas Ukur
8V 8,2 V 8,2 V 6,833KΩ 10 V

Keterangan :
Pada pengukuran Arus total (I) di dapat dari Amperemeter sebesar 1,2 mA

 Rangkaian 4
R=3300Ω
 Tegangan Sumber 8V

Tegangan yang berada pada tahanan 100KΩ dan 220KΩ dapat diukur dengan rumus
Vr = VS – V1
Vr = 8 - 3

Dengan tegangan sumber 8 V, kita dapat menghitung V pada R₁ dan R₂. setelah dapat
tegangan di hambatan, kita mencari arus yang masuk pada hambatan,

I₁ = Vr / (R₁+R₂)
I₁ = 5 / (100K + 220K)
I₁ = 5 / 320.000
I₁ = 1,5625x10−5 A
Setelah mendapatkan arus yang mengalir pada hambatan, kita mencari Rd.
= Vr / I₁
= 3 /1,5625x10−5
= 192K

 Tegangan sumber 10 V

Tegangan yang berada pada tahanan 100KΩ dan 220KΩ dapat diukur dengan rumus
Vr = VS – V1
Vr = 10 – 3,8

Dengan tegangan sumber 10 V, kita dapat menghitung V pada R₁ dan R₂. setelah dapat
tegangan di hambatan, kita mencari arus yang masuk pada hambatan,

I₁ = Vr / (R₁+R₂)
I₁ = 6,2 / (100K + 220K)
I₁ = 6,2 / 320.000
I₁ = 1,9375x10−5 A
Setelah mendapatkan arus yang mengalir pada hambatan, kita mencari Rd.
= Vr / I₁
= 3,8 /1,5625x10−5
= 196.129
 Tegangan sumber 12 V

Tegangan yang berada pada tahanan 100KΩ dan 220KΩ dapat diukur dengan rumus
Vr = VS – V1
Vr = 12 - 8

Dengan tegangan sumber 12 V, kita dapat menghitung V pada R₁ dan R₂. setelah dapat
tegangan di hambatan, kita mencari arus yang masuk pada hambatan,

I₁ = Vr / (R₁+R₂)
I₁ = 4 / (100K + 220K)
I₁ = 4 / 320.000
I₁ = 1,25x10−5 A
Setelah mendapatkan arus yang mengalir pada hambatan, kita mencari Rd.
= Vr / I₁
= 8 /1,5625x10−5
= 640K

 Tegangan sumber 14 V

Tegangan yang berada pada tahanan 100KΩ dan 220KΩ dapat diukur dengan rumus
Vr = VS – V1
Vr = 14 - 11

Dengan tegangan sumber 14 V, kita dapat menghitung V pada R₁ dan R₂. setelah dapat
tegangan di hambatan, kita mencari arus yang masuk pada hambatan,

I₁ = Vr / (R₁+R₂)
I₁ = 3 / (100K + 220K)
I₁ = 3 / 320.000
I₁ = 9,375 x10−6 A
Setelah mendapatkan arus yang mengalir pada hambatan, kita mencari Rd.
= Vr / I₁
= 11 /9,375 x10−6 A
= 1,1733M
 Tegangan sumber 16 V

Tegangan yang berada pada tahanan 100KΩ dan 220KΩ dapat diukur dengan rumus
Vr = VS – V1
Vr = 16 - 13

Dengan tegangan sumber 16 V, kita dapat menghitung V pada R₁ dan R₂. setelah dapat
tegangan di hambatan, kita mencari arus yang masuk pada hambatan,

I₁ = Vr / (R₁+R₂)
I₁ = 3/ (100K + 220K)
I₁ = 3 / 320.000
I₁ = 9,375 x10−6 A
Setelah mendapatkan arus yang mengalir pada hambatan, kita mencari Rd.
= Vr / I₁
= 13 /9,375 x10−6 A
= 1,3866M

VS V1 V2 Rd(x105) Batas Ukur


8V 3V 8V 1,92 Ω V1= 10 V/ V2=10V
10 V 3,8 V 10 V 1,96 Ω V1= 10 V/ V2=10V
12 V 8V 12 V 6,4 Ω V1= 10 V/ V2=50V
14 V 11 V 14 V 11,733 Ω V1= 50 V/ V2=50V
16 V 13 V 16 V 13,866 Ω V1= 50 V/ V2=50V

 Rangkaian 5

Nilai tahanan pada potensiometer 110KΩ dengan tegangan sumber 11 V

 Rangkaian 6

Nilai tahanan pada potensiometer adalah 14 Ω dengan tegangan sumber 3 V


4.2 Analisa Data

Rangkaian 1

Grafik arus yang melewati multimeter terhadap tegangan dari sumber daya

Grafik A terhadap VS
0.25

0.2

0.15
Arus

Praktek
0.1 Teori

0.05

0
1V 2V 4V 6V 8V 10 V

Dari grafik A terhadap VS, dapat diketahui bahwa tingkat kenaikan arus berbanding lurus dengan
tingkat kenaikan tegangan jika tahanan tetap, baik secara teori maupun praktek menunjakan hal
yang sama walau terdapat sedikit perbedaan.

Rangkaian 2

Grafik arus yang melewati multimeter terhadap tegangan dari sumber daya

Grafik A terhadap VS
0.07

0.06

0.05

0.04
Arus

Praktek
0.03
Teori
0.02

0.01

0
1V 2V 4V 6V 8V 10 V
Dari grafik A terhadap VS, dapat diketahui bahwa tingkat kenaikan arus berbanding lurus dengan
tingkat kenaikan tegangan jika tahanan tetap, baik secara teori maupun praktek menunjakan hal
yang sama walau terdapat sedikit perbedaan.

Rangkaian 3

Pada rangkaian 3 dapat dibuktikan bahwa tegangan akan tetap pada tiap tiap cabang pada suatu
rangkaian

Pada V1 dan V2 tegangan menunjukan bahwa tegangan yang ada pada cabang tersebut adalah
8,2 V sementara secara teori tegangan yang ada pada tiap cabang seharusnya berjumlah 8V, hal
itu terjadi karena adanya toleransi sebesar 3% sehingga penyimpangan yang diperbolehkan
terjadi apabila praktikkan mengukur tegangan 8 V adalah 8,24 V

Rangkaian 4

Grafik tegangan yang melalui tahanan 110KΩ dan 220KΩ yang dipasang secara pararel

Grafik V1 terhadap VS
14

12

10
Tegangan pada V1

V1
6

0
8V 10 V 12 V 14 V 16 V
Pada rangkaian 4 dapat dilihat bahwa tegangan pada V1 berbanding lurus dengan V sumber
namun terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada grafik setelah saat praktikkan
memberitegangan sumber sebesar 12 V. Terjadinya kenaikan signifakan pada tegangan di V1
dikarenakan pada saat praktikkan mengukur tegangan V1 dengan sumber tegangan 12 V,
praktikkan merubah batas ukur voltmeter pada v2 yang awalnya hanya dapat mengukur tengan
maksimum 10 V, namun setelah tegangan sumber diubah menjadi 12 V maka paraktikkan
mengugunakan batas ukur 50 V pada volt meter sehingga tahanan dalam pada voltmeter di V2
meningkat yang menyebabkan arus yang mengalir pada V2 menurun. Dikarenakan arus yang
mengalir pada V2 menurun, maka arus yang mengalir pada cabang V1 akan meningkat yang
menyebabkan terjadinya kenaikan tegangan yang cukup signifikan pada V1.

Grafik VS terhadap Rd(x10^5)


16

14

12
Tahanan dalam

10

8
Rd(x10^5)
6

0
8V 10 V 12 V 14 V 16 V

Dari grafik diatas ditunjukan bahwa hambatan berbanding lurs dengan tegangan sumber, hal ini
sejalan dengan hukum ohm dimana tegangan berbanding lurus dengan tahanan. Perbedaan
pada penggukuran hambatan pada saat praktikkan mengukur hambatan dengan teganagan 8V
dan 10 V hal itu dikarenakan pada saat praktikkan mengukur V2 praktikkan mengukur dengan
batas ukur 10 V yang mana tahanan dalam pada multimeter dengan batas ukur10 V jauh lebih
kecil dari tahanan dalam pada multimeter dengan batas ukur 50V
Rangkaian 5

Pada rangkaian 5, setelah dilakukan percobaan untuk meningkatkan batas ukur pada voltmeter
dari yang pada mulanya hanya dapat mengukur tegangan maksimum 10 V hingga dapat
mengukur tegangan sampai 20 V maka perlu ditambahkan potensiometer yang bernilai 110KΩ

Potensiometer yang dipasang secara seri berfungsi membagi tegangan yang mengalir pada
rangkaian, sehingga tegangan yang mengalir pada multimeter lebih kecil dari yang seharusnya,
potensiometer diatur sehingga tahananya bernilai 110KΩ agar jumlah tegangan yang melewati
potensiometer bernilai 10 V, dengan begitu praktikkan dapat mengukur tegangan hingga 20 V
dengan cara menjumlah hasil tegangan yang terbaca pada multimeter (dengan skala maksimum
10V) dan tegangan yang mengalir pada potensiometer yaitu 10 V, sehingga nilai maksimum
tegangan yang dapat diukur oleh praktikkan adalah 20 V

Rangkaian 6

Pada rangkaian 6, setelah dilakukan percobaan untuk meningkatkan batas ukur pada
amperemeter dari yang mulanya hanya dapat mengukur arus maksimum 25mA hingga dapat
mengukur arus sampai 50mA maka perlu ditambahkan potensiometer yang bernilai 14Ω

Potensiometer yang dipasang secara parallel berfungsi mebagi arus yang mengalir pada
rangkaian, sehingga arus yang mengalir pada multimeter lebih kecil dari seharusnya,
potensiometer diatur sehingga tahanannya bernilai 14Ω agar jumlah arus yang melewati
potensiometer bernilai 25mA, dengan begitu praktikkan dapat mengukur arus hingga 50 mA
dengan cara menjumlah hasil arus yang terbaca pada multimeter (dengan skala maksimum
25mA)dan arus yang mengalir pada potensiometer yaitu 25mA, sehingga nilai arus yang dapat
diukur oleh praktikkan adalah 50mA
4.3 Masalah

Pertanyaan :

1. Mengapa amper meter dirancang dengan tahanan dalam kecil ?


2. Mengapa volt meter dirancang dengan tahanan dalam besar ?
3. Apa pendapat anda untuk memperbesar batas ukur pada langkah 7 dan 8?

Jawaban

1. Menurut hukum kirchoff, bahwa arus akan terbagi jika rangkaian bercabang, oleh
karena itu amperemeter dipasang pada rangkaian secara seri agar arus yang dikur tidak
terbagi pada cabang lain. Jika amperemeter memiliki tahanan yang besar maka arus
yang dapat terbaca oleh multimeter menjadi tidak akurat dengan jumlah arus yang
mengalir, oleh karena itu tahanan amperemeter dirancang sekecil mungkin agar
amperemeter dapat menunjukan dengan akurat arus yang mengalir pada rangkaian
2. Dikarenakan menurut hokum kirchoff bahwa arus akan terbagi jika rangkaian bercabang
dan akan tetap jika rangkaian tidak bercabang, maka pada saat rangkaian tidak
bercabang maka tegangan akan terbagi-bagi pada beberapa tahanan yang ada pada
rangkaian tersebut, oleh karena itu voltmeter dipasang pada rangkaian secara parallel
agar tegangan yang dikukur tidak terbagi-bagi, jika voltmeter memiliki tahanan yang
kecil maka arus akan cendrung mengalir melewati cabang yang terdapat voltmeter dan
hanya akan ada sedikit arus yang melewati cabang yang lain sehingga akan mengganggu
ranngkaian. Jika tahanan pada voltmeter besar maka arus yang mengalir pada voltmeter
akan minim sekali sehingga tidak akan menggangu arus yang mengalir pada rangkaian
3. Langkah nnomer 7 dan 8 sangat bermanfaat untuk memperbesar batas ukur dari
multimeter sehingga multimeter dapat mengukur variabel dengan skala lebih besar.
Lebih dari itu memperbesar skala ukur dapat meningkatkan ketelitian dari alat ukur
tersebut. Contoh, jika kita ingin mengukur tegangan 18 V maka kita harus menggunakan
skala maksimum 50 V pada multimeter dengan ketelitian 1 V, namun jika kita
meperbesar batas ukur skala maksimum 10 V menjadi 20 V maka kita dapat mengukur
tegangan 18 V dengan ketelitian 0,2 V
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Multimeter dapat mengukur tegangan, arus dan tahanan, namun pada prakteknya terdapat
selisih antara hasil pengukuran secara praktikum dan hasil pengukur secara teori. Selisih
tersebut dikarenakan adanya tahanan dalam pada multimeter yang menyebabkan
perbedaan hasil pengukuran, selain itu hambatan dalam kabel juga turut mempengaruhi
hasil pengukuran dan adanya nilai toleransi alat ukur sebesar 3% yang menyebabkan hasil
pengukuran kurang presisi. Sementara perhitungan tahanan dalam multimeter dan
hambatan dalam kabel diabaikan secara pengukuran teoritis, dikarenakan perubahan yang
terjadi jika mempertimbangkan tahanan dalam multimeter dan hamabatan dalam kabel
tidak terlalu signifikan, namun tetap mempengaruhi hasil akhir.

Batas ukur pada multimeter dapat diperbesar menggunakan potensiometer, hal ini
diperlukan bila batas ukur maksimum multimeter tidak dapat mengukur tegangan atau arus
yang terdapat pada rangkaian. Selain itu dengan memperbesar batas ukur, maka kita dapat
meningkatkan ketelitian multimeter itu sendiri. Untuk memperbesar batas ukur voltmeter
maka diperlukan tahanan yang dipasang secara seri pada cabang yang terdapat voltmeter,
dan untuk memperbesar batas ukur amperemeter diperlukan tahanan yang dipasang secara
parallel dengan cabang yang terdapat amperemeter

5.2 Saran

 Praktikkan disarankan untuk menggunakan multimeter digitial agar hasil


pengukuran lebih presisi
 Praktikkan disarankan memnggunakan kaca pembesar agar dapat membaca
multimeter dengan benar dan mengihndari kesalahan paralax
 Praktikkan seharusnya memperhitungkan faktor faktor yang diabaikan secara
teoritis walauun tidak member perubahan signifikan agar hasil yang didapat secara
teori sejalan dengan prakteknya

Anda mungkin juga menyukai