Anda di halaman 1dari 2

Kamila Hanifa Khairunnisa

FK UPN ‘Veteran’ Jakarta


Koass Anestesi Periode 21 November-25 Desember

ANESTESIA EPIDURAL

Blok spinal dan epidural mengahasilkan blokade sistem saraf simpatis, analgesia, atau
anestesia sensorik dan blokade motorik yang bergantung pada dosis konsentrasi dan volume
anestetika lokal setelah pemberian melalui jarum ke plana neuraksial. Walaupun terlihat serupa,
teknik tersebut berbeda secara fisiologis dan farmakologis. Anestesia spinal membutuhkan
jumlah obat yang lebih sedikit dengan efek blok yang lebih nyata dalam jangka waktu singkat
dibandingkan dengan epidural yang membutuhkan sejumlah besar anestetika lokal dengan efek
blok saraf yang lebih lemah tetapi dengan durasi yang lebih lama. Potensi toksisitas juga lebih
besar pada anestesia epidural dibandingkan spinal karena jumlah yang lebih besar ini. Sejak
dikenalkannya teknik kombinasi spinal epidural, batasan antara keduanya semakin tidak jelas
tetapi teknik ini memiliki efek klinis yang sesuai harapan (eds Soenarto & Chandra 2012,
hlm.451).
Blok epidural adalah blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang epidural
(peridural, ekstradural). Ruang ini berada di ligamentum flavum dan duramater bagian atas
berbatasan dengan foramen magnum di dasar tengkorak dan di bawah selaput sacrococcigeal.
Kedalaman ruang ini rata-rata 5 mm di bagian posterior kedalaman maksimal pada daerah
lumbal. Anestesi epidural dapat dilakukan pada level lumbal, torakal, dan servikal. Teknik
epidural digunakan secara luas pada anestesi, analgesia persalinan, pengelolaan nyeri paska
operasi dan pengelolaan nyeri kronis (Morgan dkk 2006, hlm. 289-323)
Pemilihan obat yang digunakan pada anestesia epidural terutama tergantung dari berapa
lama waktu yang diperlukan untuk operasi tersebut. Bila operasi memerlukan waktu yang lama,
bupivakain merupakan obat pilihan, lidokain untuk operasi dengan jangka waktu yang sedang,
dan untuk operasi-operasi yang singkat dipilih kloroprokain (Sunaryo & Syarif 2007, hlm. 271).
Anestesia epidural memberikan sebagian besar keuntungan dari yang dimiliki oleh
anestesia spinal tetapi banyak pula kerugiannya. Keuntungan utama yaitu obat tidak masuk
ruang subarakhnoid; dengan demikian timbulnya sakit kepala dan gejala neurologik lainnya
dapat dihindarkan (Sunaryo & Syarif 2007, hlm. 271).
Kamila Hanifa Khairunnisa
FK UPN ‘Veteran’ Jakarta
Koass Anestesi Periode 21 November-25 Desember

Daftar Pustaka
Soenarto, RF & Chandra S (eds) 2012, Buku ajar anestesiologi, Departemen Anestesiologi dan
Intensive Care FK UI/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Morgan, GE, Mikhail, MS, Murray, MJ 2006, Regional Anestesia & Pain Management In clinical
Anesthesiology, Mc Graw Hill, New York.

Syarif, A & Sunaryo 2007, Anatetik lokal, Dalam: Farmakologi dan Terapi, Badan Penerbit
FK UI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai