Anda di halaman 1dari 5

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN RABIES

DI DESA GULINGAN KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG


TANGGAL 22 APRIL 2012

PENGERTIAN RABIES
Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak dan
medulla spinalis. Penyakit rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah
satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan
menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta
manusia yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies menular pada manusia melalui gigitan
hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan penderita rabies. Hewan utama
sebagai penyebar/penular rabies adalah anjing, oleh karenanya perhatian utama dalam upaya
pemberantasan penyakit rabies adalah terhadap hewan tersebut. Penyakit rabies disebabkan oleh
virus lyssa dari family rhabdo-viride.
Penyakit rabies bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia melalui:
1. Luka gigitan hewan penderita rabies
2. Luka yang terkena air liur penderita rabies

PENYEBAB PENYAKIT RABIES


Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus.
Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA
yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara
penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa
inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling
pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila
gigitan terdapat di banyak tempat.
Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke
seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi
mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi
kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur.
Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi
dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu penderita rabies
tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-kadang juga disebut hidrofobia
(takut air).
Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui
dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis
memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia,
dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies yang masih tinggi.
Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan.
Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi,
virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi
di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya
kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Selain itu, Rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus Rabies tetapi ini
sangat jarang terjadi. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka
terekspos udara yang mengandung virus Rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus Rabies
terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan
kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan
sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

CIRI-CIRI HEWAN YANG TERINFEKSI RABIES


Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak. Pada Rabies ganas,
hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air
liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada Rabies jinak,
hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di
tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.
Secara umum, hewan yang terinfeksi rabies akan mengaslami 3 tahapan, yaitu :
1. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih
agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama
1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
2. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan
memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh
gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir
dengan kematian.

Gambar anjing rabies

Sedangkan pada manusia yang terinfeksi rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas,
menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf
anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri
pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-
kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia),
ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang
terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha
menelan air.
4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya,
penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh
ke bawah yang progresif.
Gambar manusia yang terinfeksi rabies

PENCEGAHAN PENULARAN RABIES


Adapun cara-cara untuk mencegah penularan rabies antara lain :
Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit rabies
Jadilah pemelihara hewan yang baik
Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan ini
tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri
dan keluarga anda.
Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau binatang liar.
Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke dokter hewan untuk diperiksa
keadaannya.
Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di
lingkungan tempat tinggal anda.
Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba coba memberi
mereka makan ataupun membelai mereka.
Jangan sok menjadi penyayang hewan lalu mencoba memelihara hewan liar di rumah walaupun
mereka kelihatan sangat jinak.
Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.

PENANGANAN JIKA TERGIGIT HEWAN RABIES


Bila terinfeksi Rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus
dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai
terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi
beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga
terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka
dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri
antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun
terakhir akan diberikan suntikan tetanus.

Lampiran 2
Pertanyaan :
1. Apakah pengertian dari rabies ?
2. Apa yang menyebabkan penyakit rabies ?
3. Bagaimana ciri-ciri hewan yang terinfeksi rabies ?
4. Bagaiman ciri-ciri manusia yang dicurigai terinfeksi rabies ?
5. Bagaimana penanganan untuk korban yang tergigit hewan yang rabies ?

Jawaban :
1. Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak
dan medulla spinalis. Penyakit rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan
salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan
menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta
manusia yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies menular pada manusia melalui gigitan
hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan penderita rabies. Hewan utama
sebagai penyebar/penular rabies adalah anjing.
2. Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa
inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup
celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
3. Secara umum, hewan yang terinfeksi rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
ü Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih
agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama
1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
ü Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan
memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh
gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
ü Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan
kematian.
4. Sedangkan pada manusia yang terinfeksi rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
ü Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas,
menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf
anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
ü Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada
daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
ü Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang
setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada
cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan
daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada
penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
ü Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita
memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah
yang progresif.
5. Bila terinfeksi Rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus
dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai
terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi
beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga
terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka
dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri
antiseptik alkohol 70% atau betadin.

Anda mungkin juga menyukai